Anda di halaman 1dari 8

Nama: Kholila Ritonga

Nim: 200204030

Prodi: S1 Keperawatan

(KEPERAWATAN DASAR 1)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA


A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Gangguan Nutrisi

I. Defenisi

Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya dengan
peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak
lengkapnya informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional
dan faktor-foktor stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan, kecuali yang membatasi asupan makananaya akibat masalah
ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang penting untuk memenuhi kebutuhan mineral
kalsium, besi, dan seng selama periode pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk
pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa otot dan volume darah seng
untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka (wong, 2009).
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam mengingesti,
mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan mengekskresikan zat gizi
(makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya). Nutrisi klinis terutama
berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun tubuh dan meningkatkan
kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat
gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan
tersebut tidak atau kurangterpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya
dapat terhambat (Hidayat, A. Aziz Alimu, 2008).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan
energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah
komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan
mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).

II. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Nutrisi

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat mempengaruhi
pola akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh kekurangan informasi
sehingga dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein sangat baik bagi anak- anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizi tidak sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini para remaja di
kota-kota besar di Negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan
tertentu secara berlebihan, seperti makan cepat saji, (junkfood), bakso dan lain-
lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan
mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan berlebih karena tidak memiliki asupan gizi
yang baik.
5. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan
gizi keluarga dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

III. Masalah Kebutuhan Nutrisi

1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak cukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012). Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.

2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang tidak
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism
secara berlebih.
Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
e. Aktivitas menurun atau mononton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva, dan lain-lain.

5. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

7. Penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini ssangat
sering dialami karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh pengonsumsi lemak
secara berlebih.

9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letegi, dan kelebihan energi.

IV. Penilaian status Gizi


Penilain status gizi seseorang dinilai dengan memeriksa informasi mengenai pasien
dari beberapa sumber. Skrining nutrisi, bersama dengan riwayat kesehatan pasien,
temuan pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, dapat digunakan untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan (Williams & Wilkins, 2011).

1. Skrining nutrisi
Memeriksa nilai-nilai
a. Riwayat tinggi badan dan berat badan.
b. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih dari 5% dalam 30 hari atau 10%
dalam 180 hari).
c. Nilai laboratorium.
d. Integritas kulit.
e. Nafsu makan.
f. Makanan.
g. Penyakit atau diagnosa sekarang.
h. Riwayat medis.
i. Status fungsional.
j. Usia lanjut (usia 80 atau lebih).

2. Skrining Kesehatan Memeriksa nilai- nilai


a. Indeks massa tubuh (IMT).
b. Tinggi menurut berat badan.
c. Kebiasaan makan.
d. Lingkungan tempat tinggal.
e. Status fungsional.

Penilaian Gizi Komprehensif


Penilai gizi yang komprehensif umunnya dilaksanakan pada pasien berisiko sedang
sampai tinggi yang menderita sedikit malnutrisi kalori-protein (Williams & Wilkins,
2011).
Memeriksa nilai-nilai
1. Riyawat medis.
2. Temuan pemeriksaan fisik.
3. Hasil uji laboratorium.

V. Komponen Zat Gizi

Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral menurut (sayogo, 2008).

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat sederhana
(monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli sakarida). Bahan
makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum);
umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) dan bahan makanan lainnya seperti
tepung, sagu dan pisang. Sedangkan gula pasir misalnya merupakan sumber
karbohidrat sederhana. Proses perencanaan maupun penyerapan karbohidrat/KH
kompleks didalam tubuh berlangsung lebih lama dari pada korbohidrat sederhana
karena konsumsi karbohidrat kompleks tidak tepat menimbulkan rasa lapar
dibandingkan dengan mengkonsumsi/makanan sederhana.

2. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kejenuhanasam
lemaknya yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak
jenuh ganda.
Lemak hewani secara “khas” mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/ asam
lemak jenuh, sedangkan minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung SFA contoh
bahan makanan yang tinggi kadar SFA nya adalah lemak mentega, lemak daging,
minyak kelapa sawit, dan minyak kelapa. Asam lemak tak jenuh/ mono unsaturated
fatty acid (MUFA) terdapat dalam jenis makanan utamanya minyak kacang, olive oil,
alfukat, dan minyak zaitun, dan asam lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty
acid (PUFA) terdapat beberapa jenis minyak tumbuhan seperti minyak jagung,
minyak kacang, wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri atas asam amino omega-3,
linolenat dan omega-6.

3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam amino non-esensial yang
dapat disintesis tubuh dan asam amino esensial yang harus ada dalam makanan
sehari- hari karena tidak dapat disintesis dalam tubuh atau tidak dapat disintesis
dalam jumlah yang adekuat (cukup).

4. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus di
dapatkan dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat dibuat di dalam
tubuh menjadi vitamin yang dikenal sebagai provitamin atau prekursor vitamin.
Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin merupakan senyawa organik yang
berperan sebagai fungsi fisiologis normal (tumbuh kembang, reproduksi) dan
regulasi/ mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan
kelarutannya; vitamin dibagi 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut
air. Tergolong vitamin larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang
mengandung vitamin larut air adalah vitamin B dan vitamin C.

5. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan
nitrogen (N). Selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium
(Ca), klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan
sulfir (S). Sumber mineral dapat ditemukan di beberapa jenis bahan makanan yang
jenis-jejis mineral dibutuhkan oleh tubuh berserta sumber-sumbernya, yaitu:
a. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
b. Kalsium, sumberny: susu, keju.
c. Zat bes, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
d. Yodium, sumbernya: garam beryodium.
e. Zink, sumbernya: makanan laut.

Implementasi Keperawatan

1. Mengkaji tanda membran mukosa kering kulit kering, BAK 4-5kali/hari adanya rasa
haus.
2. Memonitor tanda-tanda vital
T TD RR HR TB BB
: 37,80 C
: 70/50mmHg
: 30kali/menit
: 120 kali/menit : 80 cm
: 6,8 Kg
3. Kolaborasi dengan keluarga untuk pemberian cairan yang adekuat.
 Untuk kebutuhan
memenuhi intake dan output (pemasukan dan pengeluaran yang
seimbang).

Evaluasi (SOAP)

S:
Ibu pasien mengatakan Pasien hanya ingin meminum susu formula saat haus.
BAK 4-5 kali/hari
O:
Keadaan pasien lemah dan masih berbaring di atas tempat tidur.
Tanda-tada Vital
Suhu tubuh : 37,50 C T : 70/50mmHg RR : 30 kali/menit HR : 120 kali/menit TB : 80
cm
BB : 6,8 Kg (Setelah sakit), 7,8 g (Sebelum sakit)
A:
Masalah cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan 1. Mengkaaji tanda
membran mukosa kering kulil, kering, BAK 4-5 kali/hari adanya rasa haus.

Anda mungkin juga menyukai