Anda di halaman 1dari 193

TESIS

PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT


TERHADAP KINERJA PEGAWAI DIMEDIASI OLEH
KEPUASAN KERJAPADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KLUNGKUNG

KADEK BAYU SASTRAWAN


PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2020
TESIS

PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT


TERHADAP KINERJA PEGAWAI DIMEDIASI OLEH
KEPUASAN KERJAPADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KLUNGKUNG

KADEK BAYU SASTRAWAN

i
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2020

TESIS

PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT


TERHADAP KINERJA PEGAWAI DIMEDIASI OLEH
KEPUASAN KERJAPADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KLUNGKUNG

ii
Diajukan oleh:

KADEK BAYU SASTRAWAN

NIM: 1832125038

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2020

iii
PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DIMEDIASI OLEH
KEPUASAN KERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KLUNGKUNG

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Warmadewa

iii
KADEK BAYU SASTRAWAN

NPM: 1932125038

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


iv
TANGGAL …./…./….

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mengetahui

v
Ketua Program Studi Magister Manajemen Direktur Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Universitas WARMADEWA

Universitas WARMADEWA

Penetapan Panitia Penguji Tesis

Tesis Ini Telah Diuji Pada

Tanggal : …./…./2020

Panitia penguji tesis berdasarkan SK rektor Universitas Warmadewa,


………………………………………………

Ketua : Dr. I.B A Dharmanegara,SE.,M.Si


vi
Sekretaris : Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, SE.,M.Si

Anggota :

2. Dr. Ni Wayan Sitiari, SE.,M.M

3. Dr. I Made Wahyuni, SE.,M.Agb

4. Dr. Drs. I Wayan Gede Sarmawa, MM

vii
PERNYATAAN

ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah TESIS dengan judul :

PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT TERHADAP KINERJA


PEGAWAI DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KLUNGKUNG.

Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat


unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan serta di proses
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun
2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70).

viii
Denpasar,…./…./2020

ix
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan TESIS yang berjudul
“Pengaruh Beban Kerja Dan Burnout Terhadap Kinerja Pegawai Dimediasi Oleh
Kepuasan Kerja Pada Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung” pada waktunya.
Sebagai langkah awal dan upaya lebih mendalami bidang Manajemen Sumber
Daya Manusia. Penulis sangat menyadari tesis ini belum sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai


pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan Tesis ini. Terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP & E.Sp. Par, selaku Rektor
Universitas Warmadewa atas fasilitas dan kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Warmadewa.
2. Ibu Dr. Dra. Anak Agung Rai Sita Laksmi, M.Si, selaku Direktur program
Pascasarjana Universitas Warmadewa atas segala kemudahan dan fasilitas
guna mendukung kelancaran studi Program Magister Manajemen.
3. Bapak Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, SE., M.Si., selaku ketua program
Magister Manajemen Universitas Warmadewa dan sekaligus Pembimbing
Kedua yang penuh perhatian memberikan dorongan, semangat, dan saran
serta arahan dan bimbingannya dalam analisis data untuk penelitian ini.
4. Ibu Dr. Ni Wayan Sitiari, SE., MM, selaku sekretaris Magister Manajemen
Universitas Warmadewa sekaligus penguji yang telah memberi masukan serta
bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
5. Bapak Dr. I.B.A. Dharmanegara, SE., MM, selaku Pembimbing Utama yang
telah sabar memberikan bimbingan, motivasi, arahan, masukan serta saran
yang sangat berarti bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis
ini tepat pada waktunya.
6. Ibu Dr. Ni Made Wahyuni, SE., M.Agb, selaku dosen penguji atas waktu dan
masukan selama ujian berlangsung sehingga Tesis ini menjadi semakin baik.
7. Ibu Dr.Drs. I Wayan Gede Sarmawa, MM, selaku dosen penguji atas waktu
dan masukan selama ujian berlangsung sehingga Tesis ini menjadi semakin
baik.

x
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga Tesis ini dapat
terselesaikan.
Terlepas dari semua bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis,
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Tesis ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Semoga Tesis ini dapat memberi sumbangan bagi
penelitian lebih lanjut, khususnya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

Denpasar,…./…./2020

Penulis

Ns. Kadek Bayu Sastrawan,

S.Kep

xi
xii
PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA PADA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG

ABSTRAK

Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang harus

dikelola dengan baik. Untuk itu pengelolaan rumah sakit harus lebih baik dan

professional khususnya pengelolaan MSDM. Salah satu peran penting manajemen

sumber daya manusia adalah menjaga serta meningkatkan kinerja pegawai.

Kinerja pegawai dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang sudah

ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beban

kerja dan burnout terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh kepuasan kerja. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam pengambilan data adalah Probability

Sampling yaitu dengan teknik Simple Random Sampling. Sampel yang digunakan

adalah 122 orang dari jumlah populasi 174 orang. Hasil penelitian menunjukkan

beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, dan hubungan tersebut

tidak signifikan. Beban kerja berpengaruh positip terhadap kinerja pegawai dan

hubungan tersebut signifikan. Burnout berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja, dan hubungan tersebut tidak signifikan. Burnout berpengaruh negatif

terhadap kinerja, dan hubungan tersebut signifikan. Kepuasan kerja berpengaruh

negatif terhadap kinerja perawat, dan hubungan tersebut tidak signifikan

xiii
Kata kunci : Beban Kerja, Burnout, Kepuasan kerja, Kinerja pegawai

ABSTRACT

xiv
xv
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN TESIS....................................................................... i

SAMPUL DALAM TESIS ..................................................................... ii

PERSYARATAN GELAR...................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................... v

PERSYARATAN ORISINALITAS TESIS .......................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................... x

ABSTRACT .............................................................................................. x

DAFTAR ISI............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................ 10

xvi
1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 11

1.4 Manfaat Penulisan........................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja............................................................................. 13

2.1.1 Definisi Kinerja.................................................... 13

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai.... 14

2.1.3 Indikator Kinerja Pegawai................................... 14

2.1.4 Penilaian Kinerja Pegawai................................... 15

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja..................................... 16

2.2 Beban Kerja .................................................................... 16

2.2.1 Definisi Beban Kerja .......................................... 16

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja........... 18

2.2.3 Indikator Beban Kerja ......................................... 19

2.2.4 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


............................................................................. 20

2.3 Burnout............................................................................ 21

2.3.1 Definisi Burnout.................................................. 21

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Burnout.................. 21

2.3.3 Indikator Burnout................................................ 22

2.3.4 Pengaruh BurnoutTerhadap Kinerja Pegawai..... 24

2.4 Kepuasan Kerja ............................................................... 25

2.4.1 Definisi Kepuasan Kerja...................................... 25

2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja..... 26

2.4.3 Indikator Kepuasan Kerja.................................... 26

xvii
2.4.4 Alat Pengukuran Kepuasan Kerja........................ 27

2.4.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai................................................................... 28

2.5 Mapping Jurnal................................................................ 30

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir........................................................... 33

3.2 Kerangka Konseptual....................................................... 36

3.3 Hipotesis Penelitian ........................................................ 37

3.3.1 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja


............................................................................. 37

3.3.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

............................................................................. 38

3.3.3 Pengaruh Burnout Terhadap Kepuasan Kerja..... 39

3.3.4 Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai.... 40

3.3.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai............................................................... 42

3.3.6 Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi

Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

............................................................................. 43

3.3.7 Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi

Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai.... 44

BAB IV METODE PENELITIAN

xviii
4.1 Rancangan Penelitian Dan Ruang Lingkup Penelitian.... 46

4.1.1 Rancangan Penelitian........................................... 46

4.1.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................. 46

4.1.3 Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel......... 47

4.2 Konstruk Penelitian, Definisi Oprasional Dan Instrument

Penelitian......................................................................... 48

4.2.1 Konstruk Penelitian............................................. 48

4.2.2 Definisi Oprasional.............................................. 49

4.2.3 Instrumen Penelitian............................................ 53

4.3 Metode Pengumpulan Data Dan Alur Pengambilan Data

......................................................................................... 54

4.3.1 Metode Pengambilan Data................................... 54

4.4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................... 55

4.4.1 Uji Validitas Instrumen ....................................... 55

4.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ................................... 56

4.5 Metode Analisis Data...................................................... 57

. 4.5.1 Analisis Deskriftif ............................................... 57

4.5.2 Analisis Inferensial ............................................. 57

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis .................................................................. 63

5.1.1 Karakteristik Responden ..................................... 63

5.1.2 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruk ............. 65

5.1.3 Analisis Deskriftif ............................................... 68

5.1.4 Analisis Inferensial ............................................. 74


xix
5.2 Pembahasan .................................................................... 89

5.2.1 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja ................................................................... 89

5.2.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai................................................................ 90

5.2.3 Pengaruh Burnout Terhadap Kepuasan Kerja .... 91

5.2.4 Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai . . . 92

5.2.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai ............................................................... 93

5.2.6 Peranan Kepuasn Kerja Dalam Memediasi

Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai................................................................ 95

5.2.7 Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi

Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai.... 96

5.3 Implikasi Penelitian ........................................................ 96

5.4 Keterbatasan Penelitian .................................................. 97

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ..................................................................... 99

6.2 Saran................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA

xx
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1. Data Jumlah Perawat Dan Jumlah Tempat Tidur Pasien Rawat Inap

Dan Ruang Khusus Di RSUD Klungkung Tahun 2019

xxi
.................................................................................................................
.................................................................................................................

1.2. Jam Kerja Perawat Rawat Inap Dan Ruang Khusus Di RSUD

Klungkung
.................................................................................................................
.................................................................................................................

1.3. Data Rentang Gaji Perawat Rawat Inap Dan Ruang Khusus Di RSUD

Klungkung Tahun 2019


.................................................................................................................
.................................................................................................................

2.1 Maping Penelitian


.................................................................................................................
.................................................................................................................

31

5.1 Penilaian Responden Berdasarkan Umur


.................................................................................................................
.................................................................................................................

64

5.2 Penilaian Responden Berdasaran Jenis Kelamin


.................................................................................................................
.................................................................................................................

64

5.3 Penilaian Responden Berdasaran Tingkat Pendidikan

xxii
.................................................................................................................
.................................................................................................................

65

5.4 Hasil Uji Validitas Variabel


.................................................................................................................
.................................................................................................................

66

5.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel


.................................................................................................................
.................................................................................................................

68

5.6 Deskripsi Variabel X1 Beban Kerja


.................................................................................................................
.................................................................................................................

69

5.7 Deskripsi Variabel X2 Burnout


.................................................................................................................
.................................................................................................................

70

5.8 Deskripsi Variabel Y1 Kepuasan Kerja


.................................................................................................................
.................................................................................................................

72

5.9 Deskripsi Variabel Y2 Kinerja Pegawai


.................................................................................................................
.................................................................................................................

73

xxiii
5.10 Nilai Outer Loading Hasil Estimasi Sebelum Rekonstruksi Model
.................................................................................................................
.................................................................................................................

75

5.11 Nilai Outer Loading Setelah Rekonstruksi Model


.................................................................................................................
.................................................................................................................

75

5.12 Uji Discriminant Validity


.................................................................................................................
.................................................................................................................

77

5.13 Uji Composite Reliability dan Cronbach Alpha


.................................................................................................................
.................................................................................................................

78

5.14 Evaluasi Model Struktural Inner


.................................................................................................................
.................................................................................................................

79

5.15 Evaluasi Goodness Of Fit


.................................................................................................................
.................................................................................................................

81

5.16 Path Analisis dan Pengujian Statistik


.................................................................................................................
.................................................................................................................

82

xxiv
xxv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir


...................................................................................................................
...................................................................................................................
35
3.2 Kerangka Konsep Penelitian
...................................................................................................................
...................................................................................................................
36

4.1 Tahapan Analisis Partial Least Square (PLS)

59
4.2 Hubungan Hirarki Model Antar Variabel Dan Indikator Dalam Model
Partial Least Square (PLS)

61

5.1 Outer Loading dan Path Analysis Hasil Estimasi

76

5.2 Boothstrapping (Uji Statistik)

76

5.3 Peran Mediasi Secara Teoritis

84

5.4 Peran Mediasi Kepuasan Kerja Atas Beban Kerja Terhadap Kinerja

xxvi
Pegawai (Indirect Effect)

84

5.5 Uji Statistik Peran Mediasi Kepuasan Kerja Atas Beban Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai (Indirect Effect)

85

5.6 Hubungan Langsung antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat

85

5.7 Uji Statistik Hubungan Langsung antara Beban Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai

86

5.8 Peran Mediasi Kepuasan kerja atas Burnout Atas Terhadap Kinerja
Pegawai (Indirect Effect)
.................................................................................................................
.................................................................................................................
86

5.9 Uji Statistik Peran Mediasi Kepuasan kerja atas Burnout Terhadap

Kinerja Pegawai (Indirect Effect)

87

5.10 Hubungan Langsung antara Burnout Terhadap Kinerja Pegawai

87

5.11 Uji Statistik Hubungan Langsung antara Burnout Terhadap Kinerja

Pegawai
xxvii
88

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden .....................................

110

2. Kuisioner Penelitian ......................................................................

111

3. Lembar Karakteristik Individu.......................................................

112

4. Lembar Kuisioner Kepuasan Kerja ...............................................

113

xxviii
5. Lembar Kuisioner Beban Kerja ....................................................

113

6. Lembar Kuisioner Kinerja Pegawai ..............................................

114

7. Lembar Kuisioner Burnout ...........................................................

114

8. Lembar Tabulasi Data ...................................................................

115

9. Lembar Karakteristik Responden .................................................

121

10. Lembar Hasil Pengolahan Data ....................................................

122

xxix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang harus

dikelola dengan baik. Rumah sakit merupakan sarana rujukan tingkat lanjut pada

sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk itu pengelolaan rumah sakit harus

lebih baik dan professional khususnya pengelolaan MSDM. Salah satu peran

penting manajemen sumber daya manusia adalah menjaga serta meningkatkan

kinerja pegawai. Kinerja pegawai dapat mempengaruhi pencapaian tujuan

perusahaan yang sudah ditetapkan. Kinerja pegawai yang rendah atau tidak bagus

akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Melihat sangat

besarnya pengaruh kinerja pegawai tersebut terhadap perusahaan, maka penting

bagi suatu perusahaan untuk menilai dan meningkatkan kinerja para pegawai

sesuai tujuan yang diinginkan [ CITATION Iqb19 \l 1033 ].

Penilaian di dunia kerja yang dinilai dari pegawai adalah kinerjanya.

Apabila kinerja bagus, maka pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai akan

mampu di selesaikan dengan baik begitupun dengan sebaliknya jika kinerja tidak

bagus maka beban kerja yang diberikan tidak mampu diselesaikan secara baik.

Kinerja merupakan hasil dari suatu tindakan atau pelaksanaan tugas dari

seseorang pada suatu organisasi dalam periode waktu tertentu, dimana untuk dapat

menghasilkan kinerja yang baik seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha

1
serta dukungan dari lingkungan[ CITATION Lar18 \l 1033 ]. Menurut

Sedarmayanti (2001) dalam Putra & Sobandi (2019), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai adalah sikap mental, pendidikan dan pelatihan,

keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial,

lingkungan dan iklim kerja dan yang terakhir adalah teknologi. Penelitian yang

dilakukan oleh Kurniawan & Prasilowati (2019) menunjukkan hasil bahwa kinerja

di pengaruhi oleh beban kerja dan kepuasan kerja. Sejalan dengan penelitian

diatas yang dilakukan oleh Adnyaswari & Adnyani (2017) menunjukkan hasil

bahwa kinerja di pengaruhi oleh burnout. Artinya bahwa dimana beban kerja,

burnout dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai, hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Hadi &

Hidayah (2019) menunjukkan hasil bahwa variabel beban kerja memiliki

pengaruh positif dan signifikan dan memiliki pengaruh yang dominan terhadap

kinerja karyawan. Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang

harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka

waktu tertentu[ CITATION Dha10 \l 1033 ]. Indikator beban kerja antara lain

yaitu jam kerja efektif, latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan yang

diberikan[ CITATION Ani13 \l 1033 ]. Hasil penelitian juga menujukkan bahwa

beban kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan pajak

Pratama Cileungsi[ CITATION Faj15 \l 1033 ]. Penelitian lain yang sejalan juga

menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja

petugas pemadam kebakaran kota Manado (Fauziah, et al, 2018 ). Penelitian

2
tentang beban kerja dan kinerja yang dilakukan di instalasi rawat inap C1 RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menunjukkan hasil ada hubungan beban kerja

dengan kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan [ CITATION

Man15 \l 1033 ].

Hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Kusumawati (2015)

terhadap hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang IGD RSUD

Blambangan Banyuwangi yang dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang IGD RSUD

Blambangan Banyuwangi. Penelitian yang serupa juga didapatkan oleh Budiawan

(2015) yang dimana hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan yang tidak bermakna antara beban kerja dengan kinerja perawat di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.

Faktor yang mempengaruhi kinerja, selain beban kerja, adalah faktor

burnout. Burnout merupakan sindrom kelelahan emosional dan sinisme yang

sering kali terjadi pada orang-orang yang bekerja [ CITATION Mas81 \l

1033 ].Burnout yang terjadi merupakan suatu respon terhadap stressor antar

personal terkait dengan pekerjaan [ CITATION Lei05 \l 1033 ]. Menurut

Setyawati dalam Almaududi (2019) menjelaskan bahwa secara umum burnout

merupakan keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan

penurunan vitalitas dan produktivitas kerja, yang pada gilirannya menurunkan

kualitas pelayanan yang diberikan. Indikator-indikator yang menyebabkan

burnout dibedakan menjadi empat yaitu physical exhaustion, emotional

exhaustion, diminished personal accomplishment dan depersonalization. Burnout

3
sangatlah penting untuk diperhatikan karena burnout yang dialami karyawan

dapat menyebabkan penurunan kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa burnout memiliki pengaruh terhadap kinerja

perawat di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya [ CITATION Asi13 \l

1033 ]. Hasil penelitian yang sama juga di temukan pada kinerja karyawan

outsourcing RRI Mataram, dimana burnout berpengaruh negatif signifikan

terhadap kinerja [ CITATION Suk15 \l 1033 ]. Studi terhadap dosen pada

Universitas Widyagama Malang menemukan bahwa adanya pengaruh signifikan

secara langsung antara burnout terhadap kinerja dosen [ CITATION Sat14 \l 1033

]. Penelitian yang lain juga menemukan bahwa burnout berpengaruh negatif

terhadap kinerja perawat RSUP Sanglah Denpasar, dimana semakin tinggi

burnout maka kinerja perawat RSUP Sanglah Denpasar semakin rendah

[ CITATION Adn17 \l 1033 ].

Beban kerja serta burnout yang berlebih juga mempengaruhi kepuasan

kerja masing-masing orang dimana kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal

yang bersifat individual dimana setiap individu memilki tingkat kepuasan yang

berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya [ CITATION

Fat17 \l 1033 ]. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa indikator antara lain,

pekerjaan itu sendiri, gaji, bonus dan tunjangan, promosi, rekan kerja, supervisi

atau atasan [ CITATION Hay17 \l 1033 ]. Penelitian yang dilakukan pada perawat

di instalasi gawat darurat rumah sakit Aisyiyah Bojonegoro mendapatkan hasil

bahwa kepuasan kerja dengan kinerja sangatlah berperan penting, kepuasan akan

tercipta dengan penghargaan kinerja yang diperolehnya [ CITATION Jay17 \l

4
1033 ]. Hasil penelitian yang sama ditemukan pada hasil penelitian di PT. Kabepe

Chakra, dimana hasil kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Kabepe

Chakra memiliki hubungan yang positif dan signifikan [ CITATION Feb15 \l

1033 ]. Penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali

menemukan hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan [ CITATION Nur161 \l 1033 ]. Penelitian yang

dilakukan) di AJB Bumi Putera menemukan hasil bahwa semakin tinggi nilai

kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja karyawan [ CITATION Fad18 \l

1033 ]. Penelitian yang dilakukan pada pekerja professional TI di Srilanka

mendapatkan hasil bawa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja [ CITATION Het17 \l 1033 ]. Penelitian yang dilakukan tentang

kepuasan kerja dan kinerja pada pegawai PT.Y menunjukkan bahwa kepuasan

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai [ CITATION Sut15 \l 1033

]. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan pada guru

pegawai negeri sipil (PNS) di Yogyakarta, menunjukkan bahwa terdapat peran

kepuasan kerja terhadap kinerja dan menemukan hasil bahwa ada hubungan yang

positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja. semakin guru puas

dengan pekerjaannya, maka semakin tinggi kinerjanya[ CITATION Ten15 \l 1033

].

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung merupakan sebuah

tempat pelayanan kesehatan yang berlokasi di Jl. Flamboyan No.40, Semarapura

Kauh, Kec.Klungkung, Kabupaten Klungkung. RSUD Klungkung adalah tempat

pelayanan kesehatan masyarakat yang melayani rawat jalan, rawat inap dan

5
kegawat daruratan sesuai dengan visi rumah sakit sebagai  “Rumah Sakit Pilihan

Terbaik Dan Unggul Dalam Pelayanan Kedaruratan Di Bali Timur”, dengan visi

ini rumah sakit diharapkan mampu menjadi rumah sakit pilihan masyarakat dalam

mengatasi masalah-masalah kesehatan dengan standar dan kualitas terbaik.

Seiring pemenuhan standar pelayanan kesehatan rumah sakit maka pada 1

Desember 2016 RSUD Kabupaten Klungkung diakui telah memenuhi Standar

Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dan dinyatakan Lulus Tingkat Paripurna

(Bintang Lima) oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).Selanjutnya pada

tanggal 23 Januari 2017 melalui Keputusan Gubernur No. 440/844.6/DPMPSP-

H/2017 tentang Ijin Operasional Rumah Sakit Umum kelas B, RSUD Kabupaten

Klungkung dinaikkan kelasnya sebagai RSU Kelas B Non Pendidikan.

Berdasarkan hasil survei, baik wawancara maupun rekap data, kepada

pihak manajemen rumah sakit yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan data

sebagai berikut:

Tabel 1.1
Data Jumlah Perawat Dan Jumlah Tempat Tidur Pasien Rawat Inap Dan
Ruang Khusus Di RSUD Klungkung Tahun 2019

RUANG RAWAT INAP

No Ruangan Jml Perawat Jml Tempat Tidur

1 Apel 20 22

2 Belimbing 16 18

3 Cermai 12 16

4 Durian 19 12

5 Jambu 17 20

6
6 Kedondong 16 23

7 VIP 23 17

Jumlah 112 128

RUANG KHUSUS

No Ruangan Jml Perawat Jml Tempat Tidur

1 Leci (NICU) 13 13

2 Nanas(ICU/PICU) 17 6

3 Pepaya (HCU) 11 6

4 UGD 21 14

Jumlah 62 39

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat terlihat perbandingan rasio antara perawat

dan jumlah tempat tidur pasien.Hal tersebut dapat mempengaruhi perawat dalam

melakukan praktek pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Semakin banyak

pasien yang harus menerima tindakan keperawatan, maka semakin meningkat

pula beban kerja perawat. Tingkat ketergantungan dan status kegawatan pasien

juga dapat menambah beban kerja pegawai terkhususnya perawat rawat inap dan

ruang khusus dalam memberikan asuhan kepada pasien. Hal ini dikarenakan

perbandingan antara jumlah tempat tidur dan jumlah pegawai khususnya perawat

tidak seimbang atau kurang sehingga asuhan keperawatan yang diberikan belum

optimal. Dalam sesi wawancara yang dilakukan peneliti, beberapa pegawai di

ruang rawat inap dan ruang khusus mengatakan selalu kekurangan SDM dalam

7
memberikan asuhan kepada pasien, sehingga hal ini menyebabkan timbulnya

keluhan tentang beban kerja di ruang rawat inap dan ruang khusus RSUD

Klungkung.

Tabel 1.2
Jam Kerja Perawat Rawat Inap Dan Ruang Khusus Di RSUD Klungkung

Jadwal Total Jam


No Jam Dinas Keterangan
Dinas Dinas/Minggu

1 Pagi 07.30 – 13.30 Seorang perawat


akan dinas pagi 2x,
2 Sore 13.30 – 19.30
48 Jam sore 2x, dan
malam 2x dalam
3 Malam 19.30 – 07.30
seminggu

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung

Menurut undang-undang no.13 tahun 2003 pasal 77 menyatakan bahwa

waktu kerja yang ditetapkan adalah 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1

minggu untuk 6 hari kerja atau 8 jam dalam 1 hari dan 40jam dalam 1minggu

untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Pegawai di RSUD Klungkung adalah salah

satu pegawai rumah sakit yang memiliki jadwal dinas secara shift yaitu jadwal

shift pagi, sore dan malam. Berdasarkan Tabel 1.2 dapat terlihat bahwa dalam 1

minggu seorang pegawai rawat inap dan rawat khusus harus menjalani 2 kali

dinas pagi, 2 kali dinas sore dan 2 kali dinas malam, sehingga total jam kerja

selama 1 minggu adalah 48 jam hal ini tentunya sudah melebihi jam yang sudah

ditentukan oleh undang-undang yang berlaku. Hasil wawancara kepada pegawai

yang bekerja di ruang rawat inap dan ruang khusus mendukung data diatas dan

8
pegawai menyatakan bahwa jam kerja bisa bertambah karena adanya lembur dari

jadwal yang sudah ditetapkan oleh manajemen. Rata-rata pegawai khususnya

perawat dan bidan juga sering mengeluhkan jika mereka sangat jenuh dengan

pekerjaan yang mereka jalani selama bekerja di ruangan rawat inap dan ruang

rawat khusus. Hal ini tentu menambah beban kerja yang meningkat dan

berdampak pada munculnya kejenuhan atau burnout.

Tabel 1.3
Rentang Gaji Perawat Rawat Inap Dan Ruang Khusus Di RSUD Klungkung
Tahun 2019

UMP Bali UMK Klungkung


Status Rentang
No (Upah Minimal (Upah Minimal
Pegawai Gaji/Bulan
Provinsi) Kabupaten)

1 PNS Rp. 3.500.000

Kontrak
2 Rp. 2.200.000
BLUD Rp. 2.297.968 Rp. 2.338.840

Kontrak
3 Rp. 1.400.000
PEMDA

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung

Berdasarkan besaran gaji yang diterima oleh perawat di RSUD Klungkung

ditunjukkan dalam Tabel 1.3, dimana terdapat perbedaan besaran gaji yang

diterima pegawai berdasarkan status kepegawaiannya, yaitu Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan non PNS. Data menunjukkan bahwa gaji pegawai di ruang rawat inap

dan ruang khusus dengan status PNS sebesar Rp. 3.500.000,- sedangkan Non PNS

9
berkisar antara Rp. 1.400.000,- sampai dengan Rp. 2.200.000,-. Data tersebut

apabila dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Upah

Minimum Provinsi (UMP), maka pegawai Non PNS yang bekerja di ruang rawat

inap dan ruang khusus RSUD Klungkung belum memenuhi standar gaji

minimum. Hal ini memungkinkan berdampak terhadap kepuasan kerja pegawai

karena beban kerja yang diberikan sama tidak memandang status kepegawaiannya

namun pendapatan berbeda. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai pada

akhirnya bisa mempengaruhi kinerjanya.

Banyaknya penelitian yang telah dilakukan belum menemukan faktor yang

paling berpengaruh dengan kinerja pegawai khususnya perawat dan bidan

.Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh

beban kerja dan burnout terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh kepuasan kerja

di Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung.Pemilihan RSUD Klungkung

didasarkan pada status RSUD Klungkung sebagai rumah sakit negeri pelaksana

program BPJS dengan tingkat Bed Occupancy Ratio (BOR) yang cukup tinggi.

Penelitian ini bertujuan tidak hanya melihat pengaruh dari salah satu variabel

bebas (beban kerja, burnout, dan kepuasan kerja) dengan variabel terikat (kinerja

perawat dan bidan), akan tetapi sampai menemukan faktor yang paling

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dilakukan supaya dapat

memberikan masukan dan saran terhadap manajemen rumah sakit terkait tata

kelola SDM pegawai khususnya perawat dan bidan sehingga pada akhirnya dapat

semakin meningkatkan kualitas pelayan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat dan meningkatkan loyalitas masayarakat dalam memanfaatkan

10
fasilitas kesehatan di RSUD Klungkung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja di RSUD

Klungkung?

2. Bagaimanakah pengaruh beban kerja terhadap kinerja Pegawai di RSUD

Klungkung?

3. Bagaimanakah pengaruh burnout terhadap kepuasan kerja di RSUD

Klungkung?

4. Bagaimanakah pengaruh burnout terhadap kinerja pegawai di RSUD

Klungkung?

5. Bagaiamanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD

Klungkung?

6. Bagaimanakah peranan kepuasan kerja sebagai mediasi beban kerja terhadap

kinerja pegawai di RSUD Klungkung?

7. Bagaimanakah peranan kepuasan kerja sebagai mediasi burnout terhadap

kinerja pegawai di RSUD Klungkung?

1.3. Tujuan Penelitian

11
1. Menganalisis beban kerja dan mengidentifikasi burnout pegawai di RSUD

Klungkung.

2. Menganalisis kepuasan kerja pegawai di RSUD Klungkung.

3. Menganalisis kinerja pegawai di RSUD Klungkung.

4. Menganalisis pengaruh antara beban kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD

Klungkung.

5. Menganalisis pengaruh antara burnout terhadap kinerja pegawai di RSUD

Klungkung.

6. Menganalisis pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai di

RSUD Klungkung.

7. Menganalisis pengaruh antara beban kerja, burnout, dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai di RSUD Klungkung.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan secara konsep teori mengenai beban

kerja dan pengaruhnya terhadap kejadian burnout serta pengaruhnya terhadap

kinerja dan kepuasan kerja.Mempelajari tentang beban kerja, tingkat burnout,

kinerja, dan kepuasan kerja perawat pada bidang manajemen rumah sakit.

2. Manfaat Secara Praktis

12
Manfaat praktis diharapkan dapat sebagai refrensi kepada direktur RSUD

Klungkung dalam menganalisis pengaruh antara beban kerja, burnout, dan

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD Klungkung sehingga

terciptanya peningkatan kinerja pegawai yang menjadi dasar terciptanya

pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu.

13
14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Pegawai

2.1.1. Definisi Kinerja

Kinerja merupakan hasil dari suatu tindakan atau pelaksanaan tugas dari

seseorang pada suatu organisasi dalam periode waktu tertentu, dimana untuk

dapat menghasilkan kinerja yang baik seseorang memiliki kemampuan,

kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan [CITATION Placeholder1 \l

1033 ]. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Kuantitas disini di tunjukkan dari kehalusan bekerja

dan kuantitas ditunjukan dari jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus

diselesaikan karyawan [ CITATION Man10 \l 1033 ].

Kinerja adalah hasil dari pekerjaan terkait dengan tujuan organisasi,

efeisiensi dan ketidakefektifan kinerja. Kinerja pegawai adalah hasil kerja

seorang pegawai sebuah proses manajemen atau organisasi secara keseluruhan,

dimana hasil kerja dapat ditunjukkan secara konkrit dan dapat diukur sesuai

dengan standar yang telah ditentukan [CITATION Dar18 \l 1033 ].

Berdasarkan beberapa teori tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu secara kualitas dan

kuantitas, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

15
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Sedarmayanti dalam Putra (2018) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai adalah:

1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, kompensasi finasial dan etika kerja.

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Keterampilan.

4. Manajemen.

5. Tingkat penghasilan.

6. Gizi dan kesehatan.

7. Jaminan sosial.

8. Lingkungan dan iklim kerja.

9. Teknologi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempegaruhi kinerja pegawai sangat banyak, jadi dalam hal ini kinerja berkenaan

dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

2.1.3. Indikator Kinerja Pegawai

Indikator kinerja pegawai menurut Hamid (2014) antara lain:

16
1. Tingkat produktifitas karyawan, menghasilkan jinerja dengan baik.

2. Bekerjasama, mampu bekerjasama dalam team atau kelompok kerja.

3. Mempunyai minat memperbaiki diri, berupaya meningkatkan kinerja lebih

baik daripada sebelumnya.

4. Tidak tergantung kepada orang lain, dapat melaksanakan pekerjaan secara

mandiri

Menurut Darnadi (2018) indikator yang dapat mengukur kinerja pegawai

adalah:

1. Kuantitas kerja: volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal

2. Kualitas kerja: kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak

mengabaikan volume pekerjaan

3. Pemanfaatan waktu: penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan

kebijakan perusahaan.

4. Kerjasama: mampu menangani kebutuhan dalam pekerjaan.

2.1.4. Penilaian Kinerja Pegawai

Menurut Bernardin & Russel dalam Burso (2018) terdapat enam kriteria

untuk menilai kinerja pegawai yaitu :

1. Quality, yaitu tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara ideal

dalam melakukan aktivitas yang sesuai harapan

17
2. Quantity, yaitu jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang,

jumlah unit atau jumlah dari siklus aktivitas yang telah diselesaikan.

3. Timleneess, yaitu tingkatan dimana aktivitas telah diselesaikan dengan waktu

yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada

untuk aktivitas lain.

4. Cost effectiveness, yaitu tingkatan dimana penggunaan sumber daya

perusahaan berupa manusia, keuangan dan teknologi dimaksimalkan untuk

mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian tiap unit

5. Need for supervison, yaitu tingkatan dimana seorang karyan dapat melakukan

pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolonga atau bimbingan dari atasannya

6. Interpersonal impact yaitu tingkatan yang menunjukkan seorang karyawan

merasa percaya diri, punya keinginan yang baik dan bekerja sama diantara

rekan kerja.

2.1.5. Tujuan Penilaian Kinerja Pegawai

Tujuan penilaian kerja menjadi sangat penting untuk dilakukan karena

penilaian kerja akan menjadi sebuah acuan perusahaan untuk menilai kinerja dari

pegawai. Tujuan penilaian kerja menurut Burso (2018) adalah :

1. Menentukan status jabatan.

2. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan, memperbaiki kinerja individu.

3. Menerjemahkan sistem otoritas kedalam kontrol-kontrol yang mengatur

kinerja.

18
2.2 Beban Kerja

2.2.1. Definisi Beban Kerja

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka watu

tertentu. Beban kerja dibagi menjadi 2 yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas

berarti pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu terbatas karena beban

yang berat, sedangkan kualitas adalah pekerja merasa bahwa mereka tidak dapat

mencapai standar kerja atau merasa standar kinerja tidak dapat tercapai

[ CITATION Chi13 \l 1033 ].

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang

terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan

seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja [ CITATION

Efe09 \l 1033 ]. Beban kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Beban

kerja yang tidak proporsional akan berdampak pada rasa stres, terutama yang telah

melampaui tingkat moderat akan menimbulkan dampak negatif, yaitu

ketidakpuasan kerja yang selanjutnya akan berdampak pada motivasi yang rendah

[ CITATION Ham14 \l 1033 ].

Perhitungan beban kerja dapat diperkirakan dengan cara mengumpulkan

data tentang jumlah pasien yang masuk pada unit tersebut setiap hari/bulan/tahun,

mengkaji kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, rata-rata hari perawatan

(length of stay) pasien, jenis tindakan yang dibutuhkan pasien, frekuensi masing-

19
masing tindakan keperawatan yang dilakukan, rata-rata waktu yang dibutuhkan

untuk memberikan tindakan keperawatan [ CITATION Nur14 \l 1033 ]. Dampak

yang dapat ditimbulkan dari beban kerja perawat yang tinggi antara lain dapat

menyebabkan perawat sering melakukan kesalahan pada saat melakukan tindakan

ataupun menurunnya perhatian perawat ke pasien sehingga meningkatkan resiko

kejadian pasien jatuh (Soschalski, 2004 dalam Pradhani, 2017).

Kelebihan beban kerja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam tindakan

keperawatan dan pengobatan oleh karena faktor human error/iatrogenic,

komplikasi, lambat dalam memberikan kebutuhan klien, menghentikan ventilasi

mekanik belum pada waktunya, menjadi faktor yang berkonstribusi terhadap

akibat yang merugikan (Shearer, 2000 dalam Pradhani, 2017).

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja menurut Fajriani & Septiari

(2015) antara lain:

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pegawai atau

pekerja seperti :

1) Tugas-tugas yang bersifat fisik, tugas-tugas seperti stasiun kerja, tata ruang,

tempat kerja, alat dan sarana prasarana, kondisi kerja, sikap kerja. sedangkan

tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat

20
kesulitan pekerjaan, pelatihan atau pendidikan yang diperoleh, tanggung

jawab

2) Organisasi kerja, seperti waktu istirahat, waktu masa kerja, kerja malam,

kerja bergilir, sistem pengumpahan, pelimpahan wewenang dan tugas

3) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,m

lingkungan kerja biologis dan psikologis

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah reaksi dalam tubuh akibat dari reaksi

eksternal.Reaksi tubuh disebut strain, strain dapat dinilai berat ringannya dari

objektif ataupun subjekif. Faktor internal meliputi faktor somatic( Jenis kelamin,

umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan) sedangkan faktor psikis

(motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

2.2.3. Indikator Beban Kerja

Dimensi beban kerja menggunakan indikator-indikator, antara

lain[ CITATION Ani13 \l 1033 ]:

1. Jam kerja efektif, dimana pegawai dapat bekerja sesuai dengan jam yang

telah di tentukan

2. Latar belakang pendidikan, pendidikan mendasari tinggi rendahnya beban

kerja yang harus dikerjakan

3. Jenis pekerjaan yang diberikan, jenis pekerjaan sesuai dengan keahlian atau

kompentensi pegawai

21
Menurut Tarwaka (2011) dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan

dengan performasi, yaitu:

1. Beban waktu, menunjukkan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monitoringtugas atau kerja

2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha

mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3. Beban tekanan (psychological stress load) yang menunjukkan tingkat resiko

pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.

2.2.4. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka watu

tertentu [ CITATION Dha10 \l 1033 ]. Beban kerja juga dapat diartikan sebagai

sejumlah tuntutan tugas yang harus dikerjakan yang biasanya mempunyai kendala

waktu yang sangat besar (Sembiring, 2016). Beban kerja yang terlalu tinggi dan

beban kerja yang terlalu rendah berkolerasi dengan kinerja yang rendah.

Peningkatan ataupun penurunan dalam beban kerja keduanya menyebabkan

penurunan kinerja, tetapi peningkatan dalam kurva beban kerja lebih sensitif dan

berdampak buruk pada kinerja karyawan, sehingga dapat diartikan bahwa semakin

tinggi beban kerja maka semakin rendah kinerja [ CITATION Sha17 \l 1033 ].

Kelebihan beban kerja adalah salah satu faktor penyebab menurunnya

kinerja [ CITATION Faj15 \l 1033 ]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

22
tentang “Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru” menemukan bahwa

beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat rumah sakit Islam

Ibnu Sina Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat rumah sakit Islam Ibnu Sina

Pekanbaru terbukti kebenarannya [ CITATION Apr17 \l 1033 ]. Hasil penelitian

serupa juga tampak dalam penelitian yang dilakukan oleh Manuho (2015), dimana

terdapat pengaruh beban kerja dengan kinerja perawat dalam pemberian asuhan

keperawatan di instalasi rawat inap C1 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Penelitian yang dilakukan oleh Wakoli (2016) menunjukkan bahwa beban kerja

berpengaruh negative terhadap kinerja guru di devisi Kanduyi, devisi Bungoma,

Kabupaten Bungoma. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2016)

memperlihatkan hasil bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai kementrian agama Kabupaten Dairi.

2.3 Burnout

2.3.1. Definisi Burnout

Menurut Setyawati dalam Widanti (2010), bahwa secara umum burnout

merupakan keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan

penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. Orang yang mengalami burnout

biasanya bersifat sinis dan memandang klien sebagai orang yang pantas

mendapatkan masalah karena kesalahan mereka sendiri, yang pada gilirannya

23
menurunkan kualitas pelayanan yang diberikan. Burnout dapat menghinggap di

dalam diri manusia tidak memandang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan

dan semakin disadari sebagai sesuatu masalah serius yang dapat mempengaruhi

kehidupan seseorang.

2.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Burnout

Faktor penyebab burnout biasanya dibagi menjadi faktor organisasi,

pekerjaan dan individu (Maslach, et al, Job Burnout, 2001). Ketidaksesuaian pada

enam aspek yang dapat menyebabkan burnout diantarannya adalah beban kerja

(kualitas maupun kuantitas yang terlalu tinggi); pengaturan (konflik peran,

ambiguitas peran, dan otonomi); reward (institusi, keuangan atau sosial);

komunitas (dukungan sosial); keadilan (keadilan dan kesesuaian lingkungan kerja)

dan nilai (bagaimana hubungan nilai individu dan organisasi).

Faktor-faktor yang menyebabkan burnout dibedakan menjadi dua.

Faktor yang pertama yaitu sumber daya seperti keterampilan, otonomi,

dukungan sosial, pengawasan, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

Faktor kedua yaitu permintaan dalam pekerjaan seperti beban kerja yang

terlalu tinggi dan adanya konflik pribadi (Maslach, et al , Job Burnout, 2001).

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah burnout dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang terdapat dalam organisasi dan individu, sesuai dalam bahwa

burnout dipengaruhi oleh faktor dari organisasi atau lingkungan kerja itu

sendiri dan faktor personal atau individu (Mizmir, 2011).

24
2.3.3. Indikator Burnout

Burnout memiliki empat indikator yang terdiri atas kelelahan fisik atau

physical exhaustion, kelelahan emosional atau emotional exhaustion, dan

kelelahan mental atau mental exhaustion, serta rendahnya penghargaan diri atau

low of personal accomplishment [ CITATION Gre03 \l 1033 ].

1. Physical Exhaustion

Kekurangan energi pada diri seseorang dengan merasa kelelahan dalam

kurun waktu yang panjang dan menunjukkan keluhan fisik seperti sakit kepala,

mual, susah tidur, dan mengalami perubahan pada nafsu makan yang

diekspresikan dengan kurang bergairah dalam bekerja, lebih banyak melakukan

kesalahan, merasa sakit padahal tidak terdapat kelainan pada fisiknya

[ CITATION Gre03 \l 1033 ].

2. Emotional Exhaustion

Merupakan suatu indikator dari kondisi burnout yang berwujud perasaan

sebagai hasil dari excessive psychoemotional demands yang ditandai hilangnya

perasaan dan perhatian, kepercayaan, minat dan semangat (Pines, et al, 1989).

Orang yang mengalami kelelahan emosional atau emotional exhaustion ini akan

merasa hidupnya kosong, lelah dan tidak dapat lagi mengatasi tuntutan

pekerjaannya.

25
3. Diminished Personal Accomplishment

Merupakan indikator dari kurangnya aktualisasi diri, rendahnya motivasi

kerja dan penurunan rasa percaya diri. Seringkali kondisi ini terlihat pada

kecenderungan dengan rendahnya prestasi yang dicapainya (Cordes & Dougherty,

1993; Maslach, et al, Job Burnout, 2001).

4. Depersonalization

Adalah tendensi kemanusiaan terhadap sesama yang merupakan

pengembangan dari sikap sinis terhadap karier,dan kinerjanya sendiri (Cordes

&Dougherty, 1993; Maslach, et al, Job Burnout, 2001). Seseorang yang

mengalami masalah depersonalisasi merasa tidak ada satupun aktivitas yang

dilakukannya bernilai atau berarti. Sikap ini ditunjukkan melalui perilaku masa

bodoh, bersikap sinis, tidak berperasaan dan tidak memperhatikan kepentingan

orang lain.

2.3.4. PengaruhBurnout Terhadap Kinerja Pegawai

Menurut hasil penelitian Adnyaswari & Adnyani (2017), perawat dituntut

untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, tuntutan itu karena

pekerjaan yang bersifat human service atau bidang pekerjaan yang memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan diharapkan penuh dengan

tanggung jawab dan mebutuhkan ketrampilan yang tinggi, sehingga bila tidak

mampu berdaptasi akan sulit melepaskan diri dari tekanan yang dihadapi sehingga

26
menimbulkan kejenuhan kerja (burnout). Akibat dari kejenuhan kerja (burnout)

itu sendiri dapat muncul dalam bentuk berkurangnya dan memburuknya kinerja,

dan produktivitas yang rendah. Munculnya kejenuhan kerja berakibat kerugian di

pihak pekerja maupun perusahaan. Beban kerja dan kejenuhan kerja pada diri

perawat akan menurunkan kualitas kerja perawat sehingga menimbulkan kinerja

yang rendah.

Berdasarkan uraian diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Asi (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout memiliki pengaruh

terhadap kinerja perawat di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Hasil

penelitian yang sama juga di temukan oleh Sukmana & Sudibia (2015) terhadap

kinerja karyawan outsourcing RRI Mataram dimana burnout berpengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja. Studi terhadap dosen pada Universitas Widyagama

Malang menemukan bahwa adanya pengaruh signifikan secara langsung antara

burnout terhadap kinerja dosen [ CITATION Sat14 \l 1033 ]. Penelitian lain juga

menemukan bahwa burnout berpengaruh negatif terhadap kinerja perawat RSUP

Sanglah Denpasar. Semakin tinggi burnout maka kinerja perawat RSUP Sanglah

Denpasar semakin rendah [ CITATION Adn17 \l 1033 ].

2.4 Kepuasan Kerja

2.4.1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual

dimana setiap individu memilki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

27
dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan disetiap individu. Semakin banyak aspek-aspek pekerjaan yang selaras

dengan kemauan individu maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang

dirasakannya. Sebaliknya, semakin sedikit aspek-aspek pekerjaan yang searas

dengan keinginan individu, maka semakin rendah tingkat kepuasan yang

dirasakannya [ CITATION Fat17 \l 1033 ]. Pengertian lain dari kepuasan,

merupakan suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya

[ CITATION Rob12 \l 1033 ].

Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Kepuasan kerja sebagai melakukan perbandingan yang dilakukan oleh karyawan

untuk mencapai serta memelihara kesesuaian antara diri dan lingkungan mereka

(Weiss et al., 2007 dalam Andarini, 2018). Definisi ini telah mendapat dukungan

yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang pegawai

mengenai pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat diartikan sebagai apa yang

membuat orang-orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan. Apa yang

membuat mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya.

Seseorang yang mengalami kepuasan kerja akan mendapatkan nilai positive atau

nilai plus dari pihak pimpinan (Smith dan Kendall, 2003 dalam Andarini, 2018).

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Fattah (2017) mengungkapkan ada empat faktor yang

28
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1. Personality : cara yang tahan lama seseorang memiliki erasaan, keyakinan

dan pemikiran tentang bagaimana harus bersikap sehubungan dengan satu

pekerjaan ini

2. Values : nilai-nilai kerja intrinsik, ekstrinsik dan nilai-nilai etis

3. Work Situation : pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, supervisor dan bawahan,

kondisi pekerjaan fisik, jam kerja, gaji dan keamanan kerja.

4. Social Influece : rekan kerja, kelompok dan budaya.

2.4.3. Indikator Kepuasan Kerja

Indikator dari kepuasan kerja menurut Hayuningtyas (2017) antara lain:

1. Pekerjaan itu sendiri, pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang sesuai

dengan job disciption masing-masing karyawan.

2. Gaji merupakan bentuk kompensasi finansial.

3. Bonus dan tunjangan merupakan kompensasi finasial yang diterima karyawan

selain gaji.

4. Promosi merupakan hal non finansial berupa kenaikan jabatan yang lebih

tinggi.

5. Rekan kerja yang bekerja sama di tempat atau perusahaan yang sama.

6. Supervisi atau atasan langsung dari bagian lain dalam satu tempat kerja.

29
2.4.4. Alat Pengukuran Kepuasan Kerja

1. Job Descriptive Index (JDI)

Skala pengukuran indeks deskripsi jabatan dikembangkan oleh Smith,

Kendal dan Hulin pada Tahun 1997. JDI mengukur kepuasan kerja keseluruhan

dengan menggunakan; kepuasan terhadap pengawasan, rekan kerja, pekerjaan itu

sendiri, upah dan promosi. Setiap aspek terbagi dalam berbagai pertanyaan

singkat yang merupakan penjabaran dari aspek tersebut. Responden dapat

memberikan jawaban atau menggambarkan tingkat kepuasan mereka dengan

jawaban singkat ya, tidak,ragu-ragu.

2. Minnesota Satisfaction Questionnaire(MSQ)

Pengukuran kepuasan dikembangkan oleh Wiress, Dawis dan England

pada Tahun 2007 untuk mengukur tingkat kepuasan kerja secara lebih detail yaitu

dengan menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). MSQ terdiri

dari 20 aspek yang luas terdiri dari 5 pertanyaan untuk setiap aspeknya,meliputi:

1. Kemampuan pemanfaatan (ability utilization) : manfaat atau kegunaan atas

kemampuan yang dimiliki

2. Prestasi (achievement) : pencapaianprestasi

3. Aktivitas (activity) : kegiatan yang dikerjakansehari-hari

4. Kemajuan (advancement) : kemajuan dalam keahlian dan ketrampilankerja

5. Otoritas (authority) : wewenang yang dimiliki untuk mengarahkan oranglain

6. Kebijakan perusahaan (company policies) : kebijakan organisasi secaraumum

7. Kompensasi (compensation) : tingkat kesejahteraan yangditerima

30
8. Rekan kerja (co-workers) : kerja sama dengan rekankerja

9. Kreativitas (creativity) : kreativitas yangberkembang

10. Kemerdekaan (independence) : tingkat kemandirian dalambekerja

11. Keamanan (security) : tingkat keamanankerja

12. Layanan sosial (social service) : dukungan sosial dari rekan kerja danatasan

13. Status sosial (social status) : posisi status sosial dalampekerjaan

14. Nilai moral (moral values) : kesamaan dalam nilai-nilaimoral

15. Pengakuan (recognition) : pengakuan atas kerja

16. Tanggung jawab (responsibility) : tanggung jawab yangdimiliki

17. Pengawasan-Human Relations (Supervision-Human Relations) : pengawasan

atasan terhadap relasi antarkaryawan

18. Pengawasan-Teknis (supervision-Technical) : pengawasan atasan atas hal-hal

teknis

19. Variasi atau ragam (variety) : kegiatan selingan seperti seni danolahraga

20. Kondisi kerja (working conditions) : kondisi lingkungankerja

Skala pada alat ukur ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan sangat puas,

puas, netral, tidak puas, dan sangat tidak puas. Namun dalam kuesioner yang

peneliti kembangkan, menggunakan skala likert 1-5 yaitu sangat setuju, setuju,

cukup, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2.4.5. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah hasil kerja pegawai dalam melaksanakan seluruh

31
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.Tugas tersebut biasanya

berdasarkan keberhasilan yang sudah di tetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui

bahwa seorang pegawai tergolong dalam tingkatan kinerja tertentu apabila

seorang pegawai memiliki rasa senang dan puas terhadap pekerjaan yang lelah

dilakukannya tentu hasilnya atau kinerja akan baik tentu akan puas dengan hasil

yang diperolehnya [ CITATION Fat17 \l 1033 ]. Menurut Robbin (2012)

mengatakan kepuasan merupakan suatu sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaannya. Pekerja yang puas menghasilkan lebih banyak, iklim industry

relative lancar dan konduktif dimana pekerja yang puas adalah pekerja yang

kreatif dan inovatif [ CITATION Sar141 \l 1033 ].

Penelitian yang dilakukan pada perawat di instalasi gawat darurat rumah

sakit Aisyiyah Bojonegoro mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja dengan

kinerja sangatlah berperan penting, kepuasan akan tercipta dengan penghargaan

kinerja yang diperolehnya [ CITATION Jay17 \l 1033 ]. Hasil penelitian yang

sama ditemukan oleh Wanda (2015) di PT. Kabepe Chakra menemukan hasil

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Kabepe Chakra memiliki hubungan

yang positif dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani & Dewi

(2016) di perusahaan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali menemukan hasil bahwa

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadhil &Mayowan, (2018) di AJB Bumi Putera

menemukan hasil bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka semakin tinggi

kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hettiarachi (2017) pada pekerja

professional TI di Srilanka mendapatkan hasil bawa kepuasan kerja mempunyai

32
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Sujitra

(2015) dengan hasil kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai PT.Y, penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fatwa (2015) tentang peran kepuasan kerja terhadap kinerja pada guru pegawai

negeri sipil (PNS) di Yogyakarta dan menemukan hasil bahwa hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja

dan kinerja. Semakin guru puas dengan pekerjaannya, maka semakin tinggi

kinerjanya.

2.5 Hasil Penelitian-Penelitian Sebelumnya (Maping Hasil Penelitian)

Maping penelitian atau pemetaan penelitian sebagai perbandingan dalam

menyusun proposal tesis ini adalah hasil penelitian sejenis dari dua jenis

penelitian dari tema yang sejenis dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini

haltersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

33
Tabel 2.1
Maping Penelitian

Variabel Hasil penelitian


No Nama Tahun Beban Burnout Kepuasan Kinerja
Kerja Kerja

Burnout berpengaruh secara


1 Pahalendang 2013   signifikan negative terhadap
kinerja perawat.

Penelitian ini menemukan


pengaruh signifikan secara
2 Satriyo 2014  
langsung antara burnout
terhadap kinerja dosen

Endri & Burnout berpengaruh negatif


3 2015  
Adnyana signifikan terhadap kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan


adanyahubungan yang positif
4 Fatwa 2015  
dan signifikan antara
kepuasan kerja dan kinerja (

Kepuasan kerja terhadap


kinerja karyawan pt. Kabepe
chakra memiliki hubungan
5 Wanda 2015  
yang positif dan

Signifikan

Ada hubungan beban kerja


dengan kinerja perawat
6 Manuho 2015  
dalam pemberian asuhan
keperawatan.

Kepuasan kerja berpengaruh


7 Sutjitra 2015  
terhadap kinerja karyawan

Nurcahyani Kepuasan kerja berpengaruh


8 2016   positif dan signifikan terhadap
& Dewi kinerja karyawan

9 Sembiring 2016   Bahwa beban kerja


mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja
31
pegawai

Beban kerja berpengaruh


10 Wakoli 2016   negative terhadap kinerja
guru

Kepuasan kerja berpengaruh


11 Hettiarachi 2017  
signifikan terhadap kinerja

Ada hubungan antara


kepuasan kerja dengan
12 Novian 2017  
kinerja, dengan tingkat
keeratan hubungan sedang.

Adinda & Ayu Burnout berpengaruh negatif


13 2017  
Dewi terhadap kinerja perawat

Beban kerja berpengaruh


14 Aprilia 2017  
signifikan terhadap kinerja

Kepuasan kerja berpengaruh


psotitif dan signifikan
secaraParsial terhadap kinerja
Ahmad & karyawan. Hal ini dikatakan
15 2018  
Yunaidi bahwa semakin tinggi nilai
kepuasan kerja maka
semakinTinggi kinerja
karyawan.

16 Sastrawan 2020     Dalam proses penelitian

32
33
BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Menurut Harini (2018) beban kerja berpengaruh negative dan signifikan

terhadap kinerja. Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah

kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan

dalam jangka watu tertentu [ CITATION Dha10 \l 1033 ]. Menurut Chiech et al.

(2013) mengatakan beban kerja dibagi menjadi 2 yaitu kuantitas dan kualitas.

Kuantitas berarti pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu terbatas

34
karena beban yang berat, sedangkan kualitas adalah pekerja merasa bahwa mereka

tidak dapat mencapai standar kerja atau merasa standar kinerja tidak dapat

tercapai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2017) tentang

“Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru” menemukan bahwa Beban

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat.

Perawat dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan yang

terjadi, tuntutan itu karena pekerjaan yang bersifat human service atau bidang

pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan

diharapkan penuh dengan tanggung jawab dan mebutuhkan ketrampilan yang

tinggi, sehingga bila tidak mampu berdaptasi akan sulit melepaskan diri dari

tekanan yang dihadapi sehingga menimbulkan kejenuhan kerja (burnout). Akibat

dari kejenuhan kerja (burnout) itu sendiri dapat muncul dalam bentuk

berkurangnya dan memburuknya kinerja, dan produktivitas yang rendah.

Munculnya kejenuhan kerja berakibat kerugian di pihak pekerja maupun

perusahaan [ CITATION Adn17 \l 1033 ]. Beban kerja dan kejenuhan kerja pada

diri perawat akan menurunkan kualitas kerja perawat sehingga menimbulkan

kinerja yang rendah. sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asi (2013)

hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout memiliki pengaruh terhadap kinerja

perawat dan berdampak pada kepuasan kerja.

Job satisfaction atau kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja sebagai melakukan perbandingan yang

35
dilakukan oleh karyawan untuk mencapai serta memelihara kesesuaian antara diri

dan lingkungan mereka (Weiss et al., 2007 dalam Andarini, 2018). Karyawan

yang puas akan meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja mereka. Penelitian

yang dilakukan pada perawat di instalasi gawat darurat rumah sakit Aisyiyah

Bojonegoro mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja dengan kinerja sangatlah

berperan penting, kepuasan akan tercipta dengan penghargaan kinerja yang

diperolehnya [ CITATION Jay17 \l 1033 ].

Berdasarkan pada fenomena yang ditemukan di lapangan dan juga

didukung dengan teori-teori yang berkaitan dengan beban kerja, burnout,

kepuasan kerja dan kinerja serta penelitian-penelitian terdahulu sehingga dapat

dirumuskan hipotesis. Dari hipotesis tersebut dikembangkan lagi menjadi objek

penelitian yang terdiri dari instrument beban kerja, burnout, kepuasan kerja dan

kinerja perawat selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif dan

inferesial, dari analisis ini dapat dilihat dari gambar 3.1 sebagai berikut:

36
Kajian Teoritis Fenomena Kajian Empiris
Sri pahalendang (2013)
1. Kinerja menurut
Larasati (2018), Moch satriyo (2014)
Darmadi (2018)
2. Beban kerja menurut Endri&Adnyana (2015)
Dhania (2010), Fatwa (2015)
Marquis & Houston
(2010), Nursalam Wanda (2015)
(2014)
Elisabeth Manuho (2015)
3. Burnout menurut
Maslach dan Jackson Sutjitra (2015)
(1981)
4. Kepuasan kerja Nurcahyani&Dewi (2016)
menurut Fattah Rumusan Sembiring (2016)
(2017), Robbin (2012) Masalah
Wakoli (2016)

Hettiarachi (2017)

Novian (2017)

Adinda & Ayu dewi

( 2017)
Friska Aprilia (2017)
Objek/ unit Instrument Alat analisis
Ahmad & Yuniadi (2018)
statistik
analisis

Temuan

Ditolak Diterima

Saran dan disimpulkan

37
Gambar 3.1

Pengaruh beban kerja dan burnout terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh
kepuasan kerja di RSUD Klungkung

3.2. Kerangka Konsep

BEBAN KERJA
X1

KEPUASAN KINERJA
KERJA PERAWAT
Y1 Y2

BURNOUT
X2

Gambar 3.2 Kerangka Konsep


Pengaruh beban kerja dan burnout terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh
kepuasan kerja

H1 : [ CITATION YoP15 \l 1033 ], Mahendrawan & Indrawati (2015),

Tandi &

38
Syafei (2016), Tambengi, Kojo, & Rumokoy (2016), [ CITATION

Bar19 \l 1033 ], Safitri & Astutik (2019).

H2 : Manuho, et al. (2015), ariffudin & Napirah, 2015), Kusumawati &

Frandinata (2015), Aprilia (2017), Fausiah, et al, (2018).

H3 : Pio & Tumbel (2017), Tarcan, et al, (2017), Iswardhani, (2019).

H4 : Asi (2013), Satriyo (2014), Sukmana & Sudibia (2015), Adnyaswari &

Adnyani, (2017).

H5 : Robbin (2012), Saranya, (2014), Febriyana (2015), Sujitra (2015),

Fatwa (2015). Nurcahyani & Dewi (2016), Fattah (2017), Jayanegara

& Hartantik (2017), Hetiaarachi (2017), Fadhil & Mayowan (2018).

H6 : Purbaningraty & Surya (2015), Gozali (2016), Fattah (2017), Jalal &

Zaheer (2017), Putri (2018).

H7 : Piko (2006), Ogresta, et al, (2008), Tourigny (2010), Moon & Hur

(2011), Luen, et al (2011).

3.3. Hipotesis Penelitian

3.3.1. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

39
Kepuasan kerja adalah satu dari beberapa faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan hasil maksimal. Kepuasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adala beban kerja dan organisasi perlu untuk memeperhatikan faktor

tersebut untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan (Yo & Surya, 2015).

Kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Barahama, et al, 2019).

Pernyataan ini didukung dengan adanya penelitian Yo & Surya (2015) dimana

beban kerja berpengaruh negative terhadap kepuasan kerja, bila beban kerja

meningkat maka kepuasan kerja menurun. Penelitian yang dilakukan oleh

Mahendrawan &Indrawati (2015) di PT. Panca Dewata menemukan hasil analisis

data diketahui bahwa variabel beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan

kerja karyawan PT. Panca Dewata sedangkan variabel kompensasi berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja PT. Panca dewata. Penelitian yang dilakukan oleh

Tambengi, et al., (2016) hasil menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Tandi

& Syafei (2016) menemukan hasil bahwa beban kerja mempunyai pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada bandar udara kelas

Iutama Sentani. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Astutik (2019)

menunjukkan beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja perawat di rumah sakit Unipdu Medika Jombang. Penelitian lain yang

sejalan adalah penelitian dari Barahama, et al., (2019) penelitian ini menunjukkan

ada hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja di RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado

40
H1: Beban Kerja Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja

3.3.2. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Beban kerja adalah kemampuan tubuh seorang dalam menerima tanggung

jawab untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kinerja adalah prestasi yang dicapai

dari kemampuan kerja yang dilakukan. Beban kerja merupakan unsur yang harus

diperhatikan untuk mendapatkan keserasian dan produktifitas kerja yang tinggi.

Apabila beban kerja yang harus ditanggung melebihi dari kapasitasnya, akan

berdampak buruk bagi produktifitas kerja. Kinerja perawat yang sesuai dengan

standar asuhan keperawatan akan menjamin tingginya mutu pelayanan

keperawatan kepada pasien Manuho, et al. (2015). Kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya

[ CITATION Ari15 \l 1033 ].

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan kinerja

perawat dalam pemberian asuhan keperawatan(Manuho, et al 2015). Penelitian

Arifpuddin & Napirah (2015) menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja

dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Penelitian lain

yang mendukung dilakukan oleh Aprilia (2017) menunjukkan hasil bahwa beban

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat rumah sakit islam Ibnu

Sina Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat rumah sakit islam Ibnu Sina

41
Pekanbaru terbukti kebenarannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauziah, et

al.,(2018) menujukkan hasil Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja

petugas pemadam kebakaran.

H2 :Beban Kerja Berpengaruh Negatif Dan Signifikan TerhadapKinerja Pegawai

3.3.3. PengaruhBurnout Terhadap Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah faktor burnout. Penelitian tentang hubungan burnout

dengan kepuasan kerja sudah banyak dilakukan dan sebagian besar menunjukkan

adanya hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitian dari Pangemanan, et al,

(2017) menunjukkan bahwa 37.9% kepuasan kerja dipengaruhi oleh life balance

dan burnout, sedangkan 62.1% dipengaruhi oleh variabel lain. Burnout

memberikan nilai negatif sebesar 0.272, yang berarti setiap kenaikan/perubahan

1% burnout akan mempengaruhi berkurangnya kepuasan kerja sebesar 27,2%

dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil analisis perngaruh burnout dan kepuasan

kerja menunjukkan bahwa burnout berpengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadapa kepuasan (Tarcan, et al, 2017).

Pengaruh burnout terhadap kepuasan kerja karyawanpada Badan

Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kedeputian wilayah Sulawesi

Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku menunjukkan bahwa

koefisien jalur pengaruh burnout terhadap kepuasan kerja sebesar -0.411 (bernilai

negatif) dengan nilai t hitung 2.873 dan p-values 0,005. Dengan demikian, dapat

42
dikatakan bahwa burnout berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, dimana

semakin meningkat burnout dalam suatu perusahaan, makin berkurang tingkat

kepuasan kerja yang dirasakan para karyawan, dalam hal ini karyawan Badan

Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kedeputian wilayah Sulawesi

Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Hasil analisis mengenai

burnout dan kepuasan kerja diperoleh temuan secara empirik bahwa burnout

berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Dimana semakin menurun burnout

yang dialami oleh karyawan Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan Kedeputian wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, dan Maluku maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja

(Iswardhani, et al, 2019).

H3 :Burnout Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja

3.3.4. Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai

Perawat dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan yang

terjadi, tuntutan itu karena pekerjaan yang bersifat human service atau bidang

pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan

diharapkan penuh dengan tanggung jawab dan mebutuhkan ketrampilan yang

tinggi, sehingga bila tidak mampu berdaptasi akan sulit melepaskan diri dari

tekanan yang dihadapi sehingga menimbulkan kejenuhan kerja (burnout). Akibat

dari kejenuhan kerja (burnout) itu sendiri dapat muncul dalam bentuk

berkurangnya dan memburuknya kinerja, dan produktivitas yang rendah.

43
Munculnya kejenuhan kerja berakibat kerugian di pihak pekerja maupun

perusahaan. Beban kerja dan kejenuhan kerja pada diri perawat akan menurunkan

kualitas kerja perawat sehingga menimbulkan kinerja yang rendah [ CITATION

Adn17 \l 1033 ].

Berdasarkan uraian diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Asi (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout memiliki pengaruh

terhadap kinerja perawat di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Hasil

penelitian yang sama terhadap kinerja karyawan outsourcing RRI Mataram

bahwa burnout berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja [ CITATION

Suk15 \l 1033 ]. Studi terhadap dosen pada Universitas Widyagama Malang yang

diteliti oleh Satriyo (2014) menemukan bahwa menemukan pengaruh signifikan

secara langsung antara Burnout terhadap Kinerja Dosen. Penelitian lain

menemukan bahwa burnout berpengaruh negatif terhadap kinerja perawat RSUP

Sanglah Denpasar. Semakin tinggi burnout maka kinerja perawat RSUP Sanglah

Denpasar semakin rendah [ CITATION Adn17 \l 1033 ].

H4 :Burnout Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai

3.3.5. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah hasil kerja pegawai dalam melaksanakan seluruh

tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.Tugas tersebut biasanya

berdasarkan keberhasilan yang sudah di tetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui

44
bahwa seorang pegawai tergolong dalam tingkatan kinerja tertentu apabila

seorang pegawai memiliki rasa senang dan puas terhadap pekerjaan yang lelah

dilakukannya tentu hasilnya atau kinerja akan baik tentu akan puas dengan hasil

yang diperolehnya [ CITATION Fat17 \l 1033 ]. Menurut Robbin (2012)

mengatakan kepuasan merupakan suatu sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaannya. Pekerja yang puas menghasilkan lebih banyak, iklim industry relatif

lancar dan konduktif dimana pekerja yang puas adalah pekerja yang kreatif dan

inovatif[ CITATION Sar141 \l 1033 ].

Penelitian yang dilakukan pada perawat di instalasi gawat darurat rumah

sakit Aisyiyah Bojonegoro mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja dengan

kinerja sangatlah berperan penting, kepuasan akan tercipta dengan penghargaan

kinerja yang diperolehnya[ CITATION Jay17 \l 1033 ]. Hasil penelitian yang

sama ditemukan oleh Febriyana (2015) di PT. Kabepe Chakra menemukan hasil

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Kabepe Chakra memiliki hubungan

yang positif dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani & Dewi

(2016) di perusahaan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali menemukan hasil bahwa

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan [ CITATION Fad18 \l 1033 ]di AJB Bumi Putera

menemukan hasil bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka semakin tinggi

kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hettiarachi (2017) pada pekerja

professional TI di Srilanka mendapatkan hasil bawa kepuasan kerja mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Sujitra

(2015) dengan asil kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja


45
pegawai PT.Y, penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fatwa (2015) tentang peran kepuasan kerja terhadap kinerja pada guru pegawai

negeri sipil (PNS) di Yogyakarta dan menemukan hasil bahwa hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja

dan kinerja. Semakin guru puas dengan pekerjaannya, maka semakin tinggi

kinerjanya.

H5 :Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikanterhadap Kinerja Pegawai

3.3.6. Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi PengaruhBeban Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beban kerja sehari-hari, karyawan lebih

puas ketika mereka diberikan beban kerja yang lebih rendah dimana kepuasan

kerja lebih rendah ditemukan pada beban kerja yang lebih tinggi yang artinya jika

beban kerja meningkat maka kepuasan kerja menurun [ CITATION Pur15 \l

1033 ]. Menurun kepuasan kerja akan diikuti oleh menurunya kinerja pegawai,

dimana seorang pegawai memilki rasa senang dan puas terhadap dilakukan tentu

hasilnya atau kinerjanya akan baik[ CITATION Fat17 \l 1033 ].

Jalal &Zaheer (2017) dalam penelitiannya pada karyawan PT. Islamabab

dan Rawalpindi Pakistan mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja memediasi

konsekuensi negatif beban kerja pada kinerja sehingga kepuasan kerja memediasi

hubungan negative dari beban kerja dengan kinerja pekerjaan. Penelitian yang

46
dilakukan oleh Putri (2018) pada pegawai di kantor akuntan publik kota semarang

mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh beban kerja

terhadap kinerja. Menurut Gozali (2016) yang melakukan penelitian pada studi

kasus pada BPS kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai

menyatakan beban kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja.

H6 : Kepuasan Kerja Memediasi Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai

3.3.7. Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Burnout

Terhadap Kinerja Pegawai.

Ketika pengaruh antara burnout dan kepuasan kerja diperiksa, semua

dimensi burnout berhubungan secara signifikan dengan kepuasan iklim kerja,

sementara itu kelelahan emosional dan depersonalisasi memiliki hubungan dengan

kekuatan sedang dengan kepuasan iklim kerja, dan prestasi personal memiliki

hubungan yang lemah dengan kepuasan iklim kerja (Ogresta, et al., 2008).

Penelitian lain menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan presensi kehadiran

(absence) terbukti berhubungan dengan burnout dan depresi pada perawat di

Jepang dan China. Kepuasan kerja dan presensi kehadiran secara bersamaan

memoderasi efek burnout dan penurunan prestasi kerja pada perawat Jepang

(Tourigny, et al, 2010). Burnout terutama emotional exhaustion ditemukan

47
mempunyai hubungan yang kuat dengan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja

merupakan prediktor negatif dari setiap tipe pengukuran burnout[ CITATION

Pik06 \l 1033 ].

Kepuasan kerja berhubungan dengan kondisi psikologis yang dimiliki oleh

staf atau pekerja. Hasil penelitian dari Moon dan Hur (2011) dan Luen, et al

(2011) tentang hubungan antara emotional intelligence (EI) and doctor burnout,

kepuasan kerja dan kepuasan pasien menunjukkan bahwa emotional intelligence

(EI) akan mempengaruhi emotional exhaustion (burnout) dan emotional

exhaustion (burnout) akan mempengaruhi kinerja terutama dalam hal komitmen

organisasi dan kepuasaan kerja. Emotional exhaustion (burnout) mempunyai

hubungan negatif dengan komitmen oraganisasi dan kepuasan kerja yang

ditampakkan dalam kinerja (job performance) [ CITATION Moo11 \l 1033 ].

Emotional intelligence (EI) yang meningkat akan menurunkan burnout,

peningkatan emotional intelligence (EI) akan meningkatkan pula kepuasan kerja,

sehingga penurunan burnout dapat meningkatkan kepuasan kerja, demikian pula

sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian, burnout akibat pekerjaan mempunyai

hubungan negatif dengan kepuasan kerja [ CITATION Lue11 \l 1033 ].

H7 : Kepuasan Kerja Memediasi Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Pegawai.

48
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitia Dan Ruang Lingkup Penelitian

4.1.1. Rancangan Penelitian

Penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya

(Nursalam, 2016). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif

Kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan

variabel yang lain (Sugiyono, 2013). Sedangkan (Iskandar, 2008) mendefinisikan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau

49
gambaran mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan

mendeskripsikan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan antar variabel yang diteliti guna untuk

eksplorasi atau klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan variabel yang diteliti.

4.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung,

yang merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang melayani BPJS

kesehatan serta menerapkan pelayanan poli spesialis, rawat jalan, rawat inap serta

pemeriksaan penunjang lainnya. Waktu penelitian dilakukan pada bulan januari

tahun 2020

4.1.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua perawat dan bidan ruang rawat inap dan ruang

rawat khusus RSUD Klungkung yang berjumlah 174 orang.

50
2. Sampel

Sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang diambil untuk

diketahui karakteristiknya (Hidayat, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah

perawat dan bidan yang bekerja di ruang rawat inap dan ruang rawat khusus di

RSUD Klungkung yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam pengambilan data adalah Probability

Sampling yaitu dengan teknik Simple Random Sampling. Alasan peneliti

menggunakan teknik ini karena pengambilan sampelnya dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Penentuan sampel

menggunakan rumus slovin dan didapatkan hasil bahwa jumlah sampel yang

digunakan adalah 122 orang dari jumlah populasi 174 orang.

3. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Yang

termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Perawat dan bidan dengan satus kontrak dan tetap

2) Perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Klungkung 3 bulan

3) Perawat bidan dengan pendidikan minimal Diploma III

4) Perawat bidan yang bersedia menjadi responden penelitian

4. Kriteria eksklusi

51
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2016). Yang termasuk kriteria eksklusi

dalam penelitian ini adalah :

1) Perawat dan bidan yang menduduki jabatan struktural

2) Perawat dan bidan yang sedang cuti melahirkan

3) Perawat dan bidan dengan status magang (On Job Training).

4) Ruang yg merawat pasien kurang dari 24 jam

5) Kepala ruangan dan Wakil kepala ruangan

4.2 Konstruk Penelitian, Definisi Oprasional dan Instrumen Penelitian

4.2.1 Konstruk Penelitian

Konstruk penelitian dalam penelitian ini menggunakan varibael

independent, variabel dependent dan variabel mediasi.

1. Variabel Independent

Variabel Independent adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat, 2014). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Beban Kerja (X1) dan Burnout (X2).

2. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


52
akibat karena variable bebas (Hidayat, 2014). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah Kinerja Perawat (Y2).

3. Variabel mediasi

Menurut Sugiyono (2017), variabel mediasi ( intervening variabel) adalah

variabel penyela atau antara yang terletak diantara variabel independen dan

variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi

berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Pada penelitian ini variabel

mediasi yaitu kepuasan kerja (Y1).

4.2.2 Definisi Operasional

1. Beban Kerja (X1)

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka watu

tertentu. Beban kerja dibagi menjadi 2 yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas

berarti pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu terbatas karena beban

yang berat, sedangkan kualitas adalah pekerja merasa bahwa mereka tidak dapat

mencapai standar kerja atau merasa standar kinerja tidak dapat tercapai (Chieh,

Yuan-Duen, & Shun-Yu, 2013).

Dimensi beban kerja menggunakan indikator-indikator, antara lain (Anita,

et al, 2013):

53
1) Jam kerja efektif, dimana pegawai dapat bekerja sesuai dengan jam yang

telah di tentukan

2) Latar belakang pendidikan, pendidikan mendasari tinggi rendahnya beban

kerja yang harus dikerjakan

3) Jenis pekerjaan yang diberikan, jenis pekerjaan sesuai dengan keahlian atau

kompentensi pegawai

Menurut Tarwaka (2011) dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan

dengan performasi, yaitu:

1) Beban waktu, menunjukkan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja

2) Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha

mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3) Beban tekanan (psychological stress load) yang menunjukkan tingkat resiko

pekerjaan, kebingungan, dan frustasi

2. Burnout (X2)

Menurut Setyawati dalam Widanti (2010), bahwa secara umum burnout

merupakan keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan

penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. Menurut Greenberg & Baron (2003).

Burnout memiliki empat indikator:

1) Physical Exhaustion

Kekurangan energi pada diri seseorang dengan merasa kelelahan dalam kurun

54
waktu yang panjang dan menunjukkan keluhan fisik seperti sakit kepala,

mual, susah tidur, dan mengalami perubahan pada nafsu makan yang

diekspresikan dengan kurang bergairah dalam bekerja, lebih banyak

melakukan kesalahan, merasa sakit padahal tidak terdapat kelainan pada

fisiknya [ CITATION Gre03 \l 1033 ].

2) Emotional Exhaustion

Merupakan suatu indikator dari kondisi burnout yang berwujud perasaan

sebagai hasil dari excessive psychoemotional demands yang ditandai

hilangnya perasaan dan perhatian, kepercayaan, minat dan semangat (Pines,

et al, 1989). Orang yang mengalami kelelahan emosional atau emotional

exhaustion ini akan merasa hidupnya kosong, lelah dan tidak dapat lagi

mengatasi tuntutan pekerjaannya.

3) Diminished Personal Accomplishment

Merupakan indikator dari kurangnya aktualisasi diri, rendahnya motivasi

kerja dan penurunan rasa percaya diri. Seringkali kondisi ini terlihat pada

kecenderungan dengan rendahnya prestasi yang dicapainya (Cordes &

Dougherty, 1993; Maslach, et al, Job Burnout, 2001).

4) Depersonalization

Adalah tendensi kemanusiaan terhadap sesama yang merupakan

pengembangan dari sikap sinis terhadap karier, dan kinerjanya sendiri

(Cordes & Dougherty, 1993; Maslach, et al, Job Burnout, 2001). Seseorang

55
yang mengalami masalah depersonalisasi merasa tidak ada satupun aktivitas

yang dilakukannya bernilai atau berarti. Sikap ini ditunjukkan melalui

perilaku masa bodoh, bersikap sinis, tidak berperasaan dan tidak

memperhatikan kepentingan orang lain.

3. Kepuasan Kerja (Y1)

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual

dimana setiap individu memilki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. kepuasan, merupakan suatu sikap

umum seorang individu terhadap pekerjaannya (Robbins & Judge, 2012).

Indikator dari kepuasan kerja menurut Hayuningtyas (2017) antara lain:

1) Pekerjaan itu sendiri, pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang sesuai

dengan job disciption masing-masing karyawan.

2) Gaji merupakan bentuk kompensasi finansial.

3) Bonus dan tunjangan merupakan kompensasi finasial yang diterima karyawan

selain gaji.

4) Promosi merupakan hal non finansial berupa kenaikan jabatan yang lebih

tinggi.

5) Rekan kerja yang bekerja sama di tempa atau perusahaan yang sama.

6) Supervisi atau atasan langsung dari bagian lain dalam satu tempat kerja.

4. Kinerja Pegawai (Y2)

Kinerja merupakan hasil dari suatu tindakan atau pelaksanaan tugas dari

seseorang pada suatu organisasi dalam periode waktu tertentu, dimana untuk dapat
56
menghasilkan kinerja yang baik seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha

serta dukungan dari lingkungan (Larasati, 2018). Indikator kinerja pegawai

menurut Hamid (2014) antara lain:

1) Tingkat produktifitas karyawan, menghasilkan jinerja dengan baik.

2) Bekerjasama, mampu bekerjasama dalam team atau kelompok kerja.

3) Mempunyai minat memperbaiki diri, berupaya meningkatkan kinerja lebih

baik daripada sebelumnya.

4) Tidak tergantung kepada orang lain, dapat melaksanakan pekerjaan secara

mandiri

Menurut Darnadi (2018) indikator yang dapat mengukur kinerja pegawai

adalah:

1) Kuantitas kerja: volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal

2) Kualitas kerja: kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak

mengabaikan volume pekerjaan

3) Pemanfaatan waktu: penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan

kebijakan perusahaan.

4) Kerjasama: mampu menangani kebutuhan dalam pekerjaan.

4.2.3 Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu

57
pengumpulan data penelitian yang terdiri dari sejumlah pernyataan tertulis yang

ditujukan kepada responden mengenai hubungan variabel-variabel yang diteliti.

2. Penentuan Skor

Penentuan skor penting pada masing-masing jawaban atas pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner penting untuk dilakukan. Satu pernyataan akan memiliki

lima jawaban atau skala lima tingkat Likert (Likertscale), yaitu responden harus

memilih salah satu jawaban dari lima pilihan tersebut. Masing-masing jawaban

akan memiliki skor berbeda yang dikonversi dalam angka berikut:

1) Sangat Setuju (SS) =5

2) Setuju (S) =4

3) Netral (N) =3

4) Tidak Setuju (TS) =2

5) Sangat Tidak Setuju (STS)= 1

4.3 Metode Pengumpulan Data Dan Alur Pengambilan Data

4.3.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut [CITATION Nur13 \l 1033 ] pengumpulan data adalah suatu

proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek

yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah

mengajukan permohonan ijin penelitian baik dari Universitas Marwadewa, Badan

perijinan dan Penanaman Modal (BPPM) Pemerintah Provinsi Bali, Badan

perijinan dan Penanaman Modal (BPPM) Pemerintah Kabupaten Klungkung,

58
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah

Klungkung sampai dengan ijin dari lokasi penelitian.

Pemilihan sampel dilakukan dan setelah diperoleh, dilakukan

penyampaian maksud dan tujuan penelitian kepada para sampel untuk kesediaan

secara sukarela mejadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani

informed consent. Sewaktu pengisian kuesioner, responden boleh bertanya selama

pengisian kuesioner. Peneliti akan membagikan kuesioner kepada responden

tentang Beban kerja, Burnout, Kepuasan kerja, dan Kinerja Pegawai

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.4.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas data dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Dantes (2012;86)

menjelaskan bahwa validitas penelitian adalah kemampuan suatu penelitian untuk


Studi Pendahuluan Pemberian kuesioner Pengolahan data
mengungkapkan secara tepat mengenai apa yang ingin diteliti. Alat ukur yang
Beban kerja
Pemberian kuesioner
kurang valid berarti memiliki validitas
Burnout rendah. Untuk itu menguji validitas alat
Pemilihan Sampel Analisa data
Pemberian kuesioner
ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur
Kinerja
Pemberian kuesioner
secara keseluruhan dengan caraKepuasan
mengkorelasikan
kerja setiap butir alat Pembahasan
ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat
kesimpulan
ukur digunakan rumus Pearson Product Moment:
Pembuatan laporan
59
r hitung=n ¿ ¿

Keterangan: r hitung = koefisien korelasi

X1= jumlah skor item

Y1= jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji – t dengan rumus :

r √ n−2
t hitung=
√ 1−r 2

Keterangan : t = nilai t hitung; r = koefisien korelasi hasil r hitung; dan n =

jumlah responden. Distribusi ( Tabel t) α =0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2).

Kaedah keputusan : jika t hitung > t tabel berarti valid dan sebaliknya jika t

hitung < t tabel berarti tidak valid. Jika koefisien korelasi hasil hitung ≥ 0,30,

maka instrumen tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika koefisien korelasi

hasil hitung <0,30 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

4.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi konstruk atau

variabel penelitian atau tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur

suatu gejala atau kejadian. Suatu variabel dikatakan reliable (handal) jika jawaban

responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

60
Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur

tersebut dan sebaliknya jika reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat

tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Teknik pengujian reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

K = Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑si² = Jumlah varian skor item

sx² = Varian skor-skor tes (seluruh item K)

Hasil kriteria  dikatakan handal atau reliabel apabila hasil>0,60.

4.5 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu analisis

deskriptif dan analisis kuantitatif. Masing-masing metode analisis tersebut lebih

lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah untuk

61
menggambarkan karakteristik responden penelitian dilihat dari beberapa variabel

penelitian yang menyangkut persepsi responden terhadap manajemen waktu,

komunikasi, motivasi, dan kinerja karyawan.

4.5.2 Analisis Inferensial

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel

dalam penelitian ini yaitu manajemen waktu, komunikasi, motivasi, dan kinerja

karyawan. Dalam menganalisis pengaruh antara variabel eksogen dengan variabel

endogen dalam penelitian ini digunakan metode statistik Partial Least Square

(PLS). Oleh karena metode ini dikenal sangat praktis dan tidak memerlukan

banyak asumsi termasuk asumsi distribusi normal. Menurut Jogiyanto & Abdillah

(2009), PLS adalah analisis persamaan struktural (Structural Equation Modelling)

berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model struktural.

Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas, sedangkan model

struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model

prediksi).

Selanjutnya Jogiyanto & Abdillah (2009) menyatakan analisis PLS adalah

teknik statistika multi varian yang melakukan perbandingan antara variabel

dependen berganda dan variabel independen berganda.PLS merupakan salah satu

metode statistika SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi

berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data.

Lebih lanjut, Ghozali (2013) menjelaskan bahwa PLS adalah metode


62
analisis yang bersifat soft modelling karena tidak mengasumsikan data harus

dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil

(dibawah 100 sampel). Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis

varian dengan LISREL atau AMOS yang berbasis kovarian adalah tujuan

penggunannya.

Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab digunakan PLS dalam

suatu penelitian. Dalam penelitian ini alasan-alasan tersebut yaitu: pertama, PLS

merupakan motode analisis data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus besar,

yaitu jumlah sampel yang kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual

distribution. Kedua, PLS dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, PLS

memungkinkan algoritma dengan menggunakan analisis series ordinary least

square (OLS) sehingga diperoleh efisensi perhitungan algoritma (Ghozali, 2013).

Keempat, pada pendekatan PLS, diasumsikan bahwa semua ukuran varian dapat

digunakan untuk menjelaskan.

Langkah-langkah dalam penggunaan PLS yang lazim dilakukan adalah

sebagai berikut:

RANCANGAN MODEL PENGUKURAN

(OUTER MODEL

RANCANGAN MODEL STRUCTURAL

(INNER MODEL)

KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR

KONVERSI DIAGRAM JALUR

KE SISTEM PERSAMAAN
63
ESTIMASI: WEIGHT, KOEFESIEN
DIAGRAM JALUR, LOADING

EVALUASI GOODNESS OF FIT


Gambar 4.1

Tahapan Analisis Partial Least Square (PLS)

1. Perancangan model pengukuran (outer model), yaitu perancangan untuk

mengetahui apakah suatu indikator bersifat refleksif atau formatif. Model

pengukuran (outer model) digunakan untuk menilai validitas dan reliabilitas

konstruk. Evaluasi outer model dapat dilakukan melalui validitas isi (content

validity), convergent validity dan discriminant validity dari indikator

pembentuk konstruk laten serta indikator reliability, composite reliability, dan

cronbach alpha untuk blok indikatornya. Nilai composite reliability dan

cronbach alpha harus lebih besar dari 0,60.

2. Perancangan model struktural (inner model), yaitu perancangan didasarkan

pada rumusan masalah ataupun hipotesis penelitian. Model struktural (inner

64
model), bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten. Dalam

PLS prediksi hubungan ini dapat dilihat dari nilai R Square (R2) untuk setiap

variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.

Penilaian model struktural juga dapat dilakukan dengan menghitung nilai Q2

Predictive Relevance, yang juga disebut dengan predictive sample reuse.

Nilai Q2>0 menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance,

sedangkan jika Q2<0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive

relevance, seperti yang dikemukakan oleh (Ghozali, 2013).

3. Mengkontruksi diagram jalur, yaitu membuat kontruksi daripada hasil

innermodel dan outer model dalam bentuk diagram jalur agar mudah

dipahami. Struktur diagram jalur dipergunakan untuk menggambarkan

hubungan antar variabel laten baik variabel laten eksogen dengan variabel

endogen, termasuk indikator-indikator yang membentuk variabel laten

tersebut, dalam bentuk sebuah diagram hubungan dalam penelitian ini.

65
X1.1 X1.2 X1.3

Y2.1

X1
Y2.2
(Beban Kerja)
Y2.3

Y1 Y2 Y2.4

(Kepuasan Kerja) (Kinerja) Y2.5

X2.1

X2
X2.2
(Burnout)
X2.3

X2.4 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5

Gambar 4.2

Hubungan Hirarki Model Antar Variabel Dan Indikator Dalam Model

Partial Least Square (PLS)

4. Mengkonversikan diagram jalur ke sistem persamaan, yaitu mengubah

spesifikasi hubungan antar variabel laten dan indikatornya yang ada dalam

outer model dan inner model kedalam suatu sistem persamaan. Outer dan

innermodel ini akan menghasilkan spesifikasi yang dihitung estimasinya, dan

66
disebut sebagai weight relation, dimana weight relation ini juga

dikonversikan kedalam bentuk persamaan algoritma.

5. Estimasi, yaitu perhitungan terhadap parameter yang memakai motode PLS

yang ditentukan dengan motode kuadrat kecil (least square method). Dimana

estimasi ini meliputi :

1) Weight estimate, yaitu untuk menciptakan skor variabel laten.

2) Path estimate (estimasi jalur), yaitu digunakan untuk menghubungkan

antara variabel laten dengan estimasi loading atau variabel laten dengan

indikatornya.

3) Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk

indikator dan variabel laten.

4) Menentukan Goodness of Fit (GoF), yaitu meliputi perhitungan atas

convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability yang

ada dalam outer model serta perhitungan R-square dalam inner model.

Pengujian hipotesis, yaitu pengujian dengan menggunakan metode

resampling bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone yang

menggunakan uji t. Uji Hipotesis pada dasarnya adalah untuk mengetahui

signifikan skor dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (t-test) dengan taraf

siginifikan 5 persen (0,05), maka berarti hasil pengujian menunjukkan p-value

67
lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka berarti hasil pengujian adalah signifikan,

dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka hasil pengujian dikatakan

tidak signifikan.

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 122 orang pegawai rawat inap

dan rawat khusus RSUD Klungkung. Adapun gambaran dari responden dalam

penelitian ini di bagi menjadi beberapa kategori yaitu karakteristik responden

menurut umur, karakteristik responden menurut jenis kelamin dan karakteristik

responden menurut pendidikan terakhir.

68
1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Menurut Robin (2008), Usia responden sangat mempengaruhi kinerjanya

hal tersebut didasarkan atas tiga alasan yaitu : 1. Ada keyakinan yang meluas

bahwa kinerja pegawai menurun dengan meningkatnya usia, 2. Realita bahwa usia

pegawai semakin bertambah. 3. Memasuki usia pensiun. Kedewasaan seseorang

dapat dilihat dari usia seseorang yang merupakan sala satu faktor yang akan

mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab seseorang, dalam

bertindak, berfikir serta mengambil keputusan. Sebagaimana nampak dalam tabel

5.1 dari jawaban responden yang terkumpul dapat dikelompokkan menurut umur

sebagai berikut:

Tabel 5.1

Penilaian Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase

21-30 th 78 63,93%

31-40 th 33 27,04%

41-50 th 8 6,55%

51-60 th 3 2,45%

Total 122 100%

69
Sumber : Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 122 responden, terdapat 78

orang (63,93%) pegawai berumur 21-30 tahun, 33 orang (27,04%) pegawai

berumur 31-40 tahun, 8orang (6,55%) pegawai berumur 41-50 tahun dan 3 orang

(2,45%) pegawai berumur 51-60 tahun. Keadaan ini menunjukan bahwa

responden yang terbanyak adalah pegawai yang berumur 21-30 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari jawaban responden yang terkumpul dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2
Penilaian Responden Berdasaran Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 16 13,11%

Perempuan 106 86,88 %

Total 122 100%

Sumber:Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 122 responden, terdapat 16

orang (13,11%) berjenis kelamin laki-laki dan 106 orang (86,88%) orang berjenis

kelamin perempuan. Keadaan ini menunjukkan bahwa responden yang terbanyak

adalah berjenis kelamin perempuan.


70
3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Sebagaimana diketahuai bahwa individu dengan tingkan pendidikan yang

tinggi mampu bekerja dengan tingkat kesulitan dan tanggung jawab yang lebih

tinggi (Robbins, 2008). Komposisi responden berdasarkan aspek pendidikan

terakhir dapat dilihat pada tabel 5.3. dari jawaban responden yang terkumpul

dapat dikelompokkan menurut pendidikan terakhir sebagi berikut :

Tabel 5.3
Penilaian Responden Berdasaran Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

DIII Keperawatan 95 77,86%

S1 Keperawatan 27 22,13%

Total 122 100%

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 122 orang responden, terdapat

95 orang (77,86%) pegawai berpendidikan DIII Keperawatan, dan 27 orang

(22,13%) pegawai berpendidikan S1 Keperawatan. Keadaan ini menunjukkan

bahwa responden yang terbanyak adalah karyawan berpendidikan DIII

Keperawatan.

5.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk

Menurut Sugiyono (2004), instrumen yang valid berarti alat ukur yang
71
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas dilakukan terhadap item instrumen, menggunakan metode product

moment pearson correlation, yaitu item atau indikator dikatakan valid bila

memiliki nilai koefisien korelasi ≥ 0,30 dan signiikan secara statistik pada level

0,05 atau 0,10. Sedangkan Instrumen yang reliabel dilakukan terhadap konstruk,

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh

instrumen yang tidak reliabel atau konsisten. Uji reliabilitas digunakan metode

cronbach alpha (CR), item atau indikator dikatakan reliabel jika nilai CR ≥ 0,70.

1. Uji Validitas

Berdasarkan data penelitian, setelah dilakukan proses validasi diperoleh

hasil bahwa seluruh item pernyataan pada masing-masing indikator dari beban

kerja, burnout, kepuasan kerja dan kinerja adalah valid karena seluruh indikator

yang dipergunakan untuk merefleksikan konstruk memiliki nilai korelasi lebih

besar dari 0,30 dan signifikan pada level of signifikan 0,05 atau 0,10.

Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Hasil Uji Validitas Variabel

No Variabel Item Pernyataan Validitas


72
Koefisien
Ket
Korelasi

Waktu yang saya butuhkan 0.833 Valid


dalam bekerja sudah sesuai
dengan aturan yang sudah
ditetapkan

Tugas yang saya kerjakan 0.757 Valid


1 Beban Kerja
sesuai dengan keahlian yang
saya miliki

Saya mengerjakan pekerjaan 0.844 Valid


yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan saya

Saya merasa lesu dan jenuh 0.920 Valid


karena harus menjalani hari
di tempat kerja

Saya merasa jenuh dengan 0.924 Valid


pekerjaan saya saat ini
2 Burnout
Motivasi saya untuk berkeja 0.880 Valid
saat ini sudah menurun

Saya benar-benar tidak 0.720 Valid


peduli pada apa yang terjadi
terhadap pasien

3 Kepuasan Saya diberi kesempatan 0.810 Valid


Kerja untuk menyalurkan
ketrampilan dalam pekerjaan
73
saya.

Gaji yang diterima sesuai 0.583 Valid


dengan beban pekerjaan

Kesempatan promosi yang 0.883 Valid


besar diberikan oleh pihak
rumah sakit kepada perawat
dan bidan.

Atasan saya memberikan 0.847 Valid


penghargaan atau pujian
atas prestasi dalam bekerja

Rekan kerja saya 0.375 Valid


memberikan bantuan
langsung dalam
menyelesaikan masalah

Saya mampu menyelesaikan


4 Kinerja pekerjaan tepat waktu 0.769 Valid
Pegawai
Saya dapat melaksanakan 0.601 Valid
pekerjaan dengan mandiri

Beban kerja saya sesuai 0.416 Valid


dengan jabatan saat ini
dengan hasil pekerjaan yang
maksimal

Kualitas hasil kerja yang saya 0.906 Valid


lakukan selalu sesuai dengan
SOP dan rencana yang telah
ditetapkan ?

74
Saya mampu bekerja dengan 0.664 Valid
rekan kerja dengan baik

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji menunjukkan bahwa seluruh indikator yang dipergunakan

merefleksikan konstruk yang diteliti menunjukkan nilai Cronbachs Alpha lebih

besar dari 0,70 berarti seluruh indikator yang diukur adalah reliabel. Hasil uji

reliabilitas instrumen penelitian ditunjukkan pada tabel 5.5

Tabel 5.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Alpha
No Konstruks N of Items Keterangan
Cronbach

1 Beban Kerja 0,720 3 Reliabel

2 Burnout 0,886 4 Reliabel

3 Kepuasan Kerja 0,757 5 Reliabel

4 Kinerja Pegawai 0,795 5 Reliabel

Sumber : Data diolah (2019)

5.1.3 Analisis Deskriptif

Deskripsi variabel dilakukan untuk mengetahui gambaran tiap-tiap variabel

75
dilihat dari distribusi frekwensi jawaban responden atas pernyataan variabel yang

diteliti untuk interpretasi penilaian responden, digunakan lima klasifikasi dengan

perhitungan interval sebagi berikut (Umar, 2005):

m(n−1)
Interval=
n.m

122(5−1)
¿
5.122

488
¿ =0,8 00
610

Keterangan : m= Jumlah responden, n= jumlah skala

Jadi interpretasi atas rata-rata skor variabel dengan respon positif (favorable)

adalah dengan kriteria sebagai berikut:

Nilai 1,00-1,80 = Sangat Tidak Setuju / Sangat Rendah

Nilai 1,81-2,60 = Tidak setuju / Rendah

Nilai 2,61-3,40 = Cukup

Nilai 3,41-4,20 = Setuju / Tinggi

Nilai 4,21-5,00 = Sangat Setuju / Sangat Tinggi

1. Deskripsi Variabel Beban Kerja

Variabel Beban Kerja pada penelitian ini terdiri dari 3 indikator sebagai

dasar pengukuran, yaitu: Waktu yang saya butuhkan dalam bekerja sudah sesuai

76
dengan aturan yang sudah ditetapkan, Tugas yang saya kerjakan sesuai dengan

keahlian yang saya miliki, Saya mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan latar

belakang pendidikan saya. Hasil deskriptif mengenai variabel beban kerja

ditunjukkan dalam tabel 5.6.

Tabel 5.6
Deskripsi Variabel X1Beban Kerja

Rata
No Jawaban Responden (%) -rata Ket.
Item Pernyataan Skor
Item
STS TS C S SS

Waktu sesuai dengan


1 5,8 8,3 9,9 70,2 5,8 3,62 Cukup
aturan

Tugas sesuai dengan Setuju/


2 0 2,5 1,7 70,2 25,6 4,19
keahlian Tinggi

Mengerjakan
Setuju/
3 pekerjaan sesuai 0 5,0 3,3 65,3 26,4 4,13
Tinggi
dengan pendidikan

5,2 4,9 Setuju/


Rata-Rata 1,93 68,57 19,27 3,98
7 7 Tinggi

Sumber : Data diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5.6 ini memberikan informasi bahwa skor rata-rata

untuk variabel beban kerja adalah 3,98%, Hal ini didukung oleh skor rata-rata

respon responden yang cukup tinggi pada pernyataan tugas yang saya kerjakan

sesuai dengan keahlian yang saya miliki yaitu sebesar4.19%, Sedangkan dengan

77
skor rata-rata terendah adalah item pernyataan waktu sesuai dengan aturan yaitu

sebesar 3,62%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa para pegawai

bekerja masih kurang dalam jam kerja yang efektif, dimana pegawai dapat bekerja

sesuai dengan jam yang telah di tentukan.

2. Deskripsi Variabel Burnout

Variabel Burnout pada penelitian ini terdiri dari 4 indikator sebagai dasar

pengukuran, yaitu: Saya merasa lesu dan jenuh karena harus menjalani hari di

tempat kerja, Saya merasa jenuh dengan pekerjaan saya saat ini, Motivasi saya

untuk berkeja saat ini sudah menurun, dan Saya benar-benar tidak peduli pada apa

yang terjadi terhadap pasien.Hasil deskriptif mengenai variabel burnout

ditunjukkan dalam tabel 5.7.

Tabel 5.7
Deskripsi Variabel X2 Burnout

Rata
No Jawaban Responden (%) -rata Ket.
Item Pernyataan Skor
Item
STS TS C S SS

Merasa lesu dan Tidak


1 jenuh di tempat 24,8 44,6 25,6 5,0 0 2,11 Setuju/
kerja Rendah

Merasa jenuh Tidak


2 dengan pekerjaan 9,1 58,7 25,6 5,8 0,8 2,31 Setuju/
saat ini Rendah

Tidak
Motivasi berkeja
3 11,6 59,5 24,0 5,0 0 2,22 Setuju/
sudah menurun
Rendah

4 Tidak peduli pada 68,6 24,0 5,8 1,7 0 1,41 Sangat

78
Tidak
apa yang terjadi Setuju/
terhadap pasien Sangat
Rendah

Tidak
4,3
Rata-Rata 28,53 46,70 20,25 0,20 2,01 Setuju/
8
Rendah

Sumber : Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 5.7 ini memberikan informasi bahwa skor rata-rata

untuk variabel burnout adalah 2,01%. Hal ini didukung oleh skor rata-rata respon

responden yang cukup tinggi pada pertanyaan saya merasa jenuh dengan

pekerjaan saya saatini yaitu sebesar 2,31%, Sedangkan dengan skor rata-rata

terendah adalah item pertanyaan saya benar-benar tidak peduli pada apa yang

terjadi terhadap pasien yaitu sebesar 1,41%. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan bahwa para pegawai bekerja masih mengalami masalah depersonalisasi

merasa tidak ada satupun aktivitas yang dilakukannya bernilai atau berarti. Sikap

ini ditunjukkan melalui perilaku masa bodoh, bersikap sinis, tidak berperasaan

dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.

3. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja

Variabel Kepuasan Kerja pada penelitian ini terdiri dari 5 indikator

sebagai dasar pengukuran, yaitu: Saya diberi kesempatan untuk menyalurkan

ketrampilan dalam pekerjaan, Gaji yang diterima sesuai dengan beban pekerjaan,

Kesempatan promosi yang besar diberikan oleh pihak rumah sakit kepada saya,

Atasan memberikan penghargaan atau pujian atas prestasi saya dalam bekerja dan

rekan kerja saya memberikan bantuan langsung dalam menyelesaikan masalah.

79
Hasil deskriptif mengenai variabel kepuasan kerja ditunjukkan dalam tabel 5.8.

Tabel 5.8
Deskripsi Variabel Y1 Kepuasan Kerja

Rata
No Jawaban Responden (%) -rata Ket.
Item Pernyataam Skor
Item
STS TS C S SS

Diberi kesempatan
menyalurkan Setuju/
1 0 28,9 11,6 47,1 12,4 3,43
ketrampilan dalam Tinggi
pekerjaan

Gaji yang diterima


2 12,4 24,8 16,5 45,5 0,8 2,98 Cukup
sesuai beban pekerjaan

Kesempatan promosi
3 diberikan pihak rumah 6,6 33,9 19,8 37,2 2,5 2,95 Cukup
sakit

Atasan memberikan
4 penghargaan dan 9,9 31,4 18,2 38,8 1,7 2,91 Cukup
pujian dalam bekerja

Rekan kerja
memberikan bantuan Setuju/
5 1,7 3,3 3,3 71,1 20,7 4,06
dalam menyelesaikan Tinggi
masalah

Rata-Rata 6,12 24,46 13,88 47,94 7,62 3,27 Cukup

Sumber : Data diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5.8 ini memberikan informasi bahwa skor rata-rata

untuk variabel kepuasan kerja adalah 3,27%%, Hal ini didukung oleh skor rata-

rata respon responden yang cukup tinggi pada pernyataan rekan kerja saya

memberikan bantuan langsung dalam menyelesaikan masalah yaitu sebesar

80
4,06%. Sedangkan dengan skor rata-rata terendah adalah item Atasan saya

memberikan penghargaan atau pujian atas prestasi saya dalam bekerja,yaitu

sebesar 2,91%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa para pegawai

bekerja menilai promosi merupakan hal non finansial berupa kenaikan jabatan

yang lebih tinggi.

4. Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai

Variabel Kinerja pegawai pada penelitian ini terdiri dari 5 indikator

sebagai dasar pengukuran, yaitu: Saya mampu menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu, Saya dapat melaksanakan pekerjaan dengan mandiri, Beban kerja saya

sesuai dengan jabatan saat ini dengan hasil pekerjaan yang maksimal, Kualitas

hasil kerja yang saya lakukan selalu sesuai dengan SOP dan rencana yang telah

ditetapkan, dan Saya mampu bekerja dengan rekan kerja dengan baik. Hasil

deskriptif mengenai variabel kepuasan kerja ditunjukkan dalam tabel 5.9.

Tabel 5.9
Deskripsi Variabel Y2 Kinerja Pegawai

Rata
No Jawaban Responden (%) -rata Ket.
Item Pernyataan Skor
Item
STS TS C S SS

Mampu Setuju/
1 0 5,0 1,7 67,8 25,6 4,14
menyelesaikan Tinggi
pekerjaan tepat waktu
2 Dapat melaksanakan 0 3,3 9,1 62,8 24,8 4,09 Setuju/
pekerjaan dengan Tinggi

81
mandiri

Beban kerja saya


sesuai dengan jabatan
3 17,4 17,4 10,7 51,2 3,3 3,06 Cukup
dengan hasil pekerjaan
yang maksimal

Kualitas hasil kerja


selalu sesuai dengan Setuju/
4 3,3 3,3 3,3 72,7 17,4 3,98
SOP dan rencana yang Tinggi
telah ditetapkan

Sangat
Mampu bekerja Setuju/
5 0 0,8 3,3 55,4 40,5 4,36
dengan rekan kerja Sangat
Tinggi

Rata-Rata 4,14 5,96 5,62 61,98 22,32 3,93 Setuju

Sumber : Data diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5.9 ini memberikan informasi bahwa skor rata-rata

untuk variabel kepuasan kerja adalah 3,93%%, Hal ini didukung oleh skor rata-

rata responden yang cukup tinggi pada pernyataan Saya mampu bekerja dengan

rekan kerja dengan baikyaitu sebesar 4,36%, Sedangkan dengan skor rata-rata

terendah adalah item Beban kerja saya sesuai dengan jabatan saat ini dengan hasil

pekerjaan yang maksimal yaitu sebesar 3,06%. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan bahwa para pegawai bekerja masih kurang dalam pemanfaatan waktu

yang penggunaan masa kerja disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

5.1.4 Analisis Inferensial

1 Evaluasi Model Pengukuran (Measurement Model/Outer Model)

Sehubungan dengan indikator-indikator yang membentuk variabel laten


82
dalam penelitian ini bersifat reflektif, maka evaluasi model pengukuran

(measurement medel/outer model), untuk untuk mengukur validitas dan reabilitas

indikator-indikator tersebut adalah 1). Covergent validity, 2). Discriminant

validity, 3). Composite Reliability dan Cronbach Alpha.

1) Covergent Validity

Convergent validity merupakan suatu kriteria dalam pengukuran validitas

indikator yang bersifat refleksif. Evaluasi ini dilakukan melalui pemeriksaan

terhadap koefisien outer loading masing-masing indikator terhadap variabel

latennya. Suatu indikator dikatakan valid, jika koefisien outer loading diantara

0,60 – 0,70 namun untuk analisis yang teorinya tidak jelas maka outer loading

0,50 direkomendasikan (Lathan dan Ghozali, 2012:78), serta signifikan pada

tingkat alpha 0.05 atau t-statistik 1,96. Nilai outer loading masing - masing

indikator terhadap variable latennya dapat dilihat pada Tabel 5.10

Tabel 5.10

Nilai Outer Loading Hasil Estimasi Sebelum Rekonstruksi Model

No Outer Loading Original Sampel P Values

1 X1.1<- BEBAN KERJA 0.551 0.024

2 X1.2 <- BEBAN KERJA 0.889 0.000


83
3 X1.3 <- BEBAN KERJA 0.887 0.000

4 X2.1 <- BURNOUT 0.420 0.236

5 X2.2 <- BURNOUT 0.063 0.890

6 X2.3 <- BURNOUT 0.073 0.872

7 X2.4 <- BURNOUT 0.907 0.079

8 Y1.1 <- KEPUASAN KERJA 0.830 0.153

9 Y1.2 <- KEPUASAN KERJA 0.554 0.196

10 Y1.3 <- KEPUASAN KERJA 0.945 0.166

11 Y1.4 <- KEPUASAN KERJA 0.909 0.174

12 Y1.5 <- KEPUASAN KERJA 0.128 0.551

13 Y2.1 <- KINERJA PEGAWAI 0.874 0.000

14 Y2.2 <- KINERJA PEGAWAI 0.845 0.000

15 Y2.3 <- KINERJA PEGAWAI -0.530 0.033

16 Y2.4 <- KINERJA PEGAWAI 0.646 0.000

17 Y2.5 <- KINERJA PEGAWAI 0.867 0.000

Tabel 5.11 menunjukkan seluruh indikator memenuhi syarat dari

pengukuran discriminant validity. Hasil tersebut dapat dilihat pada pada Gambar

5.1 dan Gambar 5.2.

Tabel 5.11

Nilai Outer Loading Setelah Rekonstruksi Model

No Outer Loading Original Sampel P Values

1 X1.1 <- BEBAN KERJA 0.551 0.021

2 X1.2 <- BEBAN KERJA 0.889 0.000

3 X1.3 <- BEBAN KERJA 0.887 0.000

84
4 X2.1 <- BURNOUT 0.762 0.001

5 X2.2 <- BURNOUT 0.527 0.086

6 X2.4 <- BURNOUT 0.917 0.001

7 Y1.1 <- KEPUASAN KERJA 0.843 0.001

8 Y1.2 <- KEPUASAN KERJA 0.545 0.030

9 Y1.3 <- KEPUASAN KERJA 0.944 0.001

10 Y1.4 <- KEPUASAN KERJA 0.905 0.002

11 Y2.1 <- KINERJA PEGAWAI 0.875 0.000

12 Y2.2 <- KINERJA PEGAWAI 0.849 0.000

13 Y2.3 <- KINERJA PEGAWAI -0.533 0.016

14 Y2.4 <- KINERJA PEGAWAI 0.639 0.000

15 Y2.5 <- KINERJA PEGAWAI 0.862 0.000

Tabel 5.11 menunjukkan seluruh indikator memenuhi syarat dari

pengukuran discriminant validity. Hasil tersebut dapat dilihat pada pada Gambar

5.1 dan Gambar 5.2.

Gambar 5.1
Outer Loading dan Path Analysis Hasil Estimasi

85
Sedangkan hasil perhitungan mengenai hasil uji signifikansinya
(boothstrapping) sebelum rekonstruksi dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 5.2.
Boothstrapping (Uji Statistik)

86
2) Discriminant Validity

Pengukuran validitas indikator-indikator yang membentuk variabel laten,

dapat pula dilakukan melalui discriminant validity dengan melihat nilai √ AVE

dan nilai AVE. Indikator dianggap valid jika nilai AVE masing-masing konstruk

> 0,50 dan nilai √ AVE seluruh konstruk > nilai korelasi antar variabel (Lathan &

Ghozali, 2012:78-79).

Tabel 5.12
Uji Discriminant Validity

Construct Reliability and Validity

Average
Cronbach’s Composite
Variabel Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)

BEBAN KERJA 0.710 0.829 0.627

BURNOUT 0.757 0.789 0.566

KEPUASAN 0.827 0.891 0.679


87
KERJA

KINERJA
0.626 0.777 0.585
PEGAWAI

Latens Variable

KINERJ
BEBAN KEPUASAN A
Variabel BURNOUT
KERJA KERJA PEGAW
AI

BEBAN 0.673
1.000 -0.365 -0.174
KERJA

BURNOUT -0.365 1.000 0.316 -0.439

KEPUASAN -0.334
-0.174 0.316 1.000
KERJA

KINERJA 1.000
0.673 -0.439 -0.334
PEGAWAI

Sumber : Data diolah 2020

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai AVE seluruh konstruk > 0,50 dan

nilai √ AVE seluruh konstruk masing-masing untuk beban kerja = 0,792, burnout

= 0,752, kepuasan kerja = 0,824, dan kinerja = 0,765 lebih besar dari nilai

korelasi antar variabel yaitu antara -0,174 sampai dengan 0,673. Sehingga

dinyatakan valid berdasarkan kriteria discriminant validity.

3) Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Suatu pengukuran dapat dikatakan reliabel, apabila composite reliability

dan cronbach alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,70. Composite reliability dan

88
Cronbach alpha adalah merupakan suatu pengukuran reliabilitas antar blok

indikator dalam model penelitian.

Tabel 5.13

Uji Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Construct Reliability and Validity

Average
Cronbach’s Composite
Variabel Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)

BEBAN KERJA 0.710 0.829 0.627

BURNOUT 0.757 0.789 0.566

KEPUASAN
0.827 0.891 0.679
KERJA

KINERJA
0.626 0.777 0.585
PEGAWAI

Tabel 5.13 menunjukkan bahwa nilai composite reliability masing-masing

konstruk menunjukkan nilai lebih besar dari 0.70.Dari sisi nilai Cronbach Alpha

seluruh konstruk nilainya diatas 0,70, kecuali kinerja perawat sebesar 0,626

sedikit lebih rendah dari 0,70, sehingga secara keseluruhan konstruk dinyatakan

valid.

1 Evaluasi Model Struktural (Structural Model/Inner Model)

Evaluasi model struktural (Structural Model/Inner Model) adalah

pengukuran untuk mengevaluasi tingkat ketepatan model dalam penelitian secara

keseluruhan, yang dibentuk melalui beberapa variabel beserta dengan indikator-


89
indikatornya. Dalam evaluasi model struktural ini akan dilakukan melalui

beberapa pendekatan diantaranya : a) R-Square (R2), b) Q-Square Predictive

Relevance (Q2), dan c) Goodness of Fit (GoF).

1) Evaluasi Model Struktural Melalui R-Square (R2)

R-Square (R2) dapat menunjukkan kuat lemahnya pengaruh yang

ditimbulkan oleh variabel dependen terhadap variabel independen. R-Square(R2)

juga dapat menunjukkan kuat lemahnya suatu model penelitian. Menurut Chin

(Lathan dan Ghozali, 2012:85), nilai R-Square (R2) sebesar 0,67 tergolong model

kuat, R-Square (R2) sebesar 0,33 model moderat, dan R-Square (R2) sebesar 0,19

tergolong model yang lemah.

Tabel 5.14
Evaluasi Model Struktural Inner

R Square

Variabel R Square R Square Adjusted

KEPUASAN KERJA 0.104 0.083

KINERJA PEGAWAI 0.525 0.508

Sumber : Data diolah 2019

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa nilai R2 kepuasan kerjasebesar 0.104;

berdasarkan kriteria Chin (Lathan & Ghozali, 2012:85), maka model tersebut

termasuk kriteria model lemah, maknanya adalah variasi beban kerja dan burnout

mampu menjelaskan variasi kepuasan pasien sebesar 10,40% persen, 89,90 49%

90
persen dijelaskan oleh variasi variabel lain diluar model yang dianalisis.

Sedangkan kinerja perawat dan bidan memiliki nilai R-square sebesar 0,525 atau

termasuk model mendekati kuat, artinya beban kerja, burnout dan kepuasan kerja

mampu menjelaskan variasi kinerja perawat dan bidan yaitu sebesar 52,50%

persen sedangkan sisanya 47,50% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

2) Evaluasi Model Struktural melalui Q-Square Predictive Relevance (Q2)

Q-Square Predictive Relevance (Q2) adalah merupakan pengukur seberapa

baik observasi yang dilakukan memberikan hasil terhadap model penelitian. Nilai

Q-Square Predictive Relevance (Q2) berkisar antara 0 (nol) samai dengan 1 (satu).

Semakin mendekati 0 nilai Q-Square Predictive Relevance (Q2), memberikan

petunjuk bahwa model penelitian semakin tidak baik, sedangkan sebaliknya

semakin menjauh dari 0 (nol) dan semakin mendekat ke nilai 1 (satu), ini berarti

model penelitian semakin baik. Kriteria kuat lemahnya model diukur berdasarkan

Q-Square Predictive Relevance (Q2) menurut Lathan & Ghozali (2012:85) adalah

sebagai berikut : 0,35 ( model kuat), 0,15 (model moderat), dan 0,02 (model

lemah). Rumus Q-Square adalah :Q2 = 1 - (1 - R12)(1-R22).

Besarnya nilai Q-Square adalah = 1 - (1 - R12) (1 - R22) = 1 – ( 1 – 0,104)

(1 – 0,525) = 1 – 0,426 = 0,574, berdasarkan hasil ini maka model hasil estimasi

adalah termasuk dalam kriteria kuat, artinya 57,40% variasi konstruk endogen

dapat diprediksi oleh variasi konstruk eksogen.

3) Evaluasi Model Struktural melalui Goodness of Fit (GoF)

91
Goodness of Fit (GoF) merupakan pengukuran ketepatan model secara

keseluruhan (global), karena dianggap merupakan pengukuran tunggal dari

pengukuran outer model dan pengukuran inner model. Nilai pengukuran

berdasarkan Goodness of Fit (GoF) memiliki rentang nilai antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu). Nilai Goodness of Fit (GoF) yang semakin mendekati 0 (nol),

menunjukkan model semakin kurang baik, sebaliknya semakin menjauh dari 0

(nol) dan semakin mendekat 1 (satu), maka model semakin baik. Kriteria kuat

lemahnya model berdasarkan pengukuran Goodness of Fit (GoF) menurut Lathan

& Ghozali (2012:88), adalah sebagai berikut : 0,36 (GoF large), 0,25 (GoF

medium), dan 0,10 (GoF small ). (Tenenhaus et al., 2004: 175).

Tabel 5.15

Evaluasi Goodness Of Fit

R Square

Variabel R Square R Square Adjusted

KEPUASAN KERJA 0.104 0.083

KINERJA PEGAWAI 0.525 0.508

Construct Reliability and Validity

Average
Cronbach’s Composite
Variabel Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)

BEBAN KERJA 0.710 0.829 0.627

BURNOUT 0.757 0.789 0.566

KEPUASAN 0.827 0.891 0.679


92
KERJA

KINERJA
0.626 0.777 0.585
PEGAWAI

Sumber : Data diolah 2020

Perhitungan dengan GoF menunjukkan nilai rata-rata R2 sebesar 0,315

sedangkan rata-rata akar AVE sebesar 0,783, maka nilai GoF sebesar √ AR2 *

A.Com = √ 0,315*0,783= √ 0,247 = 0,497 Artinya model global adalah prediktif

yang large..

4) Path Analisis dan Pengujian Hipotesis, yang diharapkan adalah Ho ditolak

atau nilai sig < 0,05 (atau nilai t statistic > 1,96 dengan level of signifikan 0,05).

Tabel.5.16
Path Analisis dan Pengujian Statistik

Path Coefficients

Standard
Original
Sample Deviatio
Variabel sample T Statistics P Values
Mean n
(0)
(STDEV)

BEBAN KERJA
-> KEPUASAN -0.068 -0.112 0.178 0.382 0.703
KERJA

BEBAN KERJA 0.580 0.617 0.156 3.707 0.000


-> KINERJA

93
PEGAWAI

BURNOUT ->
KEPUASAN 0.291 0.202 0.298 0.977 0.329
KERJA

BURNOUT ->
KINERJA -0.170 -0.138 0.098 1.742 0.082
PEGAWAI

KEPUASAN
KERJA ->
-0.179 -0.192 0.137 1.309 0.191
KINERJA
PEGAWAI

Sumber: Data Diolah 2020

Tabel 5.16 menunjukkan bahwa :

1. Beban kerja berpengaruh negatif sebesar -0,068 terhadap kepuasan kerja, dan

hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 karena nilai P Value >

0,05 yaitu sebesar 0,703.

2. Beban kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai sebesar 0.580, dan

hubungan tersebut signifikan pada level 0,05 dengan nilai P Value < 0,05

yaitu 0,000.

3. Burnout berpengaruh positif sebesar 0,291 terhadap kepuasan kerja, dan

hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 dengan nilai P Value

sebesar 0,329.

4. Burnout berpengaruh negatif sebesar -0,170 terhadap kinerja, dan hubungan

tersebut signifikan pada level 0,10 dengan nilai P Value sebesar 0,082.

94
5. Kepuasan kerja berpengaruh negatif sebesar -0,179 terhadap kinerja pegawai,

dan hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 dengan nilai P Value

sebesar 0,191.

6. Pengaruh mediasi yang dianalisis meliputi analisis direct dan indirect effect

analisis dalam penelitian ini menggunakan metode pemeriksaan. Metode

pemeriksaan dengan cara melakukan dua kali analisis, yaitu analisis dengan

melibatkan variabel mediasi dan analisis tanpa melibatkan variabel mediasi.

Metode pemeriksaan variabel mediasi dengan pendekatan perbedaan

koefisien dilakukan sebagi berikut: (a) memeriksa pengaruh langsung

Variabel Independen terhadap Variabel Dependen pada model dengan

melibatkan variabel mediasi, (b) memeriksa pengaruh Variabel Independen

terhadap Variabel Dependen pada model tanpa melibatkan variabel mediasi,

(c) memeriksa pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Mediasi, dan

(d) memeriksa pengaruh variabel Mediasi terhadap variabel Dependen.

Jika (c) dan (d) signifikan, serta (a) tidak signifikan, maka variabel

intervening dikatakan sebagai variabel mediasi sempurna (complete mediation).

Jika (c) dan (d) signifikan serta (a) juga signifikan, di mana koefisien dari (a)

lebih kecil (turun) dari (b) maka variable intervening dikatakan sebagai variabel

mediasi sebagian (partial mediation). Jika (c) dan (d) signifikan serta (a) juga

signifikan, di mana koefisien dari (a) hampir sama dengan (b) maka variabel

intervening dikatakan bukan sebagai variabel mediasi. Jika salah satu (c) atau (d)

atau keduanya tidak signifikan maka dikatakan bukan sebagai variabel mediasi

(Solimun, 2011; Hair et al., 2010).


95
Gambar 5.3

Peran Mediasi Secara Teoritis

c d

C
A

A b C

Berdasarkan hasil perhitungan, maka uji peran mediasi dapat dilihat pada Gambar
5.4 dan 5.5 berikut.

96
Gambar 5.4
Peran Mediasi Kepuasan Kerja Atas Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
(Indirect Effect)

Gambar 5.5
Uji Statistik Peran Mediasi Kepuasan Kerja Atas Beban Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai (Indirect Effect)

97
Gambar 5.6

Hubungan Langsung antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Gambar 5.7
Uji Statistik Hubungan Langsung antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

98
Berdasarkan Gambar 5.6 dan 5.7, maka ternyata Kepuasan kerja bukan

merupakan mediasi antara beban kerja terhadap kinerja pegawai.

Gambar 5.8
Peran Mediasi Kepuasan kerja atas Burnout Atas Terhadap Kinerja Pegawai
(Indirect Effect)

99
Gambar 5.9
Uji Statistik Peran Mediasi Kepuasan kerja atas Burnout Terhadap Kinerja
Pegawai (Indirect Effect)

Gambar 5.10

Hubungan Langsung antara Burnout Terhadap Kinerja Pegawai

100
Gambar 5.11
Uji Statistik Hubungan Langsung antara Burnout Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan Gambar 5.10 dan 5.11, maka ternyata kepuasan kerja bukan

merupakan mediasi antara burnout terhadap kinerja pegawai.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian mengenai pengaruh beban kerja terhadap

kepuasan kerja menunjukkan dimana beban kerja berpengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja dan hubungan tersebut tidak signifikan. Hasil ini memberi makna

bahwa beban kerja pegawai RSUD Klungkung tidak berdampak terhadap

meningkatnya kinerja karyawan secara signifikan. Dalam indikator waktu sesuai


101
dengan aturan tergolong rendah, masih banyak pegawai yang bekerja diluar waktu

yang sesuai dengan aturan atau masih banyak pegawai yang bekerja diluar jam

kerja. Hal ini disebabkan karena selalu kekurangan SDM dalam

memberikan.asuhan kepada pasien, sehingga menyebabkantimbulnya keluhan

tentang beban kerja.Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang

menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja RSUD klungkung tidak terbukti.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Mahendrawan & Indrawati (2015) di PT. Panca Dewata menemukan hasil analisis

data diketahui bahwa variabel beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan

kerja karyawan PT. Panca Dewata sedangkan variabel kompensasi berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja PT. Panca Dewata. Penelitian yang dilakukan oleh

Tambengi, et al., (2016) hasil menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Tandi

& Syafei (2016) menemukan hasil bahwa beban kerja mempunyai pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada bandar udara kelas I

utama Sentani. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Astutik (2019)

menunjukkan beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja perawat di rumah sakit Unipdu Medika Jombang. Penelitian lain yang

sejalan adalah penelitian dari Barahama, et al, (2019) penelitian ini menunjukkan

ada hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja di RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado.

102
5.2.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian mengenai pengaruh beban kerja terhadap

kinerja pegawai menunjukkan dimana beban kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai dan hubungan tersebut signifikan. Hasil ini memberi makna

bahwa beban kerja pegawai RSUD Klungkung berdampak terhadap meningkatnya

kinerja karyawan secara signifikan. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian

ini yang menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja RSUD Klungkung tidak terbukti.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Arifpuddin & Napirah (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan beban kerja

dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Penelitian lain

yang mendukung dilakukan oleh Aprilia (2017) menunjukkan hasil bahwa Beban

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Ibnu

Sina Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Pekanbaru terbukti kebenarannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauziah, et

al.,(2018) menujukkan hasil terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja

petugas pemadam kebakaran.

5.2.3 Pengaruh Burnout Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian mengenai pengaruh burnout terhadap

kepuasan kerja menunjukkan dimana burnout berpengaruh positif terhadap kinerja

pegawai dan hubungan tersebut tidak signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa
103
Burnout pegawai RSUD Klungkung berdampak terhadap meningkatnya kinerja

karyawan secara signifikan. Dalam indikator tidak peduli pada apa yang terjadi

terhadap pasien, hal ini menunjukkan tingkat kepedulian pegawai terhadap pasien

belum optimal. Kemungkinan disebabkan oleh beban kerja yang lebih dari

ketentuan seperti halnya jam kerja yang berlebih sehingga pegawai mengalami

kelelahan dan dampaknya pegawai menjadi kurang peduli dengan keadaan pasien

dan menyebabkan kepuasan kerja pun menurun. Dengan demikian, hipotesis

dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa burnout berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja RSUD Klungkung tidak terbukti.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang mengenai burnout

dan kepuasan kerja diperoleh temuan secara empirik bahwa burnout berpengaruh

negatif terhadap kepuasan kerja. Dimana semakin menurun burnout yang dialami

oleh karyawan Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kedeputian

Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Dan Maluku maka

akan dapat meningkatkan kepuasan kerja (Iswardhani, et al, 2019).

5.2.4 PengaruhBurnout Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian mengenai pengaruh burnout terhadap kinerja

pegawai menunjukkan dimana burnout berpengaruh negatif terhadap kinerja

pegawai dan hubungan tersebut signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa

burnout pegawai RSUD Klungkung meningkat maka bertolak belakang dengan

kinerja pegawai menurun. Baik buruknya kinerja pegawai akan berimbas pada

organisasi yang dijalankan. Apabila kinerja pegawai menurun, bisa dikatakan bila
104
roda RSUD Klungkung juga tidak bisa berjalan dengan seimbang. Begitu juga

sebaliknya, bila motivasi kerja pegawai bisa terjaga dengan baik, maka

perkembagan RSUD Klungkung bisa berjalan dengan baik.Dengan demikian,

hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa burnout berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai RSUD Klungkung terbukti.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan olehAsi

(2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout memiliki pengaruh terhadap

kinerja perawat di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Hasil penelitian

yang sama terhadap kinerja karyawan outsourcing RRI Mataram bahwa burnout

berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja [ CITATION Suk15 \l 1033 ].

Studi terhadap dosen pada Universitas Widyagama Malang yang diteliti oleh

Satriyo (2014) menemukan bahwa menemukan pengaruh signifikan secara

langsung antara Burnout terhadap Kinerja Dosen. Penelitian lainmenemukan

bahwa burnoutberpengaruh negatif terhadap kinerja perawat RSUP Sanglah

Denpasar. Semakin tinggi burnout maka kinerja perawat RSUP Sanglah Denpasar

semakin rendah [ CITATION Adn17 \l 1033 ].

5.2.5 Pengaruh Kepuasan kerja Terhadap Kinerja


Berdasarkan hasil pengujian mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai menunjukkan dimana kepuasan kerja berpengaruh negative

terhadap kinerja pegawai dan hubungan tersebut tidak signifikan. Hasil ini

memberi makna bahwa beban kerja pegawai RSUD Klungkung tidak berdampak

105
terhadap meningkatnya kinerja karyawan secara signifikan.

Indikator gaji yang diterima sesuai beban pekerjaan. Hal ini tentunya harus

sangat diperhatikan oleh pihak RSUD Klungkung, karena nilai dari kepuasan

kerja dari seorang pegawai salah satunya adalah gaji yang setara dengan beban

kerja yang diterima oleh pegawai. Jika gaji sudah sesuai dengan beban kerja dan

jabatan yang di tanggung oleh pegawai, maka diharapkan kinerja pegawai di

RSUD Klungkung akan menjadi meningkat dan tentunya lebih optimal. Dengan

demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja RSUD Klungkung

tidak terbukti.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakkan

oleh penelitian yang dilakukan pada perawat di instalasi gawat darurat rumah

sakit Aisyiyah Bojonegoro mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja dengan

kinerja sangatlah berperan penting, kepuasan akan tercipta dengan penghargaan

kinerja yang diperolehnya (Jayanegara & Hartantik, 2017 ). Hasil penelitian yang

sama ditemukan oleh Febriyana (2015) di PT. Kabepe Chakra menemukan hasil

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Kabepe Chakra memiliki hubungan

yang positif dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani & Dewi

(2016) di perusahaan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali menemukan hasil bahwa

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan (Fadhil & Mayowan, 2018) di AJB Bumi Putera

menemukan hasil bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka semakin

tinggi kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hettiarachi (2017) pada
106
pekerja professional TI di Srilanka mendapatkan hasil bawa kepuasan kerja

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

5.2.6 Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Beban Kerja


Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian mengenai peran kepuasan kerja dalam

memediasi pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai menunjukkan bahwa

kepuasan kerja merupakan mediasi sempurna antara beban kerja terhadap kinerja

pegawai karena hubungan antara beban kerja terhadap kinerja pegawai tidak

signifikan. Sedangkan hubungan tidak langsung antara beban kerja dengan

kepuasan kerja signifikan demikian juga hubungan antara kepuasan kerja terhadap

kinerja juga signifikan, dengan kata lain kepuasan kerja memediasi hubungan

antara beban kerja terhadap kinerja karyawan RSUD Klungkung. Sehingga

hipotesis dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja memediasi beban kerja

terhadap kinerja karyawan diterima.

Jalal &Zaheer (2017) dalam penelitiannya pada karyawan PT. Islamabab

dan Rawalpindi Pakistan mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja memediasi

konsekuensi negatif beban kerja pada kinerja sehingga kepuasan kerja memediasi

hubungan negative dari beban kerja dengan kinerja pekerjaan. Penelitian yang

dilakukan oleh Putri (2018) pada pegawai di kantor akuntan publik kota Semarang

mendapatkan hasil bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh beban kerja

terhadap kinerja. Menurut Gozali (2016) yang melakukan penelitian pada studi

107
kasus pada BPS kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai

menyatakan beban kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja.

5.2.7 Peranan Kepuasan Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Burnout

Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian mengenai peran kepuasan kerjadalam

memediasi pengaruh burnout terhadap kinerja pegawai menunjukkan bahwa

kepuasan kerja bukan merupakan mediasi antara burnout terhadap kinerja

perawat, karena hubungan langsung antara burnout terhadap kinerja signifikan,

sedangkan hubungan tidak langsung antara burnout terhadap kepuasan kerja

signifikan namun hubungan antara kepuasan kerja terhadap kinerja tidak

signifikan. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja

memediasi burnout terhadap kinerja karyawan tidak terbukti.

Hasil penelitian dari Moon dan Hur (2011) dan Luen, et all (2011) tentang

hubungan antara emotional intelligence (EI) and doctor burnout, kepuasan kerja

dan kepuasan pasien menunjukkan bahwa emotional intelligence (EI) akan

mempengaruhi emotional exhaustion (burnout) dan emotional exhaustion

(burnout) akan mempengaruhi kinerja terutama dalam hal komitmen organisasi

dan kepuasaan kerja. Emotional exhaustion (burnout) mempunyai hubungan

negatif dengan komitmen oraganisasi dan kepuasan kerja yang ditampakkan

dalam kinerja (job performance) [ CITATION Moo11 \l 1033 ].


108
5.3 Implikasi Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi RSUD Klungkung dalam

meningkatkan kinerja pegawai dimana implikasi penelitian ini dapat

diperuntukkan secara teoritik maupun secara praktis adalah sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan kinerja pegawai ditentukan oleh

kepuasan kerja, sedangkan kepuasan kerja ditentukan oleh beban kerja dan

burnout. Beban kerja berpengaruh negatif sebesar -0,068 terhadap kepuasan kerja,

dan hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 karena nilai P Value >

0,05 yaitu sebesar 0,703 sedangkan beban kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja perawat dan bidan sebesar 0.580, dan hubungan tersebut signifikan pada

level 0,05 dengan nilai P Value < 0,05 yaitu 0,000. Burnout berpengaruh positif

sebesar 0,291 terhadap kepuasan kerja, dan hubungan tersebut tidak signifikan

pada level 0,05 dengan nilai P Value sebesar 0,329. Burnout berpengaruh negatif

sebesar -0,170 terhadap kinerja, dan hubungan tersebut signifikan pada level 0,10

dengan nilai P Value sebesar 0,082. Kepuasan kerja berpengaruh negatif sebesar

-0,179 terhadap kinerja perawat dan bidan, dan hubungan tersebut tidak

signifikan pada level 0,05 dengan nilai P Value sebesar 0,191.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi pegawai dan

manajemen RSUD Klungkung tentang pengaruh beban kerja dan burnout


109
terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh kepuasan kerja. Hal yang berhubungan

dengan implikasi pada RSUD Klungkung adalah kepuasan kerja berpengaruh

negatif dan hubungan tersebut tidak signifikan terhadap kinerja pegawai yang

diakibatkan oleh pegawai merasa kurang puas dengan pekerjaan yang

dilakukannya dalam bekerja, hal ini bisa saja diakibatkan oleh beban kerja,

burnout yang terlalu tinggi dan kepuasan kerja berupa gaji pegawai. Beban kerja

yang tinggi di tunjukkan oleh indikator jam kerja yang tidak sesuai dengan aturan

dan indikator burnout yaitu pegawai tidak peduli pada apa yang terjadi terhadap

pasien serta kepuasan pegawai yang ditunjukkan dengan indikator gaji yang

belum memenuhi standar. Diharapkan pimpinan/direktur RSUD Klungkung dapat

mengatur jam kerja dan meningkatkan rasa kepedulian pegawai terhadap pasien

tentunya dengan peningkatan gaji pegawai sehingga kepuasan kerja pegawai lebih

meningkat dan dapat mempengaruhi atau meningkatkan kinerja pegawai RSUD

Klungkung.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mana menjadikan

hasil penelitian tidak sempurna sepenuhnya. Adapun keterbatasan penelitian ini

adalah:

1. Metode dalam pengisian kuesioner yang memberikan responden mengisi

sendiri kuesioner hal tersebut memungkinkan responden mengalami

kekeliruan dalam mempersepsikan pernyataan-pernyataan yang ada dalam


110
kuesioner tersebut, sehingga mungkin saja menyebabkan jawaban

responden tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2. Terkait dengan jawaban yang diberikan responden terhadap item-item

pertanyaannya pada kuisioner dalam penelitian ini tentunya jawaban yang

diberikan responden akan sangat dipengaruhi oleh karakter, kondisi, dan

pemahaman masing-masing individu responden pada saat menjawab

pertanyaan kuisioner dalam penelitian ini, ada kemungkinan responden

menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

3. Jumlah variabel dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel untuk

mengukur kinerja pegawai, diantaranya beban kerja, burnout dan kepuasan

kerja sedangkan variabel penelitian lain yang berpengaruh terhadap kinerja

pegawai tidak digunakan dalam penelitian ini.

111
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja menunjukkan dimana beban

kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan hubungan tersebut

tidak signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa beban kerja pegawai RSUD

klungkung tidak berdampak terhadap meningkatnya kinerja karyawan secara

signifikan.

112
2. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai menunjukkan dimana beban

kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dan hubungan tersebut

signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa beban kerja pegawai RSUD

klungkung berdampak terhadap meningkatnya kinerja karyawan secara

signifikan.

3. Pengaruh burnout terhadap kepuasan kerja menunjukkan dimana burnout

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dan hubungan tersebut tidak

signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa beban kerja pegawai RSUD

klungkungberdampak terhadap meningkatnya kinerja karyawan secara

signifikan.

4. Pengaruh burnout terhadap kinerja pegawai menunjukkan dimana burnout

berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai dan hubungan tersebut

signifikan. Hasil ini memberi makna bahwa beban kerja pegawai RSUD

klungkung meningkat maka bertolak belakang dengan kinerja karyawan

menurun.

5. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai menunjukkan dimana

kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai dan hubungan

tersebut tidak signifikan. Peran kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh

beban kerja terhadap kinerja pegawai menunjukkan bahwa kepuasan kerja

merupakan mediasi sempurna antara beban kerja terhadap kinerja pegawai

karena hubungan antara beban kerja terhadap kinerja pegawai tidak

signifikan.

113
6. Peran kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh beban kerja terhadap

kinerja pegawai menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan mediasi

sempurna antara beban kerja terhadap kinerja pegawai karena hubungan

antara beban kerja terhadap kinerja pegawai tidak signifikan. Sedangkan

hubungan tidak langsung antara beban kerja dengan kepuasan kerja

signifikan demikian juga hubungan antara kepuasan kerja terhadap kinerja

signifikan.

7. Peran kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh burnout terhadap kinerja

pegawai menunjukkan bahwa kepuasan kerja bukan merupakan mediasi

antara burnout terhadap kinerja perawat, karena hubungan langsung antara

burnout terhadap kinerja signifikan, sedangkan hubungan tidak langsung

antara burnout terhadap kepuasan kerja signifikan namun hubungan antara

kepuasan kerja terhadap kinerja tidak signifikan.

6.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, berikut berbagai

keterbatasan penelitian yang ada, maka beberapa saran yang bisa disampaikan

adalah sebagai berikut:

1. RSUD Klungkung

1) Untuk mengurangi persepsi beban kerja yang berlebih pihak

manajemen RSUD Klungkung diharapkan mampu memperbaiki sistem

waktu kerja pegawai yang bekerja diluar waktu dan tidak sesuai dengan
114
aturan. Sehingga dapat disarankan pembagian jam kerja di RSUD

Klungkung sangat perlu menjadi perhatian, agar tercapainya pembagian

jam kerja yang sesuai dengan aturan dan ketentuan yang sudah

ditetapkan.

2) Untuk mengurangi persepsi tingkat kejenuhan pegawai atau burnout

diharapkan pihak manajemen RSUD Klungkung lebih memperhatikan

beban kerja pegawai. Kemungkinan burnout disebabkan oleh beban

kerja yang lebih dari ketentuan seperti halnya jam kerja yang berlebih

sehingga pegawai mengalami kelelahan dan dampaknya pegawai

menjadi kurang peduli dengan keadaan pasien. Sehingga dapat

disarankan beban kerja berupa jam kerja yang melebihi ketentuan

tersebut lebih diperhatikan, guna hal seperti tingkat kepedulian pegawai

terhadap pasien menjadi meningkat.

3) Untuk meningkatkan persepsi pegawai terhadap kepuasan kerja. Maka

diharapkan direktur RSUD Klungkung lebih memperhatikan pegawai

dalam prestasi kerja serta pujian sehingga pegawai merasa sangat

dihargai dalam bekerja dan berdampak pada kinerjanya

4) Untuk meningkatkan persepsi pegawai terhadap kesempatan promosi

jabatan diharapkan manajemen RSUD Klungkung lebih memberikan

kesempatan promosi yang lebih besar terhadap pegawai yang memiliki

prestasi kerja yang baik namun sesuai dengan kebutuhan manajemen

rumah sakit.

115
5) Untuk meningkatkan persepsi kepuasan pegawai, diharapkan

manajemen RSUD Klungkung memperhatikan gaji pegawai. Hal ini

tentunya harus sangat diperhatikan oleh pihak manajemen rumah sakit

dan direktur RSUD Klungkung, karena nilai dari kepuasan kerja dari

seorang pegawai salah satunya adalah gaji yang setara dengan beban

kerja yang diterima oleh pegawai. Jika gaji sudah sesuai dengan beban

kerja dan jabatan yang di tanggung oleh pegawai, maka diharapkan

kinerja pegawai di RSUD Klungkung akan menjadi meningkat dan

tentunya lebih optimal.

2. Peneliti Selanjutnya

1) Untuk peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan variabel yang lain

selain beban kerja, burnout, kepuasan kerja sebagai prediktor kinerja

pegawai variabel yang lain seperti motivasi, budaya organisasi, stres

kerja dan variabel-variabel lain yang relevan.

2) Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian khususnya di RSUD

perlu lebih memperdalam penelitian tentang kinerja pegawai atau

masalah-masalah yang terdapat di RSUD karena masih banyak masalah

yang perlu diteliti yang nantinya sebagai referensi untuk meningkatkan

pelayanan di RSUD.

116
117
DAFTAR PUSTAKA

Adnyaswari, N. A., & Adnyani, I. G. (2017). Pengaruh Dukungan Sosial Dan


Burnout Terhadap Kinerja Perawat Rawat Inap RSUP Sanglah . E-Jurnal
Manajemen Unud , 2474-2500.
Almaududi, S. (2019). Pengaruh Kejenuhan Kerja (Burnout) Terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Operator Di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pengendalian Pembangkit Jambi Unit Layanan Pusat Listrik Payo Selincah
. Journal of Economics and Business, 193-201.
Andarini, Esti. (2018). Analisis Faktor Penyebab Burnout Syndrome Dan Job
Satisfaction Perawat Di Rumah Sakit Petrokimia Gresik.Tesis. Program
Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya
Anita, J., Azis, N., & Yunus, M. (2013). Pengaruh Penempatan Dan Beban Kerja
Terhadap Motovasi dan Dampaknya pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Jurnal Manajemen
Univesitas Syiah Kuala, 67-77.
Aprilia, F. (2017). Pengaruh Beban Kerja, Stress Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru. JOM
Fekon, 87-100.
Arifuddin, A. M., & Napirah, R. (2015). Hubungan Disiplin Dan Beban Kerja
Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Undata Palu . Healthy Tadulako Journal, 29-38.
Arif Budiman. (2017). Analisis Pengaruh Work-Family Conflict, Burnout Dan
Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Asri Medical Center
Yogyakarta.Repository.Umy.Ac.

Arif Gunadi. (2019) Pengaruh Kepuasan Kerja Dalam Memediasi Pengaruh


Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Puskesmas Selemadeg Timur I.
Tesis.

Asi, S. P. (2013). Pengaruh Iklim Organisasi dan Burnout terhadap Kinerja


Perawat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya . Jurnal Aplikasi
Manajemen , 515-523.

118
Barahama, K. F., Katuuk, M., & Oroh, W. M. (2019 ). Hubungan Beban Kerja
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruangan Perawatan Dewasa Rsu
Gmim Pancaran Kasih Manado . e-journal Keperawatan (e-Kp) , 1-8.
Budiawan, I. N., Suarjana, K. I., & Wijaya, P. G. (2015 ). Association Of
Competence, Motivation And Nurse Workload With Nurse Performance
At Mental Hospital In Bali Province . Public Health and Preventive
Medicine Archive (PHPMA) , 143-149.
Burso, M. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Prenada Media Group.
Chieh, w., Yuan-Duen, L., & Shun-Yu, C. (2013). The Moderating effect of
Workload on Orientated Service and Relationship Quality. International
Journal of Organizational Innovation, 57-63.
Corde, C. L., & Dougherty, T. W. (1993). A Review and Integration of Resources
on Job Burnout. Academy of Management Review, 621-656.
Darnadi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia Kepala Sekolahan.
Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Dhania, D. R. (2010). Pengaruh Stress Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja . Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, 15-23.
Efendy, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fadhil, A., & Mayowan, Y. (2018 ). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera . Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) , 40-47.
Fajriani, A., & Septiari, D. (2015). Pengaruh Beban Pekerjaan terhadap Kinerja
Karyawan: Efek Mediasi Burnout . Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
Manajemen Bisnis , 74-79.
Fattah, H. (2017). Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai. Yogyakarta: Elmatera.
Fauziah, T., Kawatu, P., & Mandagie, C. (2018 ). Hubungan Antara Masa Kerja
Dan Beban Kerja Dengan Kinerja Pada Petugas Pemadam Kebakaran Kota
Manado Hubungan Antara Masa Kerja Dan Beban Kerja Dengan Kinerja
Pada Petugas Pemadam Kebakaran Kota Manado . Jurnal KESMAS 2018
1-8 , 1-8.
Febriyana, W. (2015 ). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Kabepe Chakra 2015 . e-Proceeding of Management, 2954-2961.
Gozali, N. (2016). Pengaruh Beban Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap
Kepuasan Kerja serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pusat

119
Statistik (Studi Kasus Pada BPS Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Serdang Bedagai). Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif, 77-83.
Greenberg, J., & Baron, R. A. (2003). Behaviour in Organization Understanding
and Managing The Human Side of Work. New Jersey: Prentice-Hall.
Hadi, K., & Hidayah, B. N. ( 2019 ). Pengaruh Beban Kerja, Lingkungan Kerja
Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Kalimias Bintang
Pratama Cabang Lombok Tengah. Jurnal Ilmiah Valid, 215-223.
Hamid, S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Yogyakarta:
Deepublish.
Harini, S., Sudarijati, & Kartiwi, N. (2018). Workload, Work Environment and
Employee Performance of Housekeeping. International Journal of Latest
Engineering and Management Research (IJLEMR), 34-47.
Hayuningtyas, M. (2017). Peran Kepuasan Karyawan Dalam Memediasi Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. JAGADHITA: Jurnal Ekonomi &
Bisnis, 39-53.
Hettiarachchi, H. (2017). Impact of Job Satisfaction on Job Performance of IT
Professional: With Special Reference to Sri Lanka. International Journal
of Research in Information Technology, 54-60.
Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Iswardhani, I., Brasit, N., & Mardiana, R. (2019). The Effect of Work-Life
Balance and Burnout on Employee Job Satisfaction . Hasanuddin Journal
of Business Strategy (HJBS), 1-13.
Jalal, R., & Zaheer, M. A. (2017). Does Job Satisfaction Mediate The
Relationship of Workload, Remuneration and Psychological reward With
Job Performance? International Journal of Akademic Research in
Business and Social Sciences , 64-79.
Jayanegara, M. N., & Hartantik. (2017 ). Hubungan Kepuasan Kerja Perawat
Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro Tahun 2016. Jurnal Hospital Science , 1-13.
Kurniawan, A. H., & Prasilowati, S. L. (2019 ). Pengaruh Beban, Motivasi Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pelayanan Pajak Pratama
Cileungsi . Jurnal Pengembangan Wiraswasta , 1-12.
Kusumawati, D., & Frandinata, D. (2015 ). Hubungan Beban Kerja Dengan
Kinerja Perawat Di Ruang IGD RSUD Blambangan Banyuwangi Tahun
2015 . Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida , 176-190.

120
Larasati, S. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Leiter, & Maslach, C. (2005). Banishing Burnout: Six Strategies for Improving
Your Relationship with Work. USA: Jossey Bass.
Luen, H.-C., Hung, C.-M., Liu, Y.-L., Chen, Y.-J., Yen, C.-Y., Chang, C.-C., et
al. (2011). Associations Between Emotional Intelligence and Doctor
Burnout, Job Satisfaction and Patient Satisfaction. Medical Education,
835-842.
Mahendrawan, I. G., & Indrawati, A. D. (2015 ). Pengaruh Beban Kerja Dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja PT. Panca Dewata Denpasar . E-
Jurnal Manajemen Unud , 3936-3961.
Mangkunegara. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rasda Karya.
Manuho, E., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). Hubungan Beban Kerja Dengan
Kinerja Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Instalasi
Rawat Inap C1 Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado . ejournal
Keperawatan (e-Kep), 1-8.
Maslach, C., & Jackson, S. (1981). The Measurement of Experienced Burnout.
Journal of Occupational Behaviour, 99-113.
Maslach, C., Schaufeli, W., & Leither, M. P. (2001). Job Burnout. Anual Review
of Psychology, 397-422.
Moon, T. W., & Hur, W.-M. (2011). Emotional Intelligence, Emotional
Exhaustion, and Job Performance. Social Behaviour and Personality: an
International Journal, 1087-1096.
Nurcahyani, N. M., & Adnyani, I. D. (2016). Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening wi . E-Jurnal Manajemen Unud, 500 - 532.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek
Keparawatan Profesional. Jakarta: Salmba Medika.
Nursalam. (2016). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ogresta, J., Rusac, S., & Zorec, L. (2008). Relationship Between Burnout
Syndrome and job Satisfaction Among Mental Health Worker. Croat Med
Journal , 364-374.

121
Pangemanan, F. L., Pio, R. J., & Tumbel, T. M. (2017). Pengaruh Work-Life
Balance Dan Burnout Terhadap Kepuasan Kerja.Jurnal Administrasi Bisnis,1-8.

Piko, B. F. (2006). Burnout, Role Conflict, Job Satisfaction and Phychososial


Health Among hungarian Health Care Staff: A Questionnere Survey .
International Journal of Nursing Studies, 311-318.
Pines, A., Aronson, E., & Elliot. (1989). Career Burnout: Causes and Cures. New
York: Free Press.
Pradhani, Anishya Lucki Wira. (2017). Hubungan Antara Beban Kerja Perawat
Dengan Perilaku Caring Di Ruang IGD RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Bachelor Thesis. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Putra, Y. D., & Sobandi, A. (2019 ). The Development Of Human Resources As
A Factor Affecting Work Productivity . Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran , 127-133.
Putri, M. A. 2018. Pengaruh Konflik Kerja, Beban Kerja, dan Komitmen Afektif
Terhadap Kinerja Auditor Dimediasi Kepuasan Kerja (Studi Kasus di
Kantor Akuntan di Kota Semarang).Tesis.Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Pandanaran Semarang.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2012). Organizational Behaviour 15th ed. New
Jersey: Prentice Hall.
Safitri, L. N., & Astutik, M. (2019 ). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Perawat Dengan Mediasi Stress Kerja. Jurnal Riset Manajemen Dan
Bisnis Dewantara , 13-26.
Saranya, K. (2014). Influence of Job Satisfaction on Employee's Performance - A
General Persceptive. International Journal on Global Business
Management and Research, 25-27.
Satriyo, M., & Survival. (2014 ). Stres Kerja Terhadap Burnout Serta
Implikasinya Pada Kinerja. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 52-63 .
Sembiring, Yustinus. (2017). Hubungan Beban Kerja, Kompetensi dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Kementerian Agama Kabupaten
Dairi.Tesis. Program Magister Manajemen Universitas Terbuka Jakarta.
Shabbir, B., & Naqvi, R. (2017). Impact of Workload and Job Complexity on
Employee Job Performance with the Moderating Role of Social Support
and Mediating Role of Job Stress: A Study of Travel Agencies in
Rawalpindi, Islamabad and AJK. Journal of Accounting & Marketing ,
214-222.
Sugiyono, P. D. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
122
Sugiyono, P. D. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta. Hal.63-68.

Sukmana, E., & Sudibia, G. A. (2015). Pengaruh Kepemimpinan


Transformasional, Motivasi Dan Burnout Terhadap Kinerja Karyawan
Outsourcing RRI Mataram. E-Jurnal Manajemen Unud, 2333-2349.
Sutjitra, D. (2015). The Impact of Employee Job Satisfaction Toward Employee
Job Performance at PT. Y. International Business Management, 288-294.
Tambengi, K. F., Kojo, C., & Rumokoy, F. S. (2016 ). Pengaruh Kompensasi,
Beban Kerja, Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Sulut. Jurnal
EMBA , 1088 - 1097.
Tandi, T. E., & Nur, I. S. (2016). Pengaruh Beban Kerja Dan Komunikasi
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Bandar Udara Kelas 1 Utama
Sentani di Kabupaten Jayapura . Jurnal FuturE , 172-186.
Tarcan, G. Y., Tarcan, M., & Top, M. (2017). An Analysis of Relationship
Between Burnout and Job Satisfaction Among Emergency Health
Professionals. Total Quality Manajemen & Bisnis Excellent, 1339-1356.
Tarwaka. (2011). Ergonomi Industri. Solo: Harapan Press.
Tentama, F. (2015 ). Peran Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pada Guru Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Yogyakarta . Jurnal Psikologi Undip , 1-8 .
Tourigny, L., Bab, V. V., & Wang, X. Y. (2010). Burnout and Depression Among
Nurses in Jepang and China; The Moderating Effect of Job Satisfaction
and Absence. The International Journal of Human Resource Management,
2741-2761.
Wakoli, C. (2016). Effect of Workload on The Teacher's Performance in Kanduyi
Division, Bungoma District. International Journal of Science and
Research, 1215-1219.
Widanti, N. S., Budi, W., & Abidin, M. Z. (2010). Tingkat Burnout pada Perawat
di Rumah Sakit "X" Surabaya. Poseidon: Jurnal Psikologi & Psikologi
Kelautan-Kemaritiman, 53-66 .
Yo, P. M., & Surya, I. B. (2015 ). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Dengannstres Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal
Manajemen Unud, 1149-1165.

123
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan


manfaat penelitian yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja Dan Burnout
Terhadap Kinerja Pegawai Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Klungkung”Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk
mengikuti prosedur intervensi yang diberikan. Saya mengerti resiko yang akan
terjadi pada penelitian ini tidak ada. Apabila ada pertanyaan dan intervensi yang
menimbulkan respon convensional, maka penelitian akan dihentikan dan peneliti
akan memberikan dukungan serta kolaborasi dengan dokter dan tenaga medis
124
yang terkait untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan


dirahasiakan dan kerahasiaannya ini akan dijamin, informasi mengenai identitas
saya tidak akan ditulis pada instrumen penelitian dan akan tersimpan secara
terpisah. Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam
penelitian setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak – hak saya.

Demikian secara sadar, sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya berperan serta dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani
lembar persetujuan ini.

Klungkung, Januari 2020

Peneliti Responden

(Ns. Kadek Bayu Sastrawan., S.kep) ( ____)

NIM:18.321.250.38 Kode :

Lampiran : 2

Kuesioner Penelitian

PENGARUH BEBAN KERJA DAN BURNOUT TERHADAP KINERJA


PEGAWAI DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA PADA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG
125
Dalam rangka memenuhi tugas akhir skripsi di Jurusan Magister
Manajemen Fakultas Pascasarjana Universitas Warmadewa, bersama ini dengan
hormat kami memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi
responden penelitian kami. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang
dilakukan oleh :

Peneliti : Kadek Bayu Sastrawan

NIM : 1832125038

Jurusan : Magister Manajemen

Fakultas : Pascasarjana Universitas Warmadewa

Perguruan Tinggi : Universitas Warmadewa

Kami mohon bantuannya untuk mengisi angket ini sesuai dengan yang
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari rasakan saat ini apa adanya. Saya sangat menghargai
kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini dan akan menjamin kerahasiaannya.
Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam
perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia.Atas kerjasama dan bantuan
Anda, saya ucapkan terima kasih.Jika ada pertanyaan lebih lanjut, dapat
menghubungi HP. 08775015924.

Petunjuk Pengisian

Isilah dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kuisioner jawaban yang telah

tersedia disetiap pertanyaan tersebut.

STS : Sangat Tidak Setuju (1)

TS : Tidak Setuju (2)

R : Ragu-ragu (3)

S : Setuju (4)

126
SS : Sangat Setuju (5)

Lampiran : 3

LEMBAR KARAKTERISTIK INDIVIDU

Karakteristik Individu

Nama :

Usia Anda sampai sekarang: ..........Tahun

Jenis Kelamin Anda:

Laki – laki

Perempuan

Pendidikan terakhir Anda:

DIII Keperawatan

127
SI Keperawatan

Masa kerja Anda dari pengangkatan sampai sekarang:……….Tahun

Status Perkawinan :

Menikah

Belum/ tidak menikah

128
Lampiran : 4

LEMBAR KUESIONER

KEPUASAN KERJA

KUISIONER KEPUASAN KERJA

No Pernyataan ST TS C S SS
S

1 Saya diberi kesempatan untuk menyalurkan


ketrampilan dalam pekerjaan saya

2 Gaji yang saya terima sesuai dengan beban


pekerjaan

3 Kesempatan promosi yang besar diberikan


oleh pihak rumah sakit kepada pegawai

4 Atasan saya memberikan penghargaan atau


pujian atas prestasi saya dalam bekerja

5 Rekan kerja saya memberikan bantuan


langsung dalam menyelesaikan masalah ?

Sumber : Arif Gunadi (2019)

Lampiran : 5

LEMBAR KUESIONER

BEBAN KERJA
129
KUISIONER BEBAN KERJA

No Pernyataan STS TS C S SS

1 Waktu yang saya butuhkan dalam bekerja


sudah sesuai dengan aturan yang sudah
ditetapkan ?

2 Tugas yang saya kerjakan sesuai dengan


keahlian yang saya miliki

3 Saya mengerjakan pekerjaan yang sesuai


dengan latar belakang pendidikan

Sumber :Arif Gunadi (2019)

Lampiran : 6

LEMBAR KUESIONER

130
KINERJA

KUISIONER KINERJA

No Pernyataan STS TS C S SS

1 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan


tepat waktu
2 Saya dapat melaksanakan pekerjaan
dengan mandiri
3 Beban kerja saya sesuai dengan jabatan
saat ini dengan hasil pekerjaan yang
maksimal
4 Kualitas hasil kerja yang saya lakukan
selalu sesuai dengan SOP dan rencana
yang telah ditetapkan
5 Saya mampu bekerja dengan rekan
kerja dengan baik
Sumber : Arif Budiman (2019)

Lampiran : 7

LEMBAR KUESIONER

KEJENUHAN KERJA (BURNOUT)

Kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI)

No Pernyataan STS TS C S SS

Saya merasa lesu dan jenuh karena


1
harus menjalani hari di tempat kerja

Saya merasa jenuh dengan pekerjaan


2
saya saat ini

Motivasi saya untuk berkeja saat ini


3
sudah menurun

Saya benar-benar tidak peduli pada


4
apa yang terjadi terhadap pasien

131
Sumber: Arif Budiman, (2017)

132
Lampiran 8:

Tabulasi Data

X1 X2 Y1 Y2
NO
X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X.4 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5

1 4 4 4 2 2 2 1 3 3 3 3 5 4 4 3 5 5

2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 2

3 4 4 4 3 2 2 2 4 2 3 4 5 4 4 4 4 5

4 2 5 5 2 2 2 1 5 2 2 2 5 5 5 2 5 5

5 2 5 5 2 2 3 1 4 2 2 2 5 5 5 2 5 5

6 2 5 5 2 2 2 1 5 2 2 2 5 5 5 2 5 5

7 2 4 3 2 2 2 2 3 1 3 4 2 4 4 2 3 4

8 2 4 3 2 2 2 1 3 1 3 4 2 4 4 2 3 4

9 2 4 3 2 2 2 1 3 1 3 4 2 4 4 2 3 4

10 2 4 4 3 3 2 1 2 1 1 2 4 4 4 2 2 4

11 2 4 4 3 4 4 1 4 2 1 1 4 4 4 3 4 5

133
12 2 4 4 3 4 4 1 2 2 1 1 4 4 4 3 4 5

13 4 5 5 2 2 2 1 4 2 2 2 5 5 5 2 5 5

14 4 5 2 3 3 3 1 3 2 3 2 5 5 5 2 5 5

15 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 5 5 5 2 5 5

16 5 4 4 2 2 2 1 2 2 2 2 5 4 4 2 5 5

17 5 5 5 2 2 2 1 3 3 3 3 5 4 4 2 5 5

18 4 4 4 2 2 2 1 3 3 3 3 4 4 4 2 5 5

19 4 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 2 5 5

20 4 4 4 3 3 3 1 4 4 4 3 5 4 4 2 4 5

21 4 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 5 4 4 2 5 5

22 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

26 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

27 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

134
28 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

29 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

30 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

31 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

32 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 4 4 4 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4

34 3 4 4 2 3 2 1 5 3 5 3 4 4 4 3 5 5

35 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4

36 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 5

37 3 4 4 3 3 2 1 5 3 5 3 4 4 4 3 5 5

38 3 4 4 2 3 2 1 5 3 5 3 4 4 4 3 5 5

39 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

40 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

41 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

42 4 4 4 2 2 2 1 2 4 1 1 4 4 4 4 4 4

43 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4

135
44 4 4 4 2 2 2 1 2 4 1 1 4 4 4 4 4 4

45 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

46 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

47 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

48 4 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

49 4 4 4 1 1 2 1 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4

50 4 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

51 4 4 4 2 2 2 1 3 4 1 1 4 4 4 4 4 4

52 4 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

53 4 4 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4

54 4 4 4 2 3 2 1 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4

55 4 4 4 3 3 2 1 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4

56 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

57 4 5 5 1 3 3 1 2 2 2 2 1 5 5 1 4 5

58 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 3 5 5 1 4 5

59 1 4 4 2 2 2 1 2 2 2 1 4 4 4 4 4 5

136
60 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

61 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

62 1 2 4 4 4 4 2 2 1 1 1 4 2 4 2 2 4

63 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 1 5 5 1 4 5

64 1 4 2 2 2 1 1 4 1 4 4 4 2 3 1 1 3

65 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

66 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

67 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

68 1 4 2 2 2 1 1 4 1 4 4 4 2 3 1 1 3

69 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

70 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

71 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

72 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

73 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

74 3 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4

75 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

137
76 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

77 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

78 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

79 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

80 4 5 5 1 2 2 1 2 2 2 2 4 5 5 1 4 5

81 5 5 5 3 2 3 1 4 3 4 4 5 5 2 4 4 5

82 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5

83 1 2 4 4 4 4 2 2 1 1 1 4 2 4 2 2 4

84 4 4 4 2 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4

85 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

86 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

87 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

89 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

90 4 5 5 4 4 4 1 4 1 2 2 4 4 4 4 4 4

91 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

92 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

138
93 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

94 3 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4

95 4 5 5 2 2 2 2 5 2 4 4 5 4 2 4 4 4

96 4 5 5 2 2 2 2 5 2 4 4 5 4 2 4 4 4

97 3 4 4 3 3 3 1 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4

98 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

99 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

100 3 4 4 2 2 2 1 3 1 3 1 4 4 3 2 4 4

101 4 4 4 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

102 3 4 4 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

103 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4

104 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5

105 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5

106 1 4 2 2 2 1 1 4 1 4 4 4 2 3 1 1 3

107 1 4 2 2 2 1 1 4 1 4 4 4 2 3 1 1 3

108 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

139
109 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

110 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

111 4 5 5 2 2 3 1 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4

112 5 5 5 2 2 2 1 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5

113 5 5 5 2 2 2 1 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5

114 4 4 4 2 2 2 1 5 1 2 2 5 5 5 4 5 5

115 4 4 5 2 2 2 1 5 1 3 3 5 5 5 2 5 5

116 4 4 4 2 2 2 1 5 1 3 3 5 5 5 4 5 5

117 5 5 5 2 2 2 1 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5

118 5 5 5 2 2 2 1 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5

119 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4

120 4 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4

121 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

122 3 4 4 2 2 2 1 4 4 2 1 4 4 4 2 4 5

140
141
Lampiran 9:

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Menurut Umur

Umur Jumlah Persentase

21-30 th 78 63,93%

31-40 th 33 27,04%

41-50 th 8 6,55%

51-60 th 3 2,45%

Total 122 100%

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 16 13,11%

Perempuan 106 86,88 %

Total 122 100%

Karakteristik Responden Menurut Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

DIII Keperawatan 95 77,86%

S1 Keperawatan 27 22,13%

Total 122 100%

142
Lampiran 10:

Deskriptif

Beban Kerja (X1)

Statistics

X11 X12 X13 X1rata

Valid 121 121 121 121


N
Missing 0 0 0 0

Mean 3,6198 4,1901 4,1322 3,9807

Std. Error of Mean ,08484 ,05290 ,06314 ,05467

143
Median 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000

Mode 4,00 4,00 4,00 4,00

Std. Deviation ,93324 ,58187 ,69453 ,60138

Variance ,871 ,339 ,482 ,362

Range 4,00 3,00 3,00 2,67

Minimum 1,00 2,00 2,00 2,33

Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00

Sum 438,00 507,00 500,00 481,67

X11

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

1,00 7 5,8 5,8 5,8

2,00 10 8,3 8,3 14,0

3,00 12 9,9 9,9 24,0


Valid
4,00 85 70,2 70,2 94,2

5,00 7 5,8 5,8 100,0

Total 121 100,0 100,0

X12

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid 2,00 3 2,5 2,5 2,5

144
3,00 2 1,7 1,7 4,1

4,00 85 70,2 70,2 74,4

5,00 31 25,6 25,6 100,0

Total 121 100,0 100,0

X13

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

2,00 6 5,0 5,0 5,0

3,00 4 3,3 3,3 8,3

Valid 4,00 79 65,3 65,3 73,6

5,00 32 26,4 26,4 100,0

Total 121 100,0 100,0

X1rata

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid 2,33 7 5,8 5,8 5,8

3,00 5 4,1 4,1 9,9

3,33 5 4,1 4,1 14,0

3,67 10 8,3 8,3 22,3

4,00 64 52,9 52,9 75,2

4,33 3 2,5 2,5 77,7

145
4,67 21 17,4 17,4 95,0

5,00 6 5,0 5,0 100,0

Total 121 100,0 100,0

Burnout (X2)

Statistics

X21 X22 X23 X24 X2rata

146
Valid 121 121 121 121 121
N
Missing 0 0 0 0 0

Mean 2,1074 2,3058 2,2231 1,4050 2,0103

Std. Error of Mean ,07588 ,06828 ,06480 ,06163 ,05856

Median 2,0000 2,0000 2,0000 1,0000 1,7500

Mode 2,00 2,00 2,00 1,00 1,75

Std. Deviation ,83468 ,75103 ,71283 ,67797 ,64420

Variance ,697 ,564 ,508 ,460 ,415

Range 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00

Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Maximum 4,00 5,00 4,00 4,00 4,00

Sum 255,00 279,00 269,00 170,00 243,25

X21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 30 24,8 24,8 24,8

2,00 54 44,6 44,6 69,4

Valid 3,00 31 25,6 25,6 95,0

4,00 6 5,0 5,0 100,0

Total 121 100,0 100,0

147
X22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 11 9,1 9,1 9,1

2,00 71 58,7 58,7 67,8

3,00 31 25,6 25,6 93,4


Valid
4,00 7 5,8 5,8 99,2

5,00 1 ,8 ,8 100,0

Total 121 100,0 100,0

X23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 14 11,6 11,6 11,6

2,00 72 59,5 59,5 71,1

Valid 3,00 29 24,0 24,0 95,0

4,00 6 5,0 5,0 100,0

Total 121 100,0 100,0

X24

148
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

1,00 83 68,6 68,6 68,6

2,00 29 24,0 24,0 92,6

Valid 3,00 7 5,8 5,8 98,3

4,00 2 1,7 1,7 100,0

Total 121 100,0 100,0

X2rata

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1,00 10 8,3 8,3 8,3

1,25 1 ,8 ,8 9,1

1,50 22 18,2 18,2 27,3

1,75 32 26,4 26,4 53,7

2,00 17 14,0 14,0 67,8

2,25 7 5,8 5,8 73,6

2,50 7 5,8 5,8 79,3

2,75 11 9,1 9,1 88,4

3,00 8 6,6 6,6 95,0

3,25 1 ,8 ,8 95,9

3,50 3 2,5 2,5 98,3

149
3,75 1 ,8 ,8 99,2

4,00 1 ,8 ,8 100,0

Total 121 100,0 100,0

Kepuasan Kerja (Y1)

Statistics

Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1rata

Valid 121 121 121 121 121 121


N
Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 3,4298 2,9752 2,9504 2,9091 4,0579 3,2645

Std. Error of Mean ,09449 ,10127 ,09451 ,09819 ,06566 ,06535

Median 4,0000 3,0000 3,0000 3,0000 4,0000 3,4000

Mode 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

Std. Deviation 1,03944 1,11402 1,03964 1,08012 ,72224 ,71889

Variance 1,080 1,241 1,081 1,167 ,522 ,517

Range 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00

Minimum 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,80

Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,80

Sum 415,00 360,00 357,00 352,00 491,00 395,00

Y11

150
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

2,00 35 28,9 28,9 28,9

3,00 14 11,6 11,6 40,5

Valid 4,00 57 47,1 47,1 87,6

5,00 15 12,4 12,4 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 15 12,4 12,4 12,4

2,00 30 24,8 24,8 37,2

3,00 20 16,5 16,5 53,7


Valid
4,00 55 45,5 45,5 99,2

5,00 1 ,8 ,8 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

151
1,00 8 6,6 6,6 6,6

2,00 41 33,9 33,9 40,5

3,00 24 19,8 19,8 60,3


Valid
4,00 45 37,2 37,2 97,5

5,00 3 2,5 2,5 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 12 9,9 9,9 9,9

2,00 38 31,4 31,4 41,3

3,00 22 18,2 18,2 59,5


Valid
4,00 47 38,8 38,8 98,3

5,00 2 1,7 1,7 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1,00 2 1,7 1,7 1,7

152
2,00 4 3,3 3,3 5,0

3,00 4 3,3 3,3 8,3

4,00 86 71,1 71,1 79,3

5,00 25 20,7 20,7 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y1rata

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1,80 4 3,3 3,3 3,3

2,00 3 2,5 2,5 5,8

2,20 2 1,7 1,7 7,4

2,40 17 14,0 14,0 21,5

2,60 8 6,6 6,6 28,1

2,80 9 7,4 7,4 35,5

3,00 7 5,8 5,8 41,3

3,20 8 6,6 6,6 47,9

3,40 11 9,1 9,1 57,0

3,60 2 1,7 1,7 58,7

3,80 9 7,4 7,4 66,1

4,00 38 31,4 31,4 97,5

4,20 2 1,7 1,7 99,2

4,80 1 ,8 ,8 100,0

153
Total 121 100,0 100,0

Kinerja Pegawai (Y2)

Statistics

Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2rata

Valid 121 121 121 121 121 121


N
Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 4,1405 4,0909 3,0579 3,9752 4,3554 3,9240

154
Std. Error
,06133 ,06210 ,11214 ,07279 ,05360 ,04655
of Mean

Median 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000

Mode 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

Std.
,67461 ,68313 1,23354 ,80065 ,58963 ,51203
Deviation

Variance ,455 ,467 1,522 ,641 ,348 ,262

Range 3,00 3,00 4,00 4,00 3,00 3,00

Minimum 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00

Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

Sum 501,00 495,00 370,00 481,00 527,00 474,80

Y21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2,00 6 5,0 5,0 5,0

3,00 2 1,7 1,7 6,6

Valid 4,00 82 67,8 67,8 74,4

5,00 31 25,6 25,6 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y22

155
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

2,00 4 3,3 3,3 3,3

3,00 11 9,1 9,1 12,4

Valid 4,00 76 62,8 62,8 75,2

5,00 30 24,8 24,8 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1,00 21 17,4 17,4 17,4

2,00 21 17,4 17,4 34,7

3,00 13 10,7 10,7 45,5


Valid
4,00 62 51,2 51,2 96,7

5,00 4 3,3 3,3 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

156
1,00 4 3,3 3,3 3,3

2,00 4 3,3 3,3 6,6

3,00 4 3,3 3,3 9,9


Valid
4,00 88 72,7 72,7 82,6

5,00 21 17,4 17,4 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2,00 1 ,8 ,8 ,8

3,00 4 3,3 3,3 4,1

Valid 4,00 67 55,4 55,4 59,5

5,00 49 40,5 40,5 100,0

Total 121 100,0 100,0

Y2rata

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 2,00 4 3,3 3,3 3,3

2,20 1 ,8 ,8 4,1

2,80 2 1,7 1,7 5,8

157
3,20 2 1,7 1,7 7,4

3,40 4 3,3 3,3 10,7

3,60 3 2,5 2,5 13,2

3,80 10 8,3 8,3 21,5

4,00 73 60,3 60,3 81,8

4,20 8 6,6 6,6 88,4

4,40 7 5,8 5,8 94,2

4,60 2 1,7 1,7 95,9

4,80 2 1,7 1,7 97,5

5,00 3 2,5 2,5 100,0

Total 121 100,0 100,0

158

Anda mungkin juga menyukai