Anda di halaman 1dari 10

SOAL 1

1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi panjang runway yaitu :


a. Temperatur
Salah satu factor lingkungan yang mempengaruhi panjang runway adalah
temperature. Pada temperatur yang lebih tinggi, kebutuhan panjang landas menjadi
lebih panjang, karena temperatur tinggi density udaranya rendah, menghasilkan
output daya dorong yang rendah. Sebagai standar temperatur dipilih temperatur di
atas muka air laut sebesar : 59o F = 15oC.

b. Ketinggian
Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan
berpengaruh terhadap gaya angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak
pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan perhitungan penambahan
panjang landasan pacu. Berdasarkan rekomendasi ICAO, bahwa A.R.F.L bertambah
sebesar 7% setiap kenaikan 300m (1000 ft) dihitung dari ketinggian muka laut.

c. Kemiringan landasan
Faktor kemiringan memanjang landas pacu akan mempengaruhi kebutuhan panjang
landas pacu cukup dominan. Bandara yang memiliki kemiringan ke atas memerlukan
landasan yang lebih panjang dibanding landasan yang datar atau yang menurun
(kemiringan 1,5%)

d. Kondisi permukaan landas pacu


Permukaan landasan pacu yang memiliki genangan air tipis (standing water) sangat
dihindari, karena hal tersebut dapat membahayakan operasional pesawat. Standing
water menyebabkan permukan menjadi licin bagi roda pesawat sehingga membuat
daya pengereman menjadi jelek.
Roda pesawat yang berputas di atas lapisan tipis air disebut hydro planning, koefisien
pengereman pada kondisi ini sangat jelek, karena koefisien gesek menjadi berkurang
yang pada akhirnya menyebabkan kemampuan kemudi menjadi hilang. Tebal lapisan
yang menimbulkan efek hydro planning, dipengaruhi oleh:
1. Bentuk kembangan ban
2. Kondisi ban
3. Texture permukaan landasan

e. Angin
Selain ke-empat factor di atas, factor yang mempengaruhi panjang runway yaitu
angin. Untuk keperluan perencanaan, faktor angin baik itu berupa angin sakal (head-
wind) ataupun angin buritan (tail-wind) perlu dipertimbangkan. Arah dan kekuatan
angina sangat mempengaruhi jarak yang dibutuhkan oleh pesawat untuk dapat take-
off, sehingga otomatis aka mempengaruhi panjang runway yang dibutuhkan.

2. a. Positive control airspace merupakan ruang udara yang ditetapkan batas-batasnya


dengan di dalamnya diberikan pelayanan lalu lintas udara (Air Traffic Service) dan
pelayanan informasi penerbangan (Flight Information Service) dan pelayanan
kesiagaan (Alerting Service).

b. Stacking merupakan antrian pesawat di udara pada saat pesawat akan landing di
runway. Pesawat yang mengantri terus terbang memutari suatu sumbu dengan radius
tertentu sampai mendapat giliran untuk dapat landing di runway.

c. - ATCT atau Air Traffic Control Tower (Menara Pengendali Lalulintas Bandar Udara)
adalah fasilitas yang mengawasi, mengarahkan , dan memantau lalu lintas di bandara
udara dan di dalam ruang angkasa yang dekat dengan bandara udara itu baik yang
berangkat maupun yang datang sampai sejauh kira-kira 5 mil dari bandara tersebut.
- TACF atau Terminal Approaching Control Facility (Fasilitas Pengendali Pendekatan
Terminal) merupakan Fasilitas pengendali pendekatan terminal mempunyai kekuasaan
atas pengendalian lalulintas, kedatangan dan keberangkatan, dari daearah perbatasan
menara pengendali lalulintas udara di suatu bandara udara sampai suatu jarak sejauh
25-50 mil dari bandar udara

- ARTCC atau Air Route Traffic Contol Centers (Pusat Pengendalian Lalu Lintas Rute
Udara) merupakan pusat pengendalian yang bertanggung jawab atas pengendalian
pergerakan pesawat yang sedang terbang di sepanjang jalur udara, rute-rute jet, dan
bagian - bagian luar angkasa lainnya. ARTCC mengendalikan daerah geografis dengan
luas hingga mencapai 100.000 mil2.

d. Gerakan pesawat :
- Pitching merupakan gerakan menggangguk atau gerakan keatas dan kebawah dari
nose pesawat, pitching bergerak pada sumbu lateral pesawat.

- Rolling merupakan gerakan berguling (roll) dari pesawat, rolling bergerak pada
sumbu longitudinal pesawat.

- Yawing merupakan gerakan menggeleng atau nose pesawat bergerak ke kanan dan
ke kiri. Yawing bergerak pada sumbu vertical pesawat.

3. a. Operating weight empty / OWE (Bobot kosong operasi) merupakan berat dasar pesawat,
termasuk di dalamnya Crew dan peralatan pesawat yang harus ada di dalam pesawat
(no go item), tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang yang membayar. OWE
berubah-ubah tergantung konfigurasi seat.

b. Payload merupakan berat muatan (barang/penumpang) yang membayar, diperhitungkan


menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, termasuk didalamnya penumpang, barang,
surat-surat, paket dan bagasi.

c. Maximum structural take-off weight (MTOW) merupakan berat maksimum pesawat


termasuk crew, berat pesawat kosong, bahan bakar, payload yang dijinkan oleh pabrik,
sehingga momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat, rata-rata masih dalam batas
kemampuan material pembentuk pesawat.

d. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang dengan
karakteristik tertentu untuk melakukan pengangkatan (seluruh badan pesawat) setelah
kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan. Atau pengertian lainnya
yaitu Jarak datar yang ditempuh pesawat diukur dari kedudukan pesawat mulai
bergerak untuk melakukan lepas landas sampai titik saat pesawat mulai meninggalkan
landasan pacu.

e. Take-off distance merupakan jarak datar yang ditempuh pesawat diukur dari kedudukan
pesawat mulai bergerak untuk melakukan lepas landas sampai mencapai ketinggian 35
ft.
f. Initial climbing speed merupakan kecepatan minimum yang harus dilampaui pesawat
(pilot) yang mana pesawat bisa/diijinkan untuk terbang setelah mencapai ketinggian
35 ft (10,5 m) di atas permukaan landas pacu.

SOAL 2
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi lapangan terbang adalah sbb :
a. Tipe pembangunan lingkungan sekitar
Diupayakan pembangunan menjauhi pemukiman penduduk dan sekolah, hal ini
menyangkut masalah kebisingan yang ada sehingga diprioritaskan pembangunan
lingkungan yang selaras dengan aktifitas lapangan terbang

b. Kondisi atmosfir
Seringnya terjadi kabut / asap kebakaran akan mengurangi jarak pandang pilot

c. Kemudahan untuk mendapat transportasi darat


Waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari tempat penumpang berangkat ke
pelabuhan udara perlu diperhatikan sehingga perlu diupayakan kemudahan utnuk
mendapatkan angkutan umum.

d. Tersedianya tanah untuk pengembangan


Sehubungan dengan meningkatnya frekuensi penerbangan yang harus menyesuaikan
permintaan maka perlu tanah untuk pengembangan baik untuk memperluas fasilitas
yang ada maupun membangun fasilitas baru

e. Adanya lapangan terbang lain


Jarak antar lapangan terbang yang terlalu dekat akan mengurangi kapasitas peralatan
pengatur lalu lintas udara dan bagi pesawat yang akan mendarat akan saling
merintangi dngan pesawat lain

f. Halangan sekeliling (surounding obstraction)


Lokasi pelabuhan udara harus dipilih sedemikian rupa sehingga bila diadakan
pengembangan akan bebas halangan misalnya bangunan yang mungkin didirikan
didaerah tersebut

g. Perkembangan ekonomi
Lokasi yang berada pada dataran rendah membutuhkan penimbunan sehingga akan
berdampak pada biaya yang dikeluarkan

h. Tersedianya Utilitas
Lapangan terbang yang besar perlu tersedia air minum, tenaga listrik, sambungan
telepon, bahan bakar minyak dsb.

2. Konfigurasi bandar udara internasional

Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama yaitu:


a. Sisi udara (airside) :
Sisi udara suatu bandar udara meliputi runway, taxiway, apron dan elemen-
elemen penunjang-penunjang lainya bagi kgiatan pesawat selama pendaratan
maupun tinggal landas
 Runway
Runway adalah Area yang dipergunakan untuk take-off dan landing
pesawat terbang yang sedang beroperasi, Jumlahnya tergantung dari
volume lalu lintas yang dilayani oleh Lapngan terbang yang bersangkutan
dan Orientasinya tergantung kepada antara lain oleh luas lahan yang
tersedia untuk pengembangan lapangan terbang dan arah angin dominan
yang bertiup.
 Taxiway
Taxiway adalah yaitu jalur yang menghubungkan antara Runway dan Apron
dengan fungsi utama adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari
Runway ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari Runway ke
Hanggar pemeliharaan yang dipersiapkan dimana pesawat terbang dapat
bergerak dipermukaan bumi (taxiing) dari satu tempat ketempat lain
dilapangan terbang Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru
mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang siap menuju ujung lepas
landas.
 Apron
Adalah sarana parkir / menyimpan pesawat yang posisinya terletak diantara
Bangunan terminal dan Taxiway yang dimaksudkan untuk menempatkan
pesawat terbang agar cepat memuat dan menurunkan penumpang, angkutan
surat, barang atau kargo, kegiatan pemeliharaan pesawat, melayani arus
pesawat ke dan dari pintu dan arus peralatan yang melayani pesawat
didarat. Sehubungan dengan efisiensi dari Bandara, adalah sangat penting
untuk menempatkan Apron dengan bangunan terminal. Dibuat cukup luas
sehingga bila pesawat yang tidak melakukan proses llepas landas pesawt
lain dapat menyalipnya.
b. Sisi darat (landside) :
Sedangkan yang termasuk dalam sisi darat suatu bandar udara meliputi
gedung terminal, tempat parkir dan sirkulasi kendaraan serta sistem jalan masuk
darat ke bandar udara.
 Gedung terminal
Suatu terminal bandar udara merupakan sebuah bangunan di bandar udara
di mana penumpang berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang
membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat. Di terminal,
terdapat banyak bagian seperti ruang tunggu, tempat check-in tiket,
pemeriksaan barang, kamar mandi, dan lain-lain.

 Tempat parkir
Merupakan tempat untuk memarkirkan kendaraan pribadi milik penumpang.

3. Sketsa Struktur Runway :


Struktur runway pada dasarnya terdiri dari :
a. Struktur perkerasan, adalah bagian yang memikul beban pesawat yang diberi lapis
keras sesuai dengan perhitungan bebannya.
b. Bahu disamping kiri kanan perkerasan, yang dirancang untuk menahan erosi yang
ditimbulkan oleh adanya jet-blast, dan juga untuk mengakomodasi lalu lintas
peralatan bagi pesawat dan pengontrolan.
c. Runway end safety area, yaitu daerah yang sengaja dikosongkan untuk menghindari
adanya kecelakaan pada saat sebuah pesawat melakukan pendaratan over-shooting.
d. Blast pad, yaitu areal yang dirancang khusus untuk menahan erosi permukaan
disekitar ujung runway akibat adanya jet-blast. Areal ini dapat merupakan areal yang
diperkeras atau hanya dengan tanaman rumput biasa
e. Extended Safety Area adalah bagian yang berbatasan dengan structural pavement
untuk menahan erosi akibat air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam
melakukan perbaikan.
f. Strip runway, yang mencakup perkerasan, bahu dan daerah diluar itu yang diratakan
dan diatur drainasenya. Daerah strip ini harus mampu digunakan oleh kendaraan
pemadam kebakaran, SAR dengan baik pada kondisi normal. Areal strip runway
secara keseluruhan harus mampu menahan beban pesawat yang tergelincir keluar
runway tanpa mengakibatkan kerusakan struktural.
g. Stopway: adalah wilayah kosong yang berada di ujung runway untuk menahan
pesawat yang berhenti.
h. Clearway: adalah wilayah di ujung bandara yang digunakan saat keadaan darurat.

Anda mungkin juga menyukai