Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas disebut juga post popartum atau puerperium adalah masa

setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum

hamil dan secara normal, masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40

hari (Ambarawati, 2010).

Setelah melahirkan, tubuh wanita akan rentan terhadap beberapa infeksi

dan masalah kesehatan lainnya. Baik itu depresi postpartum, perdarahan,

nyeri payudara, infeksi jamur, atau demam, hampir setiap wanita bisa

menderita beberapa masalah kesehatan pasca melahirkan (Kurnia, 2016).

Demam postpartum juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri lokal yang

dapat terjadi setelah persalinan normal melalui salurah rahim. Endometritis

bisa menjadi salah satu penyebab utama di balik infeksi dalam tahap

postnatal (Kurnia, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan 50-80 juta

ibu nifas mengalami demam postpartum dikarenakan infeksi uterus. Demam

mungkin setara dengan luas infeksi, dan apabila terbatas di endometrium dan

miometrium superficial, kasus biasanya ringan dan demamnya minimal.

Biasanya suhu lebih dari 38 sampai 39 °C, demam disertai mengigil dan

mengisyaratkan adanya bakterimia, yang terbukti terjadi pada 10-20% wanita

dengan infeksi panggul setelah seksio sesaria (Dhiyah, 2014).

Infeksi payudara (mastitis) juga termasuk infeksi yang dialami ibu

setelah melahirkan. Ini ditandai dengan adanya demam postpartum, dan


2

diperkirakan mencapai 2,6% - 10% yang mengalami demam postpartum.

Payudara yang terinfeksi biasanya terlihat merah dan bengkak dan terasa

hangat dan lembut. Wanita tersebut bisa mengalami demam. Demam yang

terjadi akan menyebabkan infeksi payudara, meskipun hal ini disebabkan oleh

infeksi kandung kemih (Hastuti, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat mencapai 6% wanita

mengalami infeksi kandung kemih yang dapat menyebabkan terjadinya

demam postpartum dan sering berkemih. Infeksi ginjal disebabkan oleh

penyebaran bakteri yang berasal dari kandung kemih menuju ginjal setelah

melahirkan. Infeksi yang mencapai ginjal bisa menyebabkan rasa sakit di

bagian bawah punggung atau samping, tidak nyaman, dan sembelit (Farhan,

2010). Pada tahun 2012, terdapat ibu postpartum 9,5% melaporkan dirimya

demam postpartum dengan infeksi payudara (mastitis) (Hastuti, 2012).

Menurut data Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang di dunia

cakupan persentase kasus demam postpartum, rasa sakit umum yang

disebabkan oleh infeksi payudara (mastitis) pada perempuan menyusui

mencapai 10%. Kebanyakan ibu postpartum mengalami infeksi terjadi dalam

bulan pertama atau kedua setelah melahirkan (Hastuti, 2012). Peradangan

pada lapisan dalam rahim atau perut bagian bawah juga bisa menjadi alasan

demam postpartum. Bau busuk pada alat kelamin dan urin juga bisa menjadi

tanda infeksi menyebabkan demam postpartum (Kurnia, 2016).

Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara data statistik tentang cakupan

kasus demam postpartum pada ibu postpartum dikarenakan infeksi payudara


3

(mastitis) yakni sekitar 7,4%, ini terjadi pada bulan pertama setelah

melahirkan (Hastuti, 2012).

Faktor-faktor penyebab terjadinya demam postpartu berasal dari

perlukaan jalan lahir. Agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari

luar, semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci

hama (Prawirohardjo, 2009). Faktor lain tertinggalnya sisa plasenta, partus

lama terutama dengan ketuban pecah dini, dan juga infeksi lain yang

menyebabkan terjadinya demam infeksi (Sulistyawati, 2009).

Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa

nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian diperlukan

suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda-tanda bahaya

masa nifas (Prawirohardjo, 2005).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti pada 5 ibu nifas di

Desa Sirappak kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara

didapatkan 3 ibu nifas yang mengetahui tentang demam postpartum, dan 2

ibu nifas yang tidak mengetahui demam postpartum.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap pengetahuan ibu nifas tentang demam postpartum di Desa

Sirappak Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara Tahun

2016.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka hal yang menjadi masalah dalam

peneltian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Demam Nifas?”.
4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum di Desa Sirappak Kelurahan Losung Batu Kecamatan

Padangsidimpuan Utara.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum berdasarkan pendidikan.

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum berdasarkan pekerjaan.

4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum berdasarkan paritas.

5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum berdasarkan sumber informasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
5

Untuk menambah wawasan dan menerapkan ilmu-ilmu yang telah

didapatkan selama proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Darmais

Padangsidimpuan tahun 2016.

2. Bagi Responden

Sebagai masukan bagi ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran

terhadap perlunya pengetahuan tentang demam postpartum.

3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi bagi ibu nifas di Desa Sirappak Kelurahan

Losung Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara dalam upaya

memberikan penyuluhan tentang demam postpartum.

4. Bagi Pihak Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan

bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpuan.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra penginderaan (telinga),

dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup di dalam

dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

1. Tahu ( Know )

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.


7

2. Memahami ( Comprehension )

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang telah ada.


8

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan antara lain :

1. Umur

Menurut Wawan (2011), usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Hurlkock semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di

percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan

sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Pembagian umur

sebagai berikut :

a. <20 tahun

b. 20-35 tahun

c. >35 tahun

2. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita terentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan


9

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup

(Wawan, 2011).

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dan motivasi untuk sikap berperan dalam pembangunan.

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang main mudah

menerima informasi. Tingkat pendidikan yaitu :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan

Menurut Wawan (2011), pekerjaan adalah keburukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Macam-macam

pekerjaan :

a. PNS

b. IRT
10

c. Petani

d. Wiraswasta

4. Paritas

Paritas adalah jumlah anak dilahirkan oleh seorang wanita baik

hidup maupun meninggal dunia (Suparyanto, 2010). Klasifikasi

paritas yaitu :

a. Primipara ( wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang

cukup besar untuk hidup di dunia luar)

b. Multipara ( wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa kali,

dua kali atau lebih)

c. Grandemultipara ( wanita yang telah melahirkan 5 orang anak

atau lebih)

5. Sumber Informasi

Menurut Wawan (2011), kemudahan memperoleh informasi

dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru. Jenis sumber informasi :

a. Media cetak ( Poster, Majalah, Koran, dan lain sebagainya)

b. Media elektronik ( TV, Radio, Internet, dan lain sebagainya)

c. Tenaga kesehatan ( Dokter, Perawat, Bidan, da lain sebagainya)

2.2 Ibu Nifas

2.2.1 Pengertian Ibu

Ibu adalah orangtua perempuan seorang anak, baik melalui

hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan

yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat
11

diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis)

dari seseorang yang mengisi peranan ini (Tika, 2012).

2.2.2 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (purperium) adalah setelah keluarnya plasenta sampai

alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal.

Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Masa tersebut

memerlukan asuhan (penanganan khusus) baik oleh ibu maupun oleh

bidan (Ambarwati, 2010).

2.2.3 Pengertian Ibu Nifas

Ibu nifas adalah fase khusus dalam kehidupan ibu da bayi. Ibu

menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna

selama hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional,

perubahan fisik secara dramatis, hubungan dan aturan penyesuaian

terhadap peraturan yang baru. Termasuk didalamnya perubahan dari

seorang perempuan menjadi seorang ibu, disamping pasca persalinan

mungkin menjadi masa perubahan dan penyesuaian sosial ataupun

perseorangan (individual) (Prawirohardjo, 2012).

2.3 Demam Nifas

2.3.1 Pengertian Demam Nifas

Demam nifas meliputi demam yang timbul pada masa nifas oleh

sebab apa pun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare

(Amerika Serikat), definisi demam nifas ialah kenaikan suhu sampai

38º C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum,
12

dengan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari mulut

setidaknya 4 kali sehari (Purwanti, 2011).

Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan masuknya

kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan

nifas (Ambarawati, 2010).

Demam nifas atau infeksi masa nifas masih merupakan penyebab

tertinggi AKI (Angka Kematian Ibu). Infeksi alat genital merupakan

komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinaria,

payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi

(Marmi, 2012).

2.3.2 Etiologi

Menurut Yanti (2011), penyebab terjadinya demam postpartum

antara lain yaitu :

a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan.

1) Eksogen (kuman datang dari luar)

2) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)

3) Endogen (dari jalan lahir sendiri)

Faktor-faktor penyebab terjadinya demam postpartu berasal dari

perlukaan jalan lahir. Agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman

dari luar, semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital

harus suci hama (Prawirohardjo, 2009). Faktor lain tertinggalnya sisa

plasenta, partus lama terutama dengan ketuban pecah dini, dan juga

infeksi lain yang menyebabkan terjadinya demam infeksi (Sulistyawati,

2009).
13

2.3.3 Patofisiologi

Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah

luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata,

berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah

ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan

masuknya jenis patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami

perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina, dan perineum,

yang merupakan tempat masuknya kuman patogen (Saleha, 2009).

2.3.4 Tanda dan Gejala

Menurut Kiky (2012), tanda gejala terjadinya demam postpartum

yaitu :

1. Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina dan Serviks.

2. Rasa nyeri dan panas pada infeksi setempat.

3.   Nyeri bila kencing.

4. Suhu meningkat 38o C kadang mencapai 39o C – 40o C disertai

menggigil.

5. Nadi kurang dan 100/menit.

6. Keluar darah berbau tidak sedap dari vagina.

7. Nyeri pada perut dan sakit pinggang.

2.3.5 Pencegahan Demam Postpartum

Sesudah partus rerdapat luka-luka di beberapa tempat jalan lahir.

Pada hari-hari pertama pascapersalinan harus dijaga agar luka-luka ini

tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat dan

kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.


14

Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama

dibatasi sedapat mungkin (Prawirohardjo, 2009).

Konsultasikan masalah dengan dokter jika mendapatkan suhu tinggi.

Sementara, perhatikan saran-saran berikut bila demam terjadi :

1. Selalu ganti baju. Hal ini penting untuk menjaga

kebersihan. Pilih pakaian katun yang mudah kering dan nyaman

dipakai.

2. Nyeri payudara juga dapat menyebabkan demam setelah

melahirkan. Hindari memakai bra ketat. Bra atau baju bersalin

postnatal ideal untuk dipakai.

3. Kadang-kadang, menyusui juga dapat menyebabkan

demam. Ini adalah masalah kesehatan setelah melahirkan yang

umum yang dapat disembuhkan dengan mudah.

4. Infeksi urin juga dapat meningkatkan suhu tubuh. Banyak

minum air dan makanan dengan banyak cairanuntuk mencegah

tubuh dehidrasi.

2.3.6 Pengobatan Demam Postpartum

Menurut Ijem (2014), pengobatan herbal untuk penyakit demam

postpartum yaitu sebagai berikut :

1. 15 g daun mint 10 lembar daun jinten 25 g bangle 10 g asam kawak.

Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300

cc, lalu saring, dan minum 2 kali sehari.


15

2. 15 g daun dan bunga srigading 15 g sambiloto kering. Cuci bersih

semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu

saring, dan minum 2 kali sehari.

3. 15 g daun legundi 30 g daun turi merah. Cuci bersih semua bahan,

rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu saring, dan

minum 2 kali sehari.

4. 20 g kunyit 25 g temu hitam 25 g kunir putih (temu mangga) 30 g

daun pepaya, gula aren secukupnya. Cuci bersih semua bahan, lalu

potong-potong. Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu

saring dan minum 2 kali sehari. Catatan: Pilih salah satu resep dan

lakukan secara teratur.

5. Untuk keluhan yang serius, disarankan tetap konsultasi ke dokter.


16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2010).

Berdasarkan uraian teori dan perumusan masalah, maka penulis

mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

- Umur
- Pendidikan Demam Postpartum
- Pekerjaaan
- Paritas
- Sumber Informasi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
17

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo 2010, penerapan variabel penelitian didasarkan

pada kerangka konsep yaitu :

1. Variabel independen yaitu variabel bebas yang bersifat mempengaruhi,

dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan

sumber informasi.

2. Variabel dependen adalah variabel terikat yang sifatnya dipengaruhi oleh

variabel independen yaitu pengetahuan ibu nifas tentang demam

postpartum.

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang defenisi

operasional ini juga bermanfat untuk mengarahkan kepada pengukur atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2010).


18

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Hasil ukur Skala


Dependen Ukur ukur
Operasional

1. Pengetahuan Kemampuan ibu nifas Pengisian Kuesioner a) Baik : Jika Ordinal


di Desa Sirappak kuesioner responden
Kelurahan Losung Batu oleh menjawab
Kecamatan responden dengan benar
Padangsidimpuan Utara dengan
Tahun 2016 untuk 16-20
cara
menjawab pertanyaan pertanyaan
melingkari
tentang demam jawaban (76-100%) dari
postpartum yang 20 pertanyaan
dianggap yang diajukan.
benar
b) Cukup : Jika
responden
mampu
menjawab
dengan benar
12-15
pertanyaan
(56-75%) dari
20 pertanyaan
yang diajukan.

c) Kurang :
19

Jika responden
mampu
menjawab
pertanyaan
benar 0-11
pertanyaan (0-
56%) dari 20
pertanyaan
yang diajukan.

No Variabel Definifi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Independen Ukur Ukur

1. Umur Umur adalah lamanya Responden Kuesioner 3. <20 tahun Ordinal


hidup responden yang melingkari 4. 20-35 tahun
umur yang 5. >35 tahun
dihitung mulai
sesuai
responden dilahirkan
dengan
sampai dilakukan
umur
pengisian kuesioner responden

2. Pendidikan Jenjang pendidikan Responden Kuesioner Pendidikan Ordinal


formal terakhir yang melingkari responden
pendidikan a. SD
pernah dilalui oleh
yang sesuai b. SMP
responden dan telah
dengan c. SMA
memperoleh ijazah
pendidikan d.Perguruan
responden Tinggi
3. Pekerjaan Pekerjaan merupakan cara Responden Kuesioner Pekerjaan Nominal
mencari nafkah yang melingkari renponden.
harus di lakukan terutama pekerjaan a. IRT
untuk menunjang yang sesuai b. PNS
kehidupan dalam keluarga dengan c. Petani
pekerjaan d. Wiraswasta
responden

4. Sumber Informasi merupakan Responden Kuesioner Sumber Nominal


informasi transfer pengetahuan, melingkari informasi
semakin banyak informasi sumber responden.
20

semakin banyak pula informasi a. Media cetak


pengetahuan yang yang sesuai b. Media
didapat. Kemudahan dengan elektronik
memperoleh informasi sumber c. Petugas
dapat membantu informasi kesehatan
mempercepat seseorang responden
untuk memperoleh
pengetahuan yang baru

5. Paritas Jumlah anak dilahirkan Responden Kuesioner a. Primipara Ordinal


oleh seorang wanita melingkari b. Multipara
sumber c. Grandemulti
baik hidup maupun
informasi para
meninggal dunia
yang sesuai
dengan
paritas
responden

3.4 Ruang Lingkup Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sirappak Kelurahan Losung

Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara, karena masih banyak ibu

nifas kurang mengetahui tentang penyebab terjadinya demam nifas, dan

cara pencegahan dan pengobatan demam nifas.

3.4.2 Waktu Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 – Mei 2016.

Adapun rencana jadwal penlitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2
Rencana Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Survey
Pendahuluan
21

3. Penyusunan
Proposal dan
Perbaikan
4. Seminar
Proposal dan
Perbaikan
5. Pengumplan
Data
6. Pengolahan
Data
7. Analisa Data
8. Penyusunan
Laporan dan
Bimbingan
KTI
9. Seminar KTI
10. Revisi dan
Penggandaan
KTI

3.5 Rancangan Penelitian

3.5.1 Jenis/Desain Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data skunder. Data primer yaitu data yang langsung penulis peroleh dari

responden melalui kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari tempat peneliti yaitu di Desa Sirappak Kelurahan Losung

Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

3.5.2 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di

teliti. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas di

Desa Sirappak Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidimpuan

Utara sebanyak 26 orang.

3.5.3 Sampel
22

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian yaitu sebanyak

26 orang.

3.5.4 Tekhnik Sampling

Tekhnik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu

dimana seluruh populasi di jadikan sampel (Notoatmodjo, 2010).

3.5.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah :

1. Tahap Persiapan

Dalam proses persiapan, peneliti meminta rekomendasi dari

Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpuan untuk melakukan

penelitian di Desa Sirappak Kelurahan Losung Batu Kecamatan

Padangsidimpuan Utara.

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti menyampaikan surat rekomendasi dari pendidikan kepada

pihak Keplaa Desa Sirappak Kelurahan Losung Batu Kecamatan

Padangsidimpuan Utara yang dalam hal ini disampaikan langsung

kepada Bapak Safiruddin, dan menjelaskan tentang tujuan dari

penelitian yang ingin dilakukan surat meminta izin untuk

pengambilan data (survey awal) di Desa Sirappak Kelurahan Losung

Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara Tahun 2016.


23

3.5.6 Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), instrumen penelitian adalah alat-alat

yang akan digunakan untuk pengumpulan data, yang dapat berupa :

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden

yang disediakan diatas kertas berjumlah 20 Soal. Salah satu untuk

mengukur data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Guttman. Dengan mengajukan 20 pertanyaan pada responden, jika

jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah diberi nilai 0.

3.5.7 Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), data yang diperoleh diolah melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner

dengan tujuan agar data yang masuk dapat diperoleh secara benar,

sehingga pengolahan data memberikan hasil yang menggambarkan

aspek pengukuran yang telah ditentukan.

b) Coding

Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah dikumpulkan

untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.

c) Scoring

Memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan responden.

Selanjutnya menghitung seluruh skor jawaban dari pertanyaan yang

diberikan.

d) Tabulating
24

Analisa data yang telah dikumpulkan setiap pertanyaan yang benar

akan diberikan skor dan jawaban dari setiap responden.

3.5.8 Analisa Data

Adapun cara menganalisa data yaitu data yang dikumpulkan dianalisis

dengan cara manual. Setelah data dikumpulkan diperiksa kelengkapan

data, bila data sudah lengkap maka data tersebut ditabulasi. Persentasi

untuk menentukan tingkat pengetahuan ibu nifas menggunakan rumus

sebagai berikut :

F
P= X 100%
N

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah responden atau sampel


25

Anda mungkin juga menyukai