Anda di halaman 1dari 16

BAHAYA NARKOBA TERHADAP KEJIWAAN

Ketua Tim Koordinator Assesment Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat


Dr Benny di Palembang, Senin (5/9/2016), mengatakan pencandu narkoba
terancam menderita gangguan jiwa berat atau skizofrenia yang apabila sudah
menyerang maka hampir dipastikan tidak bisa disembuhkan.

Benny mengatakan, gangguan jiwa berat ini disebabkan kelainan secara kimiawi
pada otak yang pada akhirnya mengganggu fungsi sistemik dan impuls syaraf otak.

Kondisi ini mengakibatkan kegagalan fungsi otak dalam mengolah informasi dari
dan ke panca indera, sehingga timbul proyeksi yang tidak seharusnya, seperti
halusinasi baik secara visual, pendengaran atau proyeksi ingatan masa lalu.

Kemudian, tingkah laku abnormal dan berdasarkan insting, delusi adalah


keyakinan bahwa seseorang seolah-olah mengalami sesuatu (alam khayal),
komunikasi kacau, suka menyendiri dan tidak dapat dikontrol.

"Kondisi ini terjadi jika sudah akut, tapi sebelum mencapai kondisi ini, seorang
pecandu biasanya akan mengalami gangguan psikotik seperti merasa hebat, tidak
ada yang bisa mengalahkan, merasa dikejar-kejar atau paranoid, dan lainnya," kata
Benny dalam keterangannya sebagai saksi pada sidang terdakwa penyalahgunaan
narkoba mantan Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi di Pengadilan Negeri Palembang.
Terkait dampak negatif ini, terkadang pemakai dalam kategori coba-coba tidak
berpikir hingga ke sana.

"Kuatnya mitos beredar seperti jika 'nyabu' bisa semangat bekerja, lebih percaya
diri, dan agresif membuat orang mau mencoba dan tanpa berpikir apa yang ada di
baliknya, seperti bisa terkena kolesterol, hipertensi, bahkan impoten," kata dia.

Berlandaskan ini, penanganan terhadap pemakai narkoba pun harus


disesuaikan dengan lama dan level pemakaiannya.

Terkait ini, ia menambahkan negara sudah menyatakan bahwa rehabilitasi menjadi


solusi terbaik untuk menyembuhkan para pemakai.

"Prosesnya dimulai dari tahap detoksifikasi (membuang racun) kemudian


dilanjutkan dengan rehabilitasi berupa bimbingan konseling dan kelompok serta
pendampingan untuk memulihkan secara psikogis, dan pasca rehabilitasi yakni
pemantauan melalui medical record," kata dia.

BNN telah membuat standar rehabilitasi yakni selama enam bulan dengan rincian
tiga bulan ditanggung negara dan tiga bulan atas biaya sendiri.
"Seseorang bisa dinyatakan bersih dari narkoba jika dalam enam bulan berdasarkan
medical record benar-benar tidak memakai, dan baru bisa dikatakan berhasil
rehabilitasinya," kata dia.

Banyak faktor yang bisa memicu terjadinya penyalahgunaan narkoba atau


NAPZA. Umumnya, kebiasaan keliru ini terjadi akibat rasa ingin tahu yang tinggi.
Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang memiliki gangguan mental,
seperti skizofrenia atau bipolar. Kok bisa?

Pengidap gangguan mental ini memang lebih mudah untuk menyalahgunakan


NAPZA, dengan tujuan meredakan gejala yang dirasa. Hal yang perlu ditegaskan,
gangguan mental yang memicu kondisi ini bukan cuma menyoal skizofrenia atau
bipolar saja.

Pengidap gangguan kesehatan mental seperti depresi, attention-deficit


hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD), juga
lebih mungkin menjadi kecanduan obat-obatan.

Boleh dibilang kebiasaan keliru ini menjadi jalan pintas untuk mengatasi
gejala-gejala yang mereka alami. Mulai dari kesepian, kecemasan, stres berat,
hingga perasaan menyakitkan lainnya. Ada pula beberapa faktor lainnya yang bisa
memicu penyalahgunaan narkoba, yaitu:

- Memiliki teman pecandu NAPZA, terutama bagi kaum muda.

- Mengalami masalah ekonomi.

- Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual.


- Riwayat kecanduan keluarga, kecanduan narkoba kemungkinan melibatkan
kecenderungan genetik.

Penyebab dan Faktor Risiko Gangguan Jiwa

Kejadian gangguan jiwa yang terjadi ini dapat ditimbulkan akibat adanya
suatu pemicu dari fungsi afektif dalam keluarga yang tidak berjalan dengan baik.
Apabila fungsi afektif ini tidak dapat berjalan semestinya, maka terjadi gangguan
psikologis yang berdampak pada kejiwaan dari seluruh unit keluarga tersebut.

Berbagai riset menunjukkan bahwa banyak kondisi gangguan jiwa yang


disebabkan oleh kombinasi dari:

- Faktor biologis: gangguan fungsi otak akibat genetik, infeksi, cedera kepala,
atau gangguan nutrisi.

- Faktor psikologis: trauma, rasa kehilangan mendalam khususnya saat anak-anak,


ditelantarkan, dan kesulitan berhubungan dengan orang lain.

- Faktor lingkungan: perceraian atau kematian, kehidupan keluarga yang


berantakan, pergantian tempat kerja atau sekolah, ekspektasi sosial, hingga
kekerasan dari lingkungan.
Ciri-Ciri Gangguan jiwa:

Secara umum, berikut ini ciri-ciri seseorang mengalami gangguan jiwa:

 Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas.


 Mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar.
 Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur.
 Sering marah berlebihan dan sangat sensitif.
 Merasa putus asa dan tak berdaya.
 Sering merasa bingung, khawatir, atau takut.
 Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan.
 Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi.
 Merasa sulit untuk berkonsentrasi.
 Merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah.
 Perubahan suasana hati yang drastis.
 Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
 Tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
 Memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Sakit yang sering dialami diantaranya sebagai berikut:

 Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan juga dapat berupa fobia terhadap situasi tertentu,
gangguan kecemasan sosial, ataupun gangguan panik. Sebagian orang juga
memiliki fobia terhadap hal yang spesifik, seperti fobia darah, air
(tenggelam), dan fobia ketinggian.
 Gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian umumnya memiliki karakter ekstrem dan


kaku yang cenderung tidak sesuai dengan kebiasaan bermasyarakat, seperti
antisosial atau paranoid

 Gangguan afektif atau mood


Orang yang mengalami gangguan mood dapat terus-menerus merasa
sedih, merasa terlalu gembira selama periode tertentu, atau memiliki
perasaan sangat senang dan sangat sedih yang bergantian secara fluktuatif.
Bentuk paling umum dari kondisi ini adalah gangguan bipolar, depresi, dan
gangguan kiklomitik, di mana terdapat perubahan mood dari senang ke sedih
tetapi dalam kadar yang ringan.
 Gangguan ketidakmampuan mengontrol keinginan

Orang dengan gangguan ini tidak dapat menolak dorongan dari dalam
dirinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri
sendiri atau orang lain. Gangguan jiwa yang termasuk kelompok ini antara
lain kleptomania (dorongan untuk mencuri barang-barang kecil), piromania
(suka menyulut api), kecanduan minuman keras dan obat-obatan terlarang.

 Gangguan psikosis
Gangguan ini mengacaukan pikiran dan kesadaran manusia. Halusinasi
dan delusi adalah dua bentuk gejala paling umum dari kondisi ini. Orang
yang mengalami halusinasi merasa melihat atau mendengar suara yang
sebenarnya tidak nyata. Sedangkan delusi adalah hal tidak benar yang
dipercaya oleh penderitanya sebagai benar, misalnya delusi kejar, di mana
penderita merasa diikuti seseorang. Contoh gangguan psikosis yang paling
dikenal adalah skizofrenia.
 Gangguan pola makan
Penderitanya mengalami perubahan perilaku, kebiasaan, dan emosi
yang berkaitan dengan berat badan dan makanan. Contoh paling umum dari
gangguan ini adalah anorexia nervosa, di mana penderita tidak mau makan
dan memiliki ketakutan abnormal terhadap kenaikan berat badan. Contoh
lain adalah bulimia nervosa, di mana penderita makan berlebihan kemudian
memuntahkannya secara sengaja. Ada juga kondisi binge-eating atau kondisi
saat seseorang makan terus-menerus dalam jumlah banyak dan merasa tidak
bisa berhenti, namun tidak disertai memuntahkan makanan kembali.
 Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD)
Pikiran penderita OCD terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan atau
pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat
mereka melakukan suatu ‘ritual’ secara berulang-ulang, yang disebut
kompulsif. Contohnya adalah orang yang terus-menerus mencuci tangan
karena takut secara berlebihan kepada kuman.
 Gangguan pasca-trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)
PTSD adalah gangguan mental yang terjadi setelah seseorang
mengalami kejadian yang traumatis, seperti kematian anggota keluarga yang
dicintai secara tiba-tiba, pelecehan seksual, atau bencana alam.
 Sindrom respons stress atau gangguan penyesuaian
Yaitu ketika seseorang menjadi emosional dan mengalami perubahan
perilaku setelah berada pada kondisi di bawah tekanan, seperti kondisi krisis,
perceraian, bencana alam, kehilangan pekerjaan. Kadang kala, gangguan ini
bisa membuat seseorang melakukan perilaku menyimpang.
 Gangguan disosiatif
Penderitanya mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, dan
kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya. Gangguan ini kerap dikenal
dengan kepribadian ganda.
 Gangguan seksual dan gender
Gangguan yang berdampak kepada gairah dan perilaku seksual,
seperti parafilia dan gangguan identitas gender.
 Gangguan somatoform
Mengalami nyeri atau sakit pada anggota tubuhnya, meski dokter
tidak menemukan gangguan medis apa pun.

Obat-obatan

Untuk meredakan gejala yang dialami penderita dan meningkatkan


efektifitas psikoterapi, dokter dapat meresepkan sejumlah obat berikut:
Antidepresan, misalnya fluoxetine
Antipsikotik, seperti aripiprazole.
Pereda cemas, misalnya alprazolam.
Mood stabilizer, seperti lithium.
• Efek samping dari bahanya terhadap kejiwaan

1.Mengganggu kondisi otak dan tubuh, Narkoba memengaruhi kemampuan


untuk menjalani hidup sehat dan mengambil keputusan yang benar. Dan pengaruh
obat-obatan tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang.

2.Perubahan sel saraf di otak, Konsumsi narkoba berulang dalam jangka


panjang akan membuat perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian
mengganggu komunikasi antar sel saraf. Dan apabila setelah konsumsi dihentikan,
efek akan memakan waktu lama, untuk dapat benar-benar hilang.

3.Dehidrasi, dapat menyebabkandehidrasi, serta ketidakseimbangan


elektrolit. Hal ini kemudian yang, serangan panik, halusinasi, sakit pada dada dan
perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang dapat merusak otak.

4.Bingung dan hilang ingatan, dapat meyebabkan mengantuk, kebingungan,


kehilangan ingatan, perubahan perilaku, koordinasi tubuh terganggu dan
menurunnya tingkat kesadaran.

• Pengaruh narkoba terhadap kejiwaan


Berikut beberapa pengaruh narkoba terhadap kesehatan jiwa:

1. Penyebab Gangguan Sistem Saraf Pusat

Tidak butuh waktu lama bagi senyawa kimia yang dibawa oleh aliran darah
ke otak dan organ lainnya. Jika jatuh ke dalam otak, THC obat atau senyawa kimia
melepaskan dopamin dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan pengguna untuk
merasa lebih tenang, lebih nyaman atau yang biasa disebut ‘tinggi’ atau
‘terbang’.Pada fase ini, pengguna tidak dapat berpikir jernih karena gangguan dari
informasi proses pencernaan. Selain itu, pengguna juga akan sulit untuk
membangun atau mengingat sesuatu ketika sedang ‘tinggi’.

2. Perubahan Fungsi Otak

Pengguna yang sudah kecanduan narkoba akan mengalami perubahan fungsi


otak yang cukup berbahaya. Bahaya narkoba akan membuat beberapa bagian dari
otak manusia akan rusak sehingga kinerjanya tidak lagi optimal. Sebuah
eksperimen yang pernah dilakukan adalah percobaan pada ekstasi obat
hewan.Akibatnya, zat-zat berbahaya dalam ekstasi yang menghancurkan sel-sel
yang ada di otak. Jika itu terjadi pada manusia, ini akan mengakibatkan perubahan
dalam proses patologis biologis. Ini akan membuat Anda segera tidak peduli
tentang orang lain di sekitar Anda, karena setiap kali dia akan berpikir tentang
narkoba.

3. Menimbulkan Beberapa Penyakit Mental


Penggunaan obat jangka panjang telah dikaitkan dengan berbagai penyakit
mental. Ada juga yang menghubungkan penggunaan narkoba dengan skizofrenia
penyakit mental. Disebutkan bahwa beberapa obat yang diyakini bertanggung
jawab untuk munculnya gejala skizofrenia, termasuk ganja dan kokain.

4. Pengguna Akan Sering Merasa Takut Berlebihan, Sensitif

Konsekuensi lain dari rasa yang timbul karena bahaya obat ini juga bisa
membuat pengguna jadi tidak percaya pernyataan atau saran dari orang lain.

5. Kerja Menjadi Lamban dan Ceroboh Serta Tegang dan Gelisah

Meskipun pada awalnya, pengguna narkoba merasakan peningkatan energi


dan kreativitas, pengguna narkoba yang sudah kecanduan akan rusak otaknya
sedikit demi sedikit. Akibatnya daya kerja dan kreativitas berkurang, ingatan juga
menurun. Pada pengguna yang masih terus bekerja, pekerjaannya menjadi lamban
dan sering salah (ceroboh).

6. Hilang Percaya Diri

Pengguna narkoba yang berkelanjutan akan menyebabkan turunnya rasa


percaya diri. Mereka akan merasa terbebani dan dihinggapi oleh rasa takut, berdosa
yang membuatnya menjadi lebih tertutup sehingga kepercayaan diri menjadi
hilang.

7. Menjadi Paranoid

Merupakan lanjutan dari akibat narkoba yang menimbukan halusinasi.


Halusinasi, terutama yang menakutkan membuat pengguna sering berteriak histeris
dan takut pada siapapun dan apapun.

8. Sulit Berkonsentrasi, Mudah tersinggung, dan Tertekan


Pecandu narkoba, yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana
mendapatkan narkoba kembali. , sehingga mereka akan sulit berkonsentrasi dalam
pekerjaan tertentu. Apalagi kalau kebutuhan tubuh akan narkoba meningkat,
perasaan tertekan semakin terasa. Ditambah dengan daya halusinasi mereka
menjadi cepat tersinggung.

9. Munculnya Gangguan Mental

Bahaya narkoba seperti ganja juga dapat menyebabkan gangguan mental


seperti depresi, kecemasan dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri pada
remaja.

10. Merasa Tidak Aman

Pengguna narkoba yang berhalusinasi semakin membawa kepada situasi


yang sulit. Halusinasi mengakibatkan paranoid. Paranoid mengakibatkan perasaan
tidak aman terhadap situasi sekelilingnya. Selanjutnya, tindakan mereka dapat
menjadi tidak terkendali dan brutal, karena menganggap semua yang di
sekelilingnya adalah musuh. Akibat paling buruk dari perasaan tidak aman adalah
bunuh diri

11. Menjadikan Diri Menjadi Seorang Kriminal

Hal tersebut dapat terjadi seiring dengan semakin tinggi tuntutan pada
pecandu narkoba untuk selalu mendapatkannya. Remaja akan menggunakan segala
cara untuk bisa membeli narkoba dan napza.
12. Menjadi Apatis

Pelajar menjadi apatis terhadap lingkungannya karena fokus pada narkoba.


Bahkan, mereka tidak lagi memperhatikan keadaan dirinya

• Gejala penyalahgunaan narkoba

Berikut ini gejala awal penyalahgunaan narkoba yang nampak:

1. Menjadi malas

2.Kurang memperhatikan badan sendiri

3.Hidup tidak teratur

4.Tidak dapat memegang kepentingan orang lain

5. Mudah tersinggung

6.Egosentrik

• Dampak narkoba terhadap kejiwaan

Beberapa bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap kejiwaan antara lain:

1.Bersikap labil

2.Cepat memberontak
3.Tertutup (introvert) dan penuh rahasia

4.Sering berbohong dan suka mencuri

5.Menjadi sensitif, kasar dan tidak sopan

6.Memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap semua orang

7.Menjadi malas dan prestasi belajar menurun

8.Akal sehat tidak berperan, berpikir irasional

• Cara penanganan bahaya terhadap narkoba

Orang yang telanjur kecanduan narkoba, dapat disembuhkan dengan cara


melakukan rehabilitasi. Umumnyatahap rehabilitasi narkobayang biasanya
diberikan kepada orang yang sudah telanjur kecanduan narkoba. Anda dapat
berkonsultasi dengan dokter psikiatri guna untuk menentukan tahap selanjutnya.
TUGAS PENDIDIKAN JASMANI,OLAHRAGA,DAN
KESEHATAN

KELOMPOK 5

Disusun oleh :

1. MEITA NUR ARIFAH (20)

2. M. RIKO ALUHUR(21)

3. XENIA QONIA I. (36)

Anda mungkin juga menyukai