Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat didefinisikan sebagai munculnya


penyakit di luar kebiasaan yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta
memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena dikhawatirkan
akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena
persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa juga disebut sebagai
peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada eksternal
normal di suatu area atau kelompok tertentu, selama suatu periode tertentu.
Informasi tentang potensi KLB biasanya datang dari sumber-sumber
masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga pasien, kader
kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang potensi KLB bisa
juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis atau surveilans, laporan
kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal. Suatu
peristiwa dapat dikatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) apabila
memenuhi beberapa kriteria.

Sedangkan wabah dapat didefinisikan sebagai peningkatan kejadian


kesakitan atau kematian yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus
maupun luas daerah penyebaran penyakit dan dapat menimbulkan malapetaka.
Perbedaan wabah dengan kejadian luar biasa (KLB) yaitu jumlah kasus dan
luas daerah yang disebabkan oleh wabah lebih besar dibanding dengan
kejadian luar biasa (KLB). Lalu, waktu satu peristiwa wabah lebih lama dan
dampak yang ditimbulkannya pun lebih berat dibanding kejadian luar biasa
(KLB).

15
16

Berdasarkan Permenkes RI No.1501/Menkes/Per/X/2010 Bab II pasal 2,


penyakit tertentu yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) yaitu
kolera, pes atau sampar, demam berdarah, campak, polio, difteri, pertusis,
rabies, malaria, influenza H5N1, antraks, leptospirosis, hepatitis, influenza
H1N1, meningitis, yellow fever, dan chikungunya.

Pada tahun 2017 di Indonesia, muncul kembali penyakit difteri yang


kasusnya sudah cukup jarang terjadi sejak tahun 1990-an. Jumlah kasus difteri
dari bulan ke bulan terus meningkat hingga akhirnya ditetapkan sebagai
kejadian luar biasa (KLB). Pada bulan November 2017 tercatat total 613 kasus
difteri dan 32 diantaranya menyebabkan kematian. Menurut data dari
Kementerian Kesehatan RI terhitung dari bulan Januari 2017 hingga bulan
Desember 2017 tercatat ada 142 kota dan kabupaten dari 28 provinsi yang
melaporkan kasus difteri di daerahnya masing-masing. Jumlah kasus kematian
meningkat menjadi 38 kasus, ini menjadi jumlah tertinggi di dunia.

Pemerintah Indonesia melakukan kegiatan ORI (outbreak response


immunization) sebagai tindakan pencegahan dan penanggulangan kejadian
luar biasa (KLB) difteri. Pada awal tahun 2018 Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Kesehatan mencabut status kejadian luar biasa (KLB) difteri
berdasarkan hasil perhitungan yang disesuaikan dengan kriteria kejadian luar
biasa (KLB).

B. Saran

Dalam proses penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) diperlukan


program yang terencana dan terarah agar lebih cepat dan akurat. Tenaga
kesehatan haruslah memiliki keahlian dalam perencanaan dan pelaksanaan
program tersebut. Masyarakat juga diharapkan dapat mendukung dengan tidak
panik dan selalu mengikuti arahan tenaga kesehatan demi terwujudnya
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) yang lebih cepat dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai