ELLA LESTARI
09320180025
C1
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertabangan.
1.2.2 Tujuan
1.3.1 Alat
1. Quatering;
2. Ayakan
3. Palu;
4. Masker;
5. Alat tulis menulis;
6. Cawan/talang;
7. Neraca analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel pasir kuarsa;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel A3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyampelan, sumuran atau parit memanjang dibuat untuk membuka satu sisi
batubara segar
4. Chip sampling, Diambil pada batuan yang masih segar/mineralisasi mengandung
logam berharga. Banyak + 1 Kg.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan
ditarik kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan
menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan
sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau
menentukan populasi target. Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan biasa
dalam penarikan sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi
target
c. Salah dalam menentukan wilayah
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya
Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari
populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Sebagai
gambaran sederhana sampel dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran
sederhana seperti seseorang yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar
biasanya akan memilih secara rambang (Random) dari rambutan yang dijajakan
untuk menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah
rambutan yang dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan
yang ada.
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari objek
biasanya memiliki volume yang cukup besar selanjutnya disebut populasi penelitian.
Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati dengan menarik beberapa
sampel yang mewakili populasi dengan alasan yang berbagai macam tentu saja
dengan tujuan yang utama adalah terlaksana sebuah penelitian dengan benar
sehingga jika desain dari sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi,
maka pengambilan sampel tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sebuah
penelitian yang tidak memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi
maka pengambilan sampel penelitian adalah sebuah keharusan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan
kata representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil,
hal ini bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh
pada penelitian mengenai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan
seluruh darah dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup
untuk digunakan untuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala
atau tangan dari pasien.
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi
sehingga ada aturan baku mengenai sampel minum yang harus diambil dalam
sebuah penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel yang
diambil. Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di kabupaten Gowa.
mengambil lima orang sampel sebagai wakil dari populasi tidak cukup untuk
mewakili seluruh populasi. Selain dari kualitas, pada sebuah penelitian yang
membutuhkan statistik inferensi, jumlah sampel minimal harus disesuaikan dengan
jenis analisis statistik yang digunakan terutama untuk distribusi data dari sampel.
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam
penelitian yang bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar
jumlah akan menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti
juga harus mempertimbangkan jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan
analisis Statistik. Sebagai contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
membandingkan dua bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama
dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah
sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
b. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari
100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden
dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh sampel acak sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-
10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat
atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan
diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
d. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok/area tertentu. Tujuan metode Cluster
Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi. Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien
di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
e. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –
RT
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan. Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap kasus
dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu sedikit, maka tidak
akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai
sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak.
Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
tentu saja tidak boleh dimasukkan karena adanya karakter yang berbeda dari populasi
secara keseluruhan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pertama yang kita lakukan adalah mengayak sampel pasir menggunakan ayakan
ukuran 80 mesh.
3. Sampel yang telah masuk kedalam alat quartering akan keluar dibagian bawah
alat dan terbagi menjadi 2 bagian. Setelah itu ambil salah satu dari sampel
tersebut baik kiri maupun kanan untuk direduksi lagi jumlahnya. Kemudian
letakkan sampel pada talang ataupun wadah lainnya.
5. Setelah itu buat matriks 3x3 pada sebuah kertas kemudian masukkan sampel
pada matriks tersebut kemudian hitung %hitam dan %putih dari sampel pada
kotak matriks secara acak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Perhitungan mencari rata-rata sampel hitam dan putih dari hasil sampling
Baris 1 :
a. Hitam + Putih = 39 + 14
= 53
39
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
53
= 73,58 %
14
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
53
= 26,41%
Baris 2 :
a. Hitam + Putih = 37 + 12
= 49
37
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
49
= 75,51 %
12
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
49
= 24,48 %
Baris 3 :
a. Hitam + Putih = 24 + 21
= 45
24
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
45
= 53,33 %
21
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
45
= 46,66 %
Baris 4 :
a. Hitam + Putih = 17 + 26
= 43
17
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
43
= 39,53 %
26
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
43
= 60,46 %
Baris 5 :
a. Hitam + Putih = 45 + 42
= 87
45
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
87
= 51,72%
42
c. Rata-Rata Putih = x 100 % = 48,27 %
87
Baris 6 :
a. Hitam + Putih = 29 + 32
= 61
29
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
61
= 47,54 %
32
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
61
= 52,45 %
Baris 7 :
a. Hitam + Putih = 42 + 39
= 81
42
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
81
= 51,85 %
39
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
81
= 48,14 %
Baris 8 :
a. Hitam + Putih = 45 + 51
= 96
45
b. Rata-Rata Hitam = x 100 %
96
= 46,87 %
51
c. Rata-Rata Putih = x 100 %
96
= 53,12 %