Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR PENYEBAB PENGUNAAN KONTRASEPSI INTRA

UTERIN DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI


DESA GUNUNG HASAHATAN KECAMATAN
PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA KOTA
PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2020

1
Elinda Tarigan, 2Anto, 3Lola Pebrianthy
1
Mahasiswa Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan
2
Dosen Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan

ABSTRAK

Pengunaan Intra Uterin Device (IUD) pada pasangan usia subur masih menjadi perhatian
utama dan menjadi masalah besar bagi kesehatan negara–negara di dunia termasuk
negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab
penggunaan IUD pada pasangan usia subur di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020. Jenis penelitian adalah
kuantitatif dengan desain cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 49 orang, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling. Data dikumpulkan melalui data primer dengan memberikan kuesioner kepada
responden. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi
Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan faktor penyebab umur (p=
0,036) , paritas (p= 0,046), pengetahuan (p= 0,019), dukungan suami (p= 0,040) dan
status kepercayaan (p= 0,027) dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Faktor penyebab
peran petugas KB (p= 0,348) tidak berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD.
Kesimpulan diperoleh bahwa ada hubungan umur, paritas, pengetahuan, dukungan suami,
status kesehatan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Peran petugas KB tidak
berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Diharapkan kepada tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan terutama mengenai kontrasepsi IUD
secara intensif melalui komunikasi langsung kepada masyarakat dengan melibatkan
suami dan keluarga.

Kata Kunci : Umur, Paritas, Pengetahuan, Dukungan Suami, Peran


Petugas KB, Status Kepercayaan, IUD

ABSTRACK

The Use of the Intra Uterine Device (IUD) in couples of childbearing age still a major
concern and become a big problem for the health of countries in the world including
developing countries. The purpose of this research was to determine the factors causing
the use of the IUD in couples of childbearing age in Gunung Hasahat Village
Padangsidimpuan District Batunadua Of Padangsidimpuan City 2020. This type of
research is quantitative with a cross sectional study design. The sample in this study was
as many as 49 people. The sampling technique used in this study was purposive
sampling. The Data collected through primary data by giving a questionnaire to
respondents. The Data was analyzed by univariate and bivariateccby used the Chi
Square test. The results showed that there was a relationship between the causes of age
(p = 0.036), parity (p = 0.046), knowledge (p = 0.019), husband's support (p = 0.040)
and trust status (p = 0.027) with the used of the IUD contraceptive. The Causative factor
role of family planning officers (p = 0.348) not related to used of the contraceptive IUD.
The conclusion was that there was a relationship between age, parity, knowledge,
husband's support, health status with the use of IUD contraceptives. The role of family
planning officers not associated with contraceptive used of the IUD. Expected to health
workers to further enhance health promotion efforts especially about contraceptive IUD
intensively through direct communication to the community with involve husband and
family
Keywords : Age, Parity, Knowledge, Husband's Support, Officer Role
Family Planning, Trust Status, IUD

1. PENDAHULUAN (0,2), kondom (2,6) dan Metode


Pengunaan Intra Uterin Device amenore laktasi (MAL) (0,1%). Dari
(IUD) pada pasangan usia subur masih sekian banyak pengguna KB aktif hanya
menjadi perhatian utama dan menjadi 13,4 % yang menggunakan Metode
masalah besar bagi kesehatan negara– Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
negara di dunia termasuk negara Salah satu alat jenis alat
berkembang. Berdasarkan data World kontrasepsi yang memiliki efektivitas
Health Organization (WHO) tinggi adalah IUD. Kontrasepsi IUD
didapatkan bahwa di seluruh dunia adalah cara pencegahan kehamilan yang
terjadi 1 juta kelahiran baru per hari, sangat efektif, aman, dan reversibel bagi
dimana 50% diantaranya tidak wanita. IUD merupakan metode
direncanakan dan 25% tidak diharapkan. kontrasepsi jangka panjang pilihan bagi
(Wiknjosastro, 2011; Anggraini dan sebagian besar wanita karena keamanan
Martini, 2012). dan efektivitasnya (97-99%) (Marikar,
Menurut WHO (2014) 2015).
penggunaan kontrasepsi telah meningkat Berdasarkan data Riset Kesehatan
di banyak bagian dunia, terutama di Dasar (RISKESDAS) tahun 2018
Asia dan Amerika Latin dan terendah di proporsi penggunaan alat kontrasepsi di
Sub-Sahara Afrika. Secara global, Indonesia mencapai 35.795.560 peserta,
pengguna kontrasepsi modern telah dimana penggunaan KB suntik 3 bulan
meningkat tidak signifikan dari 54% sebesar 42,4%, pil sebesar 8,5%, IUD
pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada sebesar 6,6%, suntikan 1 bulan sebesar
tahun 2014. Di Afrika dari 23,6% 6,1%, implant sebesar 4,7%, MOP
menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat sebesar 0,2%, MOW sebesar 3,1 %,
dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan kondom sebesar 1,1% dan yang tidak
Amerika latin dan Karibia naik sedikit menggunakan alat kontrasepsi sebesar
dari 66,7% menjadi 67,0%. (WHO, 27,1%. Penggunaan MKJP masih
2014). rendah dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil Survei penggunaan non-MKJP. Persentase
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) peserta KB baru tertinggi ialah Provinsi
tahun 2017 peserta KB aktif Aceh (91,2%), kemudian Sulawesi
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Tenggara (91,0%), dan Riau (88,5%).
pasangan usia subur mencapai 64%. Sedangkan provinsi dengan persentase
Angka prevalensi pemakaian peserta KB baru terendah ialah Provinsi
kontrasepsi modern adalah sebesar Kepulauan Riau (67,3%), Bali (67,7%),
57,2%, yang menggunakan kontrasepsi dan Jawa Tengah (70,0%).
tradisional 6,4% dan 36,4 tidak Berdasarkan data dari BKKBN
menggunakan KB. Suntik KB Provinsi Sumatera Utara, dari 2.389.897
merupakan alat kontrasepsi yang paling pasangan usia subur (PUS) tahun 2018,
banyak digunakan yaitu sebesar 29%, sebanyak 1.685.506 (70,53%)
diikuti oleh pil (12,1%), implant (4,7%), diantaranya merupakan peserta KB
IUD (4,7%), MOW (3,8%) dan MOP aktif. Jarum suntik menjadi jenis
kontrasepsi terbanyak digunakan yaitu menggunakan IUD, 2 orang lagi
sebesar 31,69%, diikuti Pil sebesar mengatakan masih ingin memiliki anak
28,14%, Implan sebesar 14,77%, IUD dalam waktu dekat dan 1 orang tidak
sebesar 9,84%, Kondom sebesar 7,43%. diizinkan oleh suami karena takut
Jenis kontrasepsi yang paling sedikit mengganggu hubungan seksual.
digunakan adalah Metode Operasi Pria Berdasarkan latar belakang tersebut
(MOP), yaitu sebesar 0,88%. (Profil maka peneliti tertarik untuk melakukan
Kesehatan Sumatera Utara, 2018). penelitan tentang Faktor penyebab
Pencapaian peserta KB di penggunaan IUD pada pasangan usia
Sumatera Utara tahun 2018 hanya subur di Desa Gunung Hasahatan
mencapai 71,31 persen. Tingkat Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
pencapaian peserta KB baru paling Kota Padangsidimpuan Tahun 2020.
banyak adalah Kabupaten Padang Lawas Tujuan penelitian ini adalah untuk
Utara (Paluta) sebesar 213,43 persen, mengetahui faktor penyebab
kemudian disusul Kabupaten Karo penggunaan IUD pada pasangan usia
sebesar 149,70 persen, Kabupaten subur di Desa Gunung Hasahatan
Mandailing Natal (Madina) sebesar Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
146,95 persen. Selanjutnya, Kabupaten Kota Padangsidimpuan Tahun 2020.
Tapanuli Selatan 127,01 persen serta
Gunung S,-itoli 100,22 persen.tingkat 2. METODE PENELITIAN
pencapaian yang paling sedikit adalah
peserta KB Baru, di Kabupaten Nias Jenis penelitian ini adalah
Selatan 4,74 persen. Kemudian, Kota penelitian kuantitatif dengan desain
Medan 37,43 persen dan Kabupaten cross sectional study dengan tujuan
Dairi sebesar 38,77 persen. Selanjutnya untuk mengetahui faktor penyebab
adalah Labuhanbatu Utara 39,61 persen penggunaan IUD pada pasangan usia
dan Pakpak Bharat 41,31 persen. subur di Desa Gunung Hasahatan
(BKKBN, 2018) Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
Berdasarkan profil Dinas Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
kesehatan Kota Padangsidimpuan tahun yang diamati pada periode waktu yang
2017 menunjukan cakupan KB aktif sama. Penelitian ini dilaksanakan di
sebesar 66,4%, sementara target sebesar Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
80%. Proporsi KB aktif di Puskesmas Padangsidimpuan Batunadua Kota
Batunadua adalah sebanyak 2023 Padangsidimpuan. Alasan peneliti
peserta. Metode kontrasepsi yang paling adalah karena banyaknya ibu PUS yang
banyak digunakan adalah non MKJP tidak menggunakan IUD Penelitian ini
sebanyak 1424 (70,4%) yaitu dilakukan pada bulan Maret – Agustus
kontrasepsi suntik 805 (39,8%), pil 424 2020.
(21,5%) dan kondom 185 (9,1%), Populasi dalam penelitian ini
sedangkan metode kontrasepsi yang adalah seluruh pasangan usia subur yang
paling sedikit digunakan adalah MKJP berada di Desa Gunung Hasahatan
sebanyak 599 (29,6%) yaitu IUD 182 Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
(9,0%), implant 290 (14,3%), MOW 124 Kota Padangsidimpuan sebanyak 98
(6,1%) dan MOP 3 (0,1%). orang.
Berdasarkan survey pendahuluan Sampel dalam penelitian ini
yang dilakukan di Desa Gunung diambil dengan teknik purposive
Hasahatan jumlah PUS sebanyak 98 dan sampling. Jumlah Jadi sampel dalam
masih banyak yang tidak yang penelitian ini adalah sebanyak 49 orang
menggunakan alat kontrasepsi dalam dengan kriteria inklusi: Ibu dengan usia
rahim.dari 5 orang PUS yang yang saya subur, berdomisili di Desa Gunung
wawancarainya semuanya mengatakan Hasahatan dan bersedia menjadi sampel.
tidak menggunakan alat kontrasepsi Prosedur penelitian dimulai dari
dalam rahim, 2 orang mengatakan takut pengumpulan data yaitu pertama peneliti
mengajukan izin penelitian kepada Juli 2020 dengan membagikan kuesioner
Kepala Desa Gunung Hasahatan, langsung ke rumah responden. Peneliti
kemudian meminta izin untuk dan asisten peneliti mengumpulkan
melakukan penelitian kepada responden kembali lembar kuisioner setelah
dan menjelaskan tujuan diadakannya responden selesai mengisi. Peneliti
penelitian ini serta meminta persetujuan memeriksa kelengkapan kuesioner yang
responden. Seluruh responden telah diserahkan dan meminta responden
menandatangani lembar informed melengkapi apabila ada jawaban
consent sebelum pengisian lembar kuesioner yang belum lengkap dan
kuesioner, kemudian peneliti dan asisten mengumpulkannya kembali. Data yang
peneliti menyebar kuisioner kepada diperoleh kemudian diolah dengan
responden pada tanggal 7 Juli 2020 saat menggunakan bantuan komputer melalui
pelaksaaan posyandu, tanggal 8 dan 9 tahapan editing, coding, dan tabulating.

3. HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Karakteristik Sampel
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Sampel di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Karakteristik n Persentase (%)
Umur
<20 dan >35 tahun 25 51,0
20-35 Tahun 24 49,0
Jumlah 49 100,0
Tingkat Pendidikan
SD 4 8,2
SMP 6 12,2
SMA 25 51,0
D3 14 28,6
Jumlah 49 100,0
Jenis Pekerjaan
IRT (Tidak Bekerja) 20 40,8
PNS 5 10,2
Wiraswasta 6 12,2
Petani 15 30,6
Pegawai Swasta 3 6,0
Jumlah 49 100,0
Agama
Islam 49 100,0
Jumlah 49 100,0
Paritas
Primipara 20 40,8
Multipara 23 46,9
Grandemultipara 6 12,3
Jumlah 49 100,0

Pengetahuan
Tabel 2 Distribusi Pengetahuan Sampel di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Pengetahuan n Persentase (%)
Kurang 23 46,9
Cukup 14 28,6
Baik 12 24,5
Jumlah 49 100.0

Dukungan Suami
Tabel 2 Distribusi Dukungan Suami di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Dukungan Suami n Persentase (%)
Tidak Mendukung 31 63,3
Mendukung 18 36,7
Jumlah 49 100.0

Peran Petugas KB
Tabel 3 Distribusi Peran Petugas KB di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Peran Petugas KB n Persentase (%)
Tidak Aktif 22 44,9
Aktif 27 55,1
Jumlah 49 100.0

Status Kepercayaan
Tabel 4 Distribusi Status Kepercayaan Sampel di Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Status Kepercayaan n Persentase (%)
Negatif 32 65,3
Positif 17 34,7
Jumlah 49 100.0

Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 5 Distribusi Penggunaan Kontrasepsi IUD di Desa Gunung Hasahatan
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD n Persentase (%)
Tidak Menggunakan 42 85,7
Menggunakan 7 14,3
Jumlah 49 100.
0
Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 11 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Desa
Gunung Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Mengg
Pengetah Tidak Jumlah
unaka P
uan Menggunakan
n
n % n % n %
Kurang 23 46,9 0 0 23 46,9
Cukup 11 22,5 3 6,1 14 28,6
0,019
Baik 8 16,3 4 8,2 12 24,5
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100

Hubungan Paritas dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 12 Hubungan Paritas dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Desa Gunung
Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Mengg
Paritas Tidak Jumlah
unaka
Menggunakan P
n
n % n % n %
Primipara 20 40,8 0 0 20 40,8
Multipara 18 36,7 5 10,2 23 46,9 0,046
Grademultipara 4 8,2 2 4,1 6 12,3
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100,0

Hubungan Dukungan Suami dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 13 Hubungan Dukungan Suami dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Desa
Gunung Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Dukunga Mengg
Tidak Jumlah
n unaka P
Menggunakan
Suami n
n % n % n %
Tidak
Menduku 29 59,2 2 4,1 31 63,3
0,044
ng
Mendukung 13 26,5 5 10,2 18 36,7
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100,0
Hubungan Peran Petugas KB dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD
Tabel 14 Hubungan Peran Petugas KB dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di
Desa Gunung Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Peran Tidak Jumlah
Petugas Digunakan P
Digunakan
KB n % n % N %
Tidak Aktif 20 40,8 2 4,1 22 44,9
Aktif 22 44,9 5 10,2 27 55,1 0,598
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100,0

Hubungan Umur dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 15 Hubungan Umur dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Desa
Gunung Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Mengg
Kelompok Tidak Jumlah
unaka P
Umur Menggunakan n
N % n % n %
<20 dan >35
24 49,0 1 2,0 25 51,0
tahun
0,036
20-35 tahun 18 36,7 6 12,3 24 49,0
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100,0

Hubungan Status Kepercayaan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD


Tabel 16 Hubungan Status Kepercayaan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di
Desa Gunung Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2020
Penggunaan Kontrasepsi IUD
Status Mengg
Tidak Jumlah
Keperca Menggunakan unaka P
yaan n
n % n % n %
Negatif 30 61,2 2 4,1 32 65,3
Positif 12 24,5 5 10,2 17 34,7 0,027
Jumlah 42 85,7 7 14,3 49 100,0

4. PEMBAHASAN sebanyak 23 orang (46,9%) dan


minoritas responden pengetahuan baik
Hubungan Pengetahuan dengan sebanyak 12 orang (24,5%). Analisa
Penggunaan Kontrasepsi IUD bivariat didapatkan bahwa ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan dengan penggunaan
menunjukkan bahwa bahwa mayoritas kontrasepsi IUD di Desa Gunung
pengetahuan responden kurang yaitu
Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan dengan penggunaan kontrasepsi IUD di
Batunadua Kota Padangsidimpuan. Desa Gunung Hasahatan Kecamatan
Hasil penelitian diketahui Padangsidimpuan Batunadua Kota
pengetahuan responden tentang IUD di Padangsidimpuan. Hasil penelitian
Desa Gunung Hasahatan Kecamatan menunjukkan pada responden primipara
Padangsidimpuan Batunadua Kota berjumlah 20 responden, yang
Padangsidimpuan sebagian besar adalah menggunakan IUD tidak ada. Hal ini
kurang. Pengetahuan dipengaruhi dimungkinkan bahwa pada pasangan
beberapa faktor diantaranya adalah dengan jumlah anak hidup masih sedikit
tingkat pendidikan. Pendidikan terdapat kecenderungan untuk
responden mayoritas adalah SMA yaitu menggunakan alat kontrasepsi dengan
sebanyak 25 orang (51,0%). Selain itu efektifitas rendah, dan apabila terjadi
pengetahuan juga dipengaruhi oleh kehamilan tidak akan terjadi kehamilan
sumber informasi yang diperoleh ibu dengan resiko tinggi.
tentang IUD Berdasarkan penelitian yang
Hasil penelitian ini sejalan dilakukan oleh Wiwin (2017)
dengan penelitian yang dilakukan oleh menemukan bahwa akseptor dengan
Fitriani Risa (2016) menunjukkan primipara menggunakan IUD berjumlah
bahwa ada hubungan pengetahuan 0 (0%) dibandingkan dengan grande
dengan (p value = 0,036) dengan multi para yakni 5 (55,6%). Hasil uji
penggunaan IUD. Ibu dengan tingkat statistik dengan menggunakan chi
pengetahuan yang rendah beresiko 7 kali square pada variabel paritas dengan
tidak menggunakan kontrasepsi IUD penggunaan kontrasepsi AKDR
daripada yang berpengetahuan tinggi. diperoleh nilai p value 0,003 (p <0,05).
Adanya pengetahuan akan Kesimpulannya bahwa terdapat
menimbulkan kesadaran seseorang yang hubungan yang signifikan antara paritas
akhirnya memicunya untuk berperilaku dengan penggunaan IUD.
sesuai dengan pengetahuan yang Ibu dengan multipara lebih
dimilikinya tersebut. Semakin baik banyak yang menggunakan metode
pengetahuan seseorang tentang suatu kontrasepsi IUD yang paling sesuai bagi
objek maka akan semakin tinggi pengguna itu sendiri. Rendahnya minat
kesadarannya untuk melakukan tindakan memakai IUD pada ibu yang memiliki
yang sesuai dengan pengetahuannya anak 1 karena ketakutan akan alat yang
tersebut (Notoatmodjo, 2012). metodenya harus di masukkan ke dalam
Menurut peneliti ada hubungan rahim. Mereka menganggap itu akan
pengetahuan dengan penggunaan merusak alat reproduksinya. Penyakit
kontrasepsi IUD dengan melihat hasil infeksi dan keputihan yang ditimbulkan
pengelolahan data tersebut menunjukkan setelah pemasangan IUD merupakan
bahwa mayoritas pengetahuan salah satu faktor yang menyebabkan ibu
responden masih kurang, hal ini dapat tidak menggunakannya.
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan kurangnya minat ibu Hubungan Dukungan Suami dengan
untuk memperoleh informasi tentang Penggunaan Kontrasepsi IUD
IUD. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas suami
Hubungan Paritas dengan tidak mendukung ibu dalam
Penggunaan Kontrasepsi IUD menggunakan kontrasepsi IUD yaitu
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 31 orang (63,3%) dan
menunjukkan multipara yaitu sebanyak minoritas suami mendukung dalam
23 orang (46,9%) dan minoritas menggunakan kontrasepsi IUD
responden grandemultipara sebanyak 6 sebanyak 18 orang (36,7%). Analisa
orang (12,3%). Analisa bivariat bivariat didapatkan bahwa ada hubungan
didapatkan bahwa ada hubungan paritas dukungan suami dengan penggunaan
kontrasepsi IUD di Desa Gunung adalah mendidik, mengarahkan serta
Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan mengartikan istrinya kepada kebenaran,
Batunadua Kota Padangsidimpuan. kemudian memberinya nafkah lahir
Responden yang memiliki dukungan batin, mempergauli serta menyantuni
suami kurang merupakan responden dengan baik. Maka untuk hal mendidik
dengan dukungan atau kebebasan yang istri dalam pengambilan keputusan dan
kurang dalam membantu istri untuk juga berkomunikasi untuk
memilih cara atau metode kontrasepsi mendiskusikan kebijakan dalam
yang akan digunakan. merencanakan keluarga berencana..
Hal ini sesuai dengan penelitian (Ismi Cipta, 2017).
yang dilakukan oleh Auliyah (2015) Menurut asumsi peneliti bahwa
yang menyimpulkan bahwa dukungan sebagian besar responden tidak
suami yang rendah atau negatif akan mendapatkan dukungan suami
mempengaruhi pengambilan keputusan menggunakan Kontrasepsi IUD.
seorang istri dalam memilih kontrasepsi. Hubungan suami mempunyai suatu
Berdasarkan hasil dari wawancara yang tanggung jawab yang penuh dalam
dilakukan pada beberapa suami keluarga dan suami mempunyai peranan
mengatakan bahwa pemilihan penting ketika suami sangat dituntut
kontrasepsi IUD hanya mengikuti bukan hanya sebagai pencari nafkah
program dari pemerintah. akan tetapi suami sebagai motivator
Dukungan suami merupakan dalam berbagai kebijakan yang akan
salah satu variabel sosial budaya yang diputuskan termasuk merencanakan
sangat berpengaruh terhadap pemakaian keluarga berencana. Dukungan suami
alat kontrasepsi bagi kaum wanita rendah karena merasa tidak nyaman saat
sebagai istri secara khusus, dan didalam berhubungan. Kecemasan akan
keluarga secara umum. Budaya penggunaan IUD akan masuk
menjadikan pria kepala keluarga yang menembus dinding rahim dan
masih banyak di anut sebagian pola kekhawatiran efek samping yang
keluarga didunia menjadikan preferensi ditimbulkan oleh IUD.
suami terhadap fertilitas dan pandangan
serta pengetahuan nya terhadap program Hubungan Peran Petugas KB dengan
KB akan sangat berpengaruh terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD
keputusan didalam keluarga untuk Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan alat atau cara KB tertentu. menunjukkan bahwa mayoritas petugas
Sehingga didalam beberapa penelitian, KB berperan aktif dalam penggunaan
variabel penolakan atau persetujuan dari kontrasepsi IUD yaitu sebanyak 27
suami terbukti berpengaruh terhadap KB orang (55,1%) dan minoritas responden
dalam rumah tangga (Warda, 2011). tidak berperan aktif dalam penggunaan
Dukungan emosional dapat kontrasepsi IUD sebanyak 22 orang
berupa suami memberikan persetujuan (44,9%). Analisa bivariat didapatkan
kepada istri untuk menggunakan bahwa tidak ada hubungan peran
kontrasepsi IUD serta peduli, perhatian petugas KB dengan penggunaan
jika terjadi efek samping karena kontrasepsi IUD di Desa Gunung
pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan
Sedangkan dukungan penghargaan yang Kota Padangsidimpuan.
diberikan suami kepada istri dapat Hasil penelitian ini tidak sejalan
berupa meluangkan waktu untuk dengan penelitian yang dilakukan oleh
mengantar istrinya konesling Metrilita (2012), di wilayah kerja
kontrasepsi IUD di tenaga kesehatan. Puskesmas Teluk Belitung Kabupaten
Menurut Komang (2014) Kepulauan Meranti, bahwa ada
mengatakan bahwa suami merupakan hubungan yang signifikan antara peran
pemimpin dan pelindung istri, maka tenaga kesehatan dengan pemakaian
kewajiban suami terhadap istrinya
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
p value = 0,017. Kota Padangsidimpuan.
Menurut Forcepta (2017), Penelitian ini sejalan dengan
dukungan petugas merupakan faktor penelitian Wiwin (2017) menemukan
pendukung untuk merubah perilaku bahwa ada hubungan usia dengan
seseorang melalui proses pendidikan penggunaan IUD di Puskesmas Doloduo
kesehatan atau penyuluhan yang dengan nilai p value 0,025. Ibu dengan
diberikan oleh petugas. Memberikan usia muda cenderung memiliki
informasi selengkap mungkin mengenai ketakutan dan malu terhadap hal-hal
konsekuensi pilihannya, baik ditinjau yang menurut mereka tabu. Sehingga
dari segi medis maupun hal-hal non enggan untuk menggunakan kontrasepsi
medis agar tidak menyesal di kemudian dalam rahim. Ketidaktahuan akan
hari. Salah satu faktor yang dapat keuntungan menggunakan IUD bagi ibu
mempengaruhi PUS dalam usia muda dikarenakan pengetahuan
menggunakan metode kontrasepsi IUD tentang alat kontrasepsi dalam rahim
adalah faktor peran petugas (Forcepta, yang masih rendah. Banyaknya isu
2017). tentang kejadian komplikasi yang
Berdasarkan hasil penelitian ini ditimbulkan membuat ketakutan dari
menunjukkan bahwa mayoritas petugas pasangan untuk menggunakan terutama
KB berperan aktif dalam memberikan bagi ibu dengan usia muda.
informasi tentang IUD, namun masih Umur wanita usia subur
banyak pasangan usia subur yang tidak berhubungan dengan penggunaan
mengikuti kegiatan penyuluhan yang kontrasepsi, khususnya Metode
dilakukan oleh petugas KB dan adanya Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
ketidakpedulian dari pasangan usia termasuk IUD. Periode umur wanita di
subur ketika petugas KB datang atas 35 tahun sebaiknya mengakhiri
melakukan penyuluhan tentang alat kehamilan setelah mempunyai 2 orang
kontrasepsi, sehingga tidak memperoleh anak. Umur seseorang mempengaruhi
informasi tentang IUD. Hasil penelitian jenis kontrasepsi yang dipilih.
juga sebagaian besar pasangan usia Responden berusia di atas 20 tahun
subur tidak menggunakan IUD, hal ini memilih IUD karena secara fisik
bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti kesehatan reproduksinya lebih matang
kurangnya dukungan dari suami dan dan memiliki tujuan yang berbeda dalam
kepercayaan terhadap kontrasepsi IUD menggunakan kontrasepsi. Usia diatas
masih kurang. Kebutuhan akseptor 20 tahun merupakan masa menjarangkan
untuk mendapatkan informasi terkait dan mencegah kehamilan sehingga
metode KB masih minim karena merasa pilihan kontrasepsi lebih ditujukan pada
informasi yang diterimanya dari kontrasepsi jangka panjang. Responden
pengetahuan, pengalaman diri sendiri kurang dari 20 tahun lebih memilih Non
dan orang lain sudah cukup. IUD karena usia tersebut merupakan
masa menunda kehamilan sehingga
Hubungan Umur dengan Penggunaan memilih kontrasepsi selain IUD yaitu
Kontrasepsi IUD pil, suntik, implan, dan kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian sederhana. (Anggraeni, 2015).
menunjukkan bahwa mayoritas Menurut peneliti ada hubungan
responden berumur < 20 dan > 35 tahun umur dengan penggunaan kontrasepsi
yaitu sebanyak 25 orang (51,0%) dan IUD dengan melihat hasil pengelolahan
minoritas berumur 20-35 tahun data tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 24 orang (49,0%). Analisa responden dengan usia <20 dan > 35
bivariat didapatkan bahwa ada hubungan tahun sedikit yang menggunakan metode
umur dengan penggunaan Kontrasepsi kontrasepsi IUD, karena suami tidak
IUD di Desa Gunung Hasahatan mengizinkan istri menggunakan
kontrasepsi hanya sedikit istri yang
berani memakai metode kontrasepsi responden kenapa tidak menggunakan
tersebut dukungan dari suami dalam KB IUD, seperti anak itu adalah rejeki
penggunaan kontrasepsi sangat dari Yang Maha Kuasa, maka tidak
diperlukan. Sementara pada akseptor berhak kita untuk menghalang-
dengan usia di atas 35 tahun halanginya dengan memakai alat
menganggap bahwa menggunakan IUD kontrasepsi jangka panjang, mereka juga
terlalu lama akan menyulitkan pada saat mengatakan masing-masing anak ada
pencabutan. rejekinya jadi tidak perlu khawatir untuk
tidak bisa makan.
Hubungan Status Kepercayaan Alasan lain yang dikemukakan
dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD adalah tidak mungkin memakai
Berdasarkan hasil penelitian kontrasepsi IUD sebelum mendapat
menunjukkan bahwa mayoritas anak laki-laki, belum ada pengakuan
responden memiliki kepercayaan negatif kalau anak perempuan bisa meneruskan
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD keturunan. Responden juga tidak terima
yaitu sebanyak 32 orang (65,3%) dan dengan mempunyai anak yang sedikit
minoritas responden memiliki akan dapat menjamin hari tua, karena
kepercayaan positif terhadap pada dasarnya semakin banyak anak
penggunaan kontrasepsi IUD sebanyak semakin banyak tempat orang tua
17 orang (34,7%). Analisa bivariat tinggal ketika dia tua atau semakin
didapatkan bahwa ada hubungan status banyak anak yang akan memberikan
kepercayaan dengan penggunaan bantuan..
kontrasepsi IUD di Desa Gunung
Hasahatan Kecamatan Padangsidimpuan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Batunadua Kota Padangsidimpuan.
Hasil penelitian ini sesuai Kesimpulan
dengan penelitian Yanti (2012) yang Mayoritas Responden berumur < 20 dan
menunjukkan ada pengaruh kepercayaan > 35 tahun, mayoritas responden
Akseptor KB terhadap penggunaan berpendidikan SMA, mayoritas
kontrasepsi IUD dengan nilai β = 3,179 responden bekerja sebagai IRT,
dan p = 0,011, bernilai positif mayoritas responden beragama islam.
menunjukkan bahwa variabel tersebut Ada hubungan pengetahuan (p= 0,019),
mempunyai hubungan yang searah paritas (p= 0,046), dukungan suami (p=
(positif) terhadap penggunaan 0,040), umur (p= 0,036) dan status
kontrasepsi IUD. kepecayaan (p= 0,027) dengan
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan kontrasepsi IUD dengan.
dapat disimpulkan bahwa apabila Tidak Ada hubungan peran petugas KB
kepercayaan positif, pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi IUD
kurang, maka ada kemungkinan individu dengan nilai p= 0,348
untuk tidak menggunakan kontrasepsi
IUD. Keadaan ini menggambarkan Saran
bahwa kepercayaan masyarakat di Desa Kepada Masyarakat/ Responden yang
Gunung Hasahatan terkait dengan berumur > 35 tahun diharapkan
program Keluarga Berencana terutama memakai kontrasepsi jangka panjang
IUD sangat memprihatinkan, karena seperti IUD. Pasangan usia subur
masih banyak dari responden tidak memiliki anak lebih dari 3 dengan usia
mendukung sepenuhnya program di atas 35 tahun diharapkan untuk
pemerintah tersebut terutama mengakhiri kehamilannya dengan
masyarakat yang bersuku Batak. menggunakan IUD. Responen
Masyarakat masih memegang teguh adat hendaknya dapat meningkatkan
istiadat dari suku mereka atau pituah pengetahuan tentang IUD dengan
orang tua dan juga faktor agama. mencari berbagai sumber informasi yang
Banyak alasan yang dikemukakan dari berkaitan dengan IUD dngan bertanya
kepada petugas kesehatan tentang Alat Kontrasepsi Medis Operasi
kontrasepsi IUD dan diharapkan kepada Wanita (MOW) pada Pasangan
suami untuk memberikan dukungan Wanita Usia Subur. Majority .
untuk menggunakan kontrasepsi IUD Marikar APK, Kundre R, Bataha Y.
dan agar ibu tidak takut lagi 2015. Faktor-Faktor Yang
menggunakan kontrasepsi IUD, serta Berhubungan Dengan Minat Ibu
diharapkan responden dapat mengubah Terhadap Penggunaan Alat
persepsi/ kepercayaan tentang penerus Kontrasepsi Dalam Rahim
keturunan adalah anak laki- laki, jadi (AKDR) Di Puskesmas
walaupun anaknya sudah 2 atau lebih, Tuminting Kota Manado. eKp.
namun kalau belum memiliki anak laki- Metrilita 2012. Hubungan Perilaku
laki keluarganya belum lengkap. Selain Akseptor Keluarga Berencana
itu, masyarakat juga diharapkan dapat Dengan Pemakaian Alat
meningkatkan keingintahuan mengenai Kontrasepsi Dalam Rahim Di
IUD terutama dengan bertanya langsung Wilayah Kerja Puskesmas.
kepada petugas kesehatan. Puskesmas Notoatmodjo, S 2010. Metodologi
juga diharapkan dapat memperluas Penelitian, Edisi Revisi, Jakarta:
jangkauan pelayanan sehingga dapat Rineka Cipta
mempermudah akses masyarakat untuk Profil Kesehatan Kota
melakukan pemasangan IUD. Untuk Padangsidimpuan. 2017. Dinas
peneliti selanjutnya perlu meneliti faktor Kesehatan Kota
penyebab lain penggunaan kontrasepsi Padangsidimpuan.
IUD pada pasangan usia subur seperti Profil Kesehatan Sumatera Utara. 2018.
faktor budaya. Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
6. REFERENSI Riset kesehatan dasar 2018. Laporan
Riskesdas 2018.Jakarta:
Angaraini, Yetti dan Martini, 2012. Kementerian Kesehatan
Pelayanan Keluarga Republik Indonesia.
Berencana. Yogjakarta: Rohima SDKI. 2017 Laporan pendahuluan
Press. bidang pusat statistik. Jakarta:
Anggraeni, V.D. 2015. Laporan Umum Badan Kependudukan dan
Praktik Kerja Lapangan PT. Keluarga Berencana Nasional
Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kementerian Kesehatan..
Kebakkramat, Karanganyar. WHO. 2014. Maternal Mortality: World
Yogyakarta: Jurusan Kesehatan Health Organization.
Lingkungan Politeknik Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2011. Ilmu
Kesehatan. Kandungan. Jakarta: Yayasan
BKKBN. 2018. Laporan tahunan KB Bina Pustaka Sarwono
Pasca Persalinan Provinsi Prawirohardjo.
Sumatera Utara tahun 2017. Wiwin I, Yuliana M, Fatmah Z. 2017.
Medan: BKKBN Sumatera Hubungan Usia, Pendidikan dan
Utara Paritas dengan Penggunaan
Fitriani, Risa. 2016. Hubungan AKDR di Puskesmas Doloduo
Pendidikan, Pengetahuan dan Kabupaten Bolaang
Peran Tenaga Kesehatan dengan Mongondow. Jurnal Ilmiah
Penggunaan Kontrasepsi Intra UMGo: Volume 8 Nomor 1
Uterine Device (IUD) di tahun 2019.
Wilayah Kerja Puskesmas Yanti, Revida E dan Asfriyati. 2012.
Rawat Inap Muara Fajar Pengaruh Budaya Akseptor KB
Pekanbaru. Terhadap Penggunaan
Forcepta, Chania., and Rodiani. 2017. Kontrasepsi IUD Di Kecamatan
Faktor – Faktor Penggunaan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang. Jurnal Darma Agung.
Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai