Disusun Oleh:
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKALAN
GOLONGAN III ANGKATAN XXV
Dengan Judul:
OPTIMALISASI KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP TRIAGE
DI UNIT GAWAT DARURAT UPTD PUSKESMAS GALIS
Coach Mentor
ii
BERITA ACARA
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar – benarnya dan ditandatangani oleh :
Bangkalan, 6 Mei 2021
Penguji Peserta
Dr Titin Damayanti
Penata Muda Tingkat 1
NIP. 199210162020122014
Coach Mentor
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Kepatuhan Petugas Terhadap Triage Di Unit
Gawat Darurat UPTD Puskesmas Galis” tepat pada waktunya. Rancangan Aktualisasi ini
diajukan dalam rangka melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan program Latsar CPNS
Pemerintah Kabupaten Bangkalan Angkatan XXV Tahun 2021.
Selama Penyusunan rancangan aktualisasi ini penulis mendapatkan bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih secara tulus kepada :
1. Bapak Juli Winarto,AK., MM., CA selaku coach
2. Bapak Rudi Hartono, S.Kep,Ns. selaku Kepala Puskesmas Galis, Kabupaten Bangkalan
3. Panitia Latsar dan Widyaiswara BPSDM Provinsi Jawa Timur
4. Orangtua, suami, saudara dan rekan CPNS yang telah memberikan dukungan dan motivasi
selama menyelesaikan rancangan aktualisasi
5. Semua pihak yang berjasa dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih semoga apa yang telah diberikan
kepada penulis dicatat sebagai amal oleh Allah SWT. Amin
Demikian laporan aktualisasi ini penulis buat. Penulis menyadari bahwa rancangan
aktualisasi ini masih banyak kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima
kritik maupun saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan rancangan
aktualisasi ini.Semoga rancangan aktualisasi ini bermanfaat bagi semua pihak, yaitu bagi
peserta didik, penulis, organisasi dan masyarakat pada umumnya.
Bangkalan, 6 Mei 2021
Peserta
iv
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga
dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan
fungsi yang diembannya. Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11
tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun
2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar
ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis untuk mewujudkan ASN sebagai
bagian dari ASN menjadi profesional.
Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap
Puskesmas melayani 30.000 – 50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya 1
(satu) kecamatan mempunyai satu Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat
yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Unit Gawat darurat (UGD)
adalah sebuah unit yang melayani pasien dalam kondisi gawat darurat
berdasarkan Triase(tingkat kegawatan) yang ditentukan oleh petugas UGD yang
dilakukan secepat dan setepat mungkin.
Dalam suatu Unit Gawat Darurat untuk mengoptimalkan pelayanan harus
dilaksanakan triase. Triage sebagai pintu gerbang perawatan pasien memegang
peranan penting dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan
memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien.
Triage adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas pasien
( atau korban selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat
keparahan, prognosis dan ketersediaan sumber daya. Dengan triage dapat
ditentukan kebutuhan terbesar pasien/korban untuk segera menerima perawatan
secepat mungkin. Tujuan dari triage adalah untuk mengidentifikasi pasien yang
membutuhkan tindakan resusitasi (C-A-B step) segera, menetapkan pasien ke
area perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai
2
tindakan diagnostik atau terapi. Perawat dalam melakukan pengkajian dan
menentukan prioritas perawatan (triage) tidak hanya didasarkan pada kondisi
fisik, lingkungan dan psikososial pasien tetapi juga memperhatikan patient flow di
departemen emergensi dan akses perawat. Triage departemen emergensi
memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1) identifikasi pasien yang tidak harus
menunggu untuk dilihat, dan 2) memprioritaskan pasien (Mace and Mayer,
2013). Berbagai macam sistem triage telah digunakan diseluruh dunia yaitu The
Australian Triage Scale (ATS), The Manchester Triage Scale, The Canadian
Triage and Acuity Scale (CTAS) dan Emergency Severity Index (ESI). CTAS
(Canadian Triage and Acuity Scale) diakui sebagai sistem triage yang handal
dalam penilaian pasien dengan cepat. Kehandalan dan validitasnya telah
dibuktikan dalam triage pada pasien pediatrik dan pasien dewasa (Lee, Et al,
2011).
Triage dapat berjalan dengan baik jika didukung tenaga medis yang
kompeten dan sarana yang memadai. Dimana tenaga medis dapat melakukan
pelayanan triage sesuai SOP dan sarana yang sesuai standar dapat terpenuhi.
Seperti adanya jalur triage dilantai area unit gawat darurat dan jumlah bed yang
mencukupi yaitu minimal tiga bed. Jika triage dapat berjalan dengan baik pada
suatu Unit Gawat Darurat maka akan terjadi peningkatan kepuasan pasien
sehingga mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat pun dapat meningkat.
Berdasarkan pengalaman peserta selama bertugas di UGD Puskesmas Galis
banyak pasien datang ke UGD melayani pasien tetapi petugas meletakkan
pasien ke Bed tidak beraturan karena tidak tersedianya media jalur Triage di
lantai UGD yang memadai di UGD Puskesmas Galis. Dengan demikian maka
alur pasien tidak sesuai dengan SOP . Oleh karena itu, peserta mengangkat isu,
yaitu “Optimalisasi Kepatuhan Petugas Terhadap Triage Di Unit Gawat
Darurat UPTD Puskesmas Galis”
3
1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
4
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi
Ruang lingkup aktualisasi adalah gambaran tentang unit kerja lokasi peserta
yang akan melakukan aktualisasi. Fokus penulis pada Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Galis dalam rangka mengaktualisasikan gagasan
Optimalisasi Kepatuhan Petugas Terhadap Triage Di Unit Gawat Darurat UPTD
Puskesmas Galis. Pelaksanaan aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 07
Mei 2021– 15 Juni 2021 di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Galis.
5
BAB II
Secara geografis, wilayah kerja Puskesmas Galis. merupakan dataran tinggi yang
terletak di Jalan Raya Galis No. 20 Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan, dengan
ketinggian sekitar 146 m DPAL. Luas wilayah Puskesmas galis adalah 745 ha. Adapun
batas administratif wilayah kerja Puskesmas Galis. adalah sebagai berikut :
Batas Utara : kecamatan Konang
Batas Timur : kecamatan Blega
Batas Selatan : kecamatan Modung
Batas Barat : kecamatan Tanah Merah
2.1.1. DATA UMUM :
a. No. Kode Puskesmas : P.3526010101
b. Nama Puskesmas : Galis
c. Kategori Puskesmas : Perkotaan
d. Jenis Puskesmas : Rawat Inap
e. Jenis Rawat Inap : Umum
f. Kecamatan : Galis
g. Kabupaten : Bangkalan
h. Alamat : Jalan Raya Galis No. 20
6
i. Kode Pos : 69173
j. Email : galispuskesmas20@gmail.com
k. Jumlah Desa : 11
l. Luas wilayah : 745 ha
m.Jumlah penduduk seluruhnya : 24.794 orang
2.2.1 Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, dalam pasal 4 disebutkan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas, antara lain:
a. Puskesmas Galis melaksanakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama di wilayah kerjanya;
b. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
7
2.2.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, maka
Puskesmas Galis menyelenggarakan fungsi:
a. memantau pelaksanaan pembangunan di wilayah kerjanya agar
berwawasan kesehatan;
b. menggerakkan peran serta masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat di wilayah kerjanya;
c. melaksanakan advokasi dan sosialisasi regulasi terkait upaya
kesehatan masyarakat;
d. membuat perencanaan berdasarkan analisis kebutuhan di wilayah
kerjanya;
e. melakukan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bidang kesehatan;
f. melaksanakan pembinaan teknis jejaring dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat di wilayah kerjanya;
g. melaksanakan identifikasi, pencatatan, dan pelaporan masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya;
h. melaksanakan analisis masalah kesehatan dan penyediaan informasi
kesehatan masyarakat dari wilayah kerjanya;
i. melaksanakan evaluasi akses, mutu, dan cakupan pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya; dan meningkatkan pengetahuan tenaga
kesehatan pelaksana
8
2.2.3 SUSUNAN ORGANISASI PUSKESMAS
Pejabat
Sistem Informasi Puskesmas Keuangan
Moch Farid Alfarisi Ur. Kepegawaian Hariyanto Ur Umum Ur Keuangan
Perbaikan BPU
Promkes POLI GIGI
P2M & PTM KIA
KESLING LAB
KES. PRO KONSELING Pejabat
UKK Teknis
FARMASI
UKS
BATTRA/TOGA
YANDU
YANDU LANSIA
UKGMD
9
2.3 URAIAN TUGAS JABATAN (PESERTA)
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan
negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti yang
dijelaskan Undangundang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 tahun 2014, Pegawai
ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
2. Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
3. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
4. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain tugas di atas undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014 pasal 5
mengatur tentang kode etik dan kode perilaku ASN, yang bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
10
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
11
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
12
Tabel Validasi Isu Metode AKPL
NO ISU A K P L NOMOR URUT
VALIDASI
1. Kurang optimalnya kepatuhan petugas terhadap √ √ √ √ 1
Triage di Unit Gawat Darurat Puskesmas Galis
Setelah dilakukan teknik validasi isu dengan metode AKPL kemudian dilakukan
analisis isu dengan teknik USG (Urgensi, Serious, Growth). Urgensi artinya seberapa
mendesak isu tersebut harus dibahas. Serious artinya seberapa isu tersebut perlu
dibahas dikaitkan dengan akibat yang mungkin ditimbulkan. Growth artinya seberapa
kemungkinan isu tersebut berkembang jika dibiarkan. Hasil validasi isu teknik USG
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Validasi Isu Teknik USG
NO ISU U S G TOTAL
1. Kurang optimalnya kepatuhan petugas 5 5 4 14
terhadap Triage di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Galis
2. Kurangnya kerjasama yang baik antar lintas 3 4 3 10
program
3. Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam 3 3 2 8
melakukan kunjungan rumah
13
3 : Cukup Penting
4 : Penting
5 : Sangat Penting
Seriousness
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 : Akibat yang ditimbulkan serius serius
5 : Akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5: Sangat berkembang
14
keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki kondisi tidak urgen tapi masih
tetap membutuhkan rawat inap dirumah sakit karena kondisinya. Setelah
penilaian keparahan (severity) dan urgensi (urgency), maka beberapa sistim
triase menentukan batas waktu menunggu. Yaitu berapa lama pasien dapat
dengan aman menunggu sampai mendapatkan pengobatan di UGD.
Sistem triage yang sering di gunakan dan mudah dalam
mengaplikasikanya adalah mengunakan START (Simple triage and rapid
treatment) yang pemilahanya menggunakan warna. Warna merah
menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban yang terancam jiwa jika tidak
segera mendapatkan pertolongan pertama. Warna kuning menunjukan
prioritas tinggi yaitu koban moderate dan emergent. Warna hijau yaitu korban
gawat tetapi tidak darurat meskipun kondisi dalam keaadaan gawat ia
tidak memerlukan tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam adalah korban
ada tanda-tanda meninggal.
Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di puskesmas
yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya
pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat darurat adalah suatu
keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat
untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut.
Unit gawat darurat di Puskesmas Galis dengan ukuran ruangan tiga kali
tiga meter relatif kecil. Alat dan bahan yang terdapat di dalam Unit gawat
Darurat yaitu memiliki: tiga bed tindakan pasien, satu buah lemari alat, satu troly
alat tindakan.
Dalam observasi selama masa orientasi didapatkan pada saat pelayanan
kesehatan terhadap pasien belum melaksanakan triage secara maksimal. Hal ini
dikarenakan belum maksimalnya instansi dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengawasi jalannya pelaksanaan triase di puskesmas.
Kurang Optimalnya Triage di UGD Puskesmas Galis dikarenakan
kurangnya pengetahuan petugas mengenai Triage. Sebagai contoh ketika
pasien datang dengan keluhan sesak namun petugas sedang menangani pasien
ganti verban sehingga pasien sesak lambat tertangani dan muncul keluhan dari
15
pihak keluarga pasien. namun jika petugas mengerti mengenai Triage dimana
seharusnya pasien sesak lebih dulu ditangani hal ini tidak akan terjadi.
Kurangnya kepatuhan petugas juga mempengaruhi kualitas pelayanan jika
pasien yang lebih tinggi tingkat prioritas kedaruratannya didahulukan
penangannya sesuai dengan standar operasional pelayanan maka mutu
pelayanan di Unit Gawat darurat akan meningkat. Untuk faktor kurang luasnya
ruangan UGD dan agar triage tetap dapat dilaksanakan secara maksimal pasien
yang masih dapat berjalan dan tidak ada luka terbuka dialihkan ke ruangan rawat
jalan. Namun hal tersebut masih perlu disosialisasikan kepada petugas yang
ada. Selain permasalahan diatas masih ada yang beberapa faktor yang
mempengaruhi Kurang Optimalnya Triage di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Galis, yaitu belum adanya Jalur Triage dan Media Informasi mengenai Triage.
Permasalahan diatas berhubungan dengan kurang optimalnya pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dimana pelayanan tersebut belum
sesuai dengan standar ada dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kepatuhan
petugas terhadap SOP Triase.dan juga didukung oleh sarana dan prasarana
yang kurang memadai seperti ruangan yang sempit, jumlah bed yang kurang,
tidak adanya jalur triage dan media informasi mengenai triage. Isu diatas perlu
diperbaiki agar terwujudnya pelayanan prima di Puskesmas Galis dengan cara
meningkatkan pelayanan yang bertanggung jawab, tidak membeda-bedakan
dalam memberikan pelayanan dan cepat tanggap dalam melayani pasien. Hal ini
juga berpengaruh pada kualitas ASN dimana akan numbuhbuhkan jiwa yang
akuntabel, disiplin dan teliti dan cermat pada diri petugas.
Pengelolaan ASN dalam menjalankan kedudukan, peran, tugas, dan hak
serta kewajiban dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Sesuai (Manajemen
ASN dan Pelayanan publik).
C. Rencana Kegiatan
16
3.1.6 Diagram Alur Kerja
Monitoring
Pelaksanaan dan
Triase Evaluasi
Sosialisasi
SOP Triase
Pembuatan
Media
Pembuatan Informasi
Jalur Triase Tentang
Telaah SOP
Triase Triase
Konsultasi
Dengan
Mentor
17
3.2 Matrik Rancangan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1. Pelaksanaan 1. Mengatur 1. Jadwal Akuntabilitas (tanggung Mewujudkan Ramah dan Santun
konsultasi dengan pertemuan pertemuan jawab,profesionalisme) pelayanan dalam memberikan
mentor atau Kepala 2.Menyampaikan 2. Rancangan Nasionalisme kesehatan pelayanan
Puskesmas terkait maksud dan Aktualisasi telah (menghargai pendapat, dasar yang
pelaksanaan tujuan rancangan tersampaikan musyawarah). transparan
rancangan aktualisasi kepada 3. Lembar dan
aktualisasi kepala puskesmas konsultasi professional
Galis
3. Meminta izin
dan pelaksanaan
kegiatan
2. Telaah SOP Triase 1. Meminta SOP 1. SOP Triase Akuntabilitas (tanggung Menggerakkan Ramah dan Santun
Triase kepada tim (Print out) jawab,profesionalisme) pembangunan daerah dalam memberikan
UKP 2. Kesesuaian SOP Nasionalisme berwawasan pelayanan
2. Menelaah dan Triase dengan (menghargai pendapat, kesehatan
membaca poin referensi musyawarah). Disiplin terhadap tugas
demi poin SOP dan peraturan yang ada
Triase
3. Memahami
poin per poin
dalam SOP Triase
3. Pembuatan Konsep 1. Mencari 1. Referensi Akuntabilitas (tanggung Mewujudkan Disiplin terhadap tugas
Jalur Triase referensi didapat jawab) pelayanan kesehatan dan peraturan yang ada
2. Membuat 2. Draft Jalur Nasionalisme (bekerja yang prima, adil,
kerangka jalur Triase keras) merata, terjangkau
Triase
Mewujudkan
manajemen
kesehatan yang
bermutu
18
4. Pembuatan media 1. Mencari 1. Bahan Akuntabilitas (tanggung
informasi dengan referensi pembuatan stiker jawab)
Triase 2.Membuat stiker 3. Stiker Nasionalisme (bekerja
3. Mencetak 4. Stiker Terpasang keras)
stiker (Dokumentasi)
4.Memasang
stiker
5. Sosialisasi SOP 1.Memberi 1. Pemberitahuan Akuntabilitas (tanggung Mewujudkan Disiplin terhadap tugas
Triase tahukan jadwal jadwal telah jawab,profesionalisme) pelayanan kesehatan dan peraturan yang ada
kegiatan sosialisai disampaikan Nasionalisme yang prima, adil,
2.Membagikan (undangan ) (musyawarah) merata, terjangkau
SOP sebelum 2. SOP dibagikan
sosialisasi keseluruh peserta Mewujudkan
3. Melaksanakan 3. Dokumentasi manajemen
sosialisasi sosialisasi, kesehatan yang
(absensi, foto bermutu
kegiatan)
Menggerakkan
pembangunan daerah
berwawasan
kesehatan
6. Implementasi 1. Menentukan 1. Jadwal Akuntabilitas (tanggung Mewujudkan Ramah dan Santun
Triase di Unit jadwal mulai pelaksanaan (draft jawab) pelayanan kesehatan dalam memberikan
Gawat Darurat pelaksaan Triase jadwal ) yang prima, adil, pelayanan
2. Menyediakan 2. Form daftar tilik Etika publik (jujur) merata, terjangkau Ramah dan Santun
form daftar tilik SOP tesedia di dalam memberikan
SOP Alur Pasien Unit Gawat Mewujudkan pelayanan
dan Triase di Unit Darurat manajemen
Gawat Darurat 3. Form daftar tilik kesehatan yang Cekatan dalam memberi
3.Mengisi daftar SOP terisi bermutu pelayanan yang prima
tilik SOP setiap sosialisasi, Menggerakkan
penanganan (absensi, foto pembangunan daerah Disiplin terhadap tugas
pasien dilakukan kegiatan) berwawasan dan peraturan yang ada
di Unit Gawat kesehatan
Darurat
Mewujudkan
19
pelayanan kesehatan
yang prima, adil,
merata, terjangkau
Mewujudkan
manajemen
kesehatan yang
bermutu
7. Monitoring dan 1. Memeriksa Laporan Akuntabilitas (tanggung Mewujudkan
Evaluasi terhadap ulang daftar tilik Monitoring dan jawab) meanajemen Disiplin terhadap tugas
pelaksanaan SOP dan absensi Evaluasi kesehatan yang dan peraturan yang ada
petugas Nasionalisme bermutu
2. Membuat hasil Kerja keras
evaluasi
Melaporkan hasil
evaluasi kepada
mentor dan role
mode
20
3.3 Jadual Kegiatan Aktualisasi
2. Telaah SOP Triase 1. Meminta SOP Alur Pasien kepada Tim UKP √
Triase
3. Memahami poin per poin dalam SOP Triase √
1.Mencari Referensi
3. Pembuatan dan Jalur 2. Membuat kerangka jalur Triase √
1. Mencari referensi
4. Pembuatan media 2. membuat stiker √
21
informasi dengan 3. mencetak stiker √
Triase 4. memasang stiker √
√
1.Memberi tahukan jadwal kegiatan sosialisai
5. Sosialisasi SOP 2.Membagikan SOP sebelum sosialisasi √
Triase √
3. Melaksanakan sosialisasi √
22