Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU GIZI

PENGUKURAN STATUS GIZI (ANTROPOMETRI)

INSTRUKTUR:SARNI ANGGORO S.TP.M.Gizi

DISUSUN OLEH:

NAMA:VITTRA TRIANI

NIM:14205106

KELAS:E/KM/2

Jalan Ringroad Selatan Blado, Jl. Monumen Perjuangan, Balong Lor, Potorono, Kec.
Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 5519
A. ALAT-ALAT
1. Timbangan injak
2. Timbangan meja
3. Dacin
4. Alat pengukur tinggi badan (TB)
5. Metlin
6. Alat ukur LILA
7. Kalkulator

B. BAHAN
1. Tabel hasil pengukuran.
2. Boneka bayi

C. CARA KERJA
1. Timbang berat badan dengan timbangan injak, timbangan meja dan dacin, catat hasilnya.
2. Ukur tinggi badan dengan posisi badan yang benar.
3. Ukur panjang badan
4. Ukur lingkar lengan atas dengan teknik yang benar.
5. Ukur lingkar kepala dengan menggunakan metlin.
6. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dan berat badan ideal

7. Catat hasilnya.

HASIL PERCOBAAN
1. TABEL ANTROPOMETRI

No Nama Responden Umur TB (cm) BB (kg) IMT


Saminem 45th 150 60 26,67
1
2 Randika 20 th 165 50 18,37
3 Tifa 7 th 120 25 17,37
4 Azriel 2 th 90 15 18,52

PEMBAHASAN

Pada pengukuran Antropometri pada Probandus Atas nama Saminem usia 45 th diketahui
standart kesehatan Gemuk /Pre Obesitas hal tersebut disebabakan Berat badan tidak seimbang
,Sedangkan Pada nama Probandus ke dua Randika Kurus tingkat Ringan hal tersebut disebabkan
karena kurang gizi maupun dari factor keturunan.Pada Probandus Tifa usi 7 Tahun mengalami
Kurus Tingkat ringan pada Remaja atau anak anak usia tersebut maka standart normalnnya
27kg.Pada Probandus Azriel usia balita 2 tahun bahwa dengan berat badan 15 kg dan Normal
tinggi badan 90 maka status Gizi Azriel adalh nirmal sesuai standart WHO maupun Standart
KemenKes.

Indeks Massa Tubuh telah diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usia
menarche. 12 IMT yang baik menunjukkan pemenuhan nutrisi yang optimal.7 Nutrisi yang
optimal dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan organ seksual,
sedangkan tidak terpenuhinya nutrisi dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan
hambatan pertumbuhan.. Jumlah IMT dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti asupan nutrisi, pola
makan, aktivitas fisik, gaya hidup, status sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan, keadaan lingkungan, paparan penyakit kronis dan persentase lemak. Semakin
tinggi asupan nutrisi maka semakin tinggi kemungkinan seseorang mengalami peningkatan
IMT.1 Asupan nutrisi ini dipengaruhi oleh pola makan, tingkat pendidikan dan pengetahuan,
status sosial-ekonomi. Semakin sering seseorang makan, maka makin tinggi pula asupan
nutrisinya, begitu pula dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang berpengaruh

Berat badan (BB) Berat badan menggambarkan tentang massa tubuh. Dalam keadaan
normal, BB berkembang mengikuti perkembangan umur (balita). Sedangkan saat dalam keadaan
tidak normal, BB berkembang lebih cepat atau lambat. Berdasarkan sifat tersebut, maka
indikator BB/U hanya dapat menggambarkan status gizi saat ini. Prosedur penimbangan BB
yaitu

(1) dilakukan sebaiknya pagi hari setelah buang air atau keadaan perut kosong supaya hasil
akurat,

(2) meletakkan timbangan di tempat yang datar,

(3) sebelum dilakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi terlebuh dahulu,

(4) klien diminta melepas alas kaki, aksesoris yang digunakan dan menggunakan pakaian
seminimal mungkin,

(5) klien naik ke timbangaan dengan posisi menghadap kedepan, pandangan lurus, tangan
disamping kanan kiri dan posisi rileks serta tidak banyak gerakan,

(6) catat hasil pengukuran

b. Tinggi badan (TB) Tinggi badan merupakan gambaran pertumbuhan. Dalam keadaan normal,
TB tumbuh bersama dengan pertambahan umur. Pengaruh kekurangan gizi terhadap TB akan
tampak pada kekurangan yang sangat lama. Berdasarkan hal tersebut indeks TB/U dapat
menggambarkan keadaan masa lalu (Aritonang, 2013). Prosedur pengukuran TB yaitu (1)
memasang mikrotoa pada dinding yang rata dan tegak lurus pada lantai, (2) mikrotoa digeser
keatas hingga melebihi tinggi anak yang akan diukur, (3) klien berdiri tegak lurus rapat ke
dinding, (5) posisi kepala, bahu belakang, pantat dan tumit rapat ke dinding, pandangan lurus ke
depan, (6) membaca angka pada mikrotoa dengan pandangan mata sejajar dengan angka yang
ditunjuk pada garis mikrotoa (Aritonang, 2013). B. Interpretasi Status Gizi Status gizi
merupakan suatu keadaan kesehatan yang berkaitan dengan asupan zat gizi dan ditunjukkan
dengan indikator antropometri.

Kategori/klasifikasi status gizi berikut ini (Aritonang, 2013). Tabel

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas/
Zscore IMT/U anak usia 5-18 tahun sangat kurus kurus <-3SD -3SD hingga <-2SD normal -2SD
hingga 1SD gemuk >1SD hingga 2SD obesitas >2SD Penilaian status gizi berdasarkan
antropometri dapat diukur menggunakan parameter tunggal seperti umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di
bawah kulit. Pada umumnya, penilaian status gizi menggunakan parameter gabungan seperti:
Berat Badan menurut Umur (BB/U),

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks
Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U). Penilaian status gizi untuk umur 5-18 tahun menggunakan
parameter IMT/U.

Anda mungkin juga menyukai