Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERBANKAN DALAM HUKUM BISNIS

Disusun Oleh:

1. Rosmawati (1902026264)
2. Mandha Aulia (1902025218)
3. Clarissya Dwi Lesmana (1902025
4. Muthi’ Hanina ‘Inayati (1902025170)
5. Siti Aenatul Alfianna (1902025329)
6. Gita (1902025179)
7. M. Aziz A (1902025

Mata Kuliah : Hukum Bisnis


Kelas : 4E
Program Studi : Manajemen
Dosen Pengampu :

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Jl. Raya Bogor Km.23 No.99 Ciracas, RT.4/RW.5, Rambutan, Ciracas, East Jakarta
City, Jakarta 13830
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah kami yang berjudul
“Perbankan Dalam Hukum Bisnis” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak....pada mata kuliah hukum bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perbankan bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak..., selaku dosen mata
kuliah hukum bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dengan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nanti demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 20 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perbankan ......................................................................................................... 2
2.2 Asal Mula Sejarah Perbankan ............................................................................................ 2
2.3 Keterkaitan Bank Dengan Lembaga Lainnya .................................................................... 3
2.4 Hukum-Hukum Perbankan ................................................................................................. 3
2.5 Fungsi-Fungsi Perbankan ................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 5
3.2 Saran ................................................................................................................................... 5
INDEKS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan saat ini, bank merupakan salah satu pelaku yang sangat penting
dalam perekonomian sebuah negara. Dalam bermasyarakat dari kalangan manapun baik
industri/usaha juga bank sangat dibutuhkan. Karena dalam perindustrian/usaha membutuhkan
jasa bank guna mendukung, dan memperlancar aktivitasnya. Tanpa adanya bank, aktivitas
pelaku ekonomi yang terlibat hanyalah sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Sehingga
tidak terkelolanya sebuah sektor tersebut tanpa adanya keterlibatan bank.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari perbankan?


2. Bagaimana asal mula sejarah mengenai perbankan?
3. Bagaimana keterkaitan bank dengan lembaga lainnya?
4. Hukum-hukum apa saja yang ada dalam perbankan?
5. Apa fungsi-fungsi dalam perbankan?
6. Ada berapa jenis perbankan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian perbankan


2. Mengetahui asal mula sejarah perbankan
3. Menjelaskan keterkaitan bank dengan lembaga lainnya
4. Mengetahui hukum-hukum yang ada dalam perbankan
5. Mengetahui fungsi-fungsi dalam perbankan
6. Mengetahui jenis-jenis perbankan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perbankan

Perbankan atau lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang menyediakan
layanan keuangan paling canggih selain menyalurkan atau meminjamkan (kredit), serta upaya
untuk mengumpulkan dana dari masyarakat luas dalam bentuk deposito. Yang kemudian
bank menyediakan layanan yang mendukung dan memfasilitasi pinjaman dengan
memberikan pinjaman, mengumpulkan uang.
Atau pengertian lainnya, perbankan pada umumnya adalah kegiatan dalam
menjualbelikan mata uang, surat efek dan instrument-instrumenlainnya yang dapat
diperdagangkan. Penerimaan deposito untuk memudahkan penyimpananya atau untuk
mendapatkan bunga, dan/atau perbuatan, pemberian pinjaman-pinjaman dengan atau tanpa
barang-barang tanggungan, penggunaan uang yang ditempatkan atau diserahkan untuk
disimpan. Pembelian, penjualan, penukaran atau penugasan atau penahanan alat pembayaran,
instrumen yang dapatdiperdagangkan, atau benda lainnya yang mempunyai nilai moneter
secara langsung sebagai suatu kegiatan yang teratur.

2.2 Asal Mula Sejarah Perbankan

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke asia
barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di asia, afrika dan amerika dibawa oleh
bangsa eropa pada saat melakukan penjajahan kenegara jajahannya baik di asia, afrika
maupun benua afrika. Usaha perbankan itu sendiri baru di mulai dari zaman Babylonia kira –
kira tahun 2000 SM. Kemudian di lanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Namun
pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang. Seiring dengan
perkembangan perdagangan semula hanya di daratan eropa akhirnya menyebar ke asia barat,
dan akhirnya ke seluruh penjuru dunia.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank‐bank yang ada itu antara lain:
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. De Algemenevolks Crediet Bank.
4. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
5. Nationale Handles Bank (NHB).
6. De Escompto Bank NV.
Di samping itu, terdapat pula bank‐bank milik orang Indonesia dan orang‐orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank‐bank tersebut antara lain:
1. Bank Nasional indonesia.
2. Bank Abuan Saudagar.
3. NV Bank Boemi.
4. The Chartered Bank of India.
5. The Yokohama Species Bank.
6. The Matsui Bank.
7. The Bank of China.
8. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank‐bank yang ada di
zaman awal kemerdekaan antara lain:
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI ʹ46.
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank
ini berasal dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), Bank Umum Syariʹah, dan juga BPR Syariʹah (BPRS). Masing‐masing bentuk
lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.

2.3 Keterkaitan Bank Dengan Lembaga Lainnya

Mekanisme aktivitas ekonomi masyarakat modern dengan peran bank dan lembaga
keuangan lain, Dapat dikatakan bahwa bank dan lembaga keuangan adalah perantara di
sektor rumah tangga dan di sektor industri, terutama melalui penghematan sumber daya di
sektor rumah tangga dan pinjaman pinjaman investasi untuk sektor industri. Meskipun dalam
praktiknya, penggunaan dan distribusi dana dapat terjadi baik di sektor rumah tangga maupun
di sektor industri. Definisi umum, yang disebut sebagai lembaga keuangan berdasarkan Pasal
1 UU No 14/1967, adalah bahwa semua entitas yang beroperasi di sektor keuangan
berinvestasi dan mendistribusikan uang. Ini berarti bahwa lembaga keuangan selalu terlibat
dalam sektor keuangan.

2.4 Hukum-Hukum Dalam Perbankan

Hukum Perbankan di Indonesia mendefinisikan Hukum Perbankan sebagai :


“Sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang
meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan
bidang kehidupan lain” Dari rumusan tersebut terdapat pengaturan dibidang perbankan
mengenai:
a. Dasar-dasar perbankan, yaitu menyangkut asas-asas kegiatan perbankan, seperti norma,
efisiensi, kefektifan, kesehatan bank, profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan
lembaga perbankan, serta hubungan hak dan kewajibannya.
b. Kedudukan hukum pelaku di bidang perbankan, misalnya, kaidahkaidah mengenai
pengelolanya, seperti dewan komisaris, direksi, karyawan, ataupun pihak yang terafiliasi,
juga, mengenai bentuk badan hukum pengelolanya serta mengenai kepemilikannya.
Mengenai asas perbankan yang dianut di Indonesia telah diatur dalam ketentuan Pasal 2
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa, “Perbankan Indonesia dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian”.
Menurut penjelasan resminya yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi
ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.7 Prinsip kehati-hatian yang
diamanatkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan tidak ada penjelasan secara resmi
mengenai apa yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian, tetapi dapat dilihat melalui
pelaksanaan kegiatan perbankan antara bank dan para pihak yang terlibat di dalamnya,
terutama dalam membuat kebijaksanaan dan menjalankan kegiatan usahanya wajib
menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing secara cermat, teliti, dan profesiona
sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat.
c. Kaidah-kaidah perbankan yang secara khusus memerhatikan kepentingan umum, seperti
kaidah-kaidah yang mencegah persaingan yang tidak wajar, antitrust, perlindungan terhadap
konsumen (nasabah), dan lain-lain.
d. Kaidah-kaidah yang menyangkut struktur organisasi yang mendukung kebijakan ekonomi
dan moneter pemerintah, seperti dewan moneter dan bank sentral.
e. Kaidah-kaidah yang mengarahkan kehidupan perekonomian yang berupa dasar-dasar untuk
perwujudan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya melalui penetapan sanksi, insentif, dan
sebagainya.
f. Keterkaitan satu sama lainnya dari ketentuan dan kaidah-kaidah hukum tersebut sehingga
tidak mungkin berdiri sendiri.

2.5 Fungsi-Fungsi Dalam Perbankan

Mengenai fungsi perbankan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang


Perbankan yang menyatakan bahwa, “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat” dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai
perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak
yang kekurangan dan memerlukan dana (lacks of fund). Perbankan di Indonesia mempunyai
tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekonomis, tetapi juga berorientasi
kepada hal-hal yangnonekonomis seperti masalah yang menyangkut stabilitas nasional yang
mencakup antara lain stabilitas politik dan stabilitas sosial. Secara lengkap mengenai hal ini
diatur dalam ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang berbunyi :
“Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
Kembali pada fungsi perbankan, menurut Budisantoso (2006:9), fungsi utama dari
perbankan terdiri atas 3 hal, yaitu agent of trust, agent of development, dan agent of service.
a) Agent of Trust
Seperti yang sempat disinggung di awal, kegiatan perbankan berdasar pada kepercayaan
(trust). Kepercayaan ini baik dalam hal penghimpunan dana atau penyaluran dana.
Bayangkan saja bagaimana kita sebagai nasabah, mau menitipkan uang untuk dikelola sesuai
kegiatan perbankan. Semua hal tersebut tentu berlandaskan kepercayaan bahwa kegiatan
perbankan dilakukan dengan benar sehingga uang tetap aman dan bank tidak mengalami
kebangkrutan.
b) Agent of Development
Kegiatan perbankan berupa penyaluran dana dibutuhkan untuk kelancaran perekonomian di
sektor riil. Kegiatan perbankan tersebut juga memungkinkan masyarakat melakukan
investasi, distribusi, dan konsumsi yang ketiganya sangat bergantung dengan perbankan.
c) Agent of Service
Perbankan juga berfungsi sebagai agen pelayanan. Maksudnya adalah kegiatan perbankan
sangat erat kaitannya dengan penawaran jasa kepada masyarakat. Jasa yang dimaksud tentu
berhubungan dengan perekonomian, mulai dari penitipan uang, penitipan barang berharga,
pemberian jaminan, penjualan dan pembelian mata uang asing, pembayaran gaji, pengiriman
uang, hingga penyelesaian tagihan.

Namun selain ketiga hal tersebut, perbankan juga mempunyai fungsi spesifik dalam
penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan.

2.6 Jenis-jenis Perbankan


Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan dibagi menjdi dua
Yaitu:
1. Bank Umum
Merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dana atau
berdasarkan prinsip syaiah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Badan usaha ini juga juga memiliki hak dalam mengumpulkan uang dari
masyarakat. Nantinya, uang yang terkumpul tersebut akan dikelola oleh pihak bank
dalam bentuk simpanan, yang mana simpanan tersebut akan diputar kembali untuk
dijadikan sebagai utang pada pihak lain yang memerlukan pendanaan.
Para ahli perbankan banyak yang mengatakan bahwa bank umum adalah suatu
lembaga yang selalu berorientasi pada keuntungannya.
Namun, bank umum itu sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan
statusnya, yakni bank devisa dan bank non-devisa.
 Bank devisa adalah bank umum yang telah mendapatkan persetujuan dari
pihak bank sentral pada suatu negara untuk bisa melakukan bentuk usahanya
dengan memanfaatkan valuta asing.
Jadi, jika menggunakan bank devisa, maka Anda bisa melakukan pengiriman
uang ke luar negeri, melakukan kegiatan ekspor atau impor, serta melakukan
jual beli valuta asing.
 Bank non-devisa adalah perbankan yang belum mengantongi izin resmi dari
bank sentral untuk melakukan devisa, sehingga kegiatan yang mereka lakukan
pun sifatnya sangatlah terbatas.
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh bank umum yaitu:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya.
2) Menyalurkan kredit
3) Menerbitkan surat pengakuan utang
4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
Surat-surat wesel, Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya, Kertas
perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Obligasi, Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun, Instrumen
surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun
5) Memindahkan uang naik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari atau meminjam dana kepada
bank lain baik menggunakan surat, wesel, cek, atau sarana lainnya.
7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhiungan dengan antar pihak ketiga.
8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
9) Melakukan kegiatan penitipan lain berdasrkan kontrak
10) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali
amanat
11) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
12) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku
13) Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank asalkan tidak bertentangan
dan berlawanan dengan Undang-Undang dan peraturan yang telah ditetapkan
Ada beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh Bank Umum yaitu:
1) Melakukan penyertaan modal, kecuali dalam hal terntentu yang telah diatur
dalam Undang-Undang
2) Melakukan usaha perasuransian
3) Melakukan usaha lain selain yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang

Bank Umum dibagi menjadi dua yaitu:


 Bank Umum Milik Negara
Contoh: Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonsia
(BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).
 Bank Umum Milik Swasta
Contoh: BCA, CIMB Niaga, CitiBank, Bank Danamon, dll.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan bank yang
menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya.
Beberapa kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR adalah:
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
 Memberikan kredit
 Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Adapun beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR yaitu:
 Menerima simpanan dalam bentuk giro
 Melakukan penyertaan modal
 Melakukan kegiatan valas
 Melakukan usaha perasuransian, serta
 Melakukan usaha lain diluar kegiatan yang telah disebutkan diatas.

Selain Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, ada beberapa jenis bank lain yaitu:
1. Bank Sentral (Central Bank)
Bank Sentral memiliki tujuan utama untuk mengatur jumlah uang beredar
dalam perekonomian negara. Namun dalam menjalankan tugasnya, bank sentral
menjalankan berbagai fungsi lain mulai dari penanganan penyelesaian giro,
pelaksana kebijakan moneter sampai dengan pemberian izin, pembinaan, serta
pengawasan kegiatan perbankan.

Beberapa fungsi utama Bank Sentral adalah:


 Agen Fiskal Pemerintah (Fiscal Agent of Government) = Bank Sentral
bertanggung jawab sebagai penasehat serta memberi bantuan untuk mengelola
berbagai masalah transaksi keuangan pemerintah. Contoh: memberi pinjaman
kepada pemeritah, menyimpan aset-aset finasial milik pemerintah.
 Banknya bank (Banker of Bank)
Bank sentral bertugas untuk memberikan bantuan kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditas (lender of last resort).

 Menentukan Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker)

Melakukan kontrol terhadap jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter.

 Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan (Supervision, examination,


and regulation of members bank)

Bank sentral bertugas untuk mengontrol keadaan perbankan negara

 Penanganan transaksi giro (The clearing and collection of checks)

Bank sentral membantu mengefisienkan kegiatan transaksi yang menggunakan alat


pembayaran giro, transaksi berjumlah besar, antarbank, antarwilayah, dan antarnegara.
Tanpa Bank sentral, bank-bank tidak dapat menyelesaikan transaksi tersebut.

 Riset-riset Ekonomi (Economics Research)


Riset ekonomi yang dilakukan bank sentral pada akhirnya akan digunakan sebagai alat
bantu bagi penetapan kebijakan moneter negara.

Contoh: Bank Indonesia (bank sentral Indonesia), The Fed (Bank sentral Amerika),
European Central Bank (bank sentral Eropa), Bank of Japan (Bank sentral Jepang), dll.

2. Bank Syariah
Dalam melakukan kegiatan perbankan, Bank Syariah menggunakan asas-asas
dan prinsip Syariah (berdasarkan hukum Islam), demokrasi ekonomi, serta prinsip
kehati-hatian. Bank Syariah ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembagunaan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaa, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.
Fungsi dari Bank Syariah sendiri adalah:
 Menjalankan fungsi penghimpunan dan menyalurkan dana di masyarakat
 Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga Baitul Mal, yaitu menerima
dana yang berasal dari Zakat, Infak, Sedekah, Hibah, ayau dana sosial lainnya
dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola Zakat.
 Menghimpun dana sosial yang berasal dari Wakaf uang dan menyalurkannya
kepada pengelola Wakaf (Nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi Wakaf
(Wakif).
 Melaksankan fungsi sosial sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-
Undang.

Contoh Bank Syariah di Indonesia: Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, BTN
Syariah, BCA Syariah, dll.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam hukum bisnis. Kegiatan utama
dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali
kepada masyarakat. Dengan demikian, dunia perbankan dapat menjembatani antara pihak
yang kekurangan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Perbankan dapat menjalankan
fumgsinya tersebut perlu diterapkan prinsip hati-hati terutama pada saat akan menyalurkan
dana kepada masyarakat, artinya bank mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang
tepat pada setiap nasabah dan calon pengguna dana bank.
Perbankan atau lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang menyediakan
layanan keuangan paling canggih selain menyalurkan atau meminjamkan (kredit), serta upaya
untuk mengumpulkan dana dari masyarakat luas dalam bentuk deposito. Dapat dikatakan
bahwa bank dan lembaga keuangan adalah perantara di sektor rumah tangga dan di sektor
industri, terutama melalui penghematan sumber daya di sektor rumah tangga dan pinjaman-
pinjaman investasi untuk sektor industri.
Bank yang merupakan lembaga intermediasi berfungsi dalam menyalurkan dana
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Aset yang didapat dari dana pihak ketiga sebagian
besar digunakan dalam pembiayaan baik dalam bentuk akad mudarabah, musyarakah,
murabahah dan lainnya. Dan di dalam pembiayaan terdapat resiko gagal bayar. Bila kreditur
mengalami gagal bayar atau berkinerja buruk maka bank syariah hanya akan mendapatkan
kembali pokok pinjaman dan denda. Bandingkan dengan bank konvensional yang tetap
membebankan bunga terhadap kreditur, bila kreditur mengalami gagal bayar maka barang
jaminan akan dijual untuk melunasi pokok pinjaman, bunga dan denda. Bila bank syariah
semakin 3 agresif mengalokasikan aset ke dalam pembiayaan atau total financing maka
semakin besar pula resiko penurunan profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa total financing
atau pembiayaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah.
3.2 Saran

Penulis menyarankan kepada Bank Indonesia adalah dalam pembentukan Peraturan


Bank Indonesia menggunakan rujukan yuridis selengkap mungkin agar mengeliminir adanya
perdebatan akademis serta menghindari adanya ketidakpastian orientasi disebabkan karena
pertentangan dengan ketentuan perundang-undangan lainnya. Ketidakpastian orientasi ini
dapat mengakibatkan kebingungan dalam masyarakat khususnya masyarakat perbankan
dalam hukum bisnis di Indonesia.

INDEKS

Anda mungkin juga menyukai