2019 TA PK 02416200 Bab-2
2019 TA PK 02416200 Bab-2
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
2.1 Pajak
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
Terdapat banyak pengertian pajak menurut para ahli. Berikut pengertian pajak menurut
beberapa ahli, antara lain menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang dikutip oleh Sumarsan
(2017:3):
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayaranya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya dalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki beberapa unsur pokok
yaitu:
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
8
2. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada negara yang bersifat memaksa.
3. Tanpa jasa timbal dari negara secara langsung yang dapat dirasakan.
4. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Pajak mempunyai tujuan dan fungsi sebagai budgetair dan regulerend (mengatur).
4. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi yaitu, pajak bisa digunakan untuk menstabilkan kondisi dan
keadaan ekonomi. Contohnya dengan menetapkan pajak yang cukup tinggi, pemerintah
bisa mengatasi inflasi. Sebab jumlah uang yang beredar bisa dikurangi. Serta untuk
mengatasi deflasi, pemerintah bisa menurunkan pajak. Selain itu, dengan menurunkan
pajak, jumlah uang yang beredar bisa ditambah sehingga deflasi bisa diatasi.
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
9
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Adapun ciri-ciri dari Self
Assment Sytem :
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak itu
sendiri.
b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang.
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang mencari wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun ciri-ciri dari With Holding Sytem :
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
10
Wewenangnya menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, yaitu
Menurut Smith dalam Bohari Asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut :
Asas ini menekankan bahwa pada warga negara atau wajib pajak tiap negara
dibawah perlindungan negara. Yang dimaksud dengan “keutungan” disini adalah besar
kecilnya pendapatan yang diperoleh dibawah pelindungan negara. Dalam asas Equality
ini tidak diperolehkan suatu negara mengadakan deskriminasi diantara wajib pajak.
Asas ini menekankan bahwa bagi wajib pajak, harus jelas dan pasti tentang
waktu, jumlah, dan cara pembayaran pajak. Dalam asas ini kepastian hukum sangat
dipentingkan terutama mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan
mengenai pembayarannya.
Pajak seharusnya dipungut pada waktu dengan cara yang paling menyenangkan
Asas ini menekankan bahwa biaya pemungutan pajak tidak boleh lebih dari
hasil pajak yang akan diterima, pemungutan pajak harus disesuaikan dengan kebutuhan
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
11
a) Menurut Golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebabkan atau
b) Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas BarangMewah
(PPnBM)
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
12
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
i. Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
ii. Pajak Kabupaten/ Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
“Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
“Pajak Daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah
TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil dipergunakan untuk membiayai
pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD.)”
“Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.”
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
13
b. Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan daerah atau untuk membiayai
pengeluaran daerah.
Retribusi Daerah dalam Bab II, Bagian Kesatu, Pasal 2, pajak daerah dibagi dalam 2
kelompok, yaitu:
e. Pajak Rokok
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
14
g. Pajak Parkir
2.3.1 Dasar Hukum Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Di
a. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Daerah.
c. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi
d. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 259 Tahun 2015 tentang Pembebasan
PBB-P2 atas Rumah, Rumah Susun Sederhana Sewa dan Rumah Susun Milik.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan
pertambangan.
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
15
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah kabupaten/kota.
Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau
Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas
Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi dan/atau
Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel,
bangunan tersebut;
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
g. taman mewah;
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
16
i. menara;
j. rumah susun;
2.3.4 Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
keuntungan;
e. merupakan Ruang Terbuka Hijau (Kawasan hijau lindung dan hijau binaan), hutan
lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dan tanah negara yang
g. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan oleh
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
17
Besar Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77 ayat (4) dan ayat (5) UU PDRD, maka besarnya NJOPTKP ditetapkan paling
rendah sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.
sebagai berikut :
a. Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
b. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapat pengurangan
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar
Sedangkan di DKI Jakarta besarnya NJOPTKP diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 16
Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, maka besarnya Nilai
Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan sebesar Rp 15.000.000,- (lima
Pajak dan Retribusi Daerah ditegaskan tarif pajak bumi dan bangunan adalah :
(1) Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi
(2) Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
18
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di DKI Jakarta ditetapkan
a. Tarif 0,01% (nol koma nol satu persen) untuk Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan/atau
b. Tarif 0,1% (nol koma satu persen) untuk Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan/atau
bangunan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan kurang dari Rp
c. Tarif 0,2% (nol koma dua persen) untuk Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan/atau
d. Tarif 0,3% (nol koma tiga persen) untuk Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan/atau
Selanjutnya tarif PBB-P2 diatas telah direvisi berdasarkan Peraturan Gubernur DKI
Jakarta Nomor 259 Tahun 2015 tentang Pembebasan PBB-P2 atas Rumah, Rumah Susun
Sederhana Sewa dan Rumah Susun Milik dengan NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000,-
a. Rumah yang dimiliki orang pribadi dengan batasan NJOP sebagai dasar pengenaan
b. Rusunami yang dimiliki orang pribadi yang digunakan untuk rumah tinggal dan
rusunawa yang dimiliki atau disewakan oleh Pemerintah yang telah dilakukan
pemecahan menjadi unit-unit satuan rumah susun dengan batasan NJOP sebagai
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
19
Serta berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2016
Piutang PBB.
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP). Besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek
pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.
Besarnya pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi Nilai
Tabel 2.1
PBB-P2 = (Nilai Jual Objek Pajak – Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
20
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender. Saat yang menentukan pajak
terutang adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari. Tempat pajak yang
yang harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada
Kepala Daerah yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambat-lambatnya 30 hari
menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), atau mengeluarkan Surat KPD
(SKPD), apabila:
a. SPOP tidak disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara tertulis oleh Kepala
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang
lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdsarkan SPOP yang disampaikan oleh
Wajib Pajak.
Dalam Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2011 tentang PBB-P2 Bab VIII
Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Bagian Kedua Pasal 14, berbunyi:
1. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
21
2. pajak yang terutang berdasarkan SKPD yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka
4. pajak yang terutang dibayar ke Bank Pemerintah, Bank Daerah, Unit Pelayanan
Perbendaharaan Daerah-BKPD, Bank Swasta atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk
oleh Gubernur.
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
22
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pajak Daerah
PBB-P2
Prosedur Pemungutan
PBB-P2 di Wilayah
Gorogol Petamburan
Sesuai Tidak
Sesuai
Hambatan Upaya
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli
23
Kantor Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Wilayah Kecamatan Grogol
Petamburan atau yang biasa disingkat UPPRD GroPet bertugas memungut Pajak dan Retribusi
Daerah diwilayah Grogol Petamburan, dimana UPPRD GroPet memiliki 4 Satuan Pelaksana
menurut uraian tugas masing-masing anatara lain, Sub Bagian Tata Usaha melaksanakan
pengelolaan kepegawaian, keuangan, kearsipan dan barang, Satuan Pelaksana Pelayanan yang
pemutakhiran data subjek dan objek pajak daerah, Satuan Pelaksana Penagihan bertugas
melakukan verifikasi dan pembayaran dari pelaporan pajak daerah. Dalam hal ini penulis
memfokuskan pada salah satu prosedur pemungutan pajak daerah yaitu prosedur pemungutan
PBB-P2 yang dilakukan oleh UPPRD GroPet diwilayah Grogol Petamburan. Sesuai dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Undang -
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan,
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 259 Tahun 2015 tentang Pembebasan PBB-P2 atas
Dalam melakukan prosedur pemungutan PBB-P2 yang dilakukan oleh UPPRD GroPet
penulis juga menjelaskan apa kendala yang sering ditemui dalam pelaksanaan pemungutan
PBB-P2 di Kecamatan Grogol Petamburan, serta bagaimana upaya untuk mengatasi kendala
Prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di unit pelayanan pajak dan retribusi daerah wilayah Grogol Petamburan
Rusmia Rusli