Anda di halaman 1dari 5

1.

Fungsi Operasi yaitu:


 Fungsi Operasi Menjamin mutu dengan cara menentukan standar mutu, penelitian
terhadap produk yang dihasilkan, memberikan umpan balik sehingga akan tercipta
pengendalian mutu terpadu yang berkesinambungan.
 Fungsi Operasi dalam pengelolaan proses konversi dengan cara menentukan teknologi
tepat guna, penjadwalan, penggunaan peralatan, pengaturan tata ruang, dan
penentuan tahapan serta jenis arus kerja.
 Fungsi Operasi dalam menentukan besarnya kapasitas yang mengacu pada proyeksi
pemasaran. Penentuan besar kapasitas akan menentukan rancang bangun fasilitas
jangka panjang, sedangkan apabila ada perubahan perubahan kapasitas jangka pendek
dapat dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak pihak diluar perusahaan.
 Fungsi Operasi dalam pengelolaan persediaan atau inventory, menentukan jenis
material yang akan dipesan, jumlahnya serta pemakaian pada waktu yang tepat.
Pengelolaan meliputi bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dan juga
penyimpanan dan distribusi material.
 Fungsi Operasi dalam pengelolaan sumber daya manusia antara lain seperti perekrutan,
pendidikan/ pelatihan, pengawasan, dan pemberian kompensasi.

2. Out put berupa produk yang dihasilkan oleh proses konversi dapat berupa barang dan
atau berupa jasa pelayanan. Secara umum produk barang dan jasa dapat dibedakan
melalui beberapa kriteria berikut:

 Barang adalah suatu yang nyata, sehingga dapat disimpan, dipindahkan dan
diubah-ubah sedangkan jasa pelayanan adalah sesuatu yang tidak nyata.
 Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan.
 Jasa mudah habis sehingga mempersulit perencanaan kapasitas dan inventory,
dimana harus disiapkan kapasitas lebih dini dan apabila ternyata kemudian
permintaan pasar tidak sesuai maka akan terjadi pemborosan atau sebaliknya
sehingga akan dapat mengurangi reputasi perusahaan. 
 Mutu pada jasa hanya dapat dibuktikan setelah pelanggan menggunakan jasa         
tersebut. Dengan demikian reputasi dan nama baik perusahaan sangat ditentukan
dari                penilaian pelanggan yang telah lalu dan merupakan jaminan bagi
pelanggan yang             akan datang.
 Produsen jasa harus dekat dengan pelanggan mengingat waktu produksi
bertepatan dengan waktu konsumsi sehingga diperlukan “outlet” yang banyak dan
diasesuaikan dengan tempat para pelanggan.
 Pada produk barang  terdapat jarak yang jauh antara bagian pemasaran dengan
bagian operasi sehingga diperlukan usaha-usaha koordinasi diantara kedua fungsi
ini.
 Pada produksi barang dilakukan dengan peralatan dengan sedikit bantuan tenaga   
manusia, sedikit sekali produsen berhubungan dengan pelanggan, disini tidak ada
pelanggan yang ikut campur dalam proses produksi. Ikut campur ini biasa disebut
“customer contact”. Hal yang sebaliknya terjadi pada produksi jasa dimana keikut
sertaan pelanggan pada proses produksi jasa merupakan partisipasi dalam rangka
memperoleh pelayanan seperti yang di inginkan.
Contoh:
Pada pelayanan kesehatan, pasien dalam hal ini sebagai pelanggan  harus mengikuti tahapan-
tahapan atau proses pemeriksaan.
 Jenis produksi dapat ditentukan dari jumlah persentase pertemuan produsen
dengan pelanggan atau besar persentase “customer contact”. Pada produk murni
barang terdapat 0% pertemuan, sedangkan pada murni jasa terdapat pertemuan
100%.
BATASAN ANTARA PRODUK BARANG DAN PRODUK JASA:       
Produk brg murni          Produk campuran brg            Produk jasa murni
  ( Pure good)                        dan jasa                            ( pure services)
                                            (mixed production)   
           !-----------------!-------------------!
        0%               50%              100%
   
Dengan demikian terdapat produk campuran barang dan jasa dimana persentase customer
contact tidak pada besaran 0% atau 100% tersebut diatas,seperti contoh pada usaha penjualan
mobil yang akan di ikuti dengan produk jasa berupa jasa asuransi, finansial, dan perawatan purna
jual, dan sebagainya.
Saat ini produk jasa diperlukan untuk menunjang produk barang, atau sebaliknya produk
barang untuk menunjang produk jasa,seperti pada jasa konsultan, bank,telekomunikasi, asuransi,
dan jasa transportasi.    

3. Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU)


 Adalah unit bisnis independen di bawah perusahaan yang bertujuan untuk
mengoptimalisasi sumber daya dan memaksimalkan nilai perusahaan. SBU
menyediakan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun pihak
ketiga.
Adalah Sebuah strategi dalam pengembangan bisnis perusahaan yang berupa unit
atau divisi operasional yang independent tapi tetap berada didalam sebuah
perusahaan yang memiliki atau melayani segmen usaha tersendiri, pasar
tersendiri, konsumen tersendiri, atau daerah tersendiri dengan tingkat persaingan
yang tinggi.
Masing-masing Strategy business unit mempunyai keunggulan bersaing sesuai dengan segmen
pasar dan macam produk yang ditawarkan. Secara umum ada 3 (tiga) macam SBU, yaitu:

 Produk dengan biaya rendah (low cost producer)


 Produk yang beragam dengan ciri yang khas (product differentiation).
 Sesuai dengan keinginan pasar (market focus).
4. Peramalan
Peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data
masa lalu,untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang.

Sedangkan
Perkiraan
Adalah perhitungan dengan cara subjektif atau tidak dari data-data masa lalu,
untuk memperkirakan sesuatu dimasa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan
selalu memerlukan data-data dari masa lalu, dan apabila tidak ada data masa lalu maka
penentuan sesuatu dimasa yang akan datang dapat duilakukan dengan cara perkiraan.
Untuk melakukan perkiraan diperlukan keahlian, pengalaman, dan pertimbangan seorang
manajer operasi.
Sedangkan untuk melakukan peramalan diperlukan ilmu pengetahuan, statistik, dan
teknologi.
Kenyataannya, terutama untuk aplikasi bisnis kedua cara ini digunakan dan akan membentuk
sistem perencanaan, penjadwalan maupun sistem pengawasan. Apabila peramalan tepat-guna,
maka penjadwalan kerja akan lebih stabil.
Perencanaan maupun peramalan dapat dibeda-bedakan dengan kebutuhan seberapa jauh
jangkauan waktu kemasa depan, seperti berikut ini:

 Perencanaan harian dan mingguan adalah perencanaan untuk jangka waktu pendek,
biasanya untuk pengaturan jadwal kerja.
 Perencanaan untuk jangka waktu sedang, biasanya untuk merencanakan kebutuhan
personel, material, peralatan, dan perencanaan kapasitas untuk jangka waktu 1 sampai
dengan 12 bulan.
 Perencanaan jangka panjang digunakan untuk perencanaan fasilitas , penentuan lokasi,
perubahan produk, dan pengembangan produk baru.
Contoh:
Jika keputusan berkaitan dengan aktivitas 3 bulan yang akan datang, maka tidak sesuai jika
menggunakan metode peramalan harian atau mingguan, hasil yang diperoleh dari peramalan
harus dapat diterjemahkan kedalam perencanaan material, tenaga kerja, peralatan, dan sebainya.
5. Perencanaan sebuah sistem produksi sangat tergantung pada rancang bangun produk.
Meskipun jenis produk bermacam-macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 2 kriteria
persaingan yang mempunyai kutub-kutub ekstrem sebagai berikut:

 Produk yang bercorak sesuai dengan keinginan pelanggan dimana rancang


bangun produk disesuaikan dengan spesifikasi pelanggan. Produk seperti ini
dinamakan “custom product” dan tidak disimpan sebagai persediaan karena
dibuat berdasarkan pesanan, sehingga custom product mempunyai ciri-ciri:
 Keunikan, tidak sama dengan produk lain
 Produk pesanan, dibuat hanya bila ada pesanan
 Bermutu, kualitas menjadi keinginan utama pelanggan
 Proses produksi harus dapat menyesuaikan diri untuk memproduksi pesanan.
Ciri- ciri memberikan kemungkinan keuntungan yang besar karena pelanggan
biasanya tidak mempermasalahkan harga, contoh pada proyek bangunan atau
pembuatan proto-type atau model.

 Produk yang bercorak sesuai dengan satu spesifikasi tertentu atau satu standar
tertentu. 
Produk seperti ini disebut “Highly Stndardize Product” dan dibuat bukan
berdasarkan pesanan pelanggan tetapi semata-mata untuk mengisi gudang persediaan.
Pelanggan membeli produk ini berdasarkan harganya yang murah dan mudah di
dapat, contoh produk bahan mentah seperti pelat baja, pelat aluminium, komoditi
gula, dan minyak.
Antara kedua kutub “custom product” dan “highly standardize product” terdapat
banyak produk campuran atau “Mixed Product” yang sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut:
 Variety atau keanekaragaman
 Flexibilitas atau kemampuan penyesuaian 
 Moderate cost atau harga yang bersaing
 Dependability of supply, atau kemampuan menyampaikan produk tepat waktu. 

6. Ada tiga pertimbangan pokok yang mendasari gagasan pembuatan produk baru, yaitu:

 Pertimbangan Pasar, dari pantauan di pasar, dan sesuai dengan keinginan pembeli, maka
produk baru dibuat dengan harapan dapat dijual.
 Pertimbangan teknologi, dasar pertimbangan ini pemasaran harus dapat menciptakan
permintaan pasar bagi semua produk baru yang dapat dibuat oleh perusahaan. Sehingga
bagian operasi dengan teknologi dan kemempuan yang telah dimilki dapat membuat
sesuatu untuk dijual.
 Pertimbangan antar fungsi, dasar pertimbangan ini adalah hasil pemikiran semua fungsi
yang ada di perusahaan seperti pemasaran, keuangan, operasi, personalia dan fungsi
lainnya, sehingga produk yang dihasilkan disamping laris dijual juga dapat oleh
kemampuan yang dimiliki perusahaan. 
7. QFD adalah konsep yang menjembatani antara permintaan pelanggan dengan spesifikasi
teknis
Yang saya ketahui tentang konsep Quality Function Deployment (QFD) diperkenalkan
oleh Yoji Akao, Professor of Management Engineering dari Tamagawa University yang
dikembangkan dari praktek dan pengalaman industri-industri di Jepang. Pertama kali
dikembangkan pada tahun 1972 oleh perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard, dan
diadopsi oleh Toyota pada tahun 1978, dan tahun-tahun selanjutnya dikembangkan oleh
perusahaan lainnya.

Fokus utama dari QFD ini yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan
produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan
puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang dihasilkan sempurna, seperti
yang kemarin dikatakan diposting sebelumnya mengenai kualitas bahwa produk yang
superior atau sempurna belum tentu di butuhkan oleh konsumen.

QFD merupakan suatu metodologi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan
menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan
dan keinginan konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen.

Anda mungkin juga menyukai