ABSTRAK
Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model
berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya di dalam cairan hayati (darah, urin,
saliva, air mata, atau cairan hayati lainnya). Data eksresi obat lewat urine dapat dipakai untuk
memperkirakan bioavailabilitas. Jumlah kumulatif obat yang dieksresi dalam urine secara langsung
berhubungan dengan jumlah total obat yang terabsorbsi. Percobaan ini dilakukan untuk menetapkan dan
menghitung parameter farmakokinetika obat setelah pemberian dosis tunggal berdasarkan data ekskresi
urin kumulatif. Dalam percobaan ini terdapat dua data ekskresi urin kumulatif yang keduanya dihitung
dengan menggunakan 2 metode yakni metode ARE dan metode Rate. Pada data pertama hasil dengan
metode Rate diperoleh Kel sebesar 0,379 jam-1, t1/2 sebesar 1,828 jam dan K e sebesar -8,60057 sedangkan
pada data kedua hasil dengan metode ARE diperoleh K el sebesar 0,504 jam-1, t1/2 sebesar 1,267 jam, Ke
sebesar 0,0452 dan Fe sebesar 1,277. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil
dari masing-masing data tidak jauh berbeda walaupun menggunakan dua metode yang berbeda.
Kata kunci : Parameter farmakokinetika, Data ekskresi urin kumulatif, Metode ARE, Metode rate
adalah klirens total (Clt), tetapan dihitung dari data ekskresi urine. Dalam
kecepatan eliminasi (Kel), dan waktu paro perhitungan ini, laju ekskresi obat
Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasSriwijaya
Jurnal praktikum biofarmasetika-farmakokinetika
laju ekskresi obat. Metode ini dapat Dari data simulasi dibuatlah kurva
menentukan tetapan laju ekskresi (Ke) profil kadar obat dengan kertas semi
dan pengosongan kandung kemih pada logaritmik. Ditentuksn titik-titik tengah
metode ini harus sempurna serta tidak yang mewakili fase eliminasi yang
perlu sampai ke Du~. Metode ARE kemudian di buat regresi A hingga
( Amount of Drug Remaining to be diperoleh nilai dari B dan β (y = bx + a →
Excreted) adalah metode yang digunakan ln Cp = -β.t + ln B). Masukan t pada fase
untuk mengetahui jumlah obat yang absorbsi kedalam regresi A hingga
belum diekskresikan. Berbeda dengan diperoleh Cp ekstrapolasi kemudian
metode rate, metode ini tidak bisa hitung Cp residual (Cp – Cp ekstrapolasi).
menentukan tetapan laju ekskresi Selanjutnya buatlah regresi B antara Cp
(Ke),pengosongan kandung kemih tidak residual dan t fase absorbsi hingga
harus sempurna dan perhitungan perlu diperoleh A dan α (y = bx + a → ln Cp
~
sampai ke Du (Shargel,1988). ekstrapolasi α = -α.t + ln A). Hitung k dan
ka dengan persamaan Cp = B.e -k.t – A.e-
ka.t
. Selanjutnya hitung T max = ln
METODE PENELITIAN ka/k/(ka-k), AUC dengan metode trapeoid
urin kumulatif antara lain alat tulis dan Pada praktikum kali ini tidak
juga alat hitung. dilakukan persiapan data secara langsung
Sedangkan bahan yang digunakan tetapi diberikan oleh asisten data urin
yaitu data urin yang didapat dari hasil yang terdiri dari nilai waktu (t) dan juga
pengukuran urin dalam waktu tertentu nilai dari jumlah kumulatif obat tidak
dengan spektrofotometri dan pada data berubah saat diekskresi dalam urin dalam
urin tersebut terdiri dari waktu (t) dan urin (Du). Sedangkan pada penentuan
r = - 0,99 = 97,31
Kel = -b = 37,54
PEMBAHASAN
Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasSriwijaya
Jurnal praktikum biofarmasetika-farmakokinetika
yang berbeda hasilnya sedikit berebeda, didapat kurva dengan garis linear yang
dimana dengan metode RATE hasilnya lurus yang maksudnya kurva ini
lebih besar dibanding dengan metode menggunakan orde 0. dari kedua data
ARE. tersebut didapat hasil yang tidak berbeda
jauh, yang artinya kedua metode ini tidak
Pada metode ARE dilakukan
berbeda jauh.
perhitungan fe, perhitungan fe ini
bertujuan untuk menentukan fraksi
eleminasi dimana dari data yang telah di DAFTAR PUSTAKA
lakukan di percobaan didapatkan 0,35 Ganiswarna.2007,Farmakologi dan
nilai ini didapatkan dari ln ke berbanding Terapi, Edisi kelima, Fakultas
lurus dengan perbandingan absorbansi Kedokteran Universitas Indonesia,
obat dengan dosis obat dan berat badan Jakarta, Indonesia.
pasien. Dari perhitungan yang dilakukan Mutschler,E.1991,Dinamika Obat, Edisi
disimpulkan bahwa kedua metode ini kelima, Institude Teknologi
memiliki perbedaan,dimana waktu di Bandung, Bandung, Indonesia.
gunakannya metode sesuai dengan Shargel,L.1988,Biofarmasetika dan
cuplikan urin di ekskresikan didalam Farmakokinetika Terapan, Edisi
tubuh. kedua, Airlangga University Press,
Surabaya, Indonesia
KESIMPULAN
Sweetman,S.C.2007, Martindale: The
Dalam percobaan mengenai Complete Drug Reference 35th
penetapan parameter farmakokinetika Edition, The Pharmaceutical
obat setelah pemberian dosis tunggal Press,London
menggunakan data urin kumulatif
dilakukan terhadap dua data ,dimana data
tersebut masing-masing di hitung dengan
metode RATE(metode laju ekskresi
renal) dan metode ARE (sigma minus).
Dimana masing-masing dilakukan
perbandingan data antara data A dan data
B. dari data A menghasilkan metode
RATE di dapati kurva garis linier yang
lurus yang merupakan maksud dari
metode RATE kurva orde 0 sedangkan
pada kurva data B dengan metode ARE
Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasSriwijaya