Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“HUKUM MATI DALAM PERSPEKTIF HAM”

disusun oleh: ASTENDRI VISRAL (18521093)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
2019
1 Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tape merupakan makanan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia. Tape merupakan
salah satu produk bioteknologi konvensional di bidang pangan yang dalam pembuatannya
memanfaatkan proses fermentasi.Proses fermentasinya membutuhkan waktu tidak hanya sehari
namun berhari-hari.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak
mikroorganisme.
Ragi adalah starter untuk membuat tape singkong.Di dalam ragi ini terdapat
mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat(pati) menjadi gula sederhana (glukosa)
yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii,
Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama
dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang
akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(disakarida dan monosakarida).Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut
menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape
tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera
Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai
minuman beralkohol.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan tape singkong.
2. Menjelaskan proses fermentasi pada tape singkong.
3. Menjelaskan pengaruh ragi terhadap tape singkong.

1.3 Manfaat
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada :
1. Mahasiswa : sebagai sumber belajar dan penuntun dalam kegiatan eksperimen yang
dapat memotivasi mahasiswa.
2. Peneliti dan pembaca : dapat dijadikan sebagai bahan informasi berupa ilmu
pengetahuan tentang pemanfaatan singkong.

Manfaat praktikum pembuatan tape singkong


1. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan tape singkong.
2. Mengetahui proses fermentasi pada tape singkong.
3. Mengetahui pengaruh ragi terhadap tape singkong.
2 Bab 2. Referensi
2.1 Tinjauan Tahapan Bioproses Produk
Fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan
memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis. Menurut Desrosier (1988),
fermentasi adalah suatu oksidasi karbohidrat anaerob dan aerob sebagian dan merupakan suatu
kegiatan penguraian bahan-bahan karbohidrat. Fermentasi adalah proses metabolisme atau
katabolisme atau bioenergi yang menggunakan senyawa organik sebagai aseptor elektron akhir
(Timotius, 1982). (Said,1987), menyatakan bahwa fermentasi adalah disimilasi anaerobik
senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.
  Fermentasi dapat didefinisikan sebagai proses metabolisme dimana akan terjadi perubahan-
perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktivitas mikroba yang membusukkan
bahan-bahan yang difermentasi.  Perubahan kimia tadi tergantung pada macam bahan, macam
mikroba, pH, suhu, adanya aerasi atau perlakuan lain yang berbeda dengan faktor-faktor diatas,
misalnya penambahan-penambahan bahan tertentu untuk menggiatkan fermentasi.
Salah satu pemanfaatan bioteknologi dalam pembuatan tape siongkong adalah saat
ditambahkannya ragi sebagai bahan dalam pembuatan tape siongkong. Ragi adalah
mikroorganisme hidup yang dapat ditemukan dimana-mana. Ragi berasal dari keluarga Fungus
bersel satu (sugar fungus) dari genus Saccharomyces, species cereviciae, dan memilki ukuran
sebesar 6-8 mikron. Saccharomyces merupakan genom eukariotik yang pertama kali disekuensi
secara penuh. Dalam satu gram ragi padat (compressed) terdapat kurang lebih 10 milyar sel
hidup.
Ragi ini berbentuk bulat telur, dan dilindungi oleh dinding membran yang semi berpori
(semipermeable), melakukan reproduksi dengan cara membelah diri (budding), dan dapat hidup
di lingkungan tanpa oksigen (anaerob). Untuk bertahan hidup, ragi membutuhkan
air, makanandan lingkungan yang sesuai. Ragi memiliki sifat dan karakter yang sangat penting
dalam industri pangan. Ragi akan berkembang dengan baik dan cepat bila berada pada
temperatur antara 25o – 30oC.
Dalam keadaan tidak terpakai, ragi membutuhkan suasana hangat agar sel - sel nabatinya
tetap hidup untuk mengaktifkan kerjanya. Maka ragi-ragi ini memerlukan penyimpanan yang
teliti. Ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya peragiannya.
Ragi padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es). Ragi kering yang terbentuk seperti
butiran halus ini umumnya terbungkus dalam kemasan timah yang mengandung nitrogen agar
tetap awet.
Untuk penyimpanan tidak perlu disimpan di tempat yang dingin (lemari es), tetapi bila
keadaan memungkinkan, menyimpan ragi ditempat dingin akan menambah kegunaan ragi. Suhu
ideal untuk menyimpan ragi kering agar awet dalam jangka waktu yang panjang adalah 7 0C,
dan perlu diperhatikan sesering mungkin. Yang perlu diingat pada saat membeli ragi, teliti
tanggal kadaluwarsa pada kemasan dan pastikan kemasan dalam keadaan utuh dan kering.
Khusus ragi kering, perhatikan jika kemasan sobek maka ragi sudah tidak hidup lagi dan tidak
aktif dalam proses fermentasi.
            Selain itu ragi merupakan sumber utama penyediaan enzim-enzim, yang memegang
peranan penting dalam dunia industri, termasuk dalam pembuaan tape siongkong. Enzim yang
berperan dalam memperbaiki sifat-sifat fungsional tape siongkong adalah
enzim amylase dan zymase.
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan tape singkong memiliki sifat
dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki
sifat osmotolesancesweet dough yeastrapid fermentation kineticse, thaw tolerance, dan memiliki
kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam pembuatan tape singkong sangat
penting karena enzim dari ragi tersebutlah yang nantinya berperan dalam proses fermentasi, serta
memberi aroma (alkohol). Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika akan
digunakan amat penting. Hal ini dimaksudkan agar tidak dicemari bakteri lain. Jika hal ini terjadi
maka proses fermentasi akan terhambat. Bakteri yang sering mengeluarkan racun berbahaya bagi
kesehatan manusia akan ada dalam tape singkong.
Agar dihasilkan tape singkong yang manis, selain lama fermentasi, pemberian ragi
secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi berlangsung harus
diperhatikan. Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat
batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak, mengakibatkan tape singkong akan lembek
dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang diubah oleh enzim amylase menjadi gula
(sukrosa mengubahnya lagi menjadi glukosa. Hasilnya berupa alkohol.
Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga
dapat menghasilkan tape yang terasa masam. PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam tape
dapat mempengaruhi cita rasa tape, malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Poses
fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang cukup banyak sedangkan rasa
manis pada tape akan berkurang. Dalam proses
fermentasi, glukosa oleh enzim glikolisin akan dipecah dan menghasilkan karbondioksida, air,
serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amylase, intervertase dalam hal proses fermentasi.
Menurut Winarno (1989), proses fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces
cerevisiae dapat menghasilkan etanol (etil alkohol) dan karbondioksida melalui reaksi sebagai
berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2. 
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan,namun
reaksi fermentasi berbeda-beda tergantung bahan dasar yang digunakan .
Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Ketan :
2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
C12H22O11 + H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2 C2H5OH + CO2
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia


C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir
yang dihasilkan.
Ragi tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape, baik dari singkong
dan beras ketan. Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi
campuran yang tediri dari spesies-spesies genud Aspergilius, Saccharomyces, Candida,
Hansenulla, dan bakteri Acetobactr Genus tersebut hidup bersamasama secara sinergis.
Aspergillus menyederhana-kan tepung menjadi glukosa serta memproduksi enzim
glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan unitunit glukosa, sedangkan
Saccharomyces,Candida dan Hansenulla dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan
bermacam-macam zat organik lain sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi
asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae,
Mucor sp, dan Rhizopus sp. Ragi yang beredar dipasaran biasanya mengandung mikroba jenis
yeast. Didalam ragi Saccharomyces cerevisiae dicampur dengan tepung beras dan dikeringkan,
biasanya berbentuk agak bulat dengan diameter 3 cm serta berwarna putih.

Pada dasarnya proses pembuatan ragi tape sangat sederhana dengan bahan-bahan yang
mudah didapat dan pembuatannya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahan-bahan
yang digunakan adalah laos, tebu kuning atau gula pasir, ubi kayu dan jeruk nipis. Adapun
proses pembuatannya yaitu bahan-bahan tersebut dikupas dan dicuci, kemudian dihaluskan lalu
dicampur dengan tepung beras atau tepung malt, ditambah sedikit air sampai terbentuk adonan.
Kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 3 hari dalam keadaan terbuka, sehingga
adonan akan ditumbuhi kapang Chlamydomucor oryzae secara alami. kemudian dipisahkan
kotorannya dan diperas untuk mengurangi airnya lalu dibuat bulatan-bulatan dan dikeringkan
(Anonymous, 1980).

2.2 Integrasi Nilai Islam dalam Tahapan Bioproses Produk

Prinsip fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme sebagai pengolahan


pangan telah dijelaskan baik dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.Dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 164 dan An-Nahl ayat13 memberikan landasan prinsip fermentasi dengan
menggunakan mikroorganisme dalam perspektif islam. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengolahan pangan dalam hal ini fermentasi merupakan hal yang baik untuk diaplikasikan 
Tape tidak termasuk kedalam makanan yang memabukan, karena sesuai hadits nabi yang
diharamkan itu adalah makanan yang memabukan,sedangkan untuk tape sendiri belum ada kasus
tentang yang menkonsumsi tape sampai mabuk kecuali memakannya yang tidak wajar.
Allaah swt menciptakan kenikmatan makanan dan minuman tidak lain supaya kita bersyukur atas
segala nikmatnya yang kita rasakan.
Seperti dalam surat al-maidah ayat 88 yaitu:

َ‫َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّبًا ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي أَ ْنتُ ْم بِ ِه ُم ْؤ ِمنُون‬
Terjemah Arti: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Dari kandungan ayat tersebut Allah swt mengharuskan hambanya untuk memakan yang halal
dan toyyib saja. Halal dan toyyib adalah dua kesatuan yang tidak bisa di pisahkan , yang dapat
diartikan halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika dan lainnya. Mengenai
minuman disebutkan dalam surat al maidah ayat 90-91:
“permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan)”

Ayat di atas dengan tegas Islam memandang makanan dan minuman yang memabukkan


dikatagorikan sebagai makanan dan minuman yang haram untuk dikonsumsi. Di dalam sunnah nabi
juga ada ancaman keras bagi para peminum khamr. Dari jabir, hadits marfu’
Rasulullah bersabda: “sesungguhnya Allah telah menetapkan janjinya kepada peminum khamr,
yaitu akan memberi mereka minuman thiinatil-khabbaal itu?” beliau menjawab, “keringat atau
cairan penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Sehingga ketika tape yang kita makan tidak mengakibatkan mabuk, maka makanan itu tetap
boleh dimakan. tetapi jika kita ragu dengan hukum halal atau haramnya, maka jangan dilakukan,
seperti salah satu ucapan Rosulullah yang pernah mengatakan lebih baik tidak melakukannya jika
engkau meragukannya.
3 Bab 3. Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
Alat untuk membuat tape singkong,sebagai berikut :
1. Pisau
2. Baskom
3. Panci
4. Saringan
5. Kompor
6. Sendok
7. Piring
8. garpu

Bahan untuk membuat tape singkong,sebagai berikut :


1. singkong
2. Ragi
3. Daun pisang secukupnya
4. Air secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Kupas singkong menggunakan pisau.

3.2.1
3. Potong singkong yang telah di kupas sesuai keinginan.
4. Cuci singkong yang sudah di potong dengan air hingga bersih.
5. Kukus singkong hingga matang ( kurang lebih 30 menit ) , kira-kira sampai singkong
sampai singkong sudah bisa di tusuk dengan garpu.

6. Setelah matang, angkat singkong lalu taruh di suatu wadah,kemudian dinginkan.


7. Setelah dingin,tata singkong dalam wadah yang tertutup yang telah di lapisi daun
pisang.
8. Hancurkan ragi hingga halus

9. Taburi dengan ragi hingga merata.

10. Tutup kembali dengan daun pisang lalu tutup dengan tutup wadahnya. Diamkan
ditempat hangat selama 48 jam. Singkong harus benar-benar tertutup agar mendapat
hasil yang maksimal.
4 Bab 4. Hasil Produk dan Pembahasan
4.1 Karakteristik Produk Jadi

Pembuatan tape singkong ini membutuhkan waktu fermentasi selama 2 hari. Pada proses
fermentasi ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhannya, sehingga singkong menjadi lunak.
Dalam pembuatan tape, ragi mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada
singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu tape terasa manis apabila sudah
matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
4.2 Penilaian Produk
4.2.1 Internal Kelompok
Pada penilaian internal kelompok ini,kami mengambil salah satu tester yaitu astendri. astendri
mengutarakan bahwa rasa yang di hasilkan dari tape singkong ini manis dan enak, secara visualitas tape
yang di hasilkan sangat menarik, untuk tekstur yang di hasilkan yaitu lembek yang di karenakan
pembagian raginya kurang merata.

4.2.2 User Eksternal


 Tester pertama yaitu fachrul umam : berpendapat bahwa rasanya manis-manis
asam,bertekstur lembek dan menyarankan rasa harus manis kemudian tidak ada bercampur
dengan rasa asam nya.

 Tester kedua yaitu rifky murdiansyah : berpendapat bahwa rasanya sedikit masam dan
manis,bertekstur lembut tetapi tape singkong yang dihasil kan kurang mengandung air.
 Tester Ketiga yaitu yogi adi prabowo : berpendapat bahwa rasanya manis tetapi sedikit
pahit,bertekstur lembek dan dirasa tape singkong terlalu lama pada saat pengukusan.

 Tester keempat yaitu zilfikar : berpendapat bahwa rasa yang dihasilkan itu kurang manis
dan bertekstur agak keras yang dikarenakan rasio ragi dan singkongnya kurang setara

4.3 Evaluasi Proses


Pada pembuatan tape singkong ini terdapat kendala seperti enzim pada ragi
(saccharomyces cereviceae) tidak pecah ketika terdapat udara yang mengganggu proses
pemecahan enzim tersebut
Selain itu kendala yang kami alami dalam pembuatan tape ini adalah sulitnya mencari
peralatan yang mendukung dikarenakan anggota-anggota praktikan ini merupakan anak kos
5 Bab 5. Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
1.Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih
menggunakan cara-cara yang terbatas.

2.Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak,
jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.

3.Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang


dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu,
tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.

4.Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces
cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim
tersebut.

Tulislah jawaban dari tujuan praktikum dengan jelas pada bagian ini.
5.2 Rekomendasi atas Evaluasi Proses
Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikan-praktikan selanjutnya agar lebih
memprthatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan tape tersebut berlangsung
sempurna .
6 Daftar Pustaka
http://diaryningrrum8.blogspot.com/2015/09/proses-fermentasi-pada-tape.html
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/09/contoh-makalah-iad-pengaruh-ragi.html

http://pekerjaanrumah8.blogspot.com/2013/04/artikel-tapai-singkong.html
7 Lampiran
Nama Testee 1 : fachrul umam
Golongan Testee : Eksternal
Tabel Penilaian Produk

Rasa Tesktur Visualitas Saran


Manis-manis lembek Agak
asam kekuningan Seharusnya rasanya harus
manis aja, jangan ada asam-
asamya

Nilai: 8

Nama Testee 2 : rifky murdiansyah


Golongan Testee : Eksternal
Tabel Penilaian Produk

Rasa Tesktur Visualitas Saran


Sedikit masam Lembut Menarik, dan
dan manis menggoda Tapenya harus mengandung
air yang banyak

Nilai: 8.5

Nama Testee 3 : yogi adi prabowo


Golongan Testee : Eksternal
Tabel Penilaian Produk

Rasa Tesktur Visualitas Saran


Manis tapi Lembek Menarik,
sedikit pahit warnanya Ngukus singkongnya jangan
kekuningan terlalu lama
Nilai: 7

Nama Testee 4 : zulfikar


Golongan Testee : Eksternal
Tabel Penilaian Produk

Rasa Tesktur Visualitas Saran


Kurang manis Agak keras Warnanya sedikit
putih
Rasio ragi dan singkongnya
harus setara

Nilai: 8

Nama Testee 5 : astendri visral


Golongan Testee : Internal Kelompok
Tabel Penilaian Produk

Rasa Tesktur Visualitas Saran


Manis-manis Lembek Sangat menarik, Pembagian raginya harus
merata supaya enaknya juga
enak warnanya pas
merata
seperti tape yang
biasanya

Nilai: 8.5

Anda mungkin juga menyukai