Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH JARAK TERHDAP RESPON DAN DELAY PADA


KENDALI JARAK JAUH MENGGUNAKAN BLUETOOTH DALAM
APLIKASI HANDPHONESONY ERICSSON W 830i

AHMAD MAKHASIN BAROJA


2018 64 020

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITASPAPUA
2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin hari perkembangan teknologi telekomunikasi dan


komputerisasi semakin berkembang dengan pesat, perkembangan ini
pada akhirnya menuntut adanya pola komunikasi data secara lebih mudah
dan cepat. Perkembangan yang semakin pesat ini juga berdampak pada
peralihan sistem konektivitas perangkat telekomunikasi ke arah teknologi
konektivitas nirkabel. Perkembangan teknologi nirkabel merupakan suatu
jawaban atas sulitnya instalasi infrastruktur kabel dengan biaya yang
besar, selain itu teknologi nirkabel menjadi solusi penyampaian informasi
dari tempat ke tujuan yang sulit dijangkau manusia. Perkembangan
teknologi nirkabel memang awalnya banyak diterapkan pada teknologi
selular, dan kemudian merambah ke teknologi Local Area Network
(LAN) untuk implementasi informasi yang berkapasitas lebih besar dan
didukung dengan kecepatan besar. Sedangkan untuk meminimalkan
penggunaan kabel dalam suatu ruangan dengan transfer data yang mudah
antar peralatan kantor dengan berbagai peralatan mobile lainnya
digunakan teknologi Wireless Personal Area Network (WPAN).[1]

WPAN 802.15.1 yang dikenal sebagai Bluetooth merupakan salah satu


perangkat WPAN yang mendukung Interoperability antar perangkat
dengan penggunaan yang mudah dan layanan jaringan bersifat ad hoc
network. Model jaringan ad hoc
memungkinkan perangkat Bluetooth melakukan proses pertukaran antar
berbagai perangkat tanpa adanya infrastruktur. Teknologi Bluetooth
memungkinkan untuk mendesain komunikasi radio yang berdaya rendah,
berukuran kecil, dan biaya murah, yang dapat diintegrasikan dengan
perangkat portable yang sudah ada, hanya saja Bluetooth mempunyai
jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data
yang lebih rendah. Transfer data antara komputer dengan printer,
komputer dengan telepon selular atau komputer dengan komputer dalam
suatu Local Area Network tidak lagi memanfaatkan kabel, tetapi
menggunakan teknologi Bluetooth dengan berbagai macam kelebihannya.
Salah satunya adalah penggunaan teknologi Bluetooth sebagai sarana
kontrol jarak jauh. Sarana telekomunikasi berupa handphone yang telah
menerapkan teknologi Bluetooth sebagai sarana kontrol jarak jauh adalah
Sony Ericsson dan Sony Ericsson W830i salah satunya.

Pada penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan riset tentang


pembuatan program kendali jarak jauh yang kompatibel terhadap
berbagai handphone yang telah dilengkapi teknologi Bluetooth. Dengan
tersedianya aplikasi kendali jarak jauh pada handphone yang
menggunakan Bluetooth kita dapat mengontrol komputer sesuka hati dari
jarak jauh. Aplikasi ini sangat cocok untuk bisnis dan juga untuk
kesenangan diri sendiri. Dengan ini pula kita dapat mengontrol dengan
mudah remote presentasi Power Point, Mouse cursor, mengubah trek dan
video yang diputar pada Media Player atau Winamp, menelusuri artis,
album atau menyesuaikan volume atau hanya mengeksplorasi isi dari
komputer langsung dari Handphone kita sendiri. Aplikasi ini juga akan
memberikan akses jarak jauh ke program-program seperti Windows,
Internet Explorer atau Firefox.
Namun pada penelitian tersebut tidak dipaparkan seberapa jauh jarak
yang bisa dicapai untuk mengoperasikan kendali jarak jauh tersebut, dan
berapa delay maksimum serta bagaimana respon dari alat yang
dikendalikan, apakah responnya baik atau tidak. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk melakukan adanya suatu penelitian mengenai “
Pengaruh Jarak Terhadap Respon Dan Delay Pada Kendali Jarak
Jauh Menggunakan Bluetooth Dalam Aplikasi Handphone Sony
Ericson W830i”. Sebagai penelitian lanjutan untuk membuktikan dan
melengkapi data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan perkembangan sistem kendali jarak jauh yang semakin pesat,


maka penelitian ini mengangkat beberapa perumusan masalah yaitu:

1. Perlunya diketahui dan diukur berapa range jarak maksimal suatu


kendali jarak jauh untuk menerima respon yang baik melalui
apllikasi bluetooth pada handphone Sony Ericcson W830i dan
Nokia E63.

2. Perlunya diketahui delay maksimum yang dibutuhkan dengan


jarak maksimal untuk melakukan kendali jarak jauh dengan
Bluetooth pada aplikasi handphone Sony Ericcson W830i dan
Nokia E63.

3. Perlunya diketahui pengaruh faktor angin terhadap sistem kendali


jarak jauh dengan apllikasi Bluetooth pada handphone Sony
Ericcson W830i dan Nokia E63.
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan solusi terbaik untuk mengatasi masalah jarak


jangkauan kendali jarak jauh dengan menggunakan aplikasi
kendali jarak jauh dengan menggunakan Bluetooth yang telah
tersedia pada Handphone Sony Ericcson W 830i.

2. Penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai dasar kendali jarak jauh


dalam lingkup jangkauan yang lebih luas.

3. Memahami pengaplikasian kendali jarak jauh khususnya


menggunakan handphone dengan bluetooth sebagai alat
transmisinya.

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

4. Mengetahui apa pengaruh jarak terhadap delay dan respon pada


sistem kendali jarak jauh dengan menggunakan aplikasi bluetooth
pada teknologi selular.
5. Mengetahui range maksimal yang dibutuhkan untuk menangkap
sinyal bluetooth dan mengendalikan sistem kendali jarak jauh
tersebut.
6. Mengetahui perbedaan delay pada kontrol jarak jauh dengan
menggunakan Bluetooth pada handphone Sony Ericsson W830i
dan Nokia E63
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Teknologi Bluetooth

Seperti kita ketahui, Bluetooth merupakan teknologi yang


berkembang sebagai jawaban atas kebutuhan komunikasi antar
perlengkapan elektronik agar dapat saling mempertukarkan data
dalam jarak yang terbatas menggunakan gelombang radio dengan
frekuensi tertentu. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz
dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang
mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real
time antara host-host Bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan
teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan
transfer data yang rendah.

Pada dasarnya Bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau


menghilangkan penggunaan kabel didalam pertukaran informasi,
tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi
mobile wireless dengan biaya yang relative rendah, konsumsi daya
yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam
pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-
macam. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai
teknologi Bluetooth yang relatif baru ini, berikut diuraikan tentang
sejarah munculnya Bluetooth dan perkembangannya, teknologi yang
digunakan pada system Bluetooth dan aspek layanan yang mampu
disediakan, uraian tentang
perbandingan metode modulasi spread spectrum FHSS (Frequency
Hopping Spread Spectrum) yang digunakan oleh Bluetooth
dibandingkan dengan metode spread spectrum DSSS (Direct
Sequence Spread Spectrum) serta interferensi Bluetooth dengan
ponsel.[4]

Salah satu implementasi Bluetooth yang populer adalah pada


peralatan ponsel. Jika anda perhatikan, baik media transmisi Bluetooth
maupun ponsel baik GSM maupun CDMA sama-sama menggunakan
media transmisi gelombang radio berdaya rendah yang berpotensi
untuk saling mengganggu aktifitas dari masing-masing modul
peralatan tersebut atau sering pula disebut dengan interferensi.

Gambar1. Contoh Perlengkapan Transfer Bluetooth

Bluetooth adalah teknologi radio short-range yang memberikan


kemudahan konektifitas bagi peralatan-peralatan wireless. Secara
umum, sebuah peralatan Bluetooth terdiri atas sebuah unit radio,
sebuah unit link control, dan sebuah unit support, yang berfungsi
untuk proses manajemen link.
Dengan karakteristik untuk komunikasi jarak pendek yang stabil dan
kecepatan tinggi tersebut, tentunya tak heran jika dimasa mendatang
Bluetooth menjadi
fitur wajib peralatan-peralatan elektronik yang beredar, Kendala
terbesar masih berkisar pada masih cukup tingginya harga chip atau
modul Bluetooth.
Bluetooth juga dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir
sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network
(WLAN) IEEE
802.11 lainnya. Pengembangan teknologi Bluetooth diciptakan pada
dasarnya bukan hanya digunakan untuk menggantikan atau
menghilangkan penggunaan kabel dalam melakukan pertukaran
informasi. Namun, teknologi Bluetooth juga mampu menawarkan fitur
mudah untuk teknologi nirkabel mobile dengan biaya yang relative
rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang
menjanjikan, pengoperasian mudah dan mampu menyediakan layanan
yang beragam seperti sarana kendali jarak jauh, pertukaran data baik
tulisan, gambar, bahkan mnedukung pertukaran video juga.
Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai
Dengan Dokumen

Bluetooth SIG

Parameter Spesifikas
i
Transmitter

ISM band, 2400 - 2483.5 MHz (mayoritas),


untuk beberapa negara mempunyai
Frekuensi batasan frekuensi
sendiri (lihat tabel 2), spasi kanal 1 MHz.

Power class 1 : 100 mW (20 dBm)Power class 2


Maksimum output :
power
2.5 mW (4 dBm)Power class 3 : 1 mW (0 dBm)
GFSK (Gaussian Frequency Shift
Keying),
Modulasi Bandwidth Time : 0,5; Modulation Index: 0.28
sampai dengan 0.35.
30 MHz - 1 GHz : -36 dBm (operation mode),
-57 dBm (idle mode)1 GHz – 12.75 GHz: -30
dBm (operation mode), -47 dBm (idle
mode)1.8 GHz –
Out of band 1.9 GHz: -47 dBm (operation mode), -47 dBm
Spurious Emission (idle mode)5.15 GHz –5.3 GHz: -47 dBm
(operation
mode), -47 dBm (idle mode)

Receiver

Actual Sensitivity Level -70 dBm pada BER 0,1%.

30 MHz - 1 GHz : -57 dBm1 GHz – 12.75


Spurious Emission GHz : -47

dBm
Max. usable level -20 dBm, BER : 0,1%

2.1.2 Arsitektur Bluetooth

Teknologi Bluetooth dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu spesifikasi


core dan profile. Spesifikasi core menjelaskan bagaimana teknologi
ini bekerja, sementara itu spesifikasi profile bagaimana membangun
interoperation antar perangkat Bluetooth dengan menggunakan
teknologi core.

Gambar 2. Protokol Bluetooth


Protokol-protokol Bluetooth dimaksudkan untuk mempercepat
pengembangan aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi
Bluetooth. Layer-layer bawah pada stack protokol Bluetooth
dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk
pengembangan protokol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain
seperti RFCOMM diambil dari protokol-protokol yang sudah ada dan
protokol ini hanya dimodifikasi sedikit untuk disesuaikan dengan
kepentingan Bluetooth. Pada protokol-protokol layer atas digunakan
tanpa melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang
sudah ada dapat digunakan dengan teknologi Bluetooth sehingga
interoperability akan lebih terjamin.

Bluetooth Special Interest Group (SIG) telah mengembangkan


spesifikasi Bluetooth yang berisi tentang protokol yang akan
digunakan dalam teknologi Bluetooth ini. Protokol dasar Bluetooth
adalah Bluetooth Radio, Baseband dan Link Manager Protocol (LMP)
yang disebut protokol inti. Sedangkan protokol yang ada di atasnya
adalah protokol-protokol terapan yang dapat diadaptasikan pada
arsitektur protocol Bluetooth dan telah dikembangkan oleh organisasi
lain seperti ETSI. Radio, baseband dan LMP ekivalen dengan lapis
fisik dan data link pada lapis protokol OSI.

Stack protokol Bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai


dengan tujuannya. Berikut protokol-protokol dalam layer-layer di
dalam stack protokol Bluetooth yang tertera pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2. Layer Protokol dan stack Bluetooth

Layer Protokol Protokol di Stack

Bluetooth Core Protocols Baseband, LMP, L2CAP, SDP

Cable Replacement RFCOMM


Protocols
Telephony Control TCS Binary, AT-commands
Protocols
Adopted Protocols PPP, UDP/TCP/IP, OBEX, WAP,
vCard,

vCal, IrMC, WAE

Selain itu juga terdapat Host Controller Interface (HCI) yang


melakukan perintah-perintah yang menghubungkan control baseband,
pengaturan hubungan yang dibangun, dan akses ke hardware dan
pengaturan register.
 Baseband:

Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa


unit Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari Bluetooth ini
menggunakan frekuensi-hopping-spread spectrum yang
mengirimkan data dalam bentuk paket pada time slot dan frekuensi
yang telahditentukan, lapis ini melakukan prosedur pemeriksaan
dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan
clock dari perangkat Bluetooth yang berbeda.
 Link Manager Protocol (LMP):

The link manager protocol adalah perespon, menset dan


menghubungkan kanal antara perangkat keras. Protokol ini
terdapat meningkatkan performa keamanan seperti membentuk
autentifikasi, pertukaran, dan verifikasi dan kunci enkripsi dan
negosiasi ukuran paket baseband.
 Logical Link Control and Adaptation Protocol (L2CAP):
Paket L2CAP membawa muatan yang penting yang dibawa ke
layer protokol yang lebih tinggi.
 Service Discovery Protocol (SDP):

Protokol ini digunakan untuk memberikan informasi device,


pelayanan diperbolehkan untuk mengakses device yang berfungsi.
 Cable Replacement Protocol
(RFCOMM): RFCOMM adalah
emulasi jalur serial.
 Telephony Control Protocol:

The Telephony Control - Binary (TCS Binary) and Telephony


Control - AT Commands digunakan untuk menyusun percakapan
dan data antara device dan mengkontrol mobile phone dan modem.
 Adopted Protocols:

Bluetooth juga mensupport protokol PPP, TCP/UDP/IP, OBEX


dan WAP untuk memaksimalkan interoperabilitasnya.
 Radio Frequency (RF)

Adalah lapis terendah dari spesifikasi Bluetooth . Unit RF


merupakan sebuah transceiver yang memfasilitasi hubungan
wireless antar perangkat Bluetooth yang beroperasi pada
International Scientific and Medical (ISM) band dengan frekuensi
2,4GHz. ISM band bekerja dengan frequency- hopping, dan
pembagiannya dibuat dalam 79 hop dengan spasi 1 MHz.
2.1.3 Karakteristik Transceiver Bluetooth

Transceiver Bluetooth beroperasi pada frekuensi 2.4GHz ISM


(Industrial Scientific Medical) yang secara tepat berada pada
frekuensi antara 2.400- 2.483MHz yang terdiri atas 79 kanal.
Kecepatan transfer data maksimum yang dapat dicapai adalah 1
Mbps. Bluetooth menggunakan kombinasi teknologi packet dan
circuit untuk proses transmisinya. Masing-masing kanal tersebut
dibagi lagi dalam time slot yang berisi selang selama 625 μsec.
Setelah satu paket dikirimkan lewat sebuah frekeunsi, kedua
peralatan Bluetooth yang sedang berkomunikasi melakukan tune
ulang dengan frekuensi yang berbeda. Secara efektif akan melakukan
lompatan pada kecepatan 1600 lompatan per detik melalui beberapa
time slot yang berbeda. Inilah yang dinamakan dengan Frequency
Hopping. Teknologi frequency- hopping dimungkinkan berbagai
jenis perangkat transmit pada frekuensi yang sama tanpa
menimbulkan irterferensi.

Gambar 3.Spektrum Frequency Hopping


Jarak jangkauan dari peralatan Bluetooth sangat bergantung pada
kelas daya dari peralatan radio yang digunakan. Untuk peralatan
mobile, umumnya digunakan peralatan radio kelas 2 yang memiliki
jangkauan hingga 10 m. Kelas ini berkaitan dengan output power yang
digunakannya. Kelas 1 memiliki output power yang lebih besar.
Seperti telah dikemukan sebelumnya, terdapat tiga kelas daya yaitu:
 Daya kelas 1 beroperasi antara 100mW (20dBm) dan 1mW
(0dBm), dan didesain untuk peralatan dengan jangkauan yang jauh
(hingga 100 m).
 Daya kelas 2 beroperasi antara 2.5mW (4dBm) dan 0.25mW (-
6dBm), dan didesain untuk jarak jangkauan sedang sekitar 10 m.
 Sedangkan daya kelas 3 memiliki daya sekitar 1mW (0dBm) dan
bekerja untuk peralatan dengan jarak jangkauan pendek atau
sekitar 1 m.

Dalam jaringan Bluetooth pelaksanaan komunikasi pada waktu


tertentu diasumsikan hanya beberapa stasion yang berpartisipasi
berkomunikasi yaitu sebuah master dan satu atau lebih slave,
kelompok ini disebut piconet. Master mengeset urutan hopping, dan
slave mensinkronkannya dengan master. Slave hanya berkomunikasi
dengan master. Master dalam piconet hanya mampu berkomunikasi
dengan tujuh buah slave aktif dan maksimum sampai 255 slave tidak
aktif. Bila lebih dari tujuh stasion yang ingin berkomunikasi maka
dapat membuat jaringan piconet baru, gabungan beberapa piconet
disebut scatternet. Untuk mencegah bentrokan dengan berbagai daya
dari peralatan yang berbeda, maka memungkinkan untuk menaikkan
atau meningkatkan daya dari peralatan melalui Link Manager
Protocol (LMP). Interferensi terjadi karena
adanya tabrakan antara paket dari peralatan Bluetooth yang digunakan
dengan peralatan lain yang bekerja pada frekuensi yang berdekatan
sehingga saling overlap dalam domain waktu dan frekuensi.
Frequency Hopping juga mendukung munculnya interferensi ini,
untuk itu beberapa peralatan Bluetooth dilengkapi dengan sebuah
Teknologi akses yang dinamakan dengan Frequency Hop Spread
Spectrum (FHSS).
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth

Kelebihan  Tanpa kabel,


 Sinyal dapat menembus tembok atau halangan,
 Biaya relatif murah,
 Konsumsi daya rendah,
 Hardware yang berukuran kecil,
 Bluetooth dapat mensinkronisasi database dari
handphone ke computer.
Kekurangan  Kemungkinan terjadinya interferensi dengan
teknologi lain yang menggunakan ISM band,
 Kecepatan data relative rendah,
 Sinyal yang lemah di luar batasan,
 Sistem ini menggunakan frekuensi yang
sama dengan gelombang LAN standar,
 Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak
koneksi Bluetooth yang digunakan, akan
menyulitkan pengguna untuk menemukan
penerima yang diharapkan,
 Banyak mekanisme keamanan Bluetooth yang
harus diperhatikan untuk mencegah kegagalan
pengiriman atau penerimaan informasi,
 Di Indonesia, sudah banyak beredar virus-virus
yang disebarkan melalui Bluetooth dari handphone.
Keamanan Data  Tiga mode keamanan,
dan
jaringan  Dua tingkat device trust,
 Tiga tingkat keamanan layanan,
 Enkripsi stream,
 PIN-deviced key
 Limited management

2.1.4 Koneksi Jaringan Bluetooth

Pada level baseband, ketika dua perangkat sudah terhubung oleh link
Bluetooth, satu perangkat bertindak sebagai master dan yang lain
bertindak sebagai slave. Sebuah master dapat berhubungan sekaligus
dengan 7 buah active slave dan dapat juga berhubungan sampai
dengan 255 parked slaves. Beberapa slave yang terhubung dengan
sebuah master dinamakan piconet. Unit baseband atau disebut link
control unit, adalah perangkat keras yang memfasilitasi hubungan RF
diantara perangkat Bluetooth. Apabila sudah tersambung, terdapat
dua jenis hubungan yang dapat dikerjakan oleh unit ini yaitu
synchronous conection-oriented (SC0) dan asynchronous
connectionless (ACL). Sambungan SCO dapat melakukan circuit-
switched, sambungan point-to-point (biasanya untuk data), suara dan
streaming. Kecepatan data pada kedua sisi (pengirim, penerima)
adalah 433,9 Kbps. ACL melayani sambungan packet-switched dan
point to multipoint biasanya hanya untuk data. Kecepatan sisi
penerima mencapai 723,2 Kbps dan sisi pengirim hanya 57,6 Kbps.
Modul baseband ini terdiri dari flash memory dan
sebuah central processing unit yang bertugas mengatur timming,
frequency hopping, enkripsi data dan error correction bekerja sama
dengan link manager protocol (LMP). LMP merupakan protokol
Bluetooth yang bertugas mengontrol dan men-setup hubungan data
dan audio diantara perangkat Bluetooth. Seperti terlihat pada Gambar
2.5, radio frequency (RF), baseband dan link manager protocol
disebut sebagai Host Control Interface (HCI) yang berfungsi
melaksanakan dan menjaga semua hubungan komunikasi dalam
Bluetooth. Piconet merupakan piranti yang menghubungkan pada
jaringan ad hoc. Dua sampai delapan komputer bisa digabungkan
dalam sebuah piconet. Salah satu dari kedelapan komputer setiap
piconet disebut dengan master dan lainnya disebut dengan slave.
Gabungan dari beberapa kelompok piconet akan membentuk sebuah
scatternet. Untuk memahami lebih lanjut, piconet dan scatternet
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Sistem Koneksi Pada Bluetooth


Gambar 5. Interkoneksi Antar Master Dan Slave Pada Piconet dan Scatternet

Slave yang dikenal pada teknologi Bluetoooth mempunyai beberapa


mode yang disebut mode baseband. Mode baseband ini digunakan untuk
penghematan energi yang digunakan oleh perangkat berspesifikasi
Bluetooth. Adapun mode baseband tersebut berjumlah 4 mode yaitu:
 Mode active, secara esensial slave selalu terhubung dengan master
untuk mentransmisikan sinyal data. Active slave selalu dapat
menerima paket data yang dikirimkan oleh master ataupun menerima
hanya header dari sebuah paket saja dimana paket itu dikirimkan
untuk active slave yang lain. Mode ini memiliki respon yang cepat
dan juga mengkonsumsi power yang besar bila selalu menerima paket
dan siap untuk mengirim paket data.
 Mode sniff, salah satu metode untuk mengurangi konsumsi daya.
Pada mode ini slave menjadi active slave secara periodik. Master akan
mengirimkan paket pada interval tertentu saja dan bila terhubung pada
interval awal pada mode sniff maka slave akan menjadi active slave.
Konsumsi daya dan kecepatan respon bergantung panjangnya interval
waktu.
 Mode hold, pada mode ini slave dapat tidak terhubung dengan master
dalam waktu yang cukup lama yang disebut waktu hold, bila waktu
hold ini berakhir maka slave dapat menerima kembali kiriman paket
dari master. Konsumsi daya dapat lebih kecil dibandingkan dengan
mode sniff.
 Mode park, pada mode ini perangkat masih mengadakan sinkronisasi
dengan piconet namun tidak berpartisipasi dalam trafiknya. Mode ini
digunakan bila ada lebih dari 7 perangkat yang menjadi slave pada
sebuah piconet. Konsumsi daya mode ini lebih kecil dibandingkan
dengan mode lainnya.
Baseband memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit
Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari Bluetooth menggunakan
sistem frequency hopping- spread-spectrum yang mengirimkan data
dalam bentuk paket pada time slot yang sudah ditentukan di frekuensi
yang telah ditetapkan pula, lapis ini bertugas melakukan prosedur
pemeriksaan dan paging untuk sinkronisasi dari frekuensi hopping dan
clock dari perangkat Bluetooth yang berbeda. Ada dua jenis hubungan
fisik yang diatur oleh baseband, yaitu:
 Synchronous Connection-Oriented (SCO), dimana paket SCO
dapat mengirimkan informasi audio maupun kombinasi dari audio
dan data.
 Asynchronous Connectionless (ACL), dimana paket ACL hanya
mengirimkan data saja.
2.1.5 Keamanan Bluetooth

Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga


dapat digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun
rumah tangga. Fitur-fitur yang disediakan Bluetooth antara lain
sebagai berikut:
a. Enkripsi data.

b. Autentikasi user

c. Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)

d. Output power control

Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat


keamanan layer fisik/radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai
dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password
dan PIN.
Dalam sistem komunikasi Bluetooth setiap orang berpotensi
mendengarkan. Oleh karena itu issue utama dalam sistem ini adalah
menjamin bagaimana informasi itu tidak dapat didengar oleh yang
tidak berhak. Untuk keamanan informasi, system Bluetooth
mempergunakan keamanan bertingkat, meliputi : baseband, link
manager, host control interface (HCI) dan generic acces profile
(GAP). Prinsip keamanan alam Bluetooth pada dasarnya
dilaksanakan dengan dua tahapan. Pertama, otentikasi
(authentication) yaitu metoda yang menyatakan bahwa informasi itu
betul-betul asli atau perangkat yang mengakses informasi betul-betul
perangkat yang dimaksud. Kedua, enkripsi (encryption) yaitu suatu
proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah
pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan yang tersembunyi (disebut

ciphertext).

Gambar memperlihatkan diagram blok struktur fungsional otentikasi


dan enkripsi pada sistem Bluetooth. Saat inisialisasi nomer PIN
khusus perangkat dipakai untuk membangkitkan 128 bit kunci
mempergunakan BD_ADDR dari claimant dan bilangan acak yang
dipertukarkan oleh verifier dan claimant. Prosedur otentikasi
diperlukan untuk memastikan kedua unit menggunakan 128 bit kunci
yang sama, dan oleh karena itu nomer PIN yang sama dimasukkan
pada kedua perangkat tersebut. Berdasarkan prosedur di atas
selanjutnya algoritma SAFER+ akan membangkitkan beberapa kunci
(keys). Kunci-kunci ini akan digunakan oleh LMP dalam proses
negoisasi, encryption engine dan autentication. Diagram blok untuk
enkripsi dan otentifikasi ditunjukkan paga Gambar dibawah ini.

Gambar 6. Diagram Blok Enkripsi Dan Otentikasi


2.1.6 Deskripsi Sistem

Berikut adalah gambar 7 menunjukkan blok diagram system secara


keseluruhan. Ada 3 bagian utama dari system kendali jarak jauh ini
yaitu telepon seluler dan komputer (laptop) dan Bluetooth yang
sudah terpasang pada komputer dan juga telepon seluler. Bluetooth
yang digunakan pada komputer adalah Bluetooth eksternal class 1
dengan jarak jangkauan 100 meter. Sedangkan Bluetooth pada
telepon seluler adalah Bluetooth internal yang artinya Bluetooth
tersebut merupakan hardware bagian dari telepon seluler itu sendiri.

connected

dengan Bluetooth
sebagai Alat media
trasmisi

Gambar. 7 Blok Diagram Sistem

Kemudian berdasarkan urutan kerja system, masing-masing blok


perangkat akan didefinisikan fungsinya untuk kemudian
direalisasikan dengan perancangan. Berikut merupakan fungsi
masing-masing perangkat.
1. Telepon seluler, telepon seluler ini berfungsi sebagai pengendali
jarak jauh untuk perangkat eleltronik. Perintah akan dikirimkan
dari aplikasi Java Bluetooth pada telepon seluler ke computer
menggunakan koneksi Bluetooth.
2. Komputer, berfungsi sebagai server Bluetooth yang akan
menerima dan mengolah pesan berupa perintah (kendali) yang
dikirim oleh telepon
selular. Sebelum dapat dikendalikn, server akan meminta terlebih
dahulu kepada telepon selular untuk mengendalikan computer.
3. Bluetooth, berfungsi sebagai media transmisi antara computer
dengan telepon selular.

2.1.7 Gelombang Radio

Komunikasi Wireless (nirkabel) menggunakan gelombang


elektromagnet untuk mengirimkan sinyal jarak jauh. Sebuah
gelombang mempunyai kecepatan, frekuensi dan panjang gelombang.
Masing-masing parameter berhubungan melalui hubungan yang
sederhana.
Kecepatan = Frekuensi * Panjang Gelombang

Untuk gelombang elektromagnetik, kecepatan adalah c, atau


kecepatan cahaya.
c = 300,000 km/s = 300,000,000 m/s = 3*108 m/s

c=f*λ

Panjang gelombang (biasanya di kenal sebagai lambda, λ) adalah


jarak yang di ukur dari satu titik dari sebuah gelombang ke titik yang
sama di gelombang selanjutnya. Misalnya, dari puncak gelombang
yang satu ke puncak gelombang yang selanjutnya. Dengan
mengetahui kecepatan cara, kita dapat menghitung panjang
gelombang untuk frekuensi tertentu.
Mari kita ambil contoh frekuensi untuk jaringan wireless
802.11b, yaitu f = 2.4 GHz
= 2,400,000,000 getaran / detik

panjang gelombang lambda (λ0 = c / f)

= 3*108 / 2.4*109

= 1.25*10-1 m

= 12.5 cm

Frekuensi dan panjang gelombang akan menentukan sebagian besar


dari perilaku gelombang elektromagnetik, mulai dari antena yang kita
buat sampai dengan objek yang ada di perjalanan dari jaringan
wireless yang akan kita operasikan. Panjang gelombang juga akan
bertanggung jawab pada berbagai perbedaan standar yang akan kita
pilih. Oleh karena-nya, memahami dasar dari frekuensi dan panjang
gelombang akan sangat menolong dalam pekerjaan praktis wireless
network. Frekuensi adalah jumlah dari gelombang yang melalui titik
tertentu dalam sebuah perioda waktu. Kecepatan biasanya diukur
dalam meter per detik, frekuensi biasanya di ukur dalam getaran per
detik (atau Hertz, yang di singkat Hz), dan panjang gelombang
biasanya di ukur dalam meter. Gelombang mempunyai sebuah
parameter yang di sebut amplituda. Amplituda adalah jarak dari
pusat gelombang ke puncak tertinggi gelombang, dan dapat di
bayangkan sebagai “tinggi” dari gelombang di air. Gelombang
elektromagnetik berbeda dengan gelombang mekanik, mereka tidak
membutuhkan media untuk menyebar / berpropagasi. Gelombang
elektromagnetik bahkan akan ber-propagasi di ruang hampa seperti di
ruang angkasa.
2.1.8 Perilaku Gelombang Radio

Ada beberapa aturan yang sangat ampuh pada saat merencanakan


pertama kali untuk jaringan nirkabel:
 Semakin panjang panjang gelombang, semakin jauh
gelombang radio merambat.
 Semakin panjang panjang gelombang, semakin mudah
gelombang melalui atau mengitari penghalang.
 Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data
yang dapat di kirim.

Berikut adalah penjelasan dari perilaku gelombang radio :

 Gelombang panjang menjalar lebih jauh

Untuk daya pancar yang sama, gelombang dengan panjang


gelombang yang lebih panjang cenderung untuk dapat menjalar
lebih jauh daripada gelombang dengan panjang gelombang
pendek. Efek ini kadang kala dapat terlihat di radio FM, jika di
bandingkan jarak pancar pemancar FM di wilayah 88MHz dengan
wilayah 108MHz. Pemancar dengan frekuensi yang lebih rendah
cenderung untuk dapat mencapai jarak yang lebih jauh di
bandingkan dengan pemancar dengan frekuensi yang tinggi pada
daya yang sama.
 Gelombang panjang lebih mudah melewati penghalang

Sebuah gelombang di air yang panjang gelombang-nya 5 meter


tidak akan di hentikan oleh sebuah potongan kayu yang panjangnya
5 mm di air. Jika ada potongan kayu yang panjangnya 50 meter,
misalnya kapal, maka potongan kayu tersebut akan terbawa oleh
gelombang tersebut. Jarak sebuah gelombang dapat berjalan
tergantung pada hubungan antara panjang gelombang dengan
ukuran penghalang yang ada di jalur rambatan gelombang. Lebih
sulit untuk menggambarkan gelombang bergerak “menembus”
objek padat, tapi hal ini merupakan salah satu hal biasa di
gelombang elektromagnetik. Gelombang dengan panjang
gelombang yang panjang (atau frekuensi makin rendah) cenderung
untuk dapat menembus objek lebih baik di bandingkan dengan yang
panjang gelombang-nya pendek (frekuensi-nya lebih tinggi).
Sebagai contoh, radio FM (88-108MHz) dapat menembus
bangunan atau berbagai halangan dengan lebih mudah. Sementara
yang gelombangnya lebih rendah, seperti, handphone GSM yang
bekerja pada 900MHz atau 1800MHz, akan lebih sukar untuk
menembus bangunan. Memang effek ini sebagian karena perbedaan
daya pancar yang digunakan di radio FM dengan GSM, tapi juga
sebagian karena pendek-nya panjang gelombang di sinyal GSM.
 Gelombang yang pendek dapat membawa data lebih banyak

Semakin cepat gelombang berayun atau bergetar, semakin banyak


informasi yang dapat dia bawa – setiap getaran atau ayunan dapat,
contoh, digunakan untuk mengirimkan bit digital, '0' atau '1', 'ya'
atau 'tidak'.
Ada sebuah prinsip yang dapat di lihat di semua jenis gelombang,
dan amat sangat berguna untuk mengerti proses perambatan
gelombang radio. Prinsip tersebut di kenal sebagai Prinsip
Huygens, yang diambil dari nama Christiaan Huygens, seorang
matematikawan, fisikawan, dan astronomer Belanda 1629 – 1695.
Bayangkan jika anda menggunakan sebuah tongkat kecil dan
memasukan tongkat tersebut ke sebuah kolam yang airnya tenang,
kemudian menyebabkan air bergoyang bahkan mungkin berdansa.
Gelombang akan meninggalkan pusat dari tongkat – tempat anda
memasukan tongkat – dalam bentuk lingkaran. Jika kita
perhatikan, jika ada partikel air yang bergoyang, mereka akan
menyebabkan partikel tetangga-nya untuk melakukan hal yang
sama dari semua pusat perubahan, maka gelombang sirkular yang
baru akan di mulai. Hal ini, dalam bentuk yang sederhana, adalah
“Prinsip Huygens adalah metida analisis yang digunakan
untuk masalah perambatan /propagasi gelombang di batasn
medan jauh (far field). Prinsip Huygens memahami bahwa
setiap titik dalam gelombang berjalan adalah pusat dari
perubahan yang baru dan sumber dari gelombang yang lain,
dan gelombang berjalan secara
umum dapat dilihat sebagai penjumlahan dari gelombang
yang muncul pada media yang bergerak.
Cara pandang perambatan / propagasi gelombang yang
demikian sangat membantu dalam memahami berbagai
fenomena gelombang lainnya, seperti difraksi.”
Prinsip Huygens berlaku untuk gelombang radio maupun
gelombang di air, maupun suara bahkan cahaya – hanya saja
panjang gelombang cahaya sangat pendek sekali untuk
memungkinkan manusia melihat efek Huygens secara
langsung. Prinsip ini membantu kita untuk mengerti difrasi
maupun zone Fresnel, yang dibutuhkan untuk “line of sight”
(LOS) maupun kenyataan bahwa kadang-kadang kita dapat
mengatasi wilayah tidak “line of sight”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Data

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Bluetooth class 1 (jangkauan maksimal 100 meter)

Bluetooth yang digunakan sebagai perangkat lunak pengmbilan data


adalah Bluetooth class 1 yaitu Dongle Bluetooth v.2.0 dan v.1.2
Compliant. Dapat beroperasi pada system Windows98, 98se, Me,
2000, XP, Vista. Dengan symbol rate 3Mbps dan dengan daerah
jangkauan maksimal 100 meter.
2. Laptop

Laptop yang digunakan yakni Intel Core i3-2310M dengan RAM 2 GB


DDR3, yang digunakan untuk melakukan penelitan guna memudahkan
pengambilan data selama penelitian. Laptop berfungsi sebagai alat
yang di kendalikan secara jarak jauh menggunakan handphone.
3. Laptop yang terpasang dan telah terinstal Dongle Bluetooth USB
Adapter Class 1 dan terinstal software WmouseXP.
4. Handphone

Handphone yang digunakan dalam penelitian ini adalah handphone


Sony Ericsson W 830i dan handphone Nokia E63 yang mendukung
aplikasi kendali jarak jauh menggunakan Bluetooth dan didukung
dengan fasilitas java sebagai syarat pengaplikasian program yang akan
digunakan.
5. Roll meter

Roll meter ini digunakan untuk mengukur jarak yang telah ditentukan
dari 0 – 100 meter.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di luar ruangan dengan koneksi


jaringan point to point dengan tujuan mendapatkan daerah jangkauan
yang lebih luas sesuai dengan tujuan awal penelitian ini. Waktu
penelitian dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada
pagi hari, siang hari dan malam hari. Hal ini dilakukan untuk melihat
apakah faktor suhu juga mempengaruhi hasil dari penelitian ini.

3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

Penelitian literatur dimulai dari awal tugas diberikan hingga proposal penelitian
telah selesai dibuat lebih tepatnya dimulai dari tanggal 28 januari 2020 – 27 april
2020
3.5 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan cara


melakukan percobaan langsung di lapangan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan pengukuran, laptop harus sudah terpasang
dan terinstal Bluetooth yang akan digunakan. Bluetooth yang
digunakan merupakan Bluetooth eksternal class 1 dengan jarak
jangkauan 0 – 100 meter. Setelah itu dilakukan penginstalan
program java pada laptop sebgai syarat penginstalan program
kendali jarak jauhnya. Setelah program java terinstal jalankan
program WmouseXP, klik 2 kali pada program WmouseXP,
lalu tekan “ send & install ” untuk mengirim Mobile-Side
program ke telepon selular, setelah terkirim instal program
tersebut pada telepon selular.
2. Setelah terinstal pada handphone, jalankan aplikai WmouseXP
pada telepon selular yang terletak di Menu / Organizer / aplikasi
/ WmouseXP. Setelah terbuka handphone akan meminta untuk
dihubungkan dengan PC.
3. Klik connect pada aplikasi WmouseXP di computer, Bluetooth
pada laptop akan secara otomatis mencari perangkat Bluetooth
yang aktif. Pilih Bluetooth yang akan kita gunakan lalu OK.
Pada telepon selular akan terlihat tulisan bahwa control jarak
jauh tersebut terhubung dengan komputer
connect
4. Setelah kedua perangkat tersambung akan abble untuk akses
yang Mobile Switch Bluetooth Remote Control Menu dari
telepon Anda. Dari menu ini pada PC dapat dilihat pilihan untuk
mengontrol kursor mouse, keyboard dan program-program
berikut: Windows Explorer, Media Player, Mute, Presentasi
dengan menggunakan Power point dan tombol – tombol fungsi
untuk mengendalikan Media Player.
5. Setelah koneksi berhasil dilakukan pengukuran jarak transmisi
dan jarak delay. Jarak delay merupakan jarak maksimal antara
suatu node dapat mengetahui adanya perangkat yang aktif
dalam area kerjanya, sedangkan jarak transmisi merupakan
jarak maksimal suatu node dapat melakukan transfer data
terhadap node lainnya dalam jarak delay. Penentuan jarak
diukur dengan menggunakan roll meter. Untuk memudahkan
analisis dan pembahasan data penelitian proses pengambilan
akan dibagi dalam beberapa jarak dalam bentuk tabel, dari jarak
1 meter sampai 100 meter dengan 20 kali pengulangan.
Tabel 5. waktu tunda (delay) terhadap ukuran jarak yang

bervariasi

percobaan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5

jarak
5 meter

10 meter

15 meter

20 meter

25 meter

30 meter

35 meter

40 meter

45 meter

50 meter

55 meter

60 meter

65 meter

70 meter

75 meter

80 meter

95 meter

100 meter
a. Setelah menentukan jarak, kemudian dilakukan koneksi antara laptop
dengan handphone dengan jarak yang berbeda-beda sesuai dengan
yang telah ditentukan. Apabila Bluetooth pada handphone sudah dapat
mengenali perangkat Bluetooth yang aktif pada laptop, selanjutnya
dilakukan pengujian kendali jarak jauh dengan menggunakan aplikasi
yang sudah tersedia pada handphone untuk melihat respon dari
komputer yang akan dikendalikan. Apakah sesuai dan sejalan dengan
program kendali yang ada pada handphone.
b. Setelah kendali jarak jauh tersebut dapat berfungsi dengan baik,
selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan stopwatch
yang ada pada aplikasi WmouseXP pada handphonedan pada PC kita
jalankan pula program stopwatch yang ada.
c. Ukur delay dengan menggunakan stopwatch tersebut dengan asumsi,
delay yang didapat yaitu pengurangan dari waktu yang tertera pada
handphone dikurangi waktu yang tertera pada laptop.
Delay = T pada handphone – T
pada PC Dimana : T = waktu ( dalam detik)
d. Selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam sebuah tabel yang
sudah ditentukan. Sebagai catatan data pengukuran diambil sebanyak
20 kali pengukuran dengan jarak yang sama.
e. Data yang telah di dapat akan dimasukkan ke dalam tabel, diambil nilai
rata- ratanya dan dibahas lalu ditarik sebuah kesimpulan.
3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi pustaka dan literatur

Persiapan peralatan

Penginstalan

Penentuan jarak

Pengukuran dan pengambilan data, sukses?Tidak

Ya

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 8. Bagan alir penelitan


DAFTAR PUSTAKA

[1] David Tse and Pramod Vismanath. 2005. Fundamentals of Wireless


Communication Chapter 1-Introduction- Wireless System. New
York: Cambridge University Press.

[2] James E. Goldman and Philip T. Rawles. 2001. Applied Data


Communications A Business-Oriented Approach. USA: Purdue
University.

[3] (Jurnal Umum) STMIK AMIKOM Yogyakarta Makalah


ANDI_teknologi arsitektur_.pdf

[4] Rob Flickenger. Creative Commons Attribution-ShareAlike3.0.

2007.Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Edisi kedua. (Ebook).

[5] http://wndw.net/

[6] http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/

[7] Siyamta, Pengantar Teknologi Bluetooth, http://ilmukomputer.com

[8] http://www.bluetooth.com

[9] Sumardi, Maman Somantri, Edi Sunardi. 2007. PENGENDALIAN


LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MELALUI
BLUETOOTH DENGAN HANDPHONE BERTEKNOLOGI JAVA.
Universitas Diponegoro.
[10] Emy Haryatmi dan A. Benny Mutiara. Pengaruh Propagasi
Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel.
[11] Nedeltchev, P. 2001, Wireless Local Area Networks and the
802.11 Standard,Available:
[www.cisco.com/warp/public/784/packet/jul01/pdfs/w hitepaper.pdf].
[12] Stallings, W. 2002, Wireless Communications and Networks.
First edn. Prentice Hall. Upper Saddle River. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai