Anda di halaman 1dari 6

Nama : Novena OpraVita

Nim : 193020303124
Kelas : C Akuntansi
Matkul : MK

BAB 11
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang
berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi
atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimalkan.
Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat
minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat
menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak
perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah
bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya
modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan
menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari
dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return
merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang
dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return
merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal


Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau tingkat hasil
tanpa risiko.
Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor
akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui
penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat
risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya
modal perusahaan.
Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Diantaranya:
Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu
investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen
investasi.
Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki
risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas
saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya
modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan
dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen
(dividen/laba bersih) juga konstan.
Fungsi Biaya Modal
Terkait dengan pajak yg dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dg biaya modal dari modal sendiri.
konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
Sebelum pajak (before tax basis) perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan perhitungan
biaya modal rata-ratanya seperti obligasi
Setelah pajak (after tax basis).
Sebagai Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya.
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sbg "discount rate" yang
digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Sebagai Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya.
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sbg "discount rate" yang
digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Jenis Biaya Modal
Biaya Modal Individual
Biaya Modal Keseluruhan
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
c. Biaya Modal Saham Preferen
d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Biaya modal bisa didefinisika sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Jika kita melakukan analisis investasi, biaya modal akan digunakan sebagai discount rate
dalam analisis NPV atau IRR. Biaya modal tersebut pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata
tertimbang dari biaya modal indivudual.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:
Mengidentifikasi Sumber-Sumber Dana
Menghitung Biaya Modal Individual (biaya modal untuk setiap sumber dana)
Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana
Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana sebagai pembobot.
1. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Dana
Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan , yaitu utang dan saham. Utang
bisa terdiri atas utang bank atau utang melalui obligasi. Pemberi utang memperoleh kompensasi berupa
bunga
Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa private placement (penempatan dana tidak
melalui pasar modal), bisa juga dengan membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder.
Di samping dua jenis tersebut, saham preferen mempunyai ciri-ciri gabungan antara utang dengan saham.
u2. Menghitung Biaya Modal Individual
· Biaya Modal Utang (Kd)
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar tingkat
hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk
memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To
Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi.
Bab 12 Teori Struktur Modal
Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham),
keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh
utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal
asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek.Sedangkan
modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusaaan.
Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan
perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko
yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu
keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.
Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah:
1. Risiko bisnis,
2. Posisi perpajakan,
3. Fleksibilitas keuangan,
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen.

Risiko Bisnis dan Keuangan


Risiko Bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi perusahaan jika perusahaan tidak
mempergunakan utang. Perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk
yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan
dapat menyesuaikan harga-harganya dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar
biayanya adalah biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun.
Hal-hal yang lain diangap sama, semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan, maka semakin tinggi
rasio utang optimalnya.

Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, yaitu :


1. Variabilitas permintaan,
2. Variabilitas harga jual,
3. Variabilitas biaya input,
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada biaya input,
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan efektif dalam
hal biaya, eksposur risiko asing,
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-
biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan).

Risiko Keuangan adalah peningkatan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, di atas risiko
bisnis dasar perusahaan, yang diakibatkan oleh penggunaan leverage keuangan. Leverage keuangan
adalah tingkat sampai sejauh mana ekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan
dalam struktur modal sebuah perusahaan.
Risiko Keuangan
Risiko Keuangan (financial risk) adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham
biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang.
Secara konseptual,pemegang saham akan menghadapi sejumlah risiko yang inheren pada operasi
perusahaan,yaitu risiko bisnis yang didefinisikan sebagai ketidakpastian yang inheren pada proyeksi laba
operasi masa depan. Jika sebuah perusahaan menggunakan utang (leverage keuangan), maka hal ini akan
mengonsentrasikan risiko bisnis pada pemegang saham biasa.
Pada umumnya,pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari
suatu investasi, tetapi utang juga meningkatkan tingkat risiko dari investasi tersebut bagi pemegang
sahamnya.
Meningkatkan Struktur Modal yang Optimal
Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari perusahaan,dan hal ini
biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang
diharapkan.
WACC dan Perubahan Struktur Modal
Memperkirakan bagaimana suatu perubahaan dalam struktur modal akan mempengaruhi harga saham
adalah suatu hal yang sulit. Namun ternyata diketahui struktur modal yang dapat memaksimalkan harga
saham adalah struktur modal yang dapat meminimalkan WACC.
Karena biasanya lebih mudah meramalkan bagaimana perubahan struktur modal akan mempengaruhi
WACC dari pada harga saham,kebanyakan manajer menggunakan perubahan WACC yang diramalkan
untuk membantu mereka mengambil keputusan struktur modal.
Teori struktur modal tradisional yang terdiri dari:

1.a. Pendekatan laba bersih (net income approach)


1.b. Pendekatan laba operasi (net operating income approach)
1.c. Pendekatan tradisional (traditional approach)
Teori struktur modal modern yang terdiri dari

2.a. Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak


2.b. Model Modigliani-Miller (MM) dengan pajak
2.c. Model Miller
2.d. Financial distress dan agency costs
2.e. Model trade off
2.f. Teori informasi tidak simetris
2.g. Teori Asimetri Informasi dan Signaling
2.h. Packing Order Theory
e. Model trade off
Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada
tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya
kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya kesulitan keuangan (Financial distress) adalah biaya
kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat
akibat dari
turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara
lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap
mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat
penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields)
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress).
Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara
penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan
cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak.
Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Donaldson (1961) melakukan
pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung rasio
hutangnya rendah. Hal ini berlawanan dengan pendapat trade-off theory. Trade-off theory tidak dapat
menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio hutang.

Anda mungkin juga menyukai