ABSTRAK Indonesia 2
ABSTRAK Indonesia 2
Latar belakang: Edukasi adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu dan dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan mereka memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Edukasi kesehatan yang dijalankan Rumah Sakit
sesuai dengan panduan Nursing Interventions Classification (NIC) bahwa untuk semua jenis diagnosa
keperawatan diberikan edukasi kesehatan setelah pengkajian/diagnostik/observasi dan tindakan
mandiri perawat/terapeutik, sehingga edukasi bukan merupakan intervensi yang berdiri sendiri karena
bentuk intervensinya dengan memberikan penjelasan dan motivasi tanpa menunggu umpan balik dari
pasien. Metode teach-back merupakan edukasi dua arah untuk mengetahui pemahaman pasien dengan
meminta pasien menjelaskan kembali informasi yang diberikan, maka menggunakan metode teach-
back membantu tenaga kesehatan lebih akurat menentukan tingkat pemahaman pasien sehingga dapat
menyesuaikan komunikasi sesuai kebutuhan. Tujuan: Review ini bertujuan untuk memberikan
gambaran pelaksanaan metode teach-back dalam pemberian edukasi oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit. Metode: Scoping review ini disusun berdasarkan panduan dari JBI. Penelusuran literature
dilakukan melalui database Pubmed, Proquest, Science Direct, EBSCO, ERIC, ClinicalKey for
Nursing, Garuda dan Pencarian Sekunder. Hasil: Sebanyak 44 artikel dengan hasil metode teach-
back lebih dominan diberikan pada pasien dengan penyakit kronik. Selain itu, metode teach-back
lebih banyak diberikan pada kondisi transisi. Sedangkan topik edukasi diberikan tergantung informasi
yang diberikan pasien, aspek pengetahuan yang lebih banyak ditemukan serta aspek psikomotorik.
Pelaksanaan metode teach-back (1) diberikan edukasi sesuai topik dan metode teach-back pada akhir
intervensi 13 artikel. Tambahan dilakukan follow up dengan metode teach-back setelah pasien pulang
sebanyak 4 artikel atau mencari bantuan penerjemah. (2) edukasi sesuai dengan topik dibarengi
pendekatan strategi edukasi (menonton DVD dan manual tertulis, video, mug, kelompok intervensi,
simulasi lingkungan, pendidikan modal ganda, mengembangkan Alat Identifikasi Pasien Asma,
komputer, sosial media, IMPACT, multimode, model NEAT, handoff dan dischange bundle) dan
kemudian dilanjutkan dengan metode teach-back 18 artikel. Sedangkan dengan pendekatan strategi
edukasi (coaching, Bundle Transition, program self-manajemen, kelompok, dan STAAR) yang
dilakukan follow up dengan metode teach-back setelah pasien pulang 7 artikel. Kesimpulan: Teach-
back merupakan metode edukasi yang lebih banyak digunakan untuk melihat pengetahuan pasien
khususnya penyakit kronik dengan pemberian pada kondisi transisi serta pelaksaannya lebih banyak
dibarengi dengan strategi edukasi lainnya.