Dwiki Dimas Pradipta Uts Ekonomi Islam
Dwiki Dimas Pradipta Uts Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
DWIKI DIMAS PRADIPTA (2001101010077)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Pengentasan
Kemiskinan Dalam Islam” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UTS dari
dosen mata kuliah Ekonomi Islam Bapak Dr. Ridwan Nurdin, S.E., MA Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan dan juga agar kita dapat mengetahui strategi dalam
menuntaskan kemiskinan dalam islam
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Namun itu semua tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Tak ada yang
terindah dari ucapan terimakasih penulis atas bantuan,dorongan, dan bimbingan maupun
perhatiannya,semoga diberikan hasil yang terbaik dan Semoga Allah senantiasa membalas
kebaikan mereka semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Pembahasan 4
BAB II: Landasan Teori
2.1 Pengertian Kemiskinan 5
2.2 Penyebab Kemiskinan 6
2.3 Ciri-ciri kemiskinan 7
2.4 Indikator Kemiskinan 7
BAB III: Pembahasan
3.1 Mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat
8
3.2 Mendorong kebijakan pemerataan dan distribusi pendapatan yang memihak rakyat
miskin 8
3.3 Mendirikan Zakat 10
3.4 Pemberian bantuan langsung 12
3.5 Sedekah Sukarela dan kebijakan Individu 12
BAB IV: KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.2 Penyebab kemiskinan
2).Malas Bekerja.,Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib)
menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
5). Keterbatasan Modal. Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk
melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka
miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
6. Beban Keluarga. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak
diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena
semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk
hidup yang harus dipenuhi.
6
2.3 Ciri-ciri kemiskinan yang hingga saat ini masih dipakai untuk menentukan
kondisi miskin
1. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja, dan
ketrampilan yang memadai.
2. Tingkat pendidikan yang relatif rendah
3. Bekerja dalam lingkup kecil dan modal kecil atau disebut juga bekerja di
lingkungan sektor informal sehingga mereka ini terkadang disebut juga setengah
menganggur
4. Berada di kawasan pedesaan atau di kawasan yang jauh dari pusat-pusat
pertumbuhan regional atau berada pada kawasan tertentu di perkotaan
5. Memiliki kesempatan yang relatif rendah dalam memperoleh bahan kebutuhan
pokok yang mencukupi termasuk dalam mendapatkanpelayanan kesehatan dan
pendidikan sesuai dengan standar kesejahteraan pada umumnya.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Islam mencapai pro-poor growth melalui dua jalur utama: pelarangan riba dan
mendorong kegiatan sektor riil. Pelarangan riba secara efektif akan mengendalikan inflasi
sehingga daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas perekonomian tercipta. Pada saat
yang sama, Islam mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui
kerjasama ekonomi dan bisnis seperti mudharabah, muara’ah, dan musaqat. Dengan
demikian, tercipta keselarasan antara sektor riil dan moneter sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan
rakyat miskin
Terdapat tiga instrument utama dalam Islam terkait distribusi pendapatan yaitu
aturan kepemilikan tanah, penerapan zakat, serta menganjurkan qardul hasan, infak, dan
wakaf. Islam mengatur bagi setiap orang yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu
menjadi miliknya. Dan bagi siapa saja yang menelantarkan tanahnya, maka negara
berhak mengambilnya untuk kemudian memberikan kepada orang lain yang siap
mengolahnya. Dengan penerapan zakat, maka tidak akan ada konsentrasi harta pada
sekelompokmasyarakat. Zakat juga memastikan bahwa setiap orang akan mendapat
jaminan hidup minimum sehingga memiliki peluang untuk keluar dari kemiskinan. Lebih
jauh lagi, untuk memastikan bahwa harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya
saja, Islam juga sangat mendorong orang kaya untuk memberikan qard, infak, dan wakaf.
8
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180: “Allah mempunyai asmaul
husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-
namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan”.
Salah satu strategi pengentasan kemiskinan Islam adalah mendorong orang kaya
untuk memberikan qard, infak, dan wakaf. Untuk memberikan qard, infak, dan wakaf
perlu dibangun sifat dermawan tersebut. Upaya dan ikhtiar untuk mencontoh dan
meneladani sifat Al Barr ini sangat penting, sebagaimana dapat ditemui dalam surat Al
Baqarah (2) ayat 261 262:
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
9
3.3 Menunaikan Zakat
Cara mengatasi kemiskinan bisa dengan berbagai langkah dan strategi. Hal yang
harus dilakukan sejak awal untuk mengatasi kemiskinan yang melilit masyarakat kita
adalah dengan cara mewujudkan tatanan ekonomi yang memungkinkan lahirnya sisterm
distribusi yang adil, mendorong lahirnya kepedulian dari orang yang berpunya (aghniya’)
terhadap kaum fakir, miskin, dhu’afa’ dan mustadh’afin. Salah satu bentuk kepedulian
aghniya’ adalah kesediaannya untuk membayar zakat dan mengeluarkan shadaqah. Zakat
merupakan infaq atau pembelanjaan harta yang bersifat wajib, sedang shadaqah adalah
sunnah. Dalam konteks ekonomi, keduanya merupakan bentuk distribusi kekayaan di
antara sesama manusia. Lebih dari itu, zakat memiliki fungsi yang sangat strategis dalam
konteks sistem ekonomi, yaitu sebagai salah satu instrument distribusi kekayaan (Al Arif,
2010: 249).
10
Oleh karena itu, zakat sangat tepat dalam memperbaiki pola konsumsi, produksi
dan distribusi dalam rangka mensejahterakan umat. Sebab, salah satu kejahatan terbesar
dari kapitalisme adalah penguasaan dan kepemilikan sumber daya produksi oleh
segelintir manusia yang diuntungkan secara ekonomi, sehingga hal ini berimplikasi pada
pengabaian mereka terhadap orang yang kurang mampu serta beruntung secara ekonomi.
Dengan demikian, zakat disalurkan akan mampu meningkatkan produksi, hal ini
dilakukan untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap barang. Dalam rangka
mengoptimalkan pengaruh zakat, maka harusnya digunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan parsial dan pendekatan struktural (Al Arif, 2010: 251).
11
3.4 Pemberian bantuan langsung
Seorang muslim adalah pribadi yang mulia dan muslim sejati adalah insan yang
suka memberikan lebih dari apa yang diminta, suka mendermakan lebih dari apa yang
diminta. Ia suka memberikan sesuatu, kendati tidak diminta. Ia suka berderma
(memberikan infak) di kala senang maupun susah, secara diam-diam maupun secara
terang-terangan. Ia melakukannya bukan karena cinta kemegahan atau kepopuleran dan
bukan pula karena takut adanya hukuman dari pihak penguasa. Sifat-sifat ini serta hal-hal
yang memotivasi agar memiliki sifat ini banyak didapatkan dalam al-Qur’an maupun
hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Siapakah di antara kalian yang mencintai harta ahli warisnya lebih daripada
mencintai hartanya sendiri? Mereka menjawab,”Wahai Rasulullah! Tidak ada seorang
pun di antara kami melainkan lebih mencintai hartanya sendiri.” lalu beliau bersabda,
12
”Sesungguhnya hartanya sendiri itu ialah apa yang telah dipergunakannya
(disedekahkannya) dan harta ahli warisnya ialah apa yang ditinggalkannya.(shahîh: HR.
al-Bukhâri (no. 6442)).
BAB IV
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.iainkudus.ac.id
https://media.neliti.com/media/publications/11096-ID-strategi-pengentasan-kemiskinan-dalam-
perspektif-islam.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id
https://jimfeb.ub.ac.id
https://www.neliti.com/id/publications/11096/strategi-pengentasan-kemiskinan-dalam-
perspektif-islam
https://repository.ipb.ac.id/
http://jurnal.uinbanten.ac.id/
https://kumparan.com/oktahartanto52/perspektif-islam-tentang-kemiskinan-dan-cara-
mengatasinya
https://fis.uii.ac.id/blog/2010/12/03/islam-dan-pengentasan-kemiskinan/
https://www.islampos.com/mengentaskan-kemiskinan-dengan-ekonomi-syariah-102949/
14