Anda di halaman 1dari 12

DIKTAT

RANCANGAN PRAKTIKUM SMA/MA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. BAIQ RAUHIL HIDAYANTI (190109032)


2. NINI NURKAMARIANTI (190109021)
3. RUKYATUL HILAL (190109028)
4. HAQIQI NORIN RIZKI (190109026)
5. NURSONIA (190109020)
6. ALDY SYAFI’I (190109023)

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021
ACARA I

(PRAKTIKUM IDEAL)

HIDROLISIS GARAM

I. Tujuan Praktikum

- Untuk Mengetahui Sifat Larutan Garam yang Terhidrolisis

- Untuk menentukan PH Larutan Garam dalam Air

II. Landasan Teori


Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam
atau basa. sehingga reaksi hidrolisis dapat diartikan sebagai reaksi
penguraian garam dalam air menjadi ion positif (kation) dan ion negatif
(anion) yang apabila bereaksi dengan air akan membentuk asam dan basa
asalnya.
Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis. Beberapa kemungkinan reaksi
hidrolisis yang dapat terjadi sebagai berikut : 1) Ion garam bereaksi
dengan air dan menghasilkan ion H+ menyebabkan konsentrasi ion H+
lebih besar daripada konsentrasi ion OH- sehingga larutan bersifat asam. 2)
Ion garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH- menyebabkan
konsentrasi ion H+ lebih kecil daripada konsentrasi ion OH- sehingga
larutan bersifat basa. 3) Ion garam tidak bereaksi dengan air sehingga
konsentrasi ion H+ dan ion OH- di dalam air tidak berubah dan larutan
bersifat netral.

Jika ditinjau dari segi pengertian hidrolisis dapat dikatakan bahwa


garam merupakan hasil dari suatu asam dengan basa, maka di lihat dari
kekuatan asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garam, sebagai
berikut : Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat Contoh:
CH3COONa → CH3COO- + Na+

Anion Kation
CH3COO- + Na+ + H2O ↔ CH3COOH + NaOH. (Budi,Utami.2009:193)

Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu atau kedua


komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa
lemah. Jika komponen garam tersebut berupa asam kuat dan basa kuat,
maka komponen ion dari asam kuat atau pun basa kuat tersebut Tidak akan
terhidrolisis. Berdasarkan penjelasan tadi, maka kation dan anion yang
dapat mengalami reaksi hidrolisis adalah kation dan anion garam yang
termasuk elektrolit lemah. Sedangkan kation dan anion garam yang
termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis. Reaksi garam dengan air,
dimana komponen garam (kation atau anion) yangberasal dari asam lemah
atau basa lemah bereaksi dengan air membentuk ion H. (Bakti,Mulyani.
2011: 176)

Macam-macam garam yang terhidrolisis sebagai berikut : Garam


dari asam kuat dan basa kuat Garam seperti NaCl yang dapat terbentuk
dari reaksi basa kuat (NaOH) dan asam kuat (HCl) tidak dapat terhidrolisis
sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl- merupakan basa konjugasi
yang sangat lemah karena berasal dari asam kuat sehingga cenderung tidak
dapat menarik proton. Kation Na+ tidak terhidrolisis, sebagaimana di
dalam air Na+ hanya akan terhidrasi (dikelilingi oleh molekul-molekul
(H2O). Oleh karena densitas muatannya yang rendah, kemampuan kation
Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas
proton dapat diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tidak
mempengaruhi keasaman larutan. Anion-anion basa konjugasi dari asam
kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain Cl-, Br-, I-, NO3-, dan ClO4-.
Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain kation-
kation logam golongan IA dan IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+), kecuali
Be2+. Jadi, larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak
mengubah perbandingan konsentrasi H+ dan OH- dalam air. Oleh karena
itu, larutannya bersifat netral (pH = 7). Garam dari asam kuat dan basa
lemah Garam seperti NH4Cl yang dapat terbentuk dari reaksi asam kuat
(HCl) dan basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation yang
berasal dari basa lemah sehingga larutannya bersifat asam. Anion Cl- tidak
terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi yang sangat lemah. Kation
NH4+ dapat terhidrolisis karena merupakan asam konjugasi lemah yang
berasal dari basa lemah sehingga dapat mendonorkan proton (H+) kepada
H2O dan membentuk ion hidronium (H3O+). Kation-kation yang dapat
terhidrolisis meliputi: kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti
NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, dan CH5NH+; kation logam dengan densitas
muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, dan Ni2+. Jika kation yang
terhidrolisis dimisalkan sebagai BH+, maka reaksi hidrolisisnya dapat
ditulis sebagai berikut.

BH+(aq) + H2O(l) ⇌ B(aq) + H3O+(aq).

Garam dari asam lemah dan basa kuat


Garam seperti KCN yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (HCN)
dan basa kuat (KOH) akan mengalami hidrolisis anion yang berasal dari
asam lemah sehingga larutannya bersifat basa. Kation K+ tidak
terhidrolisis dan juga kation K+ yang terhidrasi memiliki densitas muatan
yang rendah sehingga cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan.
Anion CN- dapat terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi lemah
yang berasal dari asam lemah sehingga dapat menarik proton (H+) dari
H2O dan membentuk ion hidroksida (OH-). Anion-anion basa konjugasi
dari asam lemah yang dapat terhidrolisis menghasilkan ion OH-, antara
lain:

CN-, NO2-, F-, PO43-, CO32-, S2-, HS-, ClO-, C2O42-, HCOO-, CH3COO-, dan
C6H5COO-. Jika anion yang terhidrolisis dimisalkan sebagai A-, maka
reaksi hidrolisisnya dapat ditulis sebagai berikut.

A-(aq) + H2O(l) ⇌ HA(aq) + OH-(aq) . Hidrolisis garam dari asam lemah


dan basa kuat Dengan asumsi jumlah anion A- yang terhidrolisis relatif
kecil ([A-]setimbang ≈ [A-]awal = Ma), sebagaimana anion terhidrolisis
merupakan basa konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang: Basa
konjugasi lemah.

Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dengan nilai tetapan


ionisasi asam lemah HA (Ka) dan nilai tetapan autoionisasi air (Kw),
yaitu: tetapan autoionisasi air, dengan Ma = molaritas komponen anion
garam yang terhidrolisis. Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam seperti CH3COONH4 yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah
(CH3COOH) dan basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation dan
anionnya. pH larutan garam demikian bergantung pada kekuatan asam
relatif dari kation dan kekuatan basa relatif dari anion. Kekuatan relatif
dari anion dan kation dapat ditentukan dari kekuatan relatif asam lemah
dan basa lemah yang berhubungan. Dengan demikian, terdapat tiga
kemungkinan kondisi keasaman larutan garam yang terbentuk dengan
parameter seperti berikut. Garam dari asam lemah dan basa lemah
pH larutan garam dari asam lemah dan basa lemah hanya dapat
diperkirakan menggunakan rumus berikut dengan asumsi jumlah garam
yang terhidrolisis relatif sangat kecil. (Lina,Mahardiani.2011:195)

III. Alat dan Bahan Praktikum


A. Eksperimen 1
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
3. Kertas lakmus biru
4. Kertas lakmus merah
5. Larutan Al2(SO4)3 1 M
6. Larutan NaCl
7. Larutan CH3COONa
8. Larutan Na2CO3
9. Larutan BaCl2
10. Larutan NH4Cl
11. Kertas label
B. Eksperimen 2
1. Pipet tetes
2. Gelas kimia
3. Plat tetes
4. Batang pengaduk
5. NaCl
6. NH4Cl
7. ZnSO4
8. Na2SO4
9. Na2CO3
10. HNO3
11. CH3COONa
12. BTB (Bromtimol Biru)
13. MM (Metil Merah)
14. PP (Fenolftalein)
15. Tisu
IV. Prosedur Kerja :
A. Eksperimen 1
1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian dilabeli plat tetes dengan nama
larutan yang akan diuji.
2. Diteteskan beberapa larutan uji Pada masing-masing plat tetes yang
telah diberi label.
3. Dicelupkan kertas lakmus merah pada setiap plat tetes sebelah kiri
dan kertas lakmus biru pada setiap plat tetes sebelah kanan.
4. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasil pada table
pengamatan.
B. Eksperimen 2
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Dimasukkan 5 tetes larutan NaCl ke dalam 3 lekukan plat tetes
3. Dimasukkan 1 tetes BTB, MM dan PP dalam masing-masing
lekukan dan diaduk.
4. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasil pengamatan di
table pengamatan.
5. Diulang langkah 2-4, untuk larutan NH4Cl, ZnSO4, Na2SO4,
Na2CO3, HNO3 dan CH3COONa.
V. Tabel Pengamatan
A. Eksperimen I
1. Penentuan sifat larutan garam yang terhidrolisis

No. Larutan Uji Lakmus Lakmus Sifat


(Larutan Garam) Merah Biru Garam

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Eksperimen II
1. Penentuan PH larutan Garam dalam air

No. Larutan uji Indikator Indikator Indikator Perkiraan


(larutan BTB MM PP PH
garam)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

VI. Evaluasi Praktikum


Adapun evaluasi dalam praktikum tersebut
A. Apa yang dimaksud dengan Hidrolisis ?
B. Apa sajakah kemungkinan reaksi Hidrolisis yang terjadi ?
C. Apa sajakah indikator buatan untuk menentukan PH suatu garam ?
D. Jelaskan apa yang terjadi jika larutan garam NaCl, NH4Cl, ZnSO4,
Na2SO4, Na2CO3, HNO3 dan CH3COONa di tetesi dengan indikator
buatan BTB, MM DAN PP ?
E. Dari percobaan di atas manasajakah garam yang termasuk Asam, Basa
dan Netral ?

VII. Daftar Pustaka

Mahardiani, Lina. 2011.KIMIA. Bandung: SMAN 2 Bandung. Hal:195


Mulyani, Bakti. KIMIA DASAR. Surakarta: Universitas Surakarta.
Hal:176
Utami, Budi.2009.KIMIA. Jakarta: SMAN 1 Jakarta. Hal: 193
ACARA II

(PRAKTIKUM SEDERHANA)

KINETIK GAS

I. Tujuan : Untuk membuktikan Hukum Boyle-Gay Lussac


II. Landasan Teori

Teori kinetik gas adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem-


sistem fisis dengan menganggap bahwa sejumlah besar molekul yang
bergerak sangat cepat . Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan
sebuah partikel , tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan berbagai hasil
rata-rata kelakuan partikel tersebut. Teori Kinetik (atau teori kinetik pada
gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan,
suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka
dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah
disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti yang
diduga Isac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul
yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda. Hukum gas ideal yang
dipelajari sebelumnya meringkas sifat-sifat fisis gas pada tekanan rendah.

Gas adalah salah satu dari tiga keadaan materi. Gas adalah suatu fase
benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang pada suhu tertentu,
biasanya titik uap suatu zat. Gas yang mempunyai sifat khusus yang tidak
dimiliki oleh zat cair maupun zat padat. Salah satu yang menarik dari gas
adalah sifat-sifatnya yang tidak tergantung dari komposisi kimianya.
Semua gas sifat-sifat yang hampir sama, bila variabel seperti tekananya
diubah. ( Yazid,Estien.2005:1-28 )

Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap. Gas memuai
jika dipanaskan dalam wadah yang tidak kaku dan menyusut, jika
diinginkan atau menerima tekanan gas dengan mudah bercampur dengan
gas lain. Gerakannya menyebar ke semua arah . Berapapun tergesa-gesa
gas akan membantu seluruh volume wadahnya, tanpa dibangun oleh
ukuran wadah. ( E. Goldberg,David.2004:74 )

Hukum Boyle dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu


Robert Boyle. Adapun pernyataan Hukum Boyle adalah “jika suhu suatu
gas dijaga konstan, maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan
volumenya”. Istilah lainnya bisa dinyatakan sebagai hasil kali antara
tekanan dan volume suatu gas pada suhu tertentu adalah tetap (isotermal).

Hukum Gay-Lussac dapat merujuk kepada salah satu dari dua


hukum kimia yang dikemukakan oleh kimiawan Prancis Joseph Louis
Gay-Lussac. Keduanya berhubungan dengan sifat-sifat gas. Hukum Boyle-
Gay Lussac adalah “hasil kali antara tekanan dan volume dibagi suhu pada
sejumlah partikel mol gas adalah tetap”.

Hukum Perbandingan Volume (Gay-Lussac) yaitu volume gas-gas


yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi yang diukur pada suhu dan
tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur
adalah ukuran rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas
meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan
dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan. ( Sulastri &
Ramadani.2017:58 )

III. Alat dan Bahan Praktikum

1. Air
2. Korek api
3. Pewarna makanan
4. Gelas bening / erlenmayer
5. Piring
6. Lilin
7. Batang pengaduk

IV. Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diisi air ke dalam gelas secukupnya, kemudian diberi pewarna dan
diaduk.
3. Diletakkan lilin diatas piring, kemudian dituangkan air yang telah
diberi pewarna.
4. Dinyalakan lilin dan ditutup lilin dengan menggunakan
gelas/erlenmayer.
5. Diamati Perubahan yang terjadi dan dicatat hasil pengamatan
V. Tabel Pengamatan

No Gambar Hasil Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

VI. Evaluasi Praktikum


Adapun evaluasi dalam praktikum tersebut
A. Apa yang dimaksud dengan Kinetika Gas ?
B. Sebutkan bunyi Hukum perbandingan volume (Gay-Lussac)?
C. Jelaskan mengapa air terserap ke dalam setelah ditutup gelas?

VII. Daftar Pustaka


David, E. Goldberg.2004. KimiaUntuk Pemula. Jakarta:Erlangga. Hal:74
Estien Yazid.2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi
Offeset.Hal:1-28
Sulastri & Rahmadani R.F.I .2017. Kimia Dasar I. Banda Aceh: Program
Studi Pendidikan Kimia.Hal:58

Anda mungkin juga menyukai