Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

NEUROMUSKULUSKLETAL

DISUSUN OLEH

Nama : MOH.ALI AZHAR


NIM : 020.06.0054
Kelompok: Sesi 2 Kelas B
Modul Dosen
: NEUROMUSKULOSKLETAL I
: Rusmiatik, S.Si, M.Biomed dr. Rizki Mulianti, S.Ked.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan hasil Laporan
Praktikum Histologi Dasar Blok neuromuscular 1 ini.

Dalam penyusunan Laporan Praktikum Histologi ini, saya menyadari sepenuhnya banyak
terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang saya miliki, saya menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari
semua pihak tidaklah mungkin hasil Laporan Praktikum Histologi Dasar ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
dengan baik
2. Ibu Rusmiatik S.Si , M.Biomed.. Selaku dosen pembimbing praktikum histologi dasar,
atas segala masukkan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan saya
dan teman-teman.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada saya dan
teman-teman, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan Praktikum
Histologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 25 Aril 2021

Penulis
Daftar isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
Daftar isi.....................................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
1.2 Tujuan.................................................................................................................................................6
1.3 Manfaat...............................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
METODE PENELITIAN..........................................................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................................................9
Adapun alat yang digunakan pada pratikum ini adalah Mikroskop Binokuler dan bahan yang
digunakan adalah Preparat awetan sistem otot dan tulang...............................................................................9
3.3 Cara Kerja..........................................................................................................................................9
BAB IV.....................................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................10
4.1 Hasil....................................................................................................................................................10
4.2 Pembahasan.......................................................................................................................................14
3. Tulang Rawan Fibrokartilago (Kartilago)........................................................................................15
BAB V.......................................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistemrangka,


sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistemsyaraf, sistem
penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut salingterkait antara satu dengan
yang lainnya dan berperan dalam menyokongkehidupan manusia. Akan tetapi dalam
ergonomi, sistem yang
paling berpengaruh adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf. Ketigasistem ini
sangat berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yangmemegang peran sebagai pusat
dalam ilmu ergonomi/ person centeredergonomics.

Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusiayang
merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalammenjalankan
aktivitasnya. Dalam melakukan pergerakan, seseorangmembutuhkan tulang dan otot
untuk bergerak. Tulang tidak dapat bergeraksendiri apa bila tidak digerakkan oleh otot.
Gerakan adalah hasil interaksiantar tulang, otot dan persendian tulang. Dari ketiga unsur
tersebutdigabungkan menjadi sistem rangka. Kerangka manusia tersusun atas tulang-
tulang baik tulang yang panjang maupun tulang yang pendek. Tulang-tulangtersebut
membentuk rangka dalam (endoskeleton). Endoskeleton terbagi atasdua bagian yaitu
rangka sumbu (aksial) dan rangka anggota apendikular.Rangka aksial meliputi engkorak,
tulang belakang, tulang dada dan tulangrusuk. Sedangkan rangka anggota meliputi gelang
bahu, gelang pingguldengan rangka anggota dalam.

Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras
dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistemini meliputi eksoskeleton,
dan endoskeleton. Sistem rangka adalah suatusistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Sistemrangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat
puladikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanyastruktur
penunjang.Adapun hal yang melatar belakangi sehingga praktikum ini diadakanadalah
untuk mengetahui lebih jelas mengenai kerangka tubuh pada menusia beserta bagian-
bagiannya.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot dan tulang


2. Untuk mengetahui tentang bagian - bagian jaringan otot dan tulang
3. Untuk mengetahui struktur histologi dari masing – masing jaringan otot dan tulang

1.3 Manfaat

1. Agar mahasiswa memahami struktur jaringan otot dan tulang


2. Agar mahasiswa memahami bagian - bagian jaringan otot dan tulang
3. Agar mahasiswa memahami masing - masing jaringan otot dan tulang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot, yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan
parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang
terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak
terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari
kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif (Campbell, 2000).
Sistem otot merupakan suatu sistem yang berperan penting bagi suatu makhluk
hidup, karena otot inilah yang memberikan bentuk yang bagus bagi tubuh manusia.
Selain itu otot merupakan alat gerak aktif yang berhubungan dengan sistem saraf pusat.
Manusia memiliki suatu bentuk yang utuh ini di sebabkan oleh suatu organ yang sangat
berpengaruh terhadap manusia itu sendiri. pada dasarnya manusia terbentuk karena
adanya rangka tempat melekatnya otot-otot tubuh dan otot tersebut memberikan
pergerakan kepada rangka sehingga manusia bisa berjalan ataupun beraktivitas lainnya.
Sistem otot merupakan suatu sistem yang sangat beperan penting bagi suatu mahluk
hidup. Kenapa dikatakan suatu sistem yang berperan penting karena otot inilah yang
memberikan bentuk yang bagus bagi manusia. Selain itu otot merupakan alat gerak aktif
yang berhubungan dengan sistem saraf pusat. (Taiyeb, 2016).
Sistem otot pada tubuh berperan menjaga kestabilan posisi tubuh, menghasilkan
gerakan dan menghasilkan panas tubuh. Hampir 700 otot membangun sistem otot,
misalnya otot bisep brakii yang tersusun atas jaringan otot rangka dan jaringan ikat.
Beberapa otot rangka memiliki fungsi utama untuk menstabilkan posisi tulang-tulang
sehingga otot rangka yang lain dapat melakukan sebuah gerakan yang lebih efektif
(Faisal, 2012).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari
keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang
lain memiliki sifat pekah terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan
impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah
diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat
kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein
kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003). Menurut Adnan (2009), secara umum
kita mengenal tiga macam otot yaitu:
1. Otot skelet atau otot rangka/otot sadar/otot bergaris melintang, bersifat voluntary, jadi
kontraksinya dapat di atur oleh kemauan kita.
2. Otot polos atau otot tidak sadar/ otot tidak bergaris melintang kontraksinya tidak dapat
di atur oleh kemauan kita.
3. Otot jantung, merupakan otot bergaris melintang tetapi tidak di bawah kemauan kita.
Gerakan hanya dapat terjadi bila ada suatu kontraksi dari otot-otot yang bersang-
kutan. Selain itu, untuk melakukan suatu gera-kan dibutuhkan mobilitas dari sendi dan
fleksi-bilitas yang baik pada jaringan lunak (otot, jaringan pengikat, dan kulit). Mobilitas
yang dimaksud adalah kemampuan dari sendi untuk melakukan mobilisasi/gerakan tanpa
adanya hambatan gerak dan bebas dari rasa nyeri. Fleksibilitas adalah kemampuan suatu
jaringan atau otot untuk mengulur dan kembali ke ben-tuk semula. Fleksibilitas otot
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya struktur sendi, usia, jenis kelamin,
latihan/aktivitas, suhu tu buh, serta kehamilan. Bila fleksibilitas otot menurun, akan
mengakibatkan kelemahan otot yang ditandai dengan adanya nyeri pada otot, jaringan
konektif atau periosteum (Irfan, 2008).
Kerangka merupakan organ penyangga tubuh kita sehingga tubuh dapat berdiri
tegak. Ada sekitar 206 jumlah tulang manusia dewasa yang membentuk bangun tubuh
manusia, sedangkan pada anak-anak jumlah tersebut sebenarnya lebih dari 300 tulang.
Proses pertumbuhan anak-anak menjadi dewasa menyebabkan terjadinya penyatuan
beberapa tulang sehingga ketika dewasa jumlahnya menjadi lebih sedikit. Tempat dimana
tulang atau lebih saling berhubungan dinamakan sendi. Beberapa sendi tidak mempunyai
pergerakan, namun beberapa sendi lainnya ada yang memiliki pergerakan sedikit dan
banyak (Devison, 2009).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal :, Kamis, 22 April 2021

Waktu : 10.30.-12.10. WITA

Tempat : Laboraturium Terpadu 1, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada pratikum ini adalah Mikroskop Binokuler dan
bahan yang digunakan adalah Preparat awetan sistem otot dan tulang.

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan di Laboratorium Terpadu 1


2. Periksa keadaan mikroskop yang akan digunakan, cek pencahayaan, lensa okuler dan
binokulernya.
3. Siapkan preparathistologi yang telah disediakan
4. Mula-mula lihatlah preparat dengan pembesaran (10 x 10) setelah itu ke perbesaran (40 x
10).
5. Dokumentasikan hasil pengamatan
6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman atlas histologi yang telah disiapkan.
7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO. NAMA PREPARAT PREPARAT KETERANGAN

1. Hyalin Cartilage Perbesaran 10x

2. Elastic Cartilage Perbesaran 10x

Perbesaran 10x
3. Fibrous Cartilage

4. Compact Bone, Ground Perbesaran 10x


Sec
5. Develoving Cartilage Perbesaran 10x
Bone

6. Yellow Elastic Ligamen

Perbesaran 10x

7. Skeletal Muscle Perbesaran 10x


8. Smooth Muscle Perbesaran 10x

9. Cardiac Muscle Perbesaran 10x

10. Muscle – Tendon Perbesaran 10x


Junction
4.2 Pembahasan
1. Tulang Rawan Hialin/ Kartilago Hialin

Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, bewarna putih


kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras,
cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan
bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk member kekuatan, menyokong rangka
embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan
persendian.

Pada orang dewasa, tulang rawan hialin ditemukan dicincin trakea, hidung dan
laring, permukaan sendi dan ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Ia
merupakan jarinagn semi-translusen dengan warna kelabu-kebiruan. Struktur
mikroskopiknya paling mudah dimengerti dengan mempelajari perkembangannya dalam
embrio. Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio
berfungsi sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti
dengan tulang. Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan
sendi pada sendi yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar
(hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan sternum,
dan pada lempeng epifise.

 Matriks
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul
yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang
tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan
sedikit kolagen.
 Perikondrium
Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat
padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan.

2. Tulang Rawan Elastis (Kartilago fibrosa)

Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya


berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain
sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan
bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.

1. Tulang rawan elastis ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang eustachii,
epiglotis dan tulang rawan kornikulata dan kuneifrom dari laring. Ia berbeda dari tulang
rawan hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan lebih fleksibel.
2. Kondrositnya serupa dengan yang ditulang rawan hialin dan menempati lakuna tersebar satu-
satu atau dalam kelompok isogen dua-dua atau empat. Matriksnya kurang banyak dan
sebagian substansinya terdiri atas serat elastin yang banyak bercabang. Pada sediaan yang
dipulas terhadap elastin, serat-serat itu begitu rapatnya hingga menutupi komponen
proteoglikan amorf dari matriks. Di tepian, anyaman elastinnya lebih longgar dan seratnya
tampak berlajut ke dalam perikondrium.
3. Tulang rawan elastis tidak berkembang dari pusat kondifikasi yang sangat seluler namun
didaerah jaringan ikat primitive yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat yang tidak
dimiliki cirri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini kemudian memperoleh ciri pemulasan
elastin dan sel-sel mesenkim menyusutkan cabang-cabangnya dan berkembang menjadi
kondrosit, mensekresi matriks disekitarnya dan sekitar serat. Pemadatan jaringan ikat sekitar
tepian membentuk perikondrium.
4. Meskipun matriksnya kurang banyak disbanding tulang rawan hialin, ia sama pentingnya
bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam percobaansederhana
berikut. Bila papain mentah disuntikan secara intravena kedalam kelinci muda, proteoglikan
matriks mengalami degradasi sebagian dan telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat
berespons dengan mensekresi komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih
kembali dalam 48 jam.

3. Tulang Rawan Fibrokartilago (Kartilago)


Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar
sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-
ruas tulangbbelakang, simfisis pubis, dan persendian. Kartilago
fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya.
 Fibrokartilago sangat mirip jaringan ikat padat teratur dan keduanya sering menyatu
tanpa batas tegas diantaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi
ligamen dan tendo pada tulang. Sebagai gantinya fibroblas fusifrom, kondrosit
dikelilingi sedikit matriks tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas perarel serat
kolagen tope-I. Biasanya tidak terdapat perikondrium. Sel-selnya terdapat dalam
lakuna dengan simpai sangat tipis yang mungkin basofilik namun jaringan
keseluruhannya biasanya asidofilik karena banyaknya kolagen.
 Materi amorf yang sedikit itu kaya akan kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.
Sebagian besar fibrokartilago dalam tubuh ditemukan dalam diskus intervertebralis
yang merupakan seperlima panjang tulang belakang. Vertebra memiliki lapis tipis
tulang rawan hialin pada permukaaan superior dan inferiornya. Di antara lapis tulang
rawan vertebra berturutan terdapat diskus intervertebralis dengan materi glatinosa
lunak dipusatnya, yaitu nukleus pulposus, dibatasi tepiannya oleh cincin
fibrokartilago kuat, disebut anulus fibrisus. Nukleus pulposus adalah derivate dari
notochord ambrio. Ia terdiri aats sedikit sel tersebar jarang dalam matriks lunak kaya
asam hialuronat. Sel- sel ini mengurang dengan bertambahnya usia dan setelah usia
20, tak ada lagi.
 Anulus fibrosus terdiri atas banyak lamel konsentris serat kolagen tipe-I yang berjalan
serong diantara vertebra, berakhir pada tulang rawan hialin vertebra yang
dihubunginya. Berkas serat dalam lamel berseblahan terorientasi tegak lurus,
menghasilkan susunan yang member fibrokartilago kemampuan besar menahan
kekuatan yang hendak menggeser vertebra satu terhadap lainnya. Nukleus pulposus,
terkurung diantara vertebra dan ditahan oleh anulus fibrosus di tepiannya, membantali
kekuatan kompresif sepanjang sumbu tulang belakang.
 Anulus fibrosus dapat robek, paling sering di daerah lumbal. Bila herniasinya
posterior, penonjolan nukleus pulposus dapat menekan saraf spinal disertai nyeri
hebat dan gangguan neurologis di daerah yang disarafinya.

4. Tulang Kompak/Compact bone

Tulang kompak (compact bone) merupakan jaringan lapisan yang teksturnya halus
padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Tulang kompak mengandung banyak zat
kapur kalsium fosfat dan kalsium karbonat sehingga menjadi padat dan kuat. Namun,
tulang kompak pada bayi dan anak-anak banyak mengandung serat sehingga bersifat
lentur. Tulang kompak banyak di temukan pada tulang kaki dan tulang tangan. Tulang
kompak adalah salah satu dari dua jenis jaringan tulang yang membentuk tulang.
Dalam bahasa Inggris tulang kompak disebut cortical bone. Tulang kompak
memfasilitasi fungsi utama tulang yaitu untuk menyokong seluruh tubuh, melindungi
organ, mendukung pergerakan tubuh, dan menyimpan serta melepaskan unsur-unsur
kimia terutama kalsium. Tulang kompak jauh lebih padat daripada tulang spongiosa
yang merupakan jenis lain dari jaringan tulang. Selain lebih padat, tulang kompak
juga lebih keras, lebih kuat, dan lebih kaku dari tulang spongiosa. Walaupun tampak
sangat keras dan padat, tetapi jika dilihat secara mikroskopis tampak sangat hampa
dan rapuh karena tulang kompak terdiri dari banyak rongga-rongga kecil. Tulang
kompak menyumbang sekitar 80% dari berat kerangka manusia.

Tulang kompak dapat ditemukan di tulang pipa. Tulang pipa dapat ditemukan di
tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta. Tulang kompak juga dapat ditemukan di
tulang hasta, tulang-tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari tangan, tulang
selangka, tulang-tulang telapak kaki, dan tulang ruas-ruas jari kaki.

5.Sklatal muscle

Otot skelet tersusun atas fibra otot-fibra otot atau yang disebut fasciculus. Fibra
otot terbungkus oleh suatu jaringan ikat yang disebut epimysium. Epymisium terdiri
dari 2 bagian yang memiliki fungsinya masing-masing yaitu perymisium dan
endomysium. Perymisium berfungsi memisahkan antar fibra otot atau fasciculus.
Sedangkanendomysium berfungsi untuk membungkus tiap fibra otot. Membrane sel
pada fibra otot disebut sarcolemma. Membrane sel ini mengelilingi sarcoplasma pada
fibra otot. Membrane sel pada fibra otot memiliki sifat trans membrane potensial yang
berarti sebagai tempat pertama dalam tahap kontraksi otot.

Serabut otot skelet bersifat elastis dan mengandung fibra otot yang tersusun dari
berbagai myofibril yang terdapat di cairan intra seluler. Pada myofibril dapat dilihat
ada bagian pita A (anisotrop) atau yang disebut sebagai pita gelap dan bagian pita I
(isotrop)
yang disebutsebagai pita terang. Pita A terlihat lebih gelap karena terbentuk oleh
protein myosin sedangkan pita I terbentuk oleh protein actin sehingga lebih terang.
Daerah pusat pita A adalah pita H yang terlihat lebih padatdari pita yang lain. Pita I
terbagi menjadi dua zona z. diantara dua zona z terdapat sarkomer, yang berperan
sebagain unit fungsional otot.12 Selain itu terdapat juga tubulus transversal atau tubulus
T yang berfungsi sebagai jalan masuk sinyal kontraksi ke bagian dalam sel.
Myofibril merupakan komponen organel yang penting pada fibra

otot dalam proses kontraksi. Filamen protein actin dan myosin

merupakan komponen pembentuk myofibril. Ada dua jenis filament longitudinal yang
membentuk tiap myofibril yaitu filament tebal dan filament pipih. Actin, tropomyosin
dan troponin adalah komposisi yang ada di filament pipih. Sarcolemma merupakan
tempat perlekatan myofibril sehingga ketika myofibril berkontraksi menyebabkan
terjadinya pemendekan sel. Sarcomer membentang antara garis z sebagai unit fungsi
terkecil pada fibra otot. Filament tebal dan sebagian filament pipih membentuk daerah
gelap yang disebut pita A. sedangkan filament pipih saja membentuk daerah terang
yang disebut pita I.

6 . cardiac muscle.

Otot jantung memliki bentuk yang sama dengan otot lurik. Memiliki warna yang
khas yaitu merah dan bersifat involunter. Kontraksi otot jantung bersifat ritmis dan
automatis. Otot jantung memiliki sarcolemma yang mirip dengan otot lurik dan
berfungsi membungkus serat otot. Myofibril pada otot jantung terpisah sehingga
terlihat guratan memanjang yang disebut discus interkalaris. Inti sel otot jantung
berada di tengah sel.
Otot jantung merupakan otot lurik yang bersifat involunter dan ditemukan pada
dinding jantung yaitu pada myocardium. Sel cardiomyocyte merupakan sel yang
menyusun otot jantung, terdiri dari satu, dua atau empat inti sel. Otot ini dapat
berkontraksi terus menerus tanpa berhenti karena memiliki fungsi khusus yaitu
memompa darah di jantung. Syaraf simpatik dan parasimpatik dapat mempengaruhi
kecepatan kerja otot jantung tetapi tidak membuat otot jantung dapat dikontrol secara
sadar.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat kita ketahui bahwa manusia memiliki
system tubuh yang sangat berperan dalam membantu manusia survival. Secara khusus yang
kita maksud disini adalah system otot yang membantu manusia untuk bergerak. Otot sendiri
terbagi menjadi tiga yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Selain otot terdapat juga
persendian dan tulang terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, tulang rawan
elastin dan tulang kompak yang memungkan manusia dapat bergerak bebas dengan ketntuan
dari persendian yang terletak pada tiap-tiap bagian tubuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga: Jakarta, 2000.

Dellmann, H. D. 1988. Buku Teks Histologi Veteriner. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.

Eroschenko, Victor P. Ebook Atlas Histologi diFlore dengan Korelasi Fungsional.

Sherwood, 2019. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai