6 PENGEMBANGANNYA
TUJUAN :
Peserta dapat mengerti dan memahami tentang pembuatan skrip serta
pengembangannya, dari mulai menggali ide sampai menuangkannya
dalam struktur cerita dan skenario
Sumber Ide
Ide dapat bersumber dari banyak hal, pengalaman diri sendiri, atau pengalaman
orang lain dapat menjadi sumber ide. Di sini tergantung kejelian menggali ide
cerita dari diri sendiri. Menggali ingatan dari pengalaman dan perjalanan hidup
diri sendiri. Tentu kita pernah mengalami kejadian yang unik, aneh, lucu atau
mungkin kejadian atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat kita lupakan.
Kejadian di sekolah, di kampus, di tempat kerja dengan teman yang
menyenangkan, menggelikan, mengharukan, menyedihkan, menyebalkan dan
pertengkaran, atau kejadian lain yang terjadi di keluarga kita, ini semua dapat
menjadi sumber ide cerita menarik. Semua ini tergantung bagaimana meramu
dan memanfaatkan pengalaman itu menjadi ide cerita yang menarik.
Contoh: novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang sukses diangkat dalam
layar lebar, sumber idenya ini tak lain adalah mengenai pendidikan. Mengambil
suka dan duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya sendiri
ketika masa sekolah dasar. Setelah menemukan ide cerita atau topik pendidikan
ini, maka sang penulis Andrea Hirata mengembangkan tema novel, yaitu
kegigihan dalam menempuh perjuangan pendidikan.
- Percakapan Sehari-hari
Jika kita amati, dinamika masyarakat dalam aktivitas sehari-hari bisa menjadi
inspirasi bagi penulis film. Obrolan antar karyawan di sebuah perusahaan
sering menimbulkan hal-hal baru yang menarik sehingga bisa
dijadikan ide cerita. Ketika sedang makan di warung makan, sering beberapa
orang terlibat dalam percakapan, dari hal-hal lucu hingga yang serius. Dari
obrolan warung makan ini, tentunya kita bisa mengambil salah satunya yang
unik dan menarik untuk dijadikan cerita film. Dengan mengambil ide cerita
semacam ini, cenderung calon penonton film akan merasa ada kedekatan
dengan tema film. Dalam istilah jurnalistik, ada nilai proximity, yaitu sesuatu
itu diangkat karena ada unsur kedekatan tempat dan kejadian dengan
penontonnya. Selain unsur tersebut, sebuah film indie dengan tema
percakapan sehari-hari bisa menyiratkan unsur intemacy, yakni aspek
keintiman antara tema dengan penontonnya. Jika film independen yang
anda garap sudah mempunyai dua unsur tersebut, bisa dipastikan para
penonton pun merasa ‘terlibat’ di dalam film tersebut.
- Biografi Seseorang
Kisah hidup seseorang sering menimbulkan haru atau suka cita. Antara
keharuan dan suka cita inilah biasanya biografi seseorang diangkat dalam
sebuah film. Hal yang mengandung keharuan biasanya dapat menguras air
mata penontonya, sedangkan yang penuh suka cita membuat penontonnya
girang tidak karuan. Akan tetapi, sering tragedi dalam kehidupan seseorang
menarik untuk difilmkan karena menyiratkan sesuatu. Mungkin karena dia
seorang pemikir, penemu iptek, politikus, penyanyi, pelukis, bahkan seorang
penjahat besar sekalipun. Penulisannya cenderung nonfiksi karena sering
- Komik Strip
Komik-komik yang banyak beredar di masyarakat juga bisa menjadi
sumber ide cerita. Banyak komik Amerika diboyong menjadi tema film. Juga
beberapa komik dalam negeri diangkat menjadi film seperti Wiro Sableng
atau Si Buta dari Goa Hantu. Sebuah film anak-anak yang cukup sukses di
pasaran adalah Dennis in the Manace. Film ini diangkat dari komik strip
sebuah media massa Amerika yang mengisahkan nakalnya anak-anak. Jika
kita, banyak komik strip mutahir yang bisa diolah menjadi film indie.
- Novel
Kini banyak film dirilis berdasarkan novel laris, baik dalam negeri maupun
luar negeri. Novel-novel karya John Grisham banyak sekali diangkat menjadi
film dan hasilnya cenderung sukses, diantaranya, film The Firm. Film yang
dimainkan dengan baik oleh Tom Cruise ini menarik dari aspek cerita
ataupun penokohannya. Namun, novel-novel karya orang barat cenderung
dikerjakan oleh para ahlinya. Artinya, seorang John Grisham tidak seenaknya
menulis aspek hukum karena dia sendiri adalah seorang ahli hukum.
Mungkin anda tidak perlu menjadi penulis novel terlebih dahulu, tetapi dari
sebuah novel yang sudah beredar, anda bisa mentransfernya dalam bentuk
film indie.
- Musik
Kegemaran seseorang terhadap musik tertentu bisa membuahkan hasil
berupa film bertema musik. Ada beberapa film yang diangkat berdasarkan
kajian musik atau profesi pemusik bagi seseorang. Apalagi kini hampir di
sudut kota ada kelompok-kelompok band indie yang kini mulai beranjak ke
band industri. Jika anda piawai memboyong anak band tersebut dalam
bentuk film indie, paling tidak penggemarnya akan menikmatinya. Olahraga
dan Beladiri Prestasi seseorang dalam bidang olah raga sering mengilhami
penulis film untuk mengangkatnya menjadi film menarik. Demikian juga
dengan keahlian beladiri seseorang yang menonjol juga bisa membuahkan
sebuah film bertema beladiri. Semua itu bias diwujudkan dalam film yang
- Sastra
Bidang sastra juga tidak kalah menariknya jika diangkat menjadi film. Romeo
and Juliet serta Hamlet merupakan bukti sastra dapat diusung dalam format
film. Tinggal bagaimana penggarapannya sehingga memaksa penonton
hanyut dalam alunan cerita filmnya. Contoh-contoh film yang dinukil itu
memang lebih sebagai film panjang (mainstream), tetapi sebagai
perbandingan saja bahwa film pendek pun bisa dikemas dengan tema-tema
tersebut, asal anda siap dengan proses penggarapannya kelak. Menurut
kurator film Islam, Rayya Makarim, melihat begitu banyaknya ‘calon’ ide film
maka bagi seseorang yang ingin terjun menulis naskah film setiap hari
diusahakan membaca koran dan majalah, menonton tv, sering ‘nguping’
obrolan banyak orang, dan rajin ke perpustakaan untuk membaca. Dari
sumber-sumber inilah, seseorang akan bisa mengekspresikan gagasan dalam
bentuk ide film.
Penceritaan
Ide yang sudah dipat kemudian diceritakan kembali berdasarkan peristiwa yang
akan dikembangkan. Namun cerita didapat dari hasil pengembangan sendiri
menjadi cerita original, atau mengambil dari cerita yang sudah adauntuk
dikembangkan menjadi cerita film. Original Screenplay, adalah sknario asli yang
dikembangkan, sedangkan adapted screenplay adalah skenario adaptasi dari
cerita yang sudah ada dikembangkan untuk kebutuhan film.
Alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, dan aksi/laku (action) dari tokoh-
Perhatikan kalimat berikut: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah
menyusulnya”. Kalimat tersebut belumlah cukup dikatakan mengandung unsur
plot, karena sekedar menunjukan urutan waktu (kronologis) kejadian saja.
Peristiwa kematian ayah belum tentu disebabkan oleh kematian ibu. Bisa saja
ayah meninggal dunia karena tertabrak motor, misalnya. Sehingga tak ada
hubungannya dengan kematian ibu. Akan berbeda apabila kalimatnya diubah
menjadi: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah menyusulnya karena
tak kuasa menanggung kesedihan”. Pada kalimat yang kedua ini, selain terdapat
urutan waktu kejadian, juga mengandung unsur sebab akibat. Peristiwa kematian
ibu menjadi penyebab kematian ayah. Inilah yang disebut plot.
a. Peristiwa
Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya
(Luxemburg dkk, 1992: 150). Sebuah karya fiksi tentunya tidak terbangun hanya
dari satu peristiwa saja, tetapi banyak peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa
di dalam karya fiksi berfungsi sebagai pembangun plot. Berdasarkan fungsi
terhadap pengembangan plot itulah, peristiwa dapat dibedakan menjadi
peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.
Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia
merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi.
Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa
jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu. Semenjak kematian ibu,
ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah
menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.
Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia
merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi.
Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa
jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu. Semenjak kematian ibu,
ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah
menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.
b. Konflik
Konflik memiliki pengertian pertarungan atau pertentangan antara dua hal yang
menyebabkan terjadinya aksi reaksi. Pertentangan itu bisa berupa pertentangan
fisik, ataupun pertentangan yang terjadi di dalam batin manusia. Konflik
merupakan unsur terpenting dari pengembangan plot. Bahkan bisa dikatakan
sebagai elemen inti dari sebuah karya fiksi. Stanton dalam An Introduction to
Fiction membedakan konflik menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan konflik
internal.
c. Klimaks
Menurut Stanton dalam An Introduction to Fiction klimaks adalah saat konflik
telah mencapai titik intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tak
dapat dihindari kejadiannnya. Artinya, berdasarkan tuntutan dan kelogisan
cerita, peristiwa itu harus terjadi, tidak boleh tidak. Klimaks merupakan
pertemuan antara dua hal yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana
konflik itu akan diselesaikan.
a. Plausibilitas
Plausibilitas memiliki pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan
logika cerita. Plot sebuah cerita harus memiliki sifat plausibel atau dapat
dipercaya oleh pembaca. Pengembangan cerita yang tak plausibel dapat
membingungkan dan meragukan pembaca.
Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita dan
dunianya dapat diimajinasikan dan jika para tokoh dan dunianya tersebut serta
peristiwa-peristiwa yang dikemukakan mungkin saja dapat terjadi. Plausibilitas
cerita tidak berarti peniruan realitas belaka, tetapi lebih disebabkan ia memiliki
keberkaitan dengan pengalaman kehidupan. Apakah jika seseorang berada
dalam persoalan dan situasi seperti yang dialami tokoh cerita akan bertindak
seperti yang dilakukan tokoh itu? Misalnya saja, mungkinkah seorang tokoh
cerita yang mengalami keterbelakangan mental mampu menjawab soal-soal
pertanyaan dalam olimpiade fisika? Dalam sebuah cerita fiksi itu mungkin saja,
b. Suspense
Suspense memiliki pengertian pada adanya perasaan semacam kurang pasti
terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh
protagonis atau yang diberi simpati oleh pembaca. Sebuah cerita yang baik
tentunya harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Suspense tidak
semata-mata hanya berurusan dengan ketidaktahuan pembaca, tetapi lebih dari
itu, mampu mengikat pembaca seolah-oleh terlibat dalam kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi dan dialami oleh tokoh cerita. Suspense akan
mendorong, menggelitik dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita,
mencari jawaban dari rasa ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita.
c. Suprise
Plot sebuah cerita yang menarik tidak saja harus mampu membangkitkan rasa
ingin tahu pembaca, tetapi juga mampu memberika kejutan atau
ketakterdugaan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan memiliki sebuah kejutan
apabila sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan
menyimpang atau bahkan bertentangan dengan harapan pembaca. Jadi, dalam
karya itu terdapat suatu penyimpangan, pelanggaran atau pertentangan apa
yang ditampilkan dalam cerita dengan apa yang telah menjadi kebiasaan, atau
mentradisi.
d. Kesatupaduan
Kesatupaduan memiliki pengertian keberkaitan unsur-unsur yang ditampilkan,
khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan, yang mengandung
konflik atau pengalaman kehidupan yang hendak disampaikan. Ada benang
merah yang menghubungkan berbagai aspek cerita sehingga seluruhnya dapat
terasa sebagai satu kesatuan yang utuh dan padu.
PENAHAPAN PLOT
Peristiwa awal yang ditampilkan dalam sebuah karya fiksi mungkin saja langsung
berupa adegan-adegan yang memiliki kadar konflik dan dramatik tinggi, bahkan
merupakan konflik yang amat menentukan plot karya yang bersangkutan.
Padahal, pembaca belum dibawa masuk dalam suasan cerita, belum tahu awal
dan sebab-sebab terjadinya konflik. Hal yang demikian dapat terjadi disebabkan
urutan waktu penceritaan yang sengaja dimanipulasi dengan urutan peristiwa
Aristoteles mengemukakan bahwa tahapan plot harus terdiri dari tahapan awal,
tahapan tengah, dan tahapan akhir.
2. Tahap tengah sebuah cerita sering juga disebut sebagai tahap tikaian. Pada
tahap ini konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap awal mengalami
peningkatan, semakin menegangkan, hingga mencapai titik intensitas
tertinggi atau klimaks.
3. Tahap akhir sebuah cerita biasa juga disebut sebagai tahapan peleraian yang
menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Tahapan ini
merupakan tahapan penyelesaian masalah atau bisa juga disebut sebagai
tahapan anti klimaks. Penyelesaian sebuah cerita dapat dikatagorikan
menjadi dua: penyelesaian tertutup dan penyelesaian terbuka. Penyelesaian
tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang
sudah selesai. Sedangkan penyelesaian terbuka lebih membuka peluang bagi
kelanjutan cerita sebab konflik belum sepenuhnya selesai dan membuka
peluang untuk berbagai penafsiran dari pembacanya.
Film bergenre apapun selalu ditetap lokasi atau wilayah yang senyata mungkin
dapat dibangun, walau sekalipun nama kota atau wilayah tersebut tidak ada
dimuka bumi ini. Seperti pada beberapa adegan film Artificial Intelligence,
mengambil latar kota Manhattan ribuan tahun ke depan, sementara film-film
yang menceritakan luar angkasa tentunya menceritakan lokasi diluar bumi.
Batman dengan kota Gotham, merupakan kota fiktif yang tidak ada dibumi ini.
Walau ruang yang dibangun fiktif, namun pada dasarnya tetap memiliki dimensi
ruang yang harus dikembangkan guna kebutuhan visualisasi film.
Waktu dalam sebuah peristiwa merupakan bagian dalam hubungan sebab akibat
yang timbul. Sebuah cerita dapat dipastikan memiliki unsur waktu, sebuah
kejadian dengan waktu masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang.
Menurut Pratista (2008:36), "Terdapat beberapa aspek waktu yang berhubungan
dengan naratif sebuah film, yakni: (1) Urutan waktu, menunjuk pada pola
berjalannya waktu cerita sebuah film, dengan pola linier dan nonlinier. Pola linier
dituturkan berdasarkan plot film dengan menggunakan waktu berjalan sesuai
dengan urutan aksi peristiwa tanpa adanya jeda waktu yang signifikan.
Penuturan cerita secara linier memudahkan untuk melihat hubungan sebab
akibat jalinan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Jikan cerita film
berlangsung dalam satu hari, dituturkan secara berurut dari pagi, siang, sore,
hingga malam. Pendek atau panjangnya rentang waktu cerita jika tidak ada jeda
Pengembangan plot cerita film memilki pola struktur naratif yang secara umum
dibagi dalam tiga tahap yakni; permulaan, pertengahan, dan penutupan. Tiga
tahapan plot yang dikembangkan ini mulai dari karakter, masalah, tujuan, serta
aspek ruang dan waktu ditetapkan dan dikembangkan menjadi alur cerita secara
utuh.
Permulaan Pertengahan Penutupan
2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi skenario.
Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud
menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut.
Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman. Sebagai
contoh, kita dapat membaca sinopsis dari film dan televisi Gadis
Misterius berikut ini :
3. Karakter
Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam
skenario sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam
skenario, karakter harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga
4. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam
menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen.
Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set upatau awal
konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau
penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu
akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot
secara sederhana adalah sebagai berikut:
Babak I : Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja,
kemudian timbul rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul
ketika secara tidak sengaja Lilis bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan
menghilang entah kemana. Alam terus mencarinya dan bingung karena
dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di
akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum
mereka pertama kali berkenalan.
5. Outline
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi
bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline
adalah sebagai berikut :
6. Scene
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene
heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan
waktu adegan. INT atau singkatan dari interior digunakan apabila
pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau
singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di
luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :
7. Action
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam
setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari Outline yang
sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
8. INT. VILA PUNCAK - PAGI
Alam menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang
di dinding ruang tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan
dengan adegan tersebut, terdengar suara Alam.
ALAM
(V.O)
Aku tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang
ada di dalam lukisan ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia
mengagumi wanita yang ada di dalam lukisan ini adalah hal yang wajar
karena akupun sangat mengaguminya, bahkan aku pernah melihatnya
walau hanya sekejap.