Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MASA TIGA KERAJAAN BESAR, KERAJAAN TURKI


USMANI, SAFAWI, & MUGHAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Strategi Pembelajaran SKI di MI/SD
Dosen Pengampu: Farida Catur Wahyu Anggriyani, M.P

Oleh:
INDAH LUTHFIYYAH (N : 19.1.13.006)
NUR FADILAH HASANUDDIN (NIM : 19.1.13.013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA KUTAI TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa
pertolongan-Nya tentun ya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kitananti-nantikan syafaatnya
diakhirat nanti.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak motivasi dan
informasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kesempatan ini pula, izinkanlah
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Farida Catur Wahyu Anggriyani, M.Pselaku dosen pengampu mata kuliah
Strategi Pembelajaran SKI di MI/SD
2. Orang tua yang telah mendoakan penulis hingga diberi kelancaran dalam proses
pembuatan makalah ini
3. Seluruh teman-teman yang telah membantu khususnya program studi PGMI
4. Kakak tingkat dan sahabat-sahabat yang telah meminjamkan buku dan
memberikan referensi buku serta aplikasi yang sangat berguna.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa peenyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat di
harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Sangatta, 05 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
A. LatarBelakang .............................................................................................1
B. RumusanMasalah ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Usmani di Turki ...........................................................................3
B. Kerajaan Safawi di Persia ...........................................................................5
C. Kerajaan Mughal di India ...........................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................8
B. Saran ..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................10

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara


Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilayah kekukasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang
satu sama lain bahkan saling memerangi dan menjatuhkan untuk
mendapatkan kekuasaan yang lebih luas lagi. Beberapa peninggalan budaya
dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu.
Tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk juga mengahancurkan pusat-
pusat kekuasaan Islam yang lain dan membakar habis ribuan buku ilmiah
karya sarjana muslim.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami


kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar
Islam, yaitu Utsmani di Turki, Mughal di India, dan Syafawi di Persia.
Kerajaan Utsmani, disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan
paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis menarik sebuah masalah yaitu:

1. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Utsmani di Turki?


2. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi di persia?
3. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal India?

2
BAB ll

PEMBAHASAN

TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM

A. Kerajaan Utsmani Di Turki


1. Asal-usul Kerajaan Utsmani

Asal mula munculnya silsilah Turki Usmani adalah dari kata


Ustmaniyah diambil dari pendiri pertama kerajaan ini, yaitu Utsman ibn
Ertoghrul ibn Sulaiman Syah. Para Pendiri daulah ustmaniyah ini berasal
dari suku Qayi keturunan Oghuz. Nama Kerajaan Usmani diambil dari
nama putra Erthoghrul. Ia mempunyai seorang putra yang bernama Usman
yang lahir pada tahun 1258. Nama Usman inilah yang kemudian lahir
istilah Kerajaan Turki Usmani atau Kerajaan Usmani, yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Adapun profesi awal mereka
adalah pengembala.

Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke


Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk islam sekitar abad ke-
9 atau 10, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan
serangan Mongol pada abad ke 13 M,mereka melarikan diri kedaerah barat
dan mencari tempat pengungsian ditengan saudara-saudara mereka, orang-
orang Turki Seljuk, di daratan Tinggi Asia Kecil. Disana dibawah
pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada sultan Alauddin 11,
sultan sultan seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium.
Berkat bantuan mereka, Alauddin mendapat kemenangan. Atas jasa baik
itu, Alauddin menghadiahkan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Sejak saat itu mereka membina wilayah barunya dan memilih
kota Syukud sebagai ibu kota.

Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinannya dilanjutkan


oleh putranya, yaitu Utsman. Utsman memerintah antara tahun 1290 –
1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alaudin
II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang
berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol
menyerang kerajaan Saljuk dan sultan Alaudin ll terbunuh. Kerajaan
Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil.
Utsman-pun mengantikan Sultan Alaudin ll dan menyatakan
kemerdekannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak

3
4

itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah


Utsman yang sering disebut Utsman I.

2. Perkembangan Kerajaan Utsmani

Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-


Usmani (Raja besar keluarga Usman) pada tahun 699 H (1300 M), wilayah
kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium
dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M
dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan,
kerajaan Turki Utsmani ini dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli,
Uskandar, Ankara dan Gallipoli. Selain memantapkan keamanan dalam
negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa.

Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan


semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk
memukul mundur Turki Utsmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M),
dapat menghancurkan pasukan sekutu Eropa tersebut.Ekspansi Bayazid I
sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur
Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan
pasukan Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa
dampak yang buruk bagi Kerajaan Utsmani yaitu banyaknya penguasa-
penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan
Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I
(1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar
keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.

Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-


1451).Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan
Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun
1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur.
putra Sultan Salim I, yaitu Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil
menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa
beliau ini merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Utsmani.
Sebab, setelah Sultan Sulaiman I meninggal dunia, terjadilah perebutan
kekuasaan antara putera-puteranya dan itu menyebabkan kerajaan Utsmani
mulai mengalami kemunduran. Akan tetapi, meskipun terus mengalami
kemunduran, kerajaan ini untuk masa bberapa abad masih dipandang
sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.
5

3. Kemajuan Kerajaan Utsmani

Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Utsmani yang


demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh
kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Yang
terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Militer dan Pemerintahan

Kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik


dan teratur pada masa pemerintahan Sultan Murad l. Tahap selanjutnya
Orkhan mengadakan perombakan dalam tubuh organisai militer dalam
bentuk mutasi personil pimpinan dan perombakan dalam keanggotaan.
Bangsa-bangsa non Turki dimasukkan sebagai anggota. Progam ini
ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang
disebut jenissari dan inkisyariyah. Pasukan ini yang dapat mengubah
Negara Utsmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan
memberikan dorongan yang amat besar dalam penakhlukan negeri non
muslim. Factor utama yang mendorong kemajuan ini ialah tabiat
bangsa turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh
terhadap peraturan.

Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan


terciptanya jaringan pemeritahan yang teratur. Untuk mengatur
pemerintahan Negara, dimasa Sultan Sulaiman l. disusun sebuah kitab
undang-undang(qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur,
yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai
datangnya reformasi pada abad 19.

b. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Turki Utsmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka


dalam bidang militer, sementara dalam ilmu pengetahuan mereka tidak
begitu kelihatan menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah
dalam pembangunan yang indah seperti Masjid Jami’ Sultan
Muhammad Al-Fatih. Ada juga Masjid Agung Sulaiman dan Masjid
Abi Ayyub al-Anshari. Dan Aya Sophia merupakan masjid yang
terkenal karena keindahan kaligrafinya yang asalnya adalah gereja
kristen Pada masa Sulaiman di kota-kota lainnya juga banyak
dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, makam jembatan, saluran air,
vila dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah bangunan itu
dibangun dibawah coordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
6

c. Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan


besar dalam sosial politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan
agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga
fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

4. Kemunduran Kerajaan Utsmani

Kemunduran Turki Utsmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-


Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi
setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan
antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang
yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang mengakibatkan
kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin
memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain
faktor tersebut, ada beberapa factor lain yang menyebabkan Kerajaan
Utsmani mengalami kemunduran. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas dan tidak diimbangi dengan


penataan sistem pemerintahan yang baik.

2. Pemberontakan tentara jenissari

3. Penguasa yang tidak cakap

4. Kemerosotan perekonomian Negara

5. Stagnasi di bidang ilmu dan tekhnologi

6. Budaya pungli

7. Heterogenitas penduduk
7

B. Kerajaan Safawi Di Persia


1. Asal-usul Kerajaan Safawi

Kerajaan Safawi ini berasal dari gerakan Tarekat di Ardabil sebuah


kota di Azerbeijan (wilayah Rusia) yang berdiri hampir bersamaan
dengan berdirinya kerajaan Utsmani di Turki. Nama Safawiyah diambil
dari nama pendirinya safi al-Din (1252-1334M). Kerajaan Safawiyah
menganut aliran syi’ah dan ditetapkan sebagai madzhab negaranya. Safi
al-Din keturunan dari imam syi’ah yang keenam Musa al-Kazhim. Dalam
waktu yang tidak lama tarekat ini berkembang pesat di Persia, Syiria, dan
Asia kecil.

Kecenderungan memasuki dunia politik, hal itu mendapat wujud


konkritnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). Dinasti Syafawi
memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik selain
kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan ini menimbulkan
konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (Domba Hitam),
salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik
tersebut, Juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat. Dari tempat baru
ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Baki, Ak-Koyunlu, juga
salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika
itu menguasai sebagian besar Persia. Pada tahun 1460 M, ia mencoba
merebut Sircassia tetapi pasukan pimpinannya dihadang oleh tentara
Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Ketika itu anak Juneid, Haidar masih kecil dan dalam pengasuhan
Uzun Hasan. Ketika itu kepemimpinan gerakan Syafawi baru bisa
diserahkan kepadanya secara resmi. Pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar
dengan Uzun hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah seorang
putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang di kemudian
hari menjadi pendiri kerajaan Syafawi di Persia.

2. Perkembangan Kerajaan Safawi

Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash


(Baret Merah) menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Sharur, dekat
Nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menakhlukkan
Tabriz, Ibu Kota Ak-Koyunlu dan berhasil merebut serta mendudukinya.
Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti
Syafawi. Ia disebut juga Ismail I.
8

Ismail I berkuasa sekitar 23 tahun (1501-1524 M). Pada sepuluh


tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat
menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Ak-Koyunlu di Hamadan (1503 M),
menguasai propinsi kaspia si Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1505-1507
M) Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M),
dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah
kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit
Subur (Fortile Crescent).

Peperangan dengan Turki Utsmani terjadi pada tahun 1514 M di


Chaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan
Utsmani, dalam peperangan ini Ismail l mengalami kekalahan, malah
Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.
Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Utsmani ke
Turki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.

Rasa permusuhan dengan kerajaan Utsmani terus berlangsung


sepeninggal Ismail. Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi
beberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M),
Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577 - 15873 M).
Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam keadaan lemah.
Disamping karena sering terjadi peperangan melawan kerajaan Utsmani
yang lebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-
kelompok di dalam negeri.

Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Syafawi


kelima, yaitu Abbas I naik tahta (1588 - 1628 M). Langkah-langkah yang
ditempuh oleh Abbas I untuk memulihkan politik kerajaan Syafawi adalah
sebagai berikut:

Pertama, mengurangi dominasi pasukan Qizilbash denan cara


membentuk pasukan baru yan direkrut dari budak tawanan peran bangsa
Georgia, Armenia, Sircassia. Kedua, mengadakan perjanjian damai dengan
Turki Utsmani, yaitu ia rela melepaskan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan
sebagian wilayah lainnya. Dia juga berjanji tidak akan menghina Abu
Bakar, Umar, Utsman. Sebagai jaminan atas perjanjian itu, ia
menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di
Istanbul.

Langkah-langkah yang dilakukan Abbas l tersebut berhasil


membuat kerajaan Safawi menjadi kuat kembali. Ia kembali melirik
wilayah-wilayahya dulu yang sempat lepas. Kemudian Abbas l menyusun
9

kembali kekuatan militer yang kuat. Setelah kekuatan militer terbina


dengan baik, ia berusaha merebut kembali wilayah kekuasaannya dari
Turki Utsmani. Pada tahun 1602 M, disaat Tuki Utsmani berada dibawah
kepemimpinan Sultan Muhammad ll, Abbas l menyerang dan berhasil
menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakchivan,
Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya
pada tahun 1622 M pasukan Abbas l berhasil merebut kepulauan Hurmuz
dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.

3. Kemajuan Kerajaan Safawi

Masa kekuasaan Abbas l merupakan puncak kejayaan kerajaan


Safawi. Secara politik ia mampu mengatasi berbagai kemelut didalam
negeri yang mengganggu stabilitas Negara dan berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaannya yang sebelumnya lepas tersebut oleh
kerajaan Utsmani.

Selain itu kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam


beberapa bidang, antara lain:

a. Kemajuan bidang ekonomi

Bukti nyata perkembangan perekonomian Safawi adalah


dikuasainya kepulauan hurmuz dan pelabuhan Gumrun kemudian
diubah menjadi Bandar Abbas pada masa Abbas l. Maka salah satu
jalur dagang yang menghubungkan antara timur dan berat sepeenuhnya
menjadi milik kerajaan Safawi. Selain itu kerajaan Safawi juga
mengalami kemajuan di sector pertanian terutama di daerah Buan Sabit
Subur (fortile crescent).

b. Kemajuan bidang ilmu pengetahuan

Bangsa Persia dalam sejarah Islam dianggap berjasa besar


dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Maka tidaklah heran apabila
kondisi tersebut terus berlanjut, sehingga muncul ilmuan seperti Baha
al-Din asy-Syaerozi, Sadar al-Din asy-Syaerozi, Muhammad al-baqir
al-Din ibn Muhammad damad, masing-masing ilmuan dibidang filsafat
sejarah, teologi dan ilmu umum.

c. Kemajuan bidang seni dan pembangunan fisik


10

Kemajuan seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah


bangunan megah yang memperindah ibukota kerajaan ini. Sejumlah
sekolah, masjid, rumah sakit, jembatanyang memanjang diatas
Zenderud dan istana Chihisutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan
kebun wisata.

4. Kemunduran Kerajaan Safawi

Sepeninggal Abbas I, kerajaan Syafawi berturut-turut diperintah


oleh enam raja, yang pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan
Syafawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada
kehancuran.

Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi adalah:

a) Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani

b) Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan


Syafawi

c) Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat


perang tinggi seperti Qizilblash

d) Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di


kalangan keluarga istana.

C. Kerajaan Mughal Di India


1. Asal-usul Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya


kerajaan safawi. Kerajaan ini termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan
kerajaan inilah termuda. Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa
khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di bawah pimpinan
Muhammad Ibnu Qosim.

Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya, di


dirikan oleh Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur
lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babaur
mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena
dari kecil di didik sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi
11

akan menaklukan kota terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada


mulanya Babur mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan
dari Raja Safawi kala itu yaitu Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan
Samarkand (1494 M). Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul
(Afganistan). Babur juga mampu menguasai Punjab (1525 M), kemudian
menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang. Dengan
demikian, Babur dapat menegakkan pemerintahannya di sana, maka
berdirilah kerajaan Mughol di India(1525M).

2. Perkembangan Kerajaan Mughal

Sepeninggalan babur tahun 1530 M, tahta kerajaan Mughal


diteruskan oleh anaknya yang bernama Humayun. Walaupun Babur telah
berhasil menegakkan Mughal dari serangan musuh, namun Humayun tetap
saja menghadapi tantangan. Selama roda kepemimpinannya, kondisi
pemerintahan tidak pernah stabil. Selain banyak menghadapi peperangan,
ia harus menghadapi gerakan pemberontakan Bahadur Syah penguasa
Gujarat dan pertempuran besar dengan Sher Khan di Kanauj pada tahun
1540 M. dan pada tahun 1556 M, Humayun meninggal dunia.

Selanjutnya Humayun digantikan anaknya yaitu Akbar yang


berusia 14 tahun, karena ia masih muda maka urusan kekeuasaan
diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa Akbar inilah
kerajaan Mughal mencapai keemasannya.

Setelah Akbar dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam


Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau
memaksakan aliran Syi’ah. Dan bairam mengarakan pemberontakan pada
tahun 1561 M, tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Akbar.

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal


sebagai kerajaan yang besar, karena dua gerbang India yaitu Abul dan kota
kandahar dikuasai oleh Akbar. Kemajuan yang telah dicapai oleh Akbar
dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jhangir (1605-1628
M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1658-1707 M). Ketiganya
merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan militer
yang sangat besar.

3. Kemajuan Kerajaan Mughal


A. Bidang Ekonomi
12

Kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian,


pertambangan, dan perdagangan. Di sektor pertanian, komunikasi
antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Hasil pertanian yang
terpenting adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.

a. Bidang Seni

1) Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair


istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair yang
terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi.

2) Karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan antara


lain:

a) Istana Fatpur Sikri di Sikri, Cila dan Masjid-masjid yang indah


pada masa Akbar
b) Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan Istana Indah di
Lahore pada masa Syah Jehan.

b. Bidang Ilmu Pengetahuan

Pada masa Shah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di


Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan
dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil
dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa
–i-Alamgiri.

4. Kemunduran Kerajaan Mughal

Ada beberapa factor yang menyebabkan kekuasaan dinasti mughal


itu mundur pada satu setengah abad terakhir dan membawa kepada
kehancuran pada tahun 1858 M. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi


militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat.
Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan
Mughal sendiri.
13

b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang


mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.

c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan


ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar
agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.

d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang


lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kerajaan Utsmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz,


beribukota di Syukud. Pada tahun 1300 M, Kerajaan Utsmani dinyatakan
berdiri. Penguasa pertamanya adalah Utsman yang sering disebut Utsman
I. Dinasti Utsmani berkuasa kurang lebih selama tujuh abad, dengan
sekitar 36 sultan selama kekuasaannya. Pasukan Janissary bentukan
Orkhan yang terkenal tangguh merupakan pasukan pertama yang berhasil
menaklukkan beberapa wilayah sehingga daerah kekuasaan Utsmani
semakin luas. Peradaban yang dihasilkan meliputi bidang militer,
pemerintahan, ilmu pengetahun dan budaya. Kemunduran Utsmani
dimulai ketika wafatnya sultan Sulaiman al-Qoruni tahun 1566 M.

2. Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M. Kerajaan Syafawi berasal


dari sebuah gerakan tarekat Syafawiyah, yang didirikan di Ardabil. Nama
Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din. Nama Syafawi itu
terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik, bahkan
hingga gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Hasil peradaban kerajaan
Syafawi meliputi bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, bagunan fisik dan
seni. Kemunduran Syafawi berturut-turut sepeninggal Abbas I.

3. Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 - 1530 M). dan
Peradaban yang diukir oleh kerajaan Mughal yakni pada bidang ekonomi,
seni, dan ilmu pengetahuan. Kemunduran Kerajaan Mughal disebabkan
karena terjadi strategi dalam pembinaan kekuatan, kemerosotan moral dan
hidup mewah di kalangan elit politik, pendekatan Aurangzeb yang
terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-idenya, semua pewaris tahta
kerajaan adalah orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.

B. Saran

Tentunya makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kririk dan sarannya dari berbagai pihak manapun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Dan mudah-mudahan dapat dijadikan referensi untuk menambah khasanah
keilmuan kita. Aamiin.

i
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2004.

Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang

Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai