Outline Reform in Kamboja
Outline Reform in Kamboja
DisusunOleh:
Mochammad Ubaidillah 175030101111007
Rahma Aji Santoso 17503010
Muhammad Iqbal Humam 175030100111044
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
2018
KATAPENGANTAR
PujisyukurpenulispanjatkankehadapanTuhanYangMahaEsakarenaatas
berkatrahmat-Nyamakalahyang berjudul”Reformasi Administrasi dan
Reformasi Birokrasi di Kamboja”dapatdiselesaikan tepat padawaktunya.
Penulismenyadaribahwamakalahinimasihjauhdarisempurna danperlu
pendalamanlebihlanjut.Olehkarena itu,penulismengharapkankritikdansaran
daripembacayang bersifatkonstruktifdemikesempurnaanmakalahini.Penulis
berharap semogagagasan padamakalahinidapatbermanfaatbagiakademisipada
khususnyadan pembacapadaumumnya.
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kamboja secara resmi bernama Kerajaan Kamboja, sebuah negara di Asia Tenggara dengan
luas totalnya adalah 181.035 km2. Jumlah populasi Kamboja lebih dari 14,8 juta jiwa. Agama resmi
yang ada di Kamboja adalah Buddha dengan pemeluk sekitar 95% dari total penduduk Kamboja.
Ibukota dan kota terbesar Kamboja adalah Phnom Penh. Bentuk negara Kamboja adalah monarki
konstitusional demokratik. Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang
menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala
Negara, tetapi tidak memberikan perintah. Pemerintahan yang menguasai dan yang memberi perintah
dipimpin oleh Perdana Menteri dan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri.
Jika dilihat dari sistem pemerintahan yang ada di Kamboja, sistem pers yang digunakan adalah sistem
pers Otoriter, karena yang menjadi Kepala Negaranya adalah seorang Raja meskipun pemerintahan
Kamboja dipimpin oleh Perdana Menteri. Dalam sistem pemerintahan Kamboja Sistem Demokrasi
Liberal, semua kekuasaan berada ditangan Perdana Menteri. Maka sudah pasti media dikuasai dan
juga mendapatkan pengawasan dari parlemen tertinggi tersebut. Keadaan perekonomian di Kamboja,
pendapatan per kapita terus meningkat tetapi termasuk rendah dibandingkan negara lain di sekitarnya.
Masyarakat Kamboja kebanyakan bergantung kepada pertanian dan beberapa sektor lainnya.
Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat, terutama bagi masyarakat
desa. Kamboja termasuk salah satu Negara terkorup di dunia. Melihat dari pendapatan per kapita itu,
Negara Kamboja dikhawatirkan belum siap menghadapi AEC (Asean Economy Community) di tahun
2015. Meskipun pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara anggota Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) ke 21 yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja sejak 16
November lalu membulatkan tekad sepuluh negara anggota untuk menuju Masyarakat Ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Council/AEC) tahun 2015.
Kamboja merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dan juga sekaligus
merupakan anggota dari ASEAN. Kamboja merupakan salah satu negara paling miskin di asia dan
sangat tergantung pada bantuan luar negeri yang diberikan oleh negara ataupun aktor non negara.
Dalam waktu dua dekade, Kamboja mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam ekonominya.
Bantuan baik dalam bentuk bantuan bilateral, multirateral maupun privat (NGO), membantu negara
Kamboja untuk melanjutkan proses pembangunannya. (Chanboreth dan Hach, 2008: 3)
Dalam meningkatkan dan mendorong efektivitas bantuan yang diterimanya dan memperkuat
kepemilikan dan kepemimpinan atas agenda pembangunan nasional, Royal Government of
Cambodia (RGC)/ Pemerintah Kamboja mengambil setidaknya dua hal utama. Petama, dengan
melakukan Declaration on Harmonizatiotion and Alignment yang ditandatangai oleh RGC dan 12
mitra pembanguna pada Desember 2004. Kedua, adalah Declaration on Enhancing Aid
Effectiveness yang ditandatngani oleh RGC dan 14 partner pada Oktober 2006 . Deklarasi kedua ini
juga sekaligus meberikan perkembangan terbaru dalam Deklarasi Paris untuk efektivitas bantuan
dalam konteks Kamboja. Hasil dari Deklarasi kedua Salah satunya adalah dengan membuat NSDP
(National Strategic Development Plan) 2006-2010. NSDP merupakan bagian dari pemerintah yang
berusaha untuk mengoperasionalkan visi politik pemerintah. Dengan NSDP, pemerintah berusaha
membuka semua kesempatan untuk menentukan langkah-langkah penting dalam pembuatan strategi
dan rencana dalam jangka panjang, termasuk frameworkpembangunan nasional
Kamboja. Framework pembangunan nasional ini juga memperhatikan kemitraan dengan partner-
partner pembangunan lainnya. NSDP selanjutnya melakukan perbaikan dalam koordinasi pengelolaan
bantuan, baik dalam hal struktur maupun instrumennya.
Dalam hal perbaikan struktur, RGC melalui NSDP membuat Government Donor Technical
Working Group, atau biasa disebut TWGs. TWGs bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan porsi
dan keahliannya. TWGs bertujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama RGC dengan partner dari
luar dan memfasilitasi koordinasi strategi dan program pembangunan di wilayah Kamboja. Setiap
TWGs dipimpin oleh representatif dari kementriam pemerintaha Kamboja. Untuk memperkuat
komunikasi di antara TWGs dengan donor, maka terdapat satu atau dua orang perwakilan negara
donor di setiap TWGs. Selanjutnya RGC melalui NSDP juga membuat Government Donor
Coordination Comitee (GDCC) sebagai superbody untuk menkoordinasi TWGs dibawahnya
Di lain sisi, NSDP membuat National Operational Guidelines dan Strategic Framework for
Development Corporation Mangement 2006-2010 yang didesain untuk menyediakan framework dan
instrumen kebijakan dalam mengelola dan mengatur bantuan Luar Negri yang diterima oleh
pemerintah Kamboja. Untuk itu, pemerintah Kamboja secara spesifik membuat
kebijakan Harmonization, Alignment and Results (H-A-R) action plan 2006-2010. H-A-R bertujuan
untuk memprioritaskan kegiatan bantuan luar negeri, mengkmbagi responsibility dan menyediakan
basis data untuk melihat perkembangan dan efektivitas dalam implementasi kegiatan yang
behubungan dengan bantuan luar negeri.
BAB III
BAB IV PEMBAHASAN
3.1 Gambaran umum Perkembangan Reformasi Administrasi di Kamboja
Administrative reform 2004-2008
Administrative reform 2009-2013
Achieving Democratic Development (Mencapai Pembangunan Demokratis)
Daftar Pustaka
Chanboreth, Ek dan Soch hach. Desember 2008. Aid Efectiveness in Cambodia. Brookings:
Wolfenshon Center for Development.,
http://www.brookings.edu/~/media/research/files/papers/2008/12/cambodia%20aid
%20chanboreth/12_cambodia_aid_chanboreth.pdf diakses pada tanggal 19 September
2019.