Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
LANDASAN TEORI ........................................................................................................................ 3
2.1 Evaluasi Kebijakan ............................................................................................................ 3
2.2 Bentuk dan Macam Evaluasi .............................................................................................. 3
2.3 Dimensi Evaluasi Kebijakan ............................................................................................... 4
2.4 Model Evaluasi Kebijakan Menurut William N. Dunn ........................................................ 4
BAB III ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
3.1 Kasus Evaluasi Kebijakan .................................................................................................. 6
3.2 Indikator Evaluasi Kebijakan Menurut William N. Dunn dalam Kasus tersebut .................. 6
BAB IV ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
4.2 Saran.................................................................................................................................. 9
BAB V ............................................................................................................................................ 11
REFERENSI ................................................................................................................................... 11

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, hal ini dilakukan untuk
melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah.
Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal
ini, memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah
ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan
publik telah meraih dampak yang diinginkan. Pada pelaksanaan kebijakan sering terjadi
permasalahan yang tidak diharapkan oleh pelakasana kebijakan, oleh karena itu evaluasi
pada setiap kebijakan sangat penting agar pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa
yang harus diperbaiki dan dikembangkan atau dipertahankan dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut.
Cara pandang yang baru dalam melakukan pelayanan adalah adanya peran yang
aktif dari masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik untuk setiap
tingkatan proses sesuai etika kebijakan negara. Mengenai perihal tersebut masyarakat
memiliki hak untuk mendapatkan layanan yang baik dan berkualitas dan hal tersebut
perlu disampaikan dengan cara yang disepakati bersama antara pemerintah daerah sebagai
penyelenggara dan juga masyarakat sebagai pemanfaat atau sebagai pengguna jasa.
Kewajiban semua pihak untuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
tentu saja menjadi prioritas utama yang harus ditaati. Agar dalam pelaksanaannya
kebijakan tersebut mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan dan
memudahkan dalam melakukan evaluasi kebijakan tersebut.

Fungsi pelayanan aparatur sangatlah penting mengingat kelurahan merupakan


instansi pemerintah yang langsung berhadapan dengan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan. Kondisi ini merupakan tantangan bagi aparatur pemerintah khususnya tingkat
kelurahan untuk selalu menampakkan pelaksanaan kinerja secara optimal dalam memberi
pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam pelayanan administrasi kependudukan
dalam hal ini pelayanan e-KTP.

Dengan begitu evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
kebijakan. Hal yang sama berlaku pada kebijakan e-KTP. Kebijakan e-KTP merupakan
salah satu perwujudan dari pengembangan e-Goverment sesuai Instruksi Presiden

1
no.3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Goverment.
Kebijakan ini kemudian diperkuat dengan dua dasar hukum;
1. UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang menyebutkan
bahwa pemerintah harus memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada
setiap penduduk paling lambat tahun 2011;
2. Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis NIK
secara Nasional.

1.2 Tujuan
Setiap pelaksanaan evalausi memiliki tujuan yang hampir sama yakni mengetahui
kinerja kebijakan e-KTP di Kelurahan Pela Mampang melalui proses evaluasi yang
menggunakan indikator kriteria evaluasi kebijakan menurut William N. Dunn. Agar
setelah melaksanakan evaluasi pemerintah baik daerah ataupun pusat di harapkan dapat
memperbaiki pelayanan yang kurang baik dan mempertahan kana tau meningkatkan
pelayanan yang sudah baik.

1.3 Ruang Lingkup


Dalam melakukan pengevaluasian kebijakan, pelaksanaan kebijakan e-KTP terletak di
daerah Kelurahan Pela Mampang.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Evaluasi Kebijakan
Evaluasi merupakan suatu mata rantai dari proses kebijakan publik, James P. Lester
dan Joseph Stewart menjelaskan, bahwa evaluasi kebijakan ditujukan untuk melihat
sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui apakah kebijakan publik
telah dijalankan meraih dampak yang diinginkan (James P. Lester & Joseph Stewart,
dalam Budi Winarno 165:23). Evaluasi merupakan salah satu tahapan penting dalam
proses kebijakan publik, namun seringkali tahapan ini diabaikan dan hanya berakhir pada
tahap implementasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu
kebijakan. Evaluasi kebijakan digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan suatu kebijakan publik. Proses evaluasi tidak hanya dapat dilakukan pada
tahapan akhir saja, melainkan keseluruhan dari proses kebijakan dapat dievaluasi.

2.2 Bentuk dan Macam Evaluasi


Terdapat berbagai macam dan bentuk dalam melaksanakan evaluasi menurut para ahli
diantaranya :

o Bentuk dan macam evaluasi antara lain : (Borus, 1972)


a. Pre-evaluation/politic evaluation ; bagaimana program itu akan dilaksanakan
(layak atau tidak layak, tepat atau tidak tepat)
b. Monitoring/evaluasi proses ; bagaimana kebijakan tersebut sedang dilaksanakan
(menyimpang dari rencana atau tidak)
c. Post-evaluation/impact evaluation ; apa yang telah dicapai dari kebijakan tersebut
(mengetahui dampak dari kebijakan)
o Menurut Vries (1999) bentuk dan macam evaluasi adalah :
a. Ex-ante evaluation, evaluasi yang menekankan pada bagiamana penilaian secara
kritis terhadap berbagai fakta fundamental yang terjadi dalam proses formulasi
kebijakan.
b. Ex-post evaluation I evaluasi dampak yang terjadi setelah dilaksanakan kebijakan,
yang terdiri atas dampak jangka pendek (output/outcame evaluation) dan dampak
jangka panjang (Impact evaluation).

3
2.3 Dimensi Evaluasi Kebijakan
1. Evaluasi Proses pembuatan kebijakan atau sebelum kebijakan dilaksanakan. Pada
tahap ini menurut Palumbo diperlukan dua kali evaluasi, yakni :
a. Evaluasi Desain Kebijakan, untuk menilai apakah alternative-alternatif
yang dipilih sudah merupakan alternative yang paling hemat dengan
mengukur hubungan antara biaya dengan manfaat (cost-benefit analysis),
dll yang bersifat rasional dan terukur.
b. Evaluasi Legitimasi kebijakan,untuk menilai derajad penerimaan suatu
kebijakan atau program oleh masyarakat/stakeholder/kelompok sasaran
yang dituju oleh kebijakan tersebut. Metode evaluasi diperoleh melalui
jajak pendapat (pooling), survery, dll.
2. Evaluasi Formatif yang dilakukan pada saat proses implementasi kebijakan
sedang berlangsung Tujuan evaluasi formatif ini utamanya adalah untuk
mengetahui seberapa jauh sebuah program diimplementasikan dan kondisi-kondisi
apa yang dapat diupayakan untuk meningkatkan keberhasilannya. Dalam istilah
manajemen, evaluasi formatif adalah monitoring terhadap pengaplikasian
kebijakan. Evaluasi Formatif banyak melibatkan ukuran-ukuran kuantitatif
sebagai pengukuran kinerja implementasi.
3. Evaluasi Sumatif yang dilakukan pada saat kebijakan telah diimplementasikan dan
memberikan dampak.Tujuan evaluasi Sumatif ini adalah untuk mengukur
bagaimana efektifitas kebijakan/program tersebut member dampak yang nyata
pada problem yang ditangani.

2.4 Model Evaluasi Kebijakan Menurut William N. Dunn


Menurut William N. Dunn, secara umum, istilah evaluasi dapat disamakan dengan
penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assesment) sedangkan
secara spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Menurut Dunn juga terdapat 6 indikator dalam melakukan
evaluasi kebijakan yakni efektivitas, efesiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan
ketepatan. Setiap indikator memiliki fokus dan fungsi yang berbeda.

1. Efektivitas

4
Dapat diukur dengan pertanyaan: “Apakah hasil yang diinginkan telah di capai?”.
Pada tahap pertama ini, dapat dianalisis apakah pengimplementasian sebuah kebijakan
telah sesuai dengan tujuan yang ditentukan atau tidak.
2. Efesiensi
Dapat diukur dengan pertanyaan: “Seberapa banyak usaha yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan”. Pelaksana harus mengetahui apa hasil yang akan
didapatkan apabila melakukan suatu usaha.
3. Kecukupan
Dapat diukur dengan pertanyaan: ”Seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat
memecahkan masalah?”. Perlu dicari tahu apakah sebuah ebijakan yang dibuat dapat
memecahkan masalah sebelum adanya kebijakan tersebut atau malah membuat
masalah baru pada kebijakan yang ada.
4. Pemerataan
Dapat diukur dengan pertanyaan: “Apakah biaya manfaat didistribusikan dengan
merata kepada kelompok-kelompok yang berebeda?”. fokus pada tahap ini harus
sangat diperhatikan oleh pelaksana kebijakan agar subsidi yang diatur dapat
didistribusikan dengan merata.
5. Responsivitas
Dapat diukur dengan pertanyaan: “Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan,
preferensi, atau nilai-nilai kelompok-kelompok tertentu?”. Pertanyaan ini dapat diukur
melalui analisis terhadap respon masyarakat.
6. Ketepatan
Dapat diukur dengan pertanyaan: “Apakah hasil yang diinginkan benar-benar berguna
atau dinilai?”. Pertanyaan ini terkait dengan pengaruh dan manfaat yang dirasakan
oleh masyarakat berkat sebuah kebijakan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus Evaluasi Kebijakan


Evaluasi tidak dapat dipisahkan dari sebuah kebijakan, termasuk pada
kebijakan e-KTP. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan ini tidak hanya berada di
tangan pelaksana pusat tetapi juga pelaksana daerah atau wilayah sekitar yakni
kelurahan. Evaluasi pelaksanaan kebijakan e-KTP di Kelurahan Pela Mampang
dengan menggunakan indikator kriteria evaluasi kebijakan menurut William N. Dunn.
Menurut data yang ada, di Kantor Kelurahan Pela Mampang telah mempunyai satu set
perangkat eKTP yang digunakan dalam memproses perekaman data pembuatan e-
KTP tersebut yang ditangani oleh 2 orang operator. Sedangkan untuk pencetakan e-
KTP itu sendiri masih dilakukan di Kantor Suku Dinas Jakarta Selatan. Lalu diketahui
juga alat untuk mencetak e-KTP tersebut, di Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Jakarta Selatan hanya mempunyai satu perangkat alat pencetak
e-KTP. Dengan demikian dapat dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk pencetakan tersebut, Karena Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Jakarta Selatan harus melayani pencetakan e-KTP untuk seluruh Kelurahan yang
ada di Wilayah Kota Madya Jakarta Selatan.Maka dari itu perlu diadakannya evaluasi
mengenai kebijakan tersebut agar mengetahui seberapa jauh pelaksanaan e-KTP di
Kelurahan Pela Mampang.

3.2 Indikator Evaluasi Kebijakan Menurut William N. Dunn dalam Kasus


tersebut

Menurut William N. Dunn keberhasilan sebuah kebijakan dapat dilihat dalam


beberapa indikator, yakni :

1. Efektivitas
Efektivitas pelaksanaan kebijakan e-KTP yang berbasis pada Nomor Induk
Kependudukan (NIK) adalah sebuah jaminan akan efektivitas dalam tertibnya data
pribadi masyarakat dalam memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai
alat verifikasi dan validasi data diri penduduk. E-KTP yang berbasis NIK juga
merupakan strategi dan antisipasi yang maksimal dalam menghadapi jumlah
pemohon yang meningkat.

6
- Kejelasan program e-KTP yg dilaksanakan oleh aparatur di tingkat Kelurahan
Pela Mampang sudah baik dipahami
- Strategi dalam meminimalisasi antrian dalam pembuatan e-KTP dapat diantisipasi
dengan baik
- Sarana dan Prasarana dalam pebuatan e-KTP seudah terpenuhi dengan baik
- Pihak eksekutor mendapat masukan dari masyarakat mengenai kelengkapan
fasilitas di ruang tunggu yang seharusnya lebih ditingkatkan.

2. Efesiensi
Efisiensi evaluasi kebijakan e-KTP bahwasanya telah terlaksana dengan baik dari segi
hasil, biaya dan waktu.
- HASIL = telah menunjukkan perbaikan menuju peningkatan walaupun masih
terdapat kekeliruan data namun hal tersebut dapat ditanggulangi
- BIAYA = semua biaya dalam pembuatan E-KTP dikeluarkan oleh wewenang
pemerintah pusat
- WAKTU = masih terbilang belum jelas

3. Kecukupan
Mempertimbangkan kepuasan masyarakat selaku pemohon pembuatan e-KTP
dapat dengan melihat kepuasan saat menerima pelayanan e-KTP. Tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan e-KTP di kelurahan Pela Mampang Prapatan
cenderung berubah-ubah. Masyarakat memperhatikan keramahan dan bahasa tubuh
dari petugas namun terkadang petugas menunjukkan ekspresi wajah sinis ketika
memberikan pelayanan maka dapat dikatakan bahwa kepuasan masyarakat dari
pelaksanaan kebijakan e-KTP ini belum sepenuhnya tercapai.

4. Pemerataan
Pemerataan dalam perspektif ini yaitu seberapa jauh kebijakan e-KTP telah
menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Kelurahan Pela Mampang sehingga secara
fisik hasil pelaksanaan e-KTP telah baik dirasakan oleh setiap individu.
- PELAKSANAAN TAHAP 1 dimulai pada tahun 2011 & dan berakhir pada 30
April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197
kabupaten/kota

7
- PELAKSANAAN TAHAP 2 mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300
kabupaten/kota
 Pada saat ini pemerataan e-KTP telah dilakukan dengan baik sehingga semua
golongan atau lapisan masyarakat dapat merasakan dampak dari kebijakan ini
 Dengan informasi yang tepat dan akurat, masyarakat dapat mengerti akan
prosedur dan tata cara pembuatan e-KTP

5. Responsivitas
Masyarakat menilai bahwa pelayanan e-KTP masih lamban dan belum ada
petugas yang memberi arahan ketika mereka hendak membuat e-KTP. Di sisi lain,
bagi masyarakat berkebutuhan khusus, petugas cukup tanggap dalam melayaninya.
Masyarakat menilai seharusnya petugas pelayanan berlaku adil pada setiap penerima
layanan e-KTP tanpa memandang perbedaan apapun.

6. Ketepatan
Ketepatan di sini merujuk pada pembuatan e-KTP berbasis NIK ditambah tiga
teknologi canggih yang berfungsi sebagai pencegahan masyarakat memiliki KTP
ganda sehingga dapat membuat kerancuan dalam tertib administrasi data diri seperti
dalam Pasal 6 Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 bahwa
a. Program KTP elektronik membuat masyarakat menjadi lebih tertib dan
mempermudah dalam pengurusan administrasi
b. Pembuatan KTP berdasarkan NIK sangat berguna utk mencegah identitas ganda
Hanya saya, ketepatan waktu dinilai perlu diperhatikan lagi sebab ketersediaan
blanko e-KTP merupakan alasan di balik antrean panjang dalam proses
pencetakan e-KTP.

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kebijakan e-KTP di Kelurahan Pela Mampang dinilai sudah baik
dalam beberapa aspek, dan masih kurang baik dalam aspek lainnya. Dalam pelaksanaan
masih terdapat banyak hambatan salah satu karena dalam setiap pelaksanaannya aparatur
di tempat tersebut harus menjelaskan terlebih dahulu mengenai e-KTP itu seperti apa
sehingga terlalu memakan banyak waktu dalam pembuatannya. Masyarakat juga merasa
bahwa aparatur terkait masih melakukan pilih kasih kepada masyarakat yang kaan
membuat e-KTP karena lebih mementingkan orang yang memiliki kekurangan atau
disabilitas. Tetapi seharusnya masyarakat juga sadar bahwa seseorang yang memiliki
kekurangan memang harus selalu menjadi prioritas utama agar dimudahkan dalam
pembuatan e-KTP.

Dalam pelaksanaannya juga kepuasan masyarakat dalam pembuatan e-KTP ini


cenderung berubah-ubah sehingga peningkatan ketahap yang lebih baik harus segara
dilaksanakana agar masyarakat dapat merasakan kepuasan dalam pembuatan e-KTP.
Ketepatan sasaran untuk kebijakan tersebut memang sudah cukup baik, tetapi masih
terdapat kekurangan dalam pembuatan e-KTP nya. Aparatur wilayah yang melaksanakan
pembuatan e-KTP masih sering kekurangan blanko dalam pembuatannya padahal jika
dilihat dalam beberapa berita terkait e-KTP pemerintah menggelontorkan biaya yang
cukup besar untuk memenuhi kebutuhan blanko. Pembuatan e-KTP ini juga
dikhawatirkan akan membuat masyarakat memiliki KTP ganda, maka diperlukannya data
berdasarkan NIK agar masyarakat tidak memiliki KTP ganda dan tidak
dipersalahgunakan.

4.2 Saran
Pelaksana evaluasi kebijakan pembuatan e-KTP Di Kelurahan Pela Mampang
perlu adanya dukungan dalam segala bentuk sumber daya, baik sumber daya manusia
dan sebagai sumber biaya pelakasanaan kebijakan, serta sarana dan prasana dalam
mengatasi atau penanganan keluhan masyarakat dalam memproses kebutuhan mereka
yaitu pembuatan e-KTP segara di perbaiki agar masyarakat baik yang memiliki
kekurangan ataupun tidak merasakan hal yang sama. Selain hal tersebut dalam
pelaksanaannya perlu melakukan evaluasi kebijakan secara periodik/berangsur-angsur
untuk dapat mengetahui dan mengatasi segala hambatan yang ada dalam proses

9
kebijakan e-KTP yang telah berjalan, sehingga tujuan dan sasaran dalam meningkatkan
mutu pelayanan di Kelurahan Pela Mampang dapat terwujud.

Dan diharapakan masyakarat Kelurahan Pela Mampang diharapkan lebih


mengintesifikan komunikasi dan koordinasi dengan Ditjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kemendagri dan Pemerintah Provinsi mengenai kebijakan e-KTP dan
juga berupaya lebih aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai proses
kebijakan e-KTP agar masyarakat merasa lebih dekat dengan pelaksana kebijakan dan
dengan senang hati menerima kebijakan tersebut. Lalu yang terakhir mengenai sumber
daya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya pendukung lainnya yang
dibutuhkan, pemerintah daerah hendaknya terus berupaya untuk memenuhinya secara
optimal, yaitu dengan melakukan penempatan aparatur sesuai dengan kompetensi dan
kebutuhan organisasi, meningkatkan kelengkapan fasilitas hardwere dan softwere dari
aplikasi program e-KTP termasuk meningkatkan jaringan komunikasi data yang lebih
baik lagi.

10
BAB V
REFERENSI

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Fitriani, Ida. 2017. Evaluasi Kebijakan E-KTP dalam Mewujudkan Mutu Pelayanan
Masyarakat di Kelurahan Pela Mampang Kecamatan Mampang Prapatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Ejournal-academia.org. (Diakses pada 25 Desember
2020)
Safitri, Isma. 2018. Evaluasi Kebijakan Publik.
https://oioey.wordpress.com/2018/03/27/evaluasi-kebijakan-publik/ (Diakses pada 31
Desember 2020)
Akbar, M. Firyal, dan Wirda Kurniati Mohi. 2018. Studi Kebijakan Evaluasi. Gorontalo :
Ideas Publishing
Jopang. 2018. Makna Dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik Dalam Ranah Kebijakan Publik.
https://www.academia.edu/26997663/Evaluasi_kebijakan (Diakses pada 1 Januari
2021)

11

Anda mungkin juga menyukai