Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat didefinisikan sebagai munculnya
penyakit di luar kebiasaan yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa juga disebut sebagai peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada eksternal normal di suatu area atau kelompok tertentu, selama suatu periode tertentu. Informasi tentang potensi KLB biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang potensi KLB bisa juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis atau surveilans, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal. Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) apabila memenuhi beberapa kriteria.
Sedangkan wabah dapat didefinisikan sebagai peningkatan kejadian
kesakitan atau kematian yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyebaran penyakit dan dapat menimbulkan malapetaka. Perbedaan wabah dengan kejadian luar biasa (KLB) yaitu jumlah kasus dan luas daerah yang disebabkan oleh wabah lebih besar dibanding dengan kejadian luar biasa (KLB). Lalu, waktu satu peristiwa wabah lebih lama dan dampak yang ditimbulkannya pun lebih berat dibanding kejadian luar biasa (KLB).
15 16
Berdasarkan Permenkes RI No.1501/Menkes/Per/X/2010 Bab II pasal 2,
penyakit tertentu yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) yaitu kolera, pes atau sampar, demam berdarah, campak, polio, difteri, pertusis, rabies, malaria, influenza H5N1, antraks, leptospirosis, hepatitis, influenza H1N1, meningitis, yellow fever, dan chikungunya.
Pada tahun 2017 di Indonesia, muncul kembali penyakit difteri yang
kasusnya sudah cukup jarang terjadi sejak tahun 1990-an. Jumlah kasus difteri dari bulan ke bulan terus meningkat hingga akhirnya ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Pada bulan November 2017 tercatat total 613 kasus difteri dan 32 diantaranya menyebabkan kematian. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI terhitung dari bulan Januari 2017 hingga bulan Desember 2017 tercatat ada 142 kota dan kabupaten dari 28 provinsi yang melaporkan kasus difteri di daerahnya masing-masing. Jumlah kasus kematian meningkat menjadi 38 kasus, ini menjadi jumlah tertinggi di dunia.
Pemerintah Indonesia melakukan kegiatan ORI (outbreak response
immunization) sebagai tindakan pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Pada awal tahun 2018 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mencabut status kejadian luar biasa (KLB) difteri berdasarkan hasil perhitungan yang disesuaikan dengan kriteria kejadian luar biasa (KLB).
B. Saran
Dalam proses penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) diperlukan
program yang terencana dan terarah agar lebih cepat dan akurat. Tenaga kesehatan haruslah memiliki keahlian dalam perencanaan dan pelaksanaan program tersebut. Masyarakat juga diharapkan dapat mendukung dengan tidak panik dan selalu mengikuti arahan tenaga kesehatan demi terwujudnya penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) yang lebih cepat dan akurat.