Anda di halaman 1dari 22

METODOLOGI PENELITIAN DASAR

REVIEW JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER DENGAN KEMATANGAN


EMOSI PADA REMAJA SMA

FITRI YULIANA SINTA DEWI

1511900091

Dosen Pengampu :
Drs. Yanto Prasetyo, M.Si.

KELAS B
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
REVIEW UTS METPEN KUANTITATIF

1. Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Perubahan Emosional


Remaja di SMP IT Al-Kindi Pekanbaru Tahun 2019

Judul Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Perubahan


Emosional Remaja di SMP IT Al-Kindi Pekanbaru
Tahun 2019
Jurnal Health Care Media
Volume & Vol. 4 No. 2
Halaman
Tahun 2020
Penulis Andriani
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Pembentukan kematangan emosi dibentuk oleh pola asuh


Penelitian orang tua, dimana peran orang tua dalam membentuk dan
membimbing remaja dalam membentuk emosi yang
matang. Remaja yang emosinya matang biasanya masih
merasakan sedih, marah, dan kecewa namun dia bisa
menahannya dan mampu bangkit. Peran orang tua dalam
membentuk, mengarahkan, dan membimbing para remaja
untuk membentuk emosi yang matang meski dunia
pendidikan, lingkungan, serta masyarakat juga ikut
berpengaruh dalam membentuk emosi yang matang.
Tujuan & Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua terhadap
Manfaat perubahan emosional remaja di SMP IT Al-Kindi
Penelitian Pekanbaru Tahun 2019
Metode Metode yang digunakan adalah metode penelitian
Penelitian kuantitatif dengan desain Analitik dan pendekatan Cross
Sectional. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh objek yang berjumlah 87 orangtua dan anak
remaja yang bersekolah di SMP IT Al-Kindi Pekanbaru.
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner dan
lembar pengumoulan berupa lembar check list untuk
menilai pola asuh orangtua dan perubahan emosional
remaja. Data yang diperoleh merupakan jawaban
langsung atas pertanyaan tentang pola asuh orangtua dan
perubahan emosional remaja. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
Software versi 17.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diketahui mayoritas orangtua
menggunakan pola asuh yang demokratif sebanyak 86
respondens (98,9%) memiliki perubahan emosi
perubahan emosi remaja yang masking sebanyak 54
remaja (62,1%). Dari hasil uji chi square diketahui bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh
orang tua terhadap perubahan emosional remaja.
2. Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Kematangan Emosi Remaja
di SMAN 1 Sinonsayang

Judul Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Kematangan


Emosi Remaja di SMAN 1 Sinonsayang
Jurnal E-Journal Keperawatan (e-Kp)
Volume & Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
Halaman
Tahun 2019
Penulis Nikita Lumenta Herlina, L.S Wungouw, Michael
Karundeng
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Kematangan Emosi merupakan kemampuan seseorang


Penelitian dalam mengontrol dan mengendalikan emosi secara baik.
Hal ini berdasar sebagai kondisi perasaan atau reaksi
perasaan yang stabil terhadap suatu objek permasalahan
sehingga untuk mengambil sautu keputusan maupun
tingkah laku yang didasar suatu pertimbangan.
Kematangan emosi dipengaruhi oleh pola asuh orang tua
yang terbagi dalam tiga tipe, antara lain pola asuh
otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis.
Tujuan & Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
Manfaat kematangan emosi remaja di SMAN 1 Sinonsayang.
Penelitian
Metode Menggunakan pendekatan Cross Sectional. Responden
Penelitian terdiri 95 remaja dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 48 pertanyaan.
Hasil Penelitian Pada tabel pertama ebagian responden menfdapatkan
pola asuh orang tua yang baik sebanyak 50 (52,6%).
Terdapat responden yang telah mendapatkan pola asuh
yang baik seperti menghargai penulis dalam melakukan
penelitian, sopan dalam berkomunikasi dan mengisi
kuisioner dengan baik. Sedangkan pada tabel kedua
tentang kematangan emosi yang dilakukan bahwa
sebagian besar responden sudah memiliki kematangan
emosi yag tidak terkontrol sebanyak 50, 5 (48 orang) dan
sisanya terkontrol sebanyak 49,5 (47 orang).
3. Hubungan Pola Asuh Orangtua Permesif terhadap Perkembangan
Emosi Remaja di Kampung Setu Tengah Bogor.

Judul Hubungan Pola Asuh Orangtua Permesif terhadap


Perkembangan Emosi Remaja di Kampung Setu Tengah
Bogor.
Jurnal Jurnal Kesehatan Stikes IMC Bintaro
Volume & Volume II Nomor 4, Juli 2019
Halaman
Tahun 2019
Penulis Nailalbirri, I Gusti Ayu Putu Desy Rohana
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-
Penelitian anak menuju masa dewasa, merupakan masa yang penuh
gejolak dan sulit yang disebut juga sebagai masa yang
penuh badai dan topan. Merupakan masa yang
menggambarkan kesulitan yang dialami pada masa
perubahan tersebut. Dalam hal ini, perkembangan emosi
dalam diri seseorang akan mengalami peningkatan
menuju kematangan emosi yang mulai berkembang
dengan tahapan yang dialami seiring waktu. Kematangan
emosi ini dipengaruhi oleh pola asuh orangtua, salah
satunya pola asuh orang tua permisif. Pola asuh permisif
adalah pola asuh dimana orangtua tidak peduli dengan
anak, jadi apapun yang dilakukan oleh anak akan
diperbolehkan. Biasanya polah asuh seperti ini
dipengaruhi oleh faktor orangtua yang sibuk bekerja
hingga lupa mengurus anak.
Tujuan & Untuk mengetahui bagaimana hubungan pola asuh orang
Manfaat tua permisif dengan kematangan emosi pada penduduk
Penelitian Kampung Setu Tengah, Bogor.
Metode Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
Penelitian Cross Sectional, dimana untuk mencari korelasi antara
faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat. Dengan populasi sejumlah 350 orang dan jumlah
sampel yang diambil sebanyak 87 orang. Teknik
pengambilan sampel penelitian dengan cara purposive
sampling.
Hasil Penelitian Pola asuh yang diterapkan merupakan pola asuh
permesif. Terdapat 29 (33,3%) remaja mendapatkan pola
asuh permesif, dan sebanyak 58 (66,7%) remaja
mendapatkan pola asuh tidak permesif. Pada kematangan
emosi di Kampung Setu Tengah terdapat 68 (78,2%)
remaja yang memiliki kematangan emosi dan 18 (20,7%)
remaja tidak memiliki kematangan emosi dan sebanyak
19 orang (21,8%) tidak memiliki kematangan emosi.
Terdapat pola hubungan antara pola asuh orang tua
dengan kematangan emosi dengan hasil analisis bivariat
menunjukkan nilai penelitian ini dengan nilai uji chi
square dengan pola asuh permesih 0,02 < 0,05.
4. Hubungan antara pola asuh otoriter dan kematangan emosi dengan
perilaku agresif pada siswa SMPN 2 Medan

Judul Hubungan antara pola asuh otoriter dan kematangan


emosi dengan perilaku agresif pada siswa SMPN 2
Medan
Jurnal Tabularasa : Jurnal Ilmiah Magister Psikologi
Volume & Volume 1 Nomor 1, 2019
Halaman
Tahun 2019
Penulis Rida Kurniati, Asih Menanti dan Suryani Hardjo
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Kematangan Emosi merupakan kemampuan seseorang


Penelitian dalam mengontrol dan mengendalikan emosi secara baik.
Hal ini berdasar sebagai kondisi perasaan atau reaksi
perasaan yang stabil terhadap suatu objek permasalahan
sehingga untuk mengambil sautu keputusan maupun
tingkah laku yang didasar suatu pertimbangan.
Kematangan emosi dipengaruhi oleh pola asuh orang tua
yang terbagi dalam tiga tipe, antara lain pola asuh
otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis.
Tujuan & Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
Manfaat kematangan emosi remaja di SMAN 1 Sinonsayang.
Penelitian
Metode Menggunakan pendekatan Cross Sectional. Responden
Penelitian terdiri 95 remaja dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 48 pertanyaan.
Hasil Penelitian Pada tabel pertama ebagian responden menfdapatkan
pola asuh orang tua yang baik sebanyak 50 (52,6%).
Terdapat responden yang telah mendapatkan pola asuh
yang baik seperti menghargai penulis dalam melakukan
penelitian, sopan dalam berkomunikasi dan mengisi
kuisioner dengan baik. Sedangkan pada tabel kedua
tentang kematangan emosi yang dilakukan bahwa
sebagian besar responden sudah memiliki kematangan
emosi yag tidak terkontrol sebanyak 50, 5 (48 orang) dan
sisanya terkontrol sebanyak 49,5 (47 orang).
5. Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Dengan Kematangan Emosi
Remaja di SMAN 2 Tambang Kabupaten Kampar

Judul Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Dengan


Kematangan Emosi Remaja
Jurnal Jurnal Psikologi
Volume & Volume 12 Nomor 2, Desember 2016
Halaman
Tahun 2016
Penulis Fariska Fellasari, Yuliana Intan Lestari
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Kematangan emosi merupakan suatu kondisi


Penelitian perkembangan pada individu dimana individu mampu
mengarahkan dan mengendalikan emosi yang kuat agar
diterima oleh diri sendiri maupun orang lain. Remaja
dikatakan memiliki kematangan emosi apabila mudah
mengalirkan kasih sayang, mampu menghadapi
kenyataan, kemampuan menilai secara positif
pengalaman hidup, mampu berpikir positif mengenai diri
sendiri, penuh harapan, ketertarikan untuk memberi,
kemampuan belajar dari pengalaman, kemampuan
menangani permusuhan konstruktif, dan berfikir terbuka.
Dibalik kematangan emosi yang terbentuk dibantu oleh
pola asuh dari orangtua. Pola asuh orang tua yang
autorathive ajanb berdampak pada kematangan eemosi
remaja, hal ini karena remaja diasuh dengan pola asuh
authorathive akan memiliki kemampuan dapat
menghindari permusuhan karena menjelaskan mengenai
dampak perbuatan baik dan buruk, remaja mudah
mengalirkan cinta dan kasih sayang karena sikap
responsif dan rasa diterima remaja dari kedua orang tua,
serta remaja dapat berpikir positif mengenai diri
pribadinya.
Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
Manfaat antara pola asuh orangtua dengan kematangan emosi
Penelitian pada remaja di SMAN 2 Tambang Kabupaten Tampar.
Metode Menggunakan metode proportionate stratified random
Penelitian sampling, dengan subjek berjumlah 137 siswa.
Pengumpulan data menggunakan skala yang terdiri atas 4
skala, yaitu skala pola asuh orang tua authoritative, skala
pola asuh orang tua permissive, serta skala kematangan
emosi.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam
penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:a)
Pola asuh orangtua berhubungan dengan kematangan
emosi remaja, dalam artian bahwa pola asuh yang
diterapkan oleh orangtua baik itu authoritative,
authoritarian dan permissive secara bersama-sama
berkaitan dengan kematangan emosi remaja. b)
Penerapan metode pengasuhan authoritative di dalam
keluarga memiliki hubungan positif dengan pembentukan
kematangan emosi pada remaja, c) Penerapan metode
pengasuhan authoritarian di dalam keluarga memiliki
hubungan negatif dengan pembentukan kematangan
emosi remaja dan d) Penerapan metode pengasuhan
orangtua yang permissive memiliki hubungan positif
dengan pembentukan kematangan emosi remaja.
6. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Lingkungan Teman Sebaya
Dengan Masalah Mental Emosional Remaja Di SMP N 2 Sokaraja

Judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Lingkungan


Teman Sebaya Dengan Masalah Mental Emosional
Remaja Di SMP N 2 Sokaraja

Jurnal Jurnal Keperawatan Muhammaddiyah


Volume & Volume 5 Nomor 2, 2020
Halaman
Tahun 2020
Penulis Mur Kholifah, Sodikin
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Kematangan emosi merupakan suatu kondisi


Penelitian perkembangan pada individu dimana individu mampu
mengarahkan dan mengendalikan emosi yang kuat agar
diterima oleh diri sendiri maupun orang lain. Remaja
dikatakan memiliki kematangan emosi apabila mudah
mengalirkan kasih sayang, mampu menghadapi
kenyataan, kemampuan menilai secara positif
pengalaman hidup, mampu berpikir positif mengenai diri
sendiri, penuh harapan, ketertarikan untuk memberi,
kemampuan belajar dari pengalaman, kemampuan
menangani permusuhan konstruktif, dan berfikir terbuka.
Dibalik kematangan emosi yang terbentuk dibantu oleh
pola asuh dari orangtua. Pola asuh orang tua yang
autorathive ajanb berdampak pada kematangan eemosi
remaja, hal ini karena remaja diasuh dengan pola asuh
authorathive akan memiliki kemampuan dapat
menghindari permusuhan karena menjelaskan mengenai
dampak perbuatan baik dan buruk, remaja mudah
mengalirkan cinta dan kasih sayang karena sikap
responsif dan rasa diterima remaja dari kedua orang tua,
serta remaja dapat berpikir positif mengenai diri
pribadinya.
Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
Manfaat antara pola asuh orangtua dengan kematangan emosi
Penelitian pada remaja di SMAN 2 Tambang Kabupaten Tampar.
Metode Menggunakan metode proportionate stratified random
Penelitian sampling, dengan subjek berjumlah 137 siswa.
Pengumpulan data menggunakan skala yang terdiri atas 4
skala, yaitu skala pola asuh orang tua authoritative, skala
pola asuh orang tua permissive, serta skala kematangan
emosi.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam
penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:a)
Pola asuh orangtua berhubungan dengan kematangan
emosi remaja, dalam artian bahwa pola asuh yang
diterapkan oleh orangtua baik itu authoritative,
authoritarian dan permissive secara bersama-sama
berkaitan dengan kematangan emosi remaja. b)
Penerapan metode pengasuhan authoritative di dalam
keluarga memiliki hubungan positif dengan pembentukan
kematangan emosi pada remaja, c) Penerapan metode
pengasuhan authoritarian di dalam keluarga memiliki
hubungan negatif dengan pembentukan kematangan
emosi remaja dan d) Penerapan metode pengasuhan
orangtua yang permissive memiliki hubungan positif
dengan pembentukan kematangan emosi remaja.

7. Hubungan antara Kematangan Emosi dan Kesadaran Diri dengan


Perilaku Disiplin pada Santriwati Kelas XIDI Pondok Pesantren
YAPIDH Bekasi

Judul HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI


DAN KESADARAN DIRI DENGAN PERILAKU
DISIPLIN PADA SANTRIWATI KELAS XIDI
PONDOK PESANTREN YAPIDH BEKASI
Jurnal http://repository.upi-yai.ac.id/586/1/Jurnal
%20Penelitian%20Febi.pdf
Volume & -
Halaman
Tahun 2020
Penulis Laela Fauziah
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Di pondok pesantren, santriwati dihadapkan pada


Penelitian sejumlah tata tertib yang wajib untuk dipatuhi dan
berbeda dengan sekolah pada umumnya. Peraturan yang
diterapkan meliputi tata tertib terkait kegiatan akademik
maupun tata tertib yang mengatur kegiatan sehari-hari.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengoptimalkan peran
dan fungsi pesantren, termasuk menciptakan kebijakan
tertentu yang dituangkan dalam bentuk aturan yang harus
dilaksanakan oleh setiap santriwati.
Tujuan & Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi
Manfaat dengan perilaku disiplin pada santriwati kelas XI di
Penelitian Pondok Pesantren YAPIDH.
Metode Subyek pada penelitian ini merupakan santriwati kelas XI
Penelitian di pondok pesantren yapidh dengan jumlah 80 sampel
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
Sampling Jenuh. Penelitian ini menggunakan 3 skala alat
ukur, yaitu: skala alat ukur perilaku disiplin, skala
kematangan emosi, dan skala kesadaran diri.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang positif antara kematangan emosi dengan perilaku
disiplin sebesar 0,594 dan p = 0,000 <0,05. Ada
hubungan yang sigifikan antarakesadaran diri dengan
perilaku disiplinsebesar 0,386 dan p = 0,000 <0,05. Ada
hubungan yang signifikan kematangan emosi dan
kesadaran diri dengan perilaku disiplin dengan R =
0,614dan p = 0,000<0,05.
8. Hubungan antara Kematangan Emosi dan Kesadaran Diri dengan
Perilaku Disiplin pada Santriwati Kelas XIDI Pondok Pesantren
YAPIDH Bekasi

Judul PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN AYAH


DALAM PENGASUHAN DAN KONSEP DIRI
DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWI SMAN X
TANGERANG
Jurnal Jurnal Psibermatika
Volume & Vol. 12 (2) : 52 – 57. Oktober 2019
Halaman
Tahun 2019
Penulis Arisia Tirta, Selviana
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Di pondok pesantren, santriwati dihadapkan pada


Penelitian sejumlah tata tertib yang wajib untuk dipatuhi dan
berbeda dengan sekolah pada umumnya. Peraturan yang
diterapkan meliputi tata tertib terkait kegiatan akademik
maupun tata tertib yang mengatur kegiatan sehari-hari.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengoptimalkan peran
dan fungsi pesantren, termasuk menciptakan kebijakan
tertentu yang dituangkan dalam bentuk aturan yang harus
dilaksanakan oleh setiap santriwati.
Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
Manfaat terhadap keterlibatan Ayah dalam pengasuhan dan
Penelitian konsep diri dengan kematangan emosi siswi SMAN X
Tangerang.
Metode Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
Penelitian berjenis korelasi ganda. Responden penelitian berjumlah
103 orang, diperoleh dengan cluster sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan skala
kematangan emosi, skala persepsi terhadap keterlibatan
ayah dalam pengasuhan dan skala konsep diri yang
dikembangkan oleh peneliti.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan
persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan
dan konsep diri dengan kematangan emosi siswi baik
secara parsial maupun simultan. Hal ini menunjukan
pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan
konsep diri yang positif untuk membentuk kematangan
emosi yang baik pada siswi.
9. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHARMONISAN
KELUARGA DAN KEMATANGAN TERHADAP EMOSIONAL
ANAK KELAS X AKUNTANSI DI SMK TADIKA PERTIWI
CINERE DEPOK

Judul HUBUNGAN ANTARA TINGKAT


KEHARMONISAN KELUARGA DAN
KEMATANGAN TERHADAP EMOSIONAL ANAK
KELAS X AKUNTANSI DI SMK TADIKA PERTIWI
CINERE DEPOK

Jurnal Jurnal Tawhalib


Volume & Vol. 1 (2), 2020
Halaman
Tahun 2020
Penulis Haryantini
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Kematangan emosi anak yang baik dapat terbentuk


Penelitian karena beberapa faktor, dan salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu dalam hubungannya dengan orang
tua atau keluarga. Hurlock (1978:230) menguraikan
beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan emosi
antara lain adalah keluarga. Menurut Goleman
(2004:268) bahwa cara orang tua memperlakukan anak-
anaknya entah dengan disiplin yang keras atau
pemahaman yang empatik, dengan kepedulian atau
kehangatan dan sebagainya akan berakibat mendalam dan
permanen bagi kehidupan emosional anak.
Tujuan & Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: 1).
Manfaat Ingin mendapatkan informasi secara objektif tentang
Penelitian Hubungan Antara Tingkat Keharmonisan Keluarga Dan
Kematangan Emosi Siswa Di Smk Taraka Pertiwa
Cinere., dan 2). Mengetahui hubungan antara
keharmonisan keluarga dan kemampuan emosi siswa
Metode Sampel diambil secara random sampling sebanyak 80
Penelitian siswa, yang diambil dari tiap-tiap kelas 10 siswa.
Variabel yang diteliti ada dua yaitu keharmonisan
keluarga sebagai variabel bebas dan kematangan emosi
siswa sebagai variabel terikat. Data diambil dengan
angket dan skala psikologi. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis korelasi product
moment.
Hasil Penelitian Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa
keharmonisan keluarga siswa Siswa Di Smk Taraka
Pertiwa Cinere adalah dalam kriteria sedang yaitu dengan
persentase 67,34% sedangkan kematangan emosi siswa
termasuk kriteria sedang yaitu dengan persentase
67,96%, hasil analisis korelasi memperoleh koefisien
korelasi 0,459. Pada α = 5% dengan N = 80 diperoleh t
tabel
= 0,220 karena rhitung = 0,459 > rtabel = 0,220 yang
berarti ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan
kematangan emosi siswa di Smk Taraka Pertiwa Cinere.
10. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP
KEMATANGAN EMOSI SISWA TERISOLIR DI KELAS XI AK
SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

Judul PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK


TERHADAP KEMATANGAN EMOSI SISWA
TERISOLIR DI KELAS XI AK SMK
MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

Jurnal https://media.neliti.com/media/publications/209179-
pengaruh-bimbingan-kelompok-terhadap-kem.pdf
Volume & -
Halaman
Tahun -
Penulis Hengki Sundali, Zulfan Saam, Tri Umari
Reviewer Fitri Yuliana Sinta Dewi (1511900091)

Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa


Penelitian anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja
mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik,
mental, sosial dan emosional. Masa ini biasanya
dirasakan sebagai masa yang sulit, baik bagi remaja
sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya. Tugas
perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan
besar dalam sikap dan pola prilaku anak. Setiap
kelompok budaya mengharap anggotanya menguasai
keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola
prilaku yang disetujui pada berbagai usia pada tentang
kehidupan. Dengan arti kata, tugas perkembangan adalah
tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode
tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah
keberhasilan dalam melaksanakan tuga-tugas berikutnya.
Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui
Manfaat gambaran kematangan emosi siswa terisolir sebelum
Penelitian diberikan layanan bimbingan kelompok. 2) Untuk
mengetahui proses pelaksanaan bimbingan kelompok
terhadap kematangan emosi siswa terisolir. 3) Untuk
mengetahui gambaran kematangan emosi siswa terisolir
sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok. 4)
Untuk mengetahui perbedaan kematangan emosi siswa
terisolir sebelum dan sesudah diberikan layanan
bimbingan kelompok. 5) Untuk mengetahui pengaruh
layanan bimbingan kelompok terhadap kematangan
emosi siswa terisolir.
Metode Metode yang digunakan adalah metode quasi experiment,
Penelitian dengan menggunakan one group pretest-postest design.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI AK SMK
Muhammadiyah 2 Pekanbaru yang terisolir berjumlah 12
orang dan menggunakan teknik sampel jenuh.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data maka kematangan
emosi siswa terisolir sebelum diberikan layanan
bimbingan kelompok lebih dari separuh berada pada
kategori sedang dan kurang dari separuh berada pada
kategori kurang baik, sedangkan sesudah diberikan
layanan bimbingan kelompok lebih dari separuh berada
pada kategori sedang dan kurang dari separuh berada
pada kategori baik. Dari perhitungan uji-t diperoleh thitung
lebih besar dari ttabel (6,97>2,074) maka hipotesis
diterima, terdapat perbedaan yang signifikan antara
kematangan emosi siswa terisolir di kelas XI AK SMK
Muhammadiyah 2 Pekanbaru sebelum dan sesudah
dilakukan layanan bimbingan kelompok pada taraf
kesalahan 5%. Berdasarkan hasil perhitungan koefisian
korelasi dan koefisien determinan, maka kontribusi
layanan bimbingan kelompok terhadap kematangan
emosi siswa terisolir adalah sebesar 69% sedangkan 31%
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Anda mungkin juga menyukai