ََو َم ْن َجاهَ َد فَإِنَّ َما يُ َجا ِه ُد لِنَ ْف ِس ِه ۚ إِ َّن هَّللا َ لَ َغنِ ٌّي ع َِن ْال َعالَ ِمين
Artinya:
"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk
dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam". (QS. Al-Ankabut:6)
6) Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) – وحدانية
Artinya bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-
Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah
bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan
unsur yang lain. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah
Swt. tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa
perbuatan-Nya berarti Allah Swt. berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan
mahluk lain dan tanpa membutuhkan proses atau waktu. Allah Swt. berbuat
karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang bisa mencampurinya. Dalil
sifat wahdaniyah Allah Swt. ada dalam Surat Al-Anbiya' ayat 22 di bawah ini:
َصفُون ِ ْلَوْ َكانَ فِي ِه َما آلِهَةٌ ِإاَّل هَّللا ُ لَفَ َس َدتَا ۚ فَ ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َربِّ ْال َعر
ِ َش َع َّما ي
Artinya:
"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada
apa yang mereka sifatkan". (QS. Al Anbiya: 22).
7) Qudrat (Berkuasa) - ﻗﺪﺭﺓ
Kekuasaan Allah Swt., atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan
tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap
makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang
membatasi. Dalil, silakan buka Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 20 di bawah ini:
Artinya:
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 20)
8) Iradah (berkehendak) - ﺇﺭﺍﺩﺓ
Artinya, Allah Swt. telah menciptakan alam semesta beserta isinya atas
kehendak-Nya sendiri, tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Apapun yang
Allah Swt. kehendakin pasti akan terjadi. Dalil sifat iradah Allah Swt. ada dalam
Al-Qur'an surat Hud ayat 107:
Artinya:
"...mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki". (QS. Hud: 107)
9) Ilmu (Mengetahui) - ﻋﻠﻢ
Allah Swt. memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya
ilmu Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala
sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan,
apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Simak dalil sifat Ilmu-
Nya Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 29,
Artinya:
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 29).
10) Hayat (Hidup) - ﺣﻴﺎﺓ
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup
dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk
yang diciptakan-Nya. Dalilnya bisa Anda simak dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan
ayat 58,
Artinya:
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Furqon: 58)
11) Sama’ (Mendengar) - ﺳﻤﻊ
Artinya, Allah Swt. dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta.
Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah Swt. walaupun suara itu
sangat pelan. Pendengaran Allah Swt. berbeda dengan pendengaran ciptaan-Nya
karena Dia tidak terhalang oleh suatu apapun. Sedangkan pendengaran ciptaan-
Nya dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalil naqli sifat sama' Allah Swt. tercantum
dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'idah ayat 76,
ض ًّرا َواَل نَ ْفعًا ۚ َوهَّللا ُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِي ُم ¾َ قُلْ أَتَ ْعبُد
ُ ُِون ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َما اَل يَ ْمل
َ ك لَ ُك ْم
Artinya:
"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?"
Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Maidah:
76)
12) Bashar ( Melihat ) - ﺑﺼﺮ
Allah Swt. itu Maha Melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Penglihatan Allah Swt. bersifat mutlak. Artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak
dapat dihalangi oleh penghalang (misalnya dinding dan tabir, dll). Dalil sifat Allah
Bashar terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 265,
Artinya:
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat".
(QS. Al-Baqarah: 265)
13) Kalam (Berbicara/Berfirman) - ﻛﻼ ﻡ
Artinya, Allah Swt itu Maha Kalam, artinya Allah berfirman dalam kitab-Nya
yang diturunkan kepada para Nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah Swt. tentu
tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah Swt. tidak berorgan (panca
indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah Swt. berbicara
tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah
sangat sempurna. Dalil sifat Kalam Allah Swt, terdapat dalam Al-Qur'an surat An-
Nisa' ayat 164:
ك ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْيكَ ۚ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َس ٰى تَ ْكلِي ًما َ ََو ُر ُساًل قَ ْد ق
َ صصْ نَاهُ ْم َعلَ ْي
Artinya:
"Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung". (QS. AnNisa’: 164)
14) Kaunuhu Qadiran - ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan dan Meniadakan
suatu apapun. Dalil sifat Allah kaunuhu qadiran terdapat dalam Al-Qur'an surat
Al-Baqarah ayat 20:
Artinya:
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al Baqarah: 20).
15) Kaunuhu Muridan - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Yakni Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap
sesuatu. Dia berkehendak atas nasib dan takdir manusia. Dalilnya ada dalam Al-
Qur'an surat Hud ayat 107,
َ َّات َواأْل َرْ ضُ إِاَّل َما َشا َء َربُّكَ ۚ إِ َّن َرب
ك فَعَّا ٌل لِ َما ي ُِري ُد ُ او ِ خَ الِ ِدينَ فِيهَا َما دَا َم
َ ت ال َّس َم
Artinya:
".....mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki". (QS. Hud: 107)
16) Kaunuhu ‘Aliman - ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui tiap-tiap sesuatu. Mengetahui
segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah Swt. pun dapat
mengetahui isi hati dan pikiran manusia. Simak dalil sifat Allah Swt. yang
kaunuhu aliman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 176:
ت فَلَهَا نِصْ فُ َما تَ َركَ ۚ َوهُ َو يَ ِرثُهَا ٌ ْس لَهُ َولَ ٌد َولَهُ أُ ْخ َ ك قُ ِل هَّللا ُ يُ ْفتِي ُك ْم فِي ْالكَاَل لَ ِة ۚ إِ ِن ا ْم ُر ٌؤ هَلَكَ لَي َ َيَ ْستَ ْفتُون
ِّك ۚ َوإِ ْن َكانُوا إِ ْخ َوةً ِر َجااًل َونِ َسا ًء فَلِل َّذ َك ِر ِم ْث ُل َحظ َ إِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهَا َولَ ٌد ۚ فَإ ِ ْن َكانَتَا ْاثنَتَي ِْن فَلَهُ َما الثُّلُثَا ِن ِم َّما تَ َر
َ ُ هَّللا
ضلوا ۗ َو ُ بِك ِّل ش ْي ٍء َعلِي ٌم ُّ ْ َ ُ
ِ َُ لك ْم أن ت َ هَّللا ُنِّاأْل ُ ْنثَيَي ِْن ۗ يُبَي
Artinya :
"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan
saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia
tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi
keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika
mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka
bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. An Nisa’: 176)
17) Kaunuhu Hayyan - ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Yakni Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup. Allah adalah Dzat Yang Hidup.
Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah. Dalil sifat
Allah kaunuhu hayyan terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 58,
Artinya:
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya". (QS. Al Furqon: 58)
18) Kaunuhu Sami’an - ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Artinya, Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar. Allah Swt. selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hamba-Nya. Dalil sifat Allah kaunuhu
sami'an ada dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 265 juga, berikut ini:
Artinya:
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat".
(QS. Al-Baqarah: 265).
19) Kaunuhu Basirun - ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap
yang maujudat (benda yang ada). Allah Swt. selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh
karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Dalinya,
Artinya:
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Hujurat: 18)
20) Kaunuhu Mutakallimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu. Dia berbicara
atau berfirman melalui ayat-ayat Al-Quran. Bila Al-Quran telah kita jaikan
pedoman hidup, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah Swt.
Dua puluh sifat yang wajib bagi Allah tersebut di atas dibagi kepada empat bagian, yakni:
1. Sifat Nafsiyyah. Artinya: Sifat yang tidak bisa difahami Dzat Allah tanpa adanya sifat.
Sifat Nafsiyyah ini hanya satu sifat, yaitu: sifat Wujud.
2. Sifat Salbiyyah. Artinya: Sifat yang tidak pantas adanya di Dzat Allah Swt.
Sifat Salbiyyah ini jumlahnya ada lima sifat, yaitu: Qidam, Baqa, Mukhalafah lil
Hawaditsi, Qiyamuhu bin Nafsi, dan Wahdaniyyah.
3. Sifat Ma'ani. Artinya: Sifat yang tetap dan pantas di Dzat Allah dengan
kesempurnaan-Nya. Sifat Ma'ani ini jumlahnya ada tujuh sifat, yaitu: Qudrat, Iradat,
Ilmu, Hayat, Sama', Bashar, dan Kalam.
4. Sifat Ma'nawiyah. Artinya: Sifat yang merupakan cabang dari sifat Ma'ani.
Sifat Ma'nawiyah ini jumlahnya ada tujuh sifat, yaitu: Kaunuhu Qadiran, Kaunuhu
Muridan, Kaunuhu 'Aliman, Kaunuhu Hayyan, Kaunuhu Sami'an, Kaunuhu Bashiran,
dan Kaunuhu Mutakalliman.
3. Sifat Jaiz bagi Allah Swt.
Artinya ialah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah Swt. Sifat
Jaiz Allah itu hanya satu, yaitu bahwa Allah boleh melakukan segala sesuatu yang
mungkin dn tidak mungkin melakukannya. Adapun dalilnya adalah:
َ ع ْال ُم ْل
َ ك ِم َّم ْن تَ َشا ُء َوتُ ِع ُّز َم ْن تَ َشا ُء َوتُ ِذلُّ َم ْن تَ َشا ُء ۖ بِيَ ِد
ك َ ك تُ ْؤتِي ْال ُم ْل
ُ ك َم ْن تَ َشا ُء َوتَ ْن ِز ِ قُ ِل اللَّهُ َّم َمالِكَ ْال ُم ْل
ك َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدير َ َّْال َخ ْي ُر ۖ إِن
Artinya:
"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Ali Imran: 26).
َق َما يَ َشا ُء َويَ ْختَا ُر ۗ َما َكانَ لَهُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ۚ ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يُ ْش ِر ُكون
ُ ُك يَ ْخل
َ َُّو َرب
Artinya:
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali
tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan (dengan Dia)" (QS. Al-Qhashash: 68).
1. Shidiq (Jujur)
Artinya:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (QS. Al-Hasyr: 7)
2. Amanah (Dipercaya)
Artinya:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”.
(QS. Asy-Syuara’: 143)
3. Tabligh (Menyampaikan)
ً ت هَّللا ِ َويَ ْخ َشوْ نَهُ َوالَ يَ ْخ َشوْ نَ أَ َحداً إِالَّ هَّللا َ َو َكفَى بِاهَّلل ِ َح ِسيبا
ِ َالَّ ِذينَ يُبَلِّ ُغونَ ِر َساال
Artinya:
"Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (QS. Al-
Ahzab: 39)
4. Fathanah (Cerdas)
َوتِ ْلكَ ُح َّجتُنَآ آتَ ْينَاهَآ إِب َْرا ِهي َم َعلَى قَوْ ِم ِه
Artinya:
"Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya.” (QS. Al-An’am: 83)
َوقَا َل ْال َمأَل ُ ِم ْن قَوْ ِم ِه الَّ ِذينَ َكفَرُوا َو َك َّذبُوا بِلِقَا ِء اآْل ِخ َر ِة َوأَ ْت َر ْفنَاهُ ْم فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َما ٰهَ َذا إِاَّل بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم
َيَأْ ُك ُل ِم َّما تَأْ ُكلُونَ ِم ْنهُ َويَ ْش َربُ ِم َّما تَ ْش َربُون
Artinya:
"Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang
mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan
mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu
minum". (QS. Al-Mu’minun: 33).
C. Amaliyah yang di persepsikan bid’ah akidah (Tawassul,Istighotsah, Tabarruk, percaya
siksa kubur, syafaat )
1. Tawasul
Arti Tawassul adalah mendekatkan diri atau memohon kepada Allah SWT
dengan melalui wasilah (perantara) yang memiliki kedudukan baik di sisi Allah
SWT. Wasilah yang digunakan bisa berupa nama dan sifat Allah SWT, amal
shaleh yang kita lakukan, dzat serta kedudukan para nabi dan orang shaleh, atau
bisa juga dengan meminta doa kepada hamba-Nya yang sholeh. Allah SWT
berfirman :
ينبغي أن نعلم أن التبرك ليس هو إال، بل بمشروعيته،وقبل أن نبيّن األدلة والشواهد الناطقة بجواز ذلك
توسال إلى هللا سبحانه وتعالى بذلك المتبرَّك به سواء أكان أثرا أو مكانا أو شخص
5. Secara harfiah, syafaat berarti pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain yang mengharapkan pertolongannya; usaha dalam memberikan suatu
manfaat bagi orang lain atau mengelakkan suatu mudharat bagi orang lain.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya,"Barangsiapa yang
memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala)
daripadanya. Dan barangsiapa yang memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan
memikul bagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS
An Nisaa [4]:85)
Lebih jauh, Imam Nawawi mengatakan ada lima macam syafaat. Yaitu (1)
syafaat yang khusus bagi Nabi Muhammad SAW yakni adanya kelapangan di hari
kiamat dan segera diadakannya perhitungan (hisab) bagi umatnya, (2) syafaat
berupa masuknya suatu kaum ke dalam surga tanpa perhitungan, (3) syafaat yang
diberikan pada mereka yang seharusnya masuk neraka, tetapi karena syafaat Nabi
SAW dengan izin Allah, mereka selamat, (4) syafaat bagi mereka yang berdosa
dan telah masuk dalam neraka, namun karena syafaat dari Nabi SAW mereka
dikeluarkan dari sana, dan (5) syafaat berupa peningkatan derajat bagi penghuni
surga.