Anda di halaman 1dari 14

PENGAMATAN PROTOZOA JARINGAN

(Laporan Praktikum Parasitologi)

Oleh

Kiky Rizki Nirwana


1917021013

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Pengamatan Protozoa Jaringan

Tanggal Percobaan : 13 April 2021

Nama : Kiky Rizki Nirwana

NPM : 1917021013

Program Studi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : II (Dua)

Bandar Lampung, 20 April 2021


Mengetahui
Asisten

Putri Oktariana
NPM. 1817021004
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penelitian Protozoa memiliki arti protos artinya pertama dan zoon artinya
hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain
protista eukarioti. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Beberapa organisme mempunyai sifat sama, alga dan protozoa. Sebagai contoh alga
hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil,
tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanp aadanya
cahaya.

Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya.
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cilia) atau
bulu cambuk (flagel). Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif
yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif
mencari makan dan bereproduksi selama kondisi memungkinkan. Jika kondisi tidak
memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk sista. Sista
merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan
endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup
dalam lingkungan kering atau basah. Pada umumnya berkembang biak dengan
membelah diri.

Protozoa jaringan adalah protozoa yang hidup parasitic dalam sel-sel jaringan atau
system organ tertentu Protozoa yang bersifat parasit pada jaringan hospes ini
meliputi2 kelas yaitu kelas Flagellata dan Sporozoa. Pada kelas Flagellata berupa
genus genus Trichomonas, Leishmania, dan Trypanosoma sedangkan pada kelas
Sporozoa berupa genus Toxoplasma. Dari genus Leishmania ini terdapat 3 spesies
yang dapat menyebabkan penyakit leishmaniasis. Adapun ketiga spesies tersebut
adalah Leishmania donovani, Leishmania tropica, dan Leishmania braziliensis. Pada
genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia yaitu Trypanosoma rhodesiense, trypanosome gambiense dan Trypanosoma
cruzi. Di antara genus Toxoplasma hanya satu spesies saja yang mampu menginfeksi
berbagai macam hospes yaitu spesies Toxoplasma gondii. Trychomonas vaginalis
juga penting peranannya dalam menyebabkan vaginitis dan urethritis pada manusia.

2.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis-jenis protozoa jaringan.


2. Mengetahui deksripsi dari Trichomonas vaginalis dan Toxoplasma gondii.
3. Mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan oleh protozoa jaringan.
4. Mengetahui cara pemeriksaan protozoa jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri atas satu sel yang sudah memiliki
fungsi lengkap mahluk hidup, yaitu mempunyai alat reproduksi, alat pencernaan
makanan, sistem pernafasan, organ ekskresi dan organ untuk hidup lainnya. Protozoa
mempunyai dua stadium yaitu bentuk trofozoit yang merupakan bentuk aktif dan
stadium kista yang merupakan bentuk pasif. Bentuk kista Protozoa adalah bentuk
parasit yang terbungkus didalam dinding tebal sehingga parasit tidak aktif bergerak
tidak dapat bertumbuh dan berkembang dan tidak dapat memperbanyak diri. Protozoa
dalam bentuk kista yang berdinding tebal menyebabkan parasit mampu terhadap
pengaruh lingkungan hidupnya, misalnya terhadap suhu yang tinggi kekeringan dan
kelembaban yang tinggi. Parasit ini juga tahan terhadap pengaruh bahan-bahan kimia,
misalnya desinfektan dan lain sebagainya. Dengan demikian meskipun kista adalah
bentuk pasif tetapi kista adalah stadium infektif Protozoa yang ditularkan dari satu
penderita ke individu lain (Soedarto, 2016).

Kelompok pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan air, tetapi
setiap jenis kurang lebih mendiami tipe habitattertentu seperti halnya hewantingkat
tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut danlainnya lagi pada
dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di mana-mana di dunia di mana
terdapat air atau tempat berair atau tempat lembab. Kelompok kedua mudah
dipisahkan, karena semua parasitik dan tidak mempunyai cara untuk bergerak sendiri.
Mereka mempunyai habitat yang terbatas (Rohmimohtarto, 2007).

Toxoplasma gondii termasuk Genus Toxoplasma;Subfamili Toxoplasmatinae; Famili


Sarcocystidae; Subkelas Coccidia; Kelas Sporozoa; Filum Apicomplexa (Soulsby,
1982).

Toxoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif),
kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit) (Kasper, 2010).
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa pada traktus urogenitalis dan salah satu
penyebab penyakit menular seksual. Dengan mengetahui beberapa teknik
laboratorium dalam diagnosis trikomoniasis, mulai dari pemeriksaan sederhana
sampai pemeriksaan molekuler, termasuk kelebihan dan kekurangannya diharapkan
dapat membantu menegakkan diagnosis, pengobatan, maupun control penyakit ini
secara lebih akurat, sehingga dapat mengurangi kejadian trikomoniasis sebagai
penyakit menular seksual (Sari, M.P., 2017).

Secara morfologi protozoa Trichomonas vaginalis hanya memiliki stadium trofozoit,


berbentuk seperti buah pir atau telur bulat dengan panjang 10-30μm dan lebar 5-10
μm, memiliki satu inti, empat flagel dibagian anterior, satu flagel posterior yang
melekat pada membran bergelombang, dan aksostil. Infeksi terjadi secara langsung
melalui hubungan seksual, stadium trofozoit masuk dan menempel pada sel epitel
vagina sehingga menyebabkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. T.
vaginalis menghasilkan sistein proteinase sehingga dapat menempel pada epitel
vagina. Selain itu T. vaginalis juga dapat memodulasi antigen permukaan melalui
variasi antigen sehingga tidak dikenali oleh sistem imun (Sari, M.P., 2017).

Trikomoniasis vaginalis mempunyai hubungan dengan peningkatan serokonversi


virus HIV pada wanita. Selain itu, ia juga mengakibatkan kelainan pada bayi yang
lahir prematur, ruptur membran dan dengan berat badan lahir rendah. T.vaginalis
biasanya ditularkan melalui hubungan kelamin dan sering menyerang traktus
urogenitalis bagian bawah, baik pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat
ditemukan pada vagina, urethra, kantong kemih atau saluran parauretral (Handsfield,
2001).

Habitat T.vaginalis adalah pada vagina wanita, prostat dan vesikel seminal laki-laki
serta urethra wanita dan laki-laki. Ia hanya hidup pada fase trofozoit yaitu bentuk
infektifnya. Trofozoit T.vaginalis berbentuk oval dengan panjang 7 μm hingga 23μ
dan memiliki 5 flagella dan undulating membrane. Intinya berbentuk oval dan
terletak di bagian atas tubuhnya, dan di bagian belakang ada blepharoblast sebagai
tempat keluarnya empat buah flagella yang berjuntai bebas dan melengkung di
ujungnya sebagai alat geraknya yang ‘maju-mundur’. Flagella kelimanya melekat ke
undulating membrane dan menjuntai ke belakang. Bawah membrannya terdapat costa
yaitu suatu cord yang mantap, berfilamen dan berfungsi untuk menjaga undulating
membrane. Juga mempunyai axostyleyang terdapat pada sitoplasmanya yang
berfungsi sebagai tulang (Adriyani, 2006).
III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah preparat
awetan protozoa jaringan, mikroskop, objek glass, cover glass, dan minyak imersi.

3.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah sebagai berikut :

1. Siapkan preparat awetan yang telah diletakkan di objek glass, lalu tutup
dengan cover glass.
2. Hidupkan mikroskop.
3. Letakkan objek glass di meja mikroskop.
4. Amati preparat awetan dan sesuaikan perbesaran pada mikroskop.
5. Catat hasil pengamatan.
IV. PEMBAHASAN

Protozoa jaringan adalah protozoa yang hidup parasitic dalam sel-sel jaringan atau
system organ tertentu. Protozoa yang bersifat parasit pada jaringan hospes ini
meliputi 2 kelas yaitu kelas Flagellata dan Sporozoa. Pada kelas Flagellata berupa
genus genus Trichomonas, Leishmania, dan Trypanosoma, sedangkan pada kelas
Sporozoa berupa genus Toxoplasma. Pada praktikum kali ini, kami akan membahas
protozoa jaringan dari spesies Toxoplasma gondii dan Trchomonas vaginalis.

1. Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii merupakan parasit golongan protozoa intraseluler yang
menyebabkan penyakit zoonosis yaitu toksoplasmosis. Gejala toksoplasmosis
dapat berlangsung tanpa gejala hingga menimbulkan gangguan neurologis
berat bahkan kematian pada individu immunocompromised. Infeksi
Toxoplasma gondii (T.gondii) dapat terjadi secara kongenital. Respon imun
host terhadap infeksi T. gondii dimulai saat parasit masuk ke dalam tubuh dan
melakukan invasi intraseluler. Respon imun alamiah ini akan menghasilkan
IFN-γ dan menginduksi mediator inflamasi yang dapat menghambat
multiplikasi T.gondii serta menstimulus terbentuknya respon imun adaptif.

Toxoplasma gondii adalah parasit yang tergolong ke dalam protozoa


intraseluler yang dapat menginfeksi manusia dan hewan vertebrata. Infeksi
dapat terjadi secara kongenital, termakan daging hewan yang mengandung
kista jaringan, termakan makanan atau minuman yang terkontaminasi ookista
maupun melalui transfusi. Pada saat parasit masuk ke dalam saluran cerna,
parasit akan berubah bentuk menjadi stadium takizoit yang dapat menyebar ke
seluruh jaringan tubuh. Pada individu immunocompetent, keadaan ini dapat
diredam oleh sistem imun. Pada imunitas yang baik, bentuk takizoit tersebut
nantinya akan berubah menjadi bentuk bradizoit (kista jaringan) yang
nantinya akan menetap seumur hidup di tubuh individu yang mengalami
infeksi.

Secara garis besar, siklus hidup Toxoplasma gondii terdiri dari 2, yaitu secara
seksual, dan aseksual. Dimana kedua siklus ini terjadi pada inang definitive,
sedangkan pada inang perantara hanya terjadi secara aseksual. Suklus hidup
sekssual terjadi ketika adanya peleburan gamet yang masing-masing berisi
kromosom haploid, sedangkan aseksual hanya terjadi pembelahan vegetatif,
yaitu organisme berkembang dengan membelah diri.

Di dalam sel epitel usus induk inang definitive, protozoa mengalami


proliferasi dan membentuk ookista yang dikeluarkan bersama feses kucing.
Dalam inang perantara, terdapat 2 stadium T. gondii yaitu, takizoit yang dapat
menimbulkan infeksi akut dan bradizoit yang berada didalam jaringan inang
sserta akan menetap seumur hidup atau domant di dalam sel inang. Bradizoit
atau sporozoit yang tahan terhnadap pH asam dan azim pencernaan akan
masuk ke dalam sel-sel epitel usus dan beberapa jam kemudian menjadi
takizoit. Selanjutnya, entrosit atau limfosit intra epitel usus halus diinvasi oleh
takizoit dan kemudian menembus lamina propria dan pada akhirnya
menginvasi sel-sel lain disekitarnya.

2. Trychomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis adalah parasit anaerobik bergerak dengan flagella
yang pertama kali dilaporkan pada tahun 3 oleh onne yang
menemukannya pada sekret vagina wanita yang mengalami keputihan. Saat
ini T. vaginalis paling banyak ditemukan di negara-negara industri dengan
prevalensi yang sama antara pria dan wanita. Sekitar 160 juta kasus infeksi
dilaporkan setiap tahun di seluruh dunia.

Trychomonas vaginalis berbentuk buah pir (pear-shaped) atauovoid dengan


panjang10–30 μm dan lebar 5– 0 μm dan mempunyai membrane
bergelombang (undulating membrane) yang menempel pada costa yang
terletak di separuh badan bagian anterior dan berfungsi untuk pergerakan.

Parasit ini mempunyai 4 flagella anterior yang juga berfungsi untuk


pergerakan, dan 1 flagella menempel pada undulating membrane. Sebuah
axostyle prominent yang berasal dari bagian anterior menjuntai kebagian
posterior badan hingga menyerupai ekor (tail) yang digunakan untuk
melakukan invasi ke epitel host Cytoplasm mengandung siderophillic
granules yang terkonsentrasi disepanjang axostyle dan costa. Parasit ini
mempunyai gerakan cepat patah patah (jerky) dan berdenyut (twitchingtype
movement).

Pada wanita, parasit ini hidup di vagina dan servix dan bisa juga ditemukan di
glandula Bartholini, urethra maupun urinary bladder. Pada laki laki
ditemukanterutama pada urethra bagian anterior, tapi mungkin juga ditemukan
di prostate dan preputial sac.

T. vaginalis hanya mempunyai bentuk trophozoite dan menyelesaikan daur


hidupnya pada satu host (parasit monoksen), baik laki laki maupun wanita.
Trophozoite membelah diri dengan cara longitudinal binary fission. T.
vaginalis tidak mempunyai mitochondria sehingga membutuhkan enzim
dancytochromes untuk proses oxidative phosphorylation. Nutrient yang
berasal dari host ditranspor langsung melalui membrane maupun dengan
proses fagositosis. Meskipun tidak mempunyai kista, parasit ini dapat hidup
hingga 24 jam pada urine, cairan semen, dan air.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Toxoplasma gondii dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis.
2. Stadium Bradizoit atau sporozoit pada Toxoplasma gondii dapat tahan
terhnadap pH asam.
3. Salah satu gejala dari infeksi Trychomonas vaginalis adalah keputihan pada
wanita.
4. Trychomonas vaginalis dapat menginfeksi wanita maupun pria.s
5. Pada wanita, Trychomonas vaginalis hidup di vagina dan servix dan bisa juga
ditemukan di glandula Bartholini, urethra maupun urinary bladder.
6. Pada laki laki Trychomonas vaginalis ditemukan terutama pada urethra
bagian anterior, tapi mungkin juga ditemukan di prostate dan preputial sac.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Y. 2006. Trichomonas vaginalis–Protozoa Patogen Saluran Urogenital.


Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran: Universitas Sumatera Utara.

Handsfield, H. H., 2001. Color Atlas and Synopsis of Sexually Transmitted Diseases.
2nd ed. Mc Graw-Hill: USA.

Lippman ME. Breast Cancer. In: Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci A,
Longo L, Loscalzo J, eds. 20 5. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
19th ed. McGraw-HillEducation.

Romimohtarto, K & Sri Juwana. .2007. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang
Biota Laut. Djambata: Jakarta.

Sari, M. P. 2017. Metode Diagnostik Trikomoniasis Vagina. Jurnal Kedokteran


Mediteknologi. 23 (63): 57-61.

Soedarto. 2016. Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. 1st ed. Sagung Seto: Jakarta.

Soulsby, E.J.L. 1982. Helminths, Arthropods and Protozoa of Domestic Animals


(sixth edition). Williams and Wilkins Company: Baltimore.

Anda mungkin juga menyukai