LAPORAN PRAKTIKUM
(Ekologi Hutan)
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : C1L017042
Jurusan : Kehutanan
Kelompok : 3 (Tiga)
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan karunia
yang diberikan,sehingga Laporan Praktikum Pengenalan Ekosistem Hutan dan
Ekologi Hutan ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun
sebagai bagian dari tugas mata kuliah Pengenalan Ekosistem Hutan dan Ekologi
Hutan. Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini.saya
selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan
sempurna.Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari
pembaca sekalian.Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
ACARA PRAKTIKUM PENGENALAN EKOSISTEM HUTAN....................
I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................2
II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
III METODELOGI PRAKTIKUM....................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja....................................................................................5
IV Hasil dan Pembahasan..................................................................................7
4.1 Hasil....................................................................................................7
4.2 Pembahasan........................................................................................10
V PENUTUP......................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.........................................................................................13
5.2 Saran...................................................................................................13
ACARA PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN....................................................
I PENDAHULUAN...........................................................................................14
1.1 Latar Belakang....................................................................................14
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................15
II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................16
III METODELOGI PRAKTIKUM....................................................................20
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................20
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................20
3.3 Prosedur Kerja....................................................................................20
v
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
Waktu dan tempat praktikum kali ini adalah pada hari sabtu tanggal 22
Desember 2018, mulai dari pukul 07:00 WITA sampai selesai di TWA
Kerandangan dan pantai Cemara.
1. Altimeter
2. Binokuler
3. Cepang
4. GPS
5. Gunting
6. Hagameter
7. Hygrometer
8. Jas hujan
9. Kompas
10. Parang
11. Patok
12. Pita ukur
Bahan praktikum kali ini adalah vegetasi dan satwa yang ada di TWA
Kerandangan dan pantai Cemara.
4.1 Hasil
Hasil Praktikum untuk Satwa Liar dicantumkan dalam table sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Pengenalan ekosistem hutan adalah salah satu mata kuliah yang ada
didalam jurursan kehutanan karena pengenalan ekosistem hutan ini mempelajarai
tentang hutan khususnya apa saja yang ada dihutan tersebut dan vegetasi serta
satwa apa saja yang ada di suatu hutan tertentu.
Satwa yang akan diamati disini yaitu burung, burung yang ada di TWA
Kerandangan ini termasuk jenis burung aboreal, dimanan ciri dari burung aboreal
ini memiliki banyak warna dan warnanya cerah. Cara pengamatan burung
dilakukan dengan cara (index point of ambudance-IPA). Hasil yang didapat
dalam pengamatan satwa di TWA Kerandangan ini ada lima jenis burug yaitu
Kacamata gunung (zosterops montanus) sebanyak 1, Sikatan dada merah (ficedula
dumetoria) sebanyak 1, Srigunting wallacea (dicrucus densus) sebanyak 2,
Kepudung kuduk hitam (oriolus chinensis) sebanyak 2, dan Cikukua tanduk
(philemon buceroides) sebanyak 1. Sedangkan pengamatan satwa yang dilakukan
di pantai cemara dengan ciri burng berwaran memiliki paruh panjang dengan
warna bulu putih, abu dan hitam tidak ditemukan.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
I. PENDAHULUAN
keanekaragaman hayati yang sangat kaya akan flora dan fauna dan juga sebagai
paru-paru dunia. Dari sudut ekonomi hutan merupakan pendapatan yang sangat
penting bagi daerah. Dari sudut sosial budaya hutan bukan hanya merupakan
sumber pangan dan pendapatan masyarakat disekitar hutan tetapi yang sangat
penting adalah sebagai sumber pengetahuan dan budaya. Banyak sekali
kebudayaan yang berkembang pada masyarakat asli pedalaman nmempunyai
keterkaitan dengan hutan secara berkelanjutan (Budiati,2005).
Taman wisata alam adalah suatu kawasan pelestarian alam yang digunakan
sebagai objek wisata dan rekreasi alam yang memanfaatkan berbagai potensi
sumber daya alam dan ekosistemnya, baik itu dalam bentuk alami ataupun
perpaduan hasil buatan manusia (Arief,2001).
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat dan atau di air dan
atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas
maupun yang dipelihara oleh manusia. Menurut Alikodra (1990) satwa liar dapat
diartikan binatang yang hidup liar di alam bebas tanpa campur tangan manusia.
Dalam ekosistem alam, satwa liar memiliki peranan yang sangat banyak dan
penting, salah satunya adalah untuk melestarikan hutan manusia (Undang –
undang No. 5 Tahun 1990).
sehingga banyak dijadikan objek dalam lukisan, atau sebagai inspirasi dalam
pembuatan lagu maupun puisi, (4) memiliki nilai ekonomi (Achmad,et al,2013).
Satwa liar merupakan salah satu mata rantai dalam sebuah rantai makanan.
Dalam sebuah rantai makanan terdiri dari produsen (tumbuhan),konsumen (satwa
liar), dan dekomposer (zat pengurai), yang masingmasing memiiki fungsi yang
tidak dapat digantikan1. Ketika salah satu dari rantai makanan tersebut punah,
maka akan mata rantai yang lain pun bisa terancam punah. Kondisi tersebut dapat
mengganggu kelestarian suatu ekosistem. Salah satu masalah yang dapat timbul
misalnya adalah kelangkaan terhadap salah satu jenis mata ranai tersebut, yaitu
satwa liar ( Wahono,2015).
Waktu dan tempat praktikum kali ini adalah pada hari sabtu tanggal 22
Desember 2018, mulai dari pukul 07:00 WITA sampai selesai di TWA
Kerandangan.
1. Altimeter
2. Binokuler
3. Cepang
4. GPS
21
5. Gunting
6. Hagameter
7. Hygrometer
8. Jas hujan
9. Kompas
10. Parang
11. Patok
12. Pita ukur
Bahan praktikum kali ini adalah vegetasi dan satwa yang ada di TWA
Kerandangan
4.1 Hasil
Hasil Praktikum untuk Satwa Liar dicantumkan dalam table sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
26
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa vegetasi
yang terdapat di TWA Kerandangan sangat beraneka macam mulai dari plot
semai, pancang, tiang, dan pohon. Analisis vegetasi dilakukan dengan mengukur
diameter, keliling, TBC, dan tinggi total dari setiap plot tiang dan pohon. Plot
semai memiliki ukuran 2 x 2 m dan tingginya kurang dari 1,5 m. Contoh jenis
semai di TWA Kerandangan seperti jambu-jambuan dan kesambi, sedangkan plot
pancang memiliki ukuran 5 x 5 m, tingginya antara 1,5 - < 7 m dan contohnya
seperti loa dan sirih hutan. Pada plot tiang, ukurannya adalah 10 x 10 m dan
tingginya 7 - < 10 m, seperti Klokos Udang dan Mahoni Daun Lebar. Plot pohon
memiliki ukuran 20 x 20 m dan diameternya 20 cm seperti Terep, Kepuh, Akasia,
dan Pulai.Setiap plot memiliki ukuran yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan
keanekaragaman tumbuhan di TWA Kerandangan. Potensi tumbuhan yang
terdapat di TWA Kerandangan antara lain seperti Kelicung, Terep, Goak, Klokos
Udang, dan Jukut. Berdasarkan tabel di atas, jumlah spesies pohon terbanyak di
TWA Kerandangan pada plot 20 x 20 m adalah Acasia Auriculaufermisdengan
INP sebanyak 37.0506% , pada plot tiang 10 x 10 m adalah Ficus Racemasa
dengan INP 57.2437,pada plot pancang 5 x 5 m Syzigium Sp dengan INP
sebanyak 26,3112% dan pada plot semai 2 x 2 m adalah Ficus Racemosa .sebesar
38. 2222%.
Satwa yang akan diamati disini yaitu burung (aves), burung yang ada di
TWA Kerandangan ini termasuk jenis burung aboreal, dimanan ciri dari burung
aboreal ini memiliki banyak warna dan warnanya cerah. Cara pengamatan burung
dilakukan dengan cara (index point of ambudance-IPA). Hasil yang didapat
dalam pengamatan satwa di TWA Kerandangan ini ada lima jenis burng yaitu
Kacamata gunung (zosterops montanus) sebanyak 1, Sikatan dada merah (ficedula
27
V. PENUTUP
28
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Bakri. 2009. Bahan Kuliah kologi Hutan. Jurusan Kehutanan Universitas Tanjung
Pura. Pontianak.
Latifah, Siti. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian.
Wahono, Ratnasari. 2015. Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah
Istimewa Yogyakarta (BKSDA DIY) Dalam Pengendalian Terhadap
Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi.