Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Nama Mahasiswa : Ratu Cahaya Fortuna


NPM : 3018210181
Nama Dosen : dr. Tjetjep Dwija Siswaja,Sp.F
Mata Kuliah : Ilmu Kedokteran Forensik
Kelas :C
Hari/Tgl : Selasa, 20 April 2021
Semester : Genap 2021/2022

Jawaban :
1. Pengertian Ilmu Kedokteran Forensik :
- Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan prinsip-prinsip dan pengetahuan
kedokteran untuk membantu proses hukum, baik sipil maupun criminal (Jaising P
Modi)
- Penggunaan pengetahuan dan keterampilan dibidang kedokteran kepentingan hukum
dan peradilan. (Prod.DR.Amri Amir SpF (K),DFM, SH)
Ruang lingkup Kedokteran forensik yaitumenerapkan ilmunya untukmelakukan
pemeriksaan terhadap barang bukti biologis, manusia, bagian tubuh dari manusia baik
korban hidup maupun mati dan terbagi menjadi forensik patologi, forensik klinik
dan forensik laboratorium.

2. Jelaskan :
a. Pengertian Autopsi forensic beserta dasar hukumnya : Autopsi forensik adalah
pemeriksaan yang dilakukan pada korban dengan izin pihak hukum untuk membantu
dalam mengidentifikasi korban. Untuk melakukan autopsi forensik pada korban
kejahatan, nyatanya tidak sembarangan. (Pasal 134 KUHAP)
b. Autopsi forensik adalah satu pemeriksaaan yang dilakukan terhadap mayat yang
diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini penting
dilakukan untuk mencari penyebab kematian, penyidikan dan penegakan hukum
sedangkan autopsi klinik Dilakukan terhadapat mayat seseorang yan diduga terjadi
akibat suatu penyakit. Tujuannya untuk menentukan penyebab kematian yang pasti,
menganalisis kesesuaian antara diagnosis klinis dan diagnosis postmortem,
patogenesis penyakit, dan sebagainya
c. Tujuan dilakukan autopsy forensik adalah pemeriksaan terhadap mayat atas
permintaan penyidik polisi untuk menentukan kelainan-kelainan yang dapat
menyebabkan kematian pada korban meninggal.
d. Melakukan autopsi untuk kepentingan penegakkan hukum juga diatur dalam Pasal
(122) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan ini
mengatur tentang : Untuk kepentingan penegakan hukum dapat dilakukan autopsi
forensik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Bila ada keluarga korban/mayat keberatan jika diadakan Visum etRepertum bedah
mayat, maka adalah kewajiban petugas POLRI cqPemeriksa untuk secara persuasif
memberikan penjelasan perlu danpentingnya otopsi untuk kepentingan penyidikan,
kalau perlubahkan ditegakkannya Pasal 222 KUHP.
Pasal 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.Jelaskan
beserta dasar hukumnya tentang visum et repertum dan persyaratan yang harus
terpenuhi agar visum et repertum dapat memiliki daya bukti dalam setiap perkara
pidana.

3. Ilmu kedokteran yang satu ini dikenal juga sebagai ilmu kedokteran kehakiman. Tugas
dari kedokteran forensik adalah membantu proses peradilan pihak yang berperkara
khususnya hakim untuk membuat jelas jalannya perkara dan supaya hakim bisa
memutuskan lebih tepat, adil dan benar. Sedangkan peran dokter dalam melakukan
pemeriksaan terhadap korban dalam hal diminta oleh penyidik, penyidik mempunyai
wewenang untuk mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara (KUHAP Pasal 7 ayat 1 sub h) dengan pasal ini perlu dikairkan
dengan KUHAP pasal 120 ayat 1 : dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta
pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
4. Visum et repertum, diatur dalam Pasal 13 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP): “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena perstiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.”
Bukti visum et repertum ("visum") dikategorikan sebagai alat bukti surat. Hal ini
didasarkan pada ketentuan Pasal 187 KUHAP yang menyatakan: Surat sebagaimana
tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan
dengan sumpah, adalah :
- Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang
kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
- Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi
tanggungjawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu keadaan;
- Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau suatu keadaan yagn diminta secara resmi dari padanya;
- Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Kesimpulan bahwa visum merupakan surat yang dibuat oleh pejabat dan dibuat atas
sumpah jabatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu,
visum masuk dalam kategori alat bukti surat. Dengan demikian visum memiliki nilai
pembuktian di persidangan.

5. Kewajiban dokter dalam mebantu peradilan terdapat dalam Undang-undang No. 36


tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 28 Untuk kepentingan hukum , tenaga kesehatan
wajib melakukan pemeriksaan terhadap seseorang atas permintaan penegak hukum
dengan biaya ditanggung negara
PASAL 133 (1) KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang “mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
Sidang pengadilan : PASAL 179 KUHAP
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
da/ atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
Keterangan ahli : PASAL 1 BUTIR 28 KUHAP
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan.
Prosedur permintaan keterangan ahli
PASAL 133 KUHAP, Ayat
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat
Sidang pembuktiannya : Sistim pembuktian negativePutusan perkara berdasarkan alat
bukti yang syah dan keyakinan hakim

6. Proses acara pidana pasal 222 Juncto Pasal 216 ayat (1) dan (2) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana bagi keluarga korban yang menolak untuk diotopsi pada dapat ditegakkan
dengan sempurna mengingat pelaksanaan otopsi atau bedah mayat terhadap jenazah yang
mati secara tidak wajar belum berfungsi secara efektif karena adanya berbagai kendala,
maka wajar saja pihak kepolisian mengalami kesulitan dalam mengungkapkan suatu
tindak pidana pembunuhan terhadap diri korban tersebut. Akibatnya banyak perkara
tindak pidana pembunuhan yang belum terselesaikan karena kurang alat bukti dari corpus
delicti ini. Penegakan pasal menjadi alternatif terkhir ketika ada penyesaian kasus dengan
cara kekeluargaan. Hal ini menunjukkan bahwa Pasal dalam KUHP dapat menurut teori
efektifitas hukum adalah fleksibel dan dapat menyesuaikan aktifitas globalisasi lainnya
kematian yang tidak wajar.

7. KUHP Pasal 341 : Seorang ibu karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
KUHP Pasal 342 : PAS dengan rencana
KUHP Pasal 343 : Bagi orang lain yang turut serta.
Unsur-Unsur PAS :
- Unsur ibu : ibu kandung membunuh anaknya sendiri
- Unsur waktu : pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian
- Unsur Psikis : takut ketahuan bahwa ia melahirkan
Pemeriksaan Forensik :
Fokus pemeriksaan forensik :
- Apakah bayi lahir hidup/tidak?
- Apakah bayi dapat lahir diluar kandungan/tidak (viabilitas)?
- Berapa umur bayi di dalam kandungan?
- Jika lahir hidup, berapa lama hidup diluar kandungan?
- Apakah penyebab, mekanisme, dan cara kematian?

8. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aborsi adalah pengguguran kandungan. Pada
dasarnya, setiap orang dilarang melakukan aborsi berdasarkan Pasal 75 ayat (1) UU No.
36Tahun 2009 tentang Kesehatan ("UU Kesehatan"). Kehamilan akibat perkosaan yang
dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

9. Alat bukti yang dijadikan pembuktian pemerkosaan dalam hukum Islam yaitu saksi,
pengakuan, tanda-tanda, dan sumpah. Sedangkan dalam KUHP alat bukti dalam tindak
pidana pemrkosaan yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat-surat, petunjung,
keterangan terdakwa.

10. Perbedaan :
- Perkosaan : suatu tindakan pemaksaan hubungan seksual dari laki-laki kepada
perempuan. Pemaksaan hubungan seksual tersebut dapat berupa ancaman secara fisik
maupun secara psikologis. Tindak pidana pemerkosaan diatur dalam Pasal 285
KUHP yang berbunyi Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena
memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun. diketahui
bahwa perkosaan adalah delik biasa, dan bukan delik aduan. Karena itu, polisi dapat
memproses kasus perkosaan tanpa adanya persetujuan dari pelapor atau korban.
- Perzinahan : persetubuhan yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah
kawin dengan perempuan atau laki-laki yang bukan isteri atau suaminya. Di
Indonesia tindak pidana perzinahan atau yang dapat disebut dengan istilah
“permukahan” diatur oleh KUHP dalam Bab XIV tentang kejahatan terhadap
kesusilaan dan diatur secara khusus yaitu pada pasal 284. Hukuman pidana untuk
seorang yang melakukan perzinahan yaitu 9 bulan.
- Pencabulan : Pencabulan digunakan untuk menggambarkan perilaku terhadap anak-
anak, bukan orang dewasa. Seluruh negara bagian AS memiliki hukum yang
mengakui bahwa anak-anak tidak mampu memberikan persetujuan (sexual consent)
yang layak terhadap tindakan seksual apapun. Pencabulan merupakan kejahatan yang
menyerang kehormatan kesusilaan dan bertentangan dengan moral dan agama. Dan
ancaman pidana pada Pasal 82 UU No.35 Tahun 2014 yakni pidana penjara paling
singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 5 Milyar.

Dari rumusan Pasal 76D dan Pasal 76E UU 35/2014 jo. Pasal 81 dan Pasal 82 Perpu
1/2016 di atas, terlihat bahwa tidak ada keharusan bagi delik ini untuk dilaporkan
oleh korbannya. Dengan demikian, delik persetubuhan dengan anak dan pencabulan
terhadap anak merupakan delik biasa, bukan delik aduan. Delik biasa dapat diproses
tanpa adanya persetujuan dari yang dirugikan (korban).

Anda mungkin juga menyukai