Benny mengatakan, gangguan jiwa berat ini disebabkan kelainan secara kimiawi
pada otak yang pada akhirnya mengganggu fungsi sistemik dan impuls syaraf otak.
Kondisi ini mengakibatkan kegagalan fungsi otak dalam mengolah informasi dari
dan ke panca indera, sehingga timbul proyeksi yang tidak seharusnya, seperti
halusinasi baik secara visual, pendengaran atau proyeksi ingatan masa lalu.
"Kondisi ini terjadi jika sudah akut, tapi sebelum mencapai kondisi ini, seorang
pecandu biasanya akan mengalami gangguan psikotik seperti merasa hebat, tidak
ada yang bisa mengalahkan, merasa dikejar-kejar atau paranoid, dan lainnya," kata
Benny dalam keterangannya sebagai saksi pada sidang terdakwa penyalahgunaan
narkoba mantan Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi di Pengadilan Negeri Palembang.
Terkait dampak negatif ini, terkadang pemakai dalam kategori coba-coba tidak
berpikir hingga ke sana.
"Kuatnya mitos beredar seperti jika 'nyabu' bisa semangat bekerja, lebih percaya
diri, dan agresif membuat orang mau mencoba dan tanpa berpikir apa yang ada di
baliknya, seperti bisa terkena kolesterol, hipertensi, bahkan impoten," kata dia.
BNN telah membuat standar rehabilitasi yakni selama enam bulan dengan rincian
tiga bulan ditanggung negara dan tiga bulan atas biaya sendiri.
"Seseorang bisa dinyatakan bersih dari narkoba jika dalam enam bulan berdasarkan
medical record benar-benar tidak memakai, dan baru bisa dikatakan berhasil
rehabilitasinya," kata dia.
Boleh dibilang kebiasaan keliru ini menjadi jalan pintas untuk mengatasi
gejala-gejala yang mereka alami. Mulai dari kesepian, kecemasan, stres berat,
hingga perasaan menyakitkan lainnya. Ada pula beberapa faktor lainnya yang bisa
memicu penyalahgunaan narkoba, yaitu:
Kejadian gangguan jiwa yang terjadi ini dapat ditimbulkan akibat adanya
suatu pemicu dari fungsi afektif dalam keluarga yang tidak berjalan dengan baik.
Apabila fungsi afektif ini tidak dapat berjalan semestinya, maka terjadi gangguan
psikologis yang berdampak pada kejiwaan dari seluruh unit keluarga tersebut.
- Faktor biologis: gangguan fungsi otak akibat genetik, infeksi, cedera kepala,
atau gangguan nutrisi.
Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan juga dapat berupa fobia terhadap situasi tertentu,
gangguan kecemasan sosial, ataupun gangguan panik. Sebagian orang juga
memiliki fobia terhadap hal yang spesifik, seperti fobia darah, air
(tenggelam), dan fobia ketinggian.
Gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan ini tidak dapat menolak dorongan dari dalam
dirinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri
sendiri atau orang lain. Gangguan jiwa yang termasuk kelompok ini antara
lain kleptomania (dorongan untuk mencuri barang-barang kecil), piromania
(suka menyulut api), kecanduan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Gangguan psikosis
Gangguan ini mengacaukan pikiran dan kesadaran manusia. Halusinasi
dan delusi adalah dua bentuk gejala paling umum dari kondisi ini. Orang
yang mengalami halusinasi merasa melihat atau mendengar suara yang
sebenarnya tidak nyata. Sedangkan delusi adalah hal tidak benar yang
dipercaya oleh penderitanya sebagai benar, misalnya delusi kejar, di mana
penderita merasa diikuti seseorang. Contoh gangguan psikosis yang paling
dikenal adalah skizofrenia.
Gangguan pola makan
Penderitanya mengalami perubahan perilaku, kebiasaan, dan emosi
yang berkaitan dengan berat badan dan makanan. Contoh paling umum dari
gangguan ini adalah anorexia nervosa, di mana penderita tidak mau makan
dan memiliki ketakutan abnormal terhadap kenaikan berat badan. Contoh
lain adalah bulimia nervosa, di mana penderita makan berlebihan kemudian
memuntahkannya secara sengaja. Ada juga kondisi binge-eating atau kondisi
saat seseorang makan terus-menerus dalam jumlah banyak dan merasa tidak
bisa berhenti, namun tidak disertai memuntahkan makanan kembali.
Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD)
Pikiran penderita OCD terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan atau
pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat
mereka melakukan suatu ‘ritual’ secara berulang-ulang, yang disebut
kompulsif. Contohnya adalah orang yang terus-menerus mencuci tangan
karena takut secara berlebihan kepada kuman.
Gangguan pasca-trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)
PTSD adalah gangguan mental yang terjadi setelah seseorang
mengalami kejadian yang traumatis, seperti kematian anggota keluarga yang
dicintai secara tiba-tiba, pelecehan seksual, atau bencana alam.
Sindrom respons stress atau gangguan penyesuaian
Yaitu ketika seseorang menjadi emosional dan mengalami perubahan
perilaku setelah berada pada kondisi di bawah tekanan, seperti kondisi krisis,
perceraian, bencana alam, kehilangan pekerjaan. Kadang kala, gangguan ini
bisa membuat seseorang melakukan perilaku menyimpang.
Gangguan disosiatif
Penderitanya mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, dan
kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya. Gangguan ini kerap dikenal
dengan kepribadian ganda.
Gangguan seksual dan gender
Gangguan yang berdampak kepada gairah dan perilaku seksual,
seperti parafilia dan gangguan identitas gender.
Gangguan somatoform
Mengalami nyeri atau sakit pada anggota tubuhnya, meski dokter
tidak menemukan gangguan medis apa pun.
Obat-obatan
Tidak butuh waktu lama bagi senyawa kimia yang dibawa oleh aliran darah
ke otak dan organ lainnya. Jika jatuh ke dalam otak, THC obat atau senyawa kimia
melepaskan dopamin dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan pengguna untuk
merasa lebih tenang, lebih nyaman atau yang biasa disebut ‘tinggi’ atau
‘terbang’.Pada fase ini, pengguna tidak dapat berpikir jernih karena gangguan dari
informasi proses pencernaan. Selain itu, pengguna juga akan sulit untuk
membangun atau mengingat sesuatu ketika sedang ‘tinggi’.
Konsekuensi lain dari rasa yang timbul karena bahaya obat ini juga bisa
membuat pengguna jadi tidak percaya pernyataan atau saran dari orang lain.
7. Menjadi Paranoid
Hal tersebut dapat terjadi seiring dengan semakin tinggi tuntutan pada
pecandu narkoba untuk selalu mendapatkannya. Remaja akan menggunakan segala
cara untuk bisa membeli narkoba dan napza.
12. Menjadi Apatis
1. Menjadi malas
5. Mudah tersinggung
6.Egosentrik
1.Bersikap labil
2.Cepat memberontak
3.Tertutup (introvert) dan penuh rahasia
KELOMPOK 5
Disusun oleh :
2. M. RIKO ALUHUR(21)