UNGGAS
DISUSUN OLEH:
KELAS : GIZI A
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan sifat fisik dari unggas
2. Untuk mengetahui apa saja hasil olahan dari unggas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas daging ayam meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi serta diterima atau
tidaknya oleh konsumen. Secara biologi kerusakan daging ayam lebih banyak
diakibatkan oleh adanya pertumbuhan mikroba yang berasal dari ternak, pencemaran dari
lngkungan baik pada saat pemotongan maupun selama pemasaran. Pertumbuhan dan
aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor suhu penyimpanan, waktu, tersedianya oksigen
dan kadar air daging. Pada dasarnya kualitas daging dan karkas dipengaruhi oleh faktor
sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat
mempengaruhi kualitas daging antara lain adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak,
jenis kelamin, umur, pakan, termasuk bahan aditif (hormon, anti biotik, dan mineral) dan
stres. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara lain
meliputi pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas, dan daging, bahan
tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon, dan anti biotik, lemak
intramuskular, dan metode penyimpanan
Uji H2S pada dasarnya adalah untuk melihat H2S yang disebabkan oleh bakteri yang
menginfasi daging tersebut. H2S yang dilepaskan pada daging membusuk akan berikatan
dengan pb asetat menjadi pb sulfit (PbSO3) dan mengjasilkan bintik-bintik warna coklat
pada kertas saring yang diteteskan pb asetat tersebut. Hanya kelemahan uji ini, bila
bakteri menghasilkan H2S tidak tumbuh maka uji ini tidak dapat dijadikan ukuran.
Pembusukan dapat terjadi karena dibiarkan ditempat terbuka dalam waktu relative lama
sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat dan terjadi proses fermentasi oleh enzim-
enzim yang membentuk asam sulfide dan ammonia (Lawrie, 1995).
BAB III
METODE
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum unggas dilakukan pada hari Rabu, 30
Desember 2020 pukul 09.00 sampai selesai, yang dilaksanakan secara online melalui
aplikasih Zoom Meting.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu penggaris, pisau, cawan petri, telenan,
pipet tetes dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah daging ayam, pb
asetat dan kertas saring.
Untuk pengamatan karkas yaitu diamati keutuhan, kebersihan, perubahan warna, lalu
tentukan, terdapat pada mutu keberapa karkas daging tersebut,. Komposisi fisik karkas,
yaitu ditimbang karkas secara keseluruhan, dicatat hasil keseluruha. Kemudian dipotong
masing-masing karkas untuk mendapat bagian sayap, punggung, dada, paha, kemudian
ditimbang tiap-tiap bagian lalu dihitung persentase berat karkas secara keseluruhan,
kemudian dihitung komposisi zat gizi ayam menggunakan perhitungan konversi DKBM,
perdagingan, di ukur ketebalan daging pada paha, dada, punggung, perlemakan, yaitu
diambil bagian lemak pangkal leher dan didalam rongga perutnya lalu ditimbang.
Keempukan dan tekstur daging subjektif dengan cara dipijit. Kesegaran daging secara
objektif menggunakan uji H2S, yaitu dipotong daging ayam sebesar kertas saring, lalu
ditetesi dengan larutan pb asetat sebanyak 3 tetes, kemudian ditutup jangan terlalu rapat,
dan biarkan selama 3 menit dan setelah itu diamati warna yang timbul pada kertas saring
BAB 4
4.1 Hasil
a. Pengamatan karkas
2. Kebersihan
3. Perubahan warna
6. Perlemakan
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan keutuhan dan konfirmasi yang mempunyai sampel daging ayam
mendapatkan hasil keutuhan( mengamati kondisi fisik daging) mendapatkan hasil mutu
satu yang berarti dagingnya utuh, tidak ada tulang atau bagian yang hilang hanya saja
sedikit sobek pada bagian dada, kemudian untuk hasil pengamatan konfirmasi( amati
kondisi fisik) mendapatakan hasil mutu 2 yang berarti sempurna dan tidak ada kelainan
pada tulang. Kemudian pada pengamatan kebersihan( amati ada tidaknya bulu atau
tunas) mendapatkan hasil mutu 2 yang berarti terdapat bulu halus di dada. Kemudian
pada percobaan perubahan warna terdapat memar yang masuk dalam kategori mutu 3.
Uji H2S di pakai untuk melihat adanya gas H2S yang terbentuk pada awal pembusukan.
Pb asetat ditambahkan sample daging akan membentuk PbS yang berwarna hitam. Uji
H2S pada dasarnya adalah uji untuk melihat H2S yang dibebaskan oleh bakteri yang
menginvasi daging tersebut. H2S yang dilepaskan pada daging membusuk akan
berikatan dengan Pb acetat menjadi Pb sulfit (PbSO3) dan menghasilkan bintik-bintik
berwarna coklat pada kertas saring yang diteteskan Pb acetat tersebut. Hanya kelemahan
uji ini, bila bakteri penghasil H2S tidak tumbuh maka uji ini tidak dapat dijadikan
ukuran. Pembusukan dapat terjadi karena dibiarkan di tempat terbuka dalam waktu relatif
lama sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat dan terjadi proses fermentasi oleh
enzim-enzim yang membentuk asam sulfida dan amonia. Pada percobaan kesegaran
daging atau uji H2S mendapat hasil tidak ada perubahan warna coklat pada kertas saring,
berarti daging ayam masih segar. Pada percobaan ini perlakuan sampel daging ayam
dengan cara potong daging sebesar kacang tanah, tutup dengan ketas saring kemudian
tambahkan Pb asetat dan tutup cawan petri dan biarkan sedikit terbuka dan diamkan
selama 3-5 jam lalu amati perubahan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :Pada
pengamatan keutuhan dan konfirmasi mendapat hasil mutu 2, pada pengamatan
kebersihan mendapat hasil mutu 2, pada perubahan warna mendapat hasil mutu 3 yang
berarti tidak segar, dan yang terakhir kesegaran daging atau uji H2S tidak ada perubahan
warna coklat pada kertas saring yang menandakan daging ayam segar.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung agar kiranya melakukannya sesuai prosedur
dengan benar dan lebih teliti agar mendapat hasil pengamatan dan perhitungan yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Khairi, A.,2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Advance Organizer dan Minat Belajar
Biologi Terhadap Hasil Belalajar Biologi siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura. Tesis.
Program PascaSarjana, UNIMED,Medan.
Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Edisi ke-5. Terjemahan Aminudin Parakasi. UI press.
Jakarta.
Sholaikah, M.I., 2015. Profil Protein Jaringan Otot Daging Ayam Potong Pra-Penyembelihan
Electrical Stunning dan Non Electrical Stunning. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : DEWITA SINE
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
2.
3.