Anda di halaman 1dari 43

MENTERI DALAM NEGRI

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta,

Kepada

Yth. 1. Sdr. Gubernur

2. Sdr. Bupati atau Walikota

di-
Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR : 660/4919/SJ
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) DI DAERAH

Millenium Development Goals (MDGs) yang telah disepakati berbagai


negara, mengamanatkan bahwa pelestarian lingkungan hidup sangat terkait
dengan akses penduduk terhadap layanan sanitasi yang layak. Di dalam
RPJMN Tahun 2010-2014 yang dijabarkan dalam RKP Tahun 2013
mencantumkan pengelolaan sanitasi permukiman di daerah merupakan
prioritas nasional yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013, bahwa untuk
meningkatkan kualitas kawasan perkotaan, pemerintah daerah
memprioritaskan kebijakan percepatan pembangunan sanitasi permukiman.
Dalam melaksanakan berbagai kebijakan sebagaimana tersebut diatas,
pemerintah pusat mulai Tahun 2010 s.d. 2014 telah melaksanakan Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan secara bertahap
dilaksanakan di 330 (tiga ratus tiga puluh) kabupaten dan kota.

Berdasarkan hal tersebut, diminta perhatian Saudara hal-hal sebagai


berikut:
1. Segera melakukan upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman
secara menyeluruh, berkelanjutan dan terpadu di daerah dengan mengacu
pada pengelolaan Program PPSP di daerah sebagaimana tercantum dalam
-2-

lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Surat


Edaran ini.
2. Membentuk dan menetapkan Pokja Sanitasi Provinsi dan Pokja Sanitasi
kabupaten/kota untuk mendukung pelaksanaan program PPSP.
3. Meningkatkan pelayanan sanitasi di daerah dengan membangun sistem
dan prosedur yang handal untuk mendukung pengelolaan sanitasi yang
efektif, efisien, akuntabel, dan transparan sesuai kewenangan masing-
masing.
4. Dalam hal Saudara telah menetapkan keputusan gubernur dan
bupati/walikota tentang pokja sanitasi agar melakukan penyesuaian
sebagaimana ketentuan dalam Surat Edaran ini.
5. Dengan diterbitkannya Surat Edaran ini maka buku Pedoman
Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah dinyatakan tidak
berlaku.
Demikian untuk maklum dan agar dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA,

GAMAWAN FAUZI

LAMPIRAN

SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA
-3-

NOMOR: 660/4919/SJ

TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM


PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
PERMUKIMAN (PPSP) DI DAERAH

A. PENGELOLAAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI


PERMUKIMAN
I. SASARAN PROGRAM PPSP DI DAERAH
Program PPSP memiliki sasaran sebagai berikut:
1. Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
2. Pelaksanaan praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta peningkatan
tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi sanitary landfill.
3. Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500
ha.
4. Tercapainya sasaran program dan kegiatan PPSP.
5. Tersusunnya rencana strategi sanitasi berupa Buku Putih Sanitasi
(BPS), dan Strategi Sanitasi Kabupaten atau Kota (SSK).
6. Tersusunnya Memorandum Program Sanitasi (MPS) bagi
kabupaten/kota yang telah menyusun BPS dan SSK;
7. Terlaksananya program dan kegiatan pembangunan sanitasi
permukiman sesuai dengan SSK/MPS.
8. Terlaksananya keberlanjutan program dan kegiatan PPSP paska
implementasi.
9. Terlaksananya kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman Program PPSP di daerah.

II. KRITERIA PENETAPAN PESERTA PROGRAM PPSP


Dalam rangka penetapan kabupaten/kota sebagai lokasi program
PPSP, pemerintah provinsi melalui pokja sanitasi provinsi melakukan
penjaringan kabupaten/kota yang didasarkan kepada kriteria utama
dan kriteria tambahan.
Kriteria tambahan disepakati oleh pokja sanitasi provinsi untuk
dijadikan acuan dalam mengusulkan kabupaten/kota sebagai calon
peserta program PPSP kepada Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Kesehatan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
penetapan setiap tahunnya.
1. Kriteria Utama, terdiri dari:
a) Komitmen Kepala Daerah dan DPRD kabupaten/kota.
b) Angka kesakitan akibat sanitasi buruk.
-4-

c) Cakupan layanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan


drainase) yang rendah.
d) Kepadatan penduduk tinggi.
e) Prosentase penduduk miskin tinggi.
f) Jumlah kawasan kumuh perkotaan.
2. Kriteria Tambahan:
Kriteria tertentu yang dikembangkan berdasarkan prioritas
pengelolaan sanitasi yang tertuang dalam roadmap sanitasi provinsi.

III. TAHAPAN PROGRAM PPSP DI DAERAH


1. Kampanye, Edukasi dan Advokasi
Kampanye, edukasi dan advokasi provinsi dan kabupaten/kota
untuk program PPSP dilakukan berdasarkan langkah-langkah dan
persyaratan sebagai berikut :
a. Provinsi
1) Melakukan kampanye, edukasi dan advokasi kepada
kabupaten/kota dalam rangka penjaringan minat sebagai
peserta program PPSP.
2) Meneliti :
a) surat minat yang ditandatangani bupati/walikota kepada
gubernur beserta lampiran surat DPRD yang ditandatangani
oleh pimpinan DPRD kabupaten/kota yang menyatakan
setuju bahwa kabupaten/kota menjadi calon peserta PPSP,
sebagaimana dijelaskan dalam surat minat bupati atau
walikota.
b) kesesuaian RKA-SKPD untuk mendanai penyusunan BPS,
SSK, dan operasional pokja sanitasi.
3) Melakukan konfirmasi kembali kepada kabupaten/kota
bilamana surat minat dan bukti pendukung belum sesuai.
4) Gubernur menyampaikan surat usulan bupati dan walikota
yang berminat menjadi peserta program PPSP yang sudah
diteliti pokja sanitasi provinsi kepada Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri
PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Pekerjaan Umum.
5) Surat usulan gubernur sebagaimana dimaksud pada angka 4)
diverifikasi oleh Program Implementation Unit (PIU)
Kelembagaan dan Pendanaan untuk menjadi pertimbangan
penetapan peserta program PPSP oleh Menteri Dalam Negeri.
b. Kabupaten atau kota
1. Melakukan kampanye, edukasi dan advokasi kepada SKPD
kabupaten/kota dan seluruh pemangku kepentingan dalam
rangka pengenalan program PPSP.
2. Bupati atau walikota menyampaikan surat minat kepada
gubernur dengan melampirkan:
a. Surat pernyataan setuju dari DPRD yang ditandatangani
oleh pimpinan DPRD kabupaten/kota bersangkutan.
-5-

b. RKA-SKPD terkait untuk mendanai penyusunan BPS, SSK,


dan operasional pokja sanitasi.
2. Pengembangan kelembagaan, pendanaan dan peraturan.
Setelah Menteri Dalam Negeri menetapkan peserta program PPSP,
maka pemerintah daerah membentuk pokja sanitasi dan
mengalokasikan dana melalui APBD untuk kegiatan program PPSP
sebagai berikut :
a. Provinsi
1) Menetapkan keputusan gubernur tentang pembentukan pokja
sanitasi provinsi bagi yang belum membentuk. Bagi yang sudah
melaksanakan dapat mengembangkan keanggotaan sesuai
dengan kebutuhan.
2) Gubernur dapat menetapkan pedoman pembinaan dan
pengawasan untuk efektifitas pelaksanaan program PPSP di
kabupaten/kota.
3) Masa kerja pokja sanitasi berlaku selama pelaksanaan program
PPSP.
4) Pokja sanitasi provinsi mengoordinasikan SKPD terkait dalam
menyusun RKA-SKPD untuk memfasilitasi kabupaten/kota
dalam menyusun BPS, SSK, dan MPS serta mendanai kegiatan
fasilitasi kabupaten/kota.
5) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 4), disesuaikan
dengan kebutuhan pada setiap tahapan kegiatan program
PPSP.
b. Kabupaten/kota
1) Menetapkan keputusan bupati/walikota tentang pembentukan
pokja sanitasi kabupaten/kota bagi yang belum membentuk.
Bagi yang sudah melaksanakan dapat mengembangkan
keanggotaan sesuai dengan kebutuhan.
2) Bupati/walikota dapat menetapkan pedoman untuk efektifitas
pelaksanaan program PPSP.
3) Masa kerja pokja sanitasi berlaku selama pelaksanaan program
PPSP.
4) Pokja sanitasi kabupaten/kota mengoordinasikan SKPD terkait
dalam menyusun RKA-SKPD untuk pelaksanaan kegiatan
penyusunan BPS, SSK, MPS, implementasi dan operasional
pokja sanitasi.
5) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 4), disesuaikan
dengan kebutuhan pada setiap tahapan kegiatan program
PPSP.
3. Penyusunan rencana strategis BPS dan SSK.
Dalam rangka penyusunan renstra BPS dan SSK, pokja sanitasi
provinsi dan pokja sanitasi kabupaten/kota melakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Provinsi
1) Memberikan masukan strategis dalam pengembangan
kebijakan, perumusan program, dan kegiatan yang dibutuhkan
-6-

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka


meningkatkan kinerja pembangunan sanitasi.
2) Memfasilitasi penyusunan program dan kegiatan sanitasi
berskala kota dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi serta
membantu pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi
sanitasi.
3) Melakukan pengawalan melalui penilaian kualitas dokumen
setiap bab dalam BPS dan SSK yang disusun pokja sanitasi
kabupaten/kota, untuk memastikan dan menilai agar sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, sehingga dapat
menentukan tindakan korektif yang perlu dilakukan oleh pokja
sanitasi kabupaten/kota bila terjadi penyimpangan.
4) Membina dan mengawal penyusunan BPS dan SSK oleh
kabupaten dan kota.
b. Kabupaten atau Kota
1) Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dan melakukan
konsultasi dengan pokja sanitasi provinsi dalam rangka
penyusunan BPS dan SSK sesuai dengan petunjuk teknis
program PPSP, serta berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
2) Melaporkan perkembangan kemajuan pencapaian hasil
penyusunan BPS dan SSK kepada pokja provinsi dan pokja
pusat melalui sistem monev berbasis web: ppsp.nawasis.info
(National Water and Sanitation Information System).
3) Melakukan supervisi penyempurnaan BPS dan SSK sesuai
rekomendasi pokja sanitasi provinsi dan/atau pusat.
4) Memastikan bahwa program dan kegiatan prioritas sanitasi
yang tercantum dalam SSK meliputi kegiatan berskala
komunal, berskala kawasan dan berskala kota dengan
ketentuan:
a) Kegiatan berskala komunal dijadikan bahan penyusunan
RKA SKPD.
b) Kegiatan berskala komunal yang tidak didanai dari APBD
kabupaten/kota dan kegiatan berskala kawasan serta
berskala kota yang diusulkan didanai melalui APBD
provinsi, APBN, Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN),
Corporate Social Responsibility (CSR), masyarakat dan
dunia usaha, disusun kedalam draft MPS untuk
disampaikan kepada pokja provinsi dalam rangka verifikasi
dan sinkronisasi sebagai bahan lokakarya MPS provinsi.
4. Penyiapan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Program kegiatan prioritas sanitasi yang ada di dalam SSK dan
dituangkan kedalam draft MPS disampaikan kepada pokja provinsi
melalui kegiatan sebagai berikut:
a. Provinsi
1) Membantu pemerintah provinsi dalam menyelaraskan
perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan MPS
-7-

melalui pendekatan bottom-up dan top-down dalam proses


perencanaan dan penganggaran baik di pusat, provinsi
maupun kabupaten/kota.
2) Melakukan verifikasi program dan kegiatan prioritas sanitasi
yang terdapat dalam draft MPS yang disampaikan oleh
kabupaten/kota untuk penyelarasan sebagaimana yang
dimaksud dalam angka 1) dalam rangka sinkronisasi program
dan kegiatan prioritas sanitasi diwilayah provinsi dan
kabupaten/kota dan/atau antar kabupaten/kota dalam
provinsi.
3) Sinkronisasi dimaksud pada angka 2) bertujuan
menyelaraskan pendanaan terhadap kegiatan yang didanai dari
APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, APBN, Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri (PHLN), Corporate Social Responsibility
(CSR), masyarakat dan dunia usaha serta memberikan input
strategis kepada pemerintah kabupaten/kota dalam proses
investasi dan implementasi program sanitasi.
4) Melakukan lokakarya MPS yang dihadiri oleh kabupaten/kota,
provinsi dan kementerian/lembaga terkait serta lembaga donor
dalam rangka menyepakati sumber-sumber pendanaan
sebagaimana pada angka 3) diatas. Lokakarya MPS tersebut
diharapkan akan menghasilkan dokumen MPS yang berisikan
pemastian sumber-sumber pendanaan.
5) Dalam dokumen MPS sebagaimana dalam angka 4) diatas
sekurang-kurangnya ditandatangani oleh bupati/walikota
untuk kabupaten/kota, gubernur untuk provinsi dan pejabat
yang berwenang dari kementerian/lembaga terkait atau
perwakilan lembaga donor.
6) Dokumen MPS sebagaimana pada angka 5) diatas akan
dijadikan acuan bagi pelaksanaan pembangunan fisik dan non
fisik di wilayah provinsi dan kabupaten/kota dan/atau antar
kabupaten/kota dalam provinsi.
b. Kabupaten atau kota
1) Menyusun draft MPS kabupaten/kota didasarkan kepada SSK
yang memuat program, kegiatan, sasaran, pagu indikatif dari
SKPD/instansi penanggung jawab.
2) Menyerahkan draft MPS kepada pokja sanitasi provinsi untuk
dilakukan verifikasi dan sinkronisasi serta pembahasan dalam
lokakarya MPS di provinsi sebagaimana dimaksud pada huruf a
angka 4).
3) Memfasilitasi MPS dari hasil lokakarya untuk menjadi bahan
rencana pelaksanaan/implementasi.
5. Pelaksanaan/ implementasi.
Dalam tahap ini pokja sanitasi provinsi dan kabupaten/kota sesuai
dengan fungsinya dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non
fisik sebagai berikut:
a. Provinsi
1) Memberikan saran dan masukan kepada SKPD terkait dalam
rangka persiapan pelaksanaan pembangunan sanitasi
diwilayah provinsi dan kabupaten/kota dan/atau antar
-8-

kabupaten/kota dalam provinsi baik mencakup pelaksanaan


kegiatan sosialisasi rencana pembangunan fisik dan non fisik,
kesiapan lahan, analisa dampak lingkungan, masterplan,
Feasibility Study, dan Detail Engineering Design
2) Memberikan saran dan masukan dalam rangka sinkronisasi
pelaksanaan pembangunan sanitasi permukiman oleh SKPD
provinsi, kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga
terkait.
3) Memberikan saran dan masukan dalam rangka melakukan
tindakan-tindakan korektif yang perlu diambil oleh SKPD
provinsi, kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga
terkait apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman baik fisik dan non fisik.
b. Kabupaten atau Kota
1) Memberikan saran dan masukan kepada SKPD terkait dalam
rangka persiapan pelaksanaan pembangunan sanitasi baik
mencakup pelaksanaan kegiatan sosialisasi rencana
pembangunan fisik dan non fisik, kesiapan lahan, analisa
dampak lingkungan, masterplan, Feasibility Study, dan Detail
Engineering Design.
2) Memberikan saran dan masukan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pembangunan sanitasi permukiman oleh SKPD
terkait.
3) Memberikan saran dan masukan dalam rangka melakukan
tindakan-tindakan korektif yang perlu diambil oleh SKPD
terkait apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman baik fisik dan non fisik.
6. Pemantauan dan evaluasi.
Dalam tahap ini pokja sanitasi provinsi dan kabupaten/kota sesuai
dengan fungsinya melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Provinsi
1) Memantau penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
kampanye, edukasi dan advokasi, penyusunan BPS, SSK, MPS
dan implementasi terkait PPSP di kabupaten/kota,
pengembangan kelembagaan dan peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan bupati atau walikota.
2) Mengevaluasi capaian hasil pelaksanaan kegiatan sebagaimana
pada angka 1) di atas, dengan kunjungan lapangan dan
menggunakan instrumen berbasis web: ppsp.nawasis.info
sebagai perangkat monitoring dan evaluasi.
3) Menyiapkan laporan triwulanan untuk disampaikan gubernur
kepada Menteri Dalam Negeri mengenai perkembangan
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP. Laporan dimaksud
termasuk hasil rekapitulasi laporan triwulanan perkembangan
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP di kabupaten/ kota
yang disampaikan bupati/walikota kepada gubernur.
Sebagaimana tercantum dalam huruf B angka II Surat Edaran
ini.
4) Hasil pemantauan perkembangan kemajuan pelaksanaan
program dan kegiatan PPSP dilaporkan setiap waktu melalui
-9-

web: ppsp.nawasis.info sebagai perangkat monitoring dan


evaluasi.
b. Kabupaten atau kota
1) Mengawal program dan kegiatan yang terdapat pada SSK dan
MPS, agar dirumuskan ke dalam dokumen rencana
pembangunan daerah.
2) Memantau penyusunan rencana kegiatan dan anggaran PPSP
yang disusun oleh SKPD ke dalam rencana kerja SKPD sesuai
dengan program dan kegiatan yang ditetapkan pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka penyusunan RKPD.
3) Menyiapkan laporan triwulanan untuk disampaikan bupati
atau walikota kepada gubernur mengenai perkembangan
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP. Sebagaimana
tercantum dalam huruf B angka I Surat Edaran ini.
4) Hasil pemantauan perkembangan kemajuan pelaksanaan
program dan kegiatan PPSP dilaporkan setiap waktu melalui
web: ppsp.nawasis.info sebagai perangkat monitoring dan
evaluasi.
-10-

IV. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS POKJA


SANITASI PROVINSI, KABUPATEN ATAU KOTA
1. Pokja Sanitasi Provinsi
a. Bagan Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi

KETUA

Sekretaris Daerah Provinsi

SEKRETARIS

Asisten Perekonomian dan


Pembangunan

SEKRETARIAT

Anggota Sekretariat
(Anggota Sekretariat
(pejabat/staf dilingkungan setda
dan SKPD lain)

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENDANAAN BIDANG TEKNIS BIDANG PENYEHATAN, BIDANG MONITORING
KOMUNIKASI DAN DAN EVALUASI
PEMBERDAYAAN

Ketua: Ketua: Ketua: Ketua: Ketua:


Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang
menangani bidang menangani bidang menangani bidang teknis membidangi Kesehatan. membidangi Lingkungan
perencanaan. pendanaan. (cipta karya atau PU). Hidup.

Wakil Ketua:
Wakil Ketua: Kepala Bagian yang Wakil Ketua: Wakil Ketua: Wakil Ketua:
Kabid Sarpras atau Fispra menangani fungsi Kabid Urusan Teknis Dinas Kabid Penyehatan Kabid Pengembangan
Bappeda atau sebutan lain. keuangan dan asset atau Cipta Karya. Lingkungan. Lingkungan Hidup.
sebutan lain.

Anggota : Anggota : Anggota: Anggota: Anggota:


Pejabat/staf dari Bappeda Pejabat/staf dari SKPKD Pejabat/staf dari Dinas Pejabat/staf dari Dinas Pejabat/staf dari Dinas
dan dari SKPD lainnya dan dari SKPD lainnya Cipta Karya atau sebutan Kesehatan atau sebutan Lingkungan Hidup atau
yang melaksanakan fungsi yang melaksanakan fungsi lain dan dari SKPD lainnya lain dan dari SKPD lainnya sebutan lain dan dari SKPD
terkait dengan terkait dengan yang melaksanakan fungsi yang melaksanakan fungsi lainnya yang
perencanaan layanan penganggaran, pelaporan terkait dengan terkait dengan penyehatan melaksanakan fungsi
persampahan, air limbah dan pertanggungjawaban pembangunan sarana dan lingkungan, pendidikan, terkait dengan kegiatan
domestik, dan drainase keuangan dan aset. prasarana persampahan, komunikasi, dan monitoring dan evaluasi
lingkungan. air limbah domestik, dan pemberdayaan sanitasi.
drainase lingkungan. masyarakat.

Catatan : Jumlah keanggotaan pada setiap bidang supaya


mempertimbangkan kecakapan, efisiensi, dan efektifitas
pelaksanaan tugas dan fungsi
-11-

b. Susunan Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi


1) Ketua, dijabat oleh sekretaris daerah yang secara formal
melaksanakan fungsi dan memiliki kewenangan koordinatif
terhadap SKPD pengelola sanitasi dan selaku Ketua Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.
2) Sekretaris, dijabat oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan atau sebutan lain yang secara formal
melaksanakan fungsi membantu sekretaris daerah dalam
mengoordinasikan administrasi pembangunan daerah atau
tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk mendukung
kelancaran tugas dan fungsi sekretaris dibantu tenaga
sekretariat tim pokja sanitasi yang anggotanya berunsurkan
pejabat/staf dilingkungan sekretariat daerah dan SKPD lain.
3) Ketua bidang, dijabat oleh kepala SKPD, dan wakil ketua
bidang dijabat oleh pejabat setingkat kepala bidang (kabid)
pada SKPD terkait yang kesehariannya melaksanakan tugas
dan fungsi ketua bidang.
4) Anggota pada setiap bidang berasal dari pejabat/staf dari SKPD
yang bertanggung jawab melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bidang dan melibatkan pejabat/staf dari SKPD lainnya yang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memiliki
hubungan/keterkaitan dengan bidang dimaksud.
c. Fungsi Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi
1) Koordinasi, yaitu mengoordinasikan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
program dan kegiatan PPSP provinsi dan kabupaten/kota.
2) Advokasi, yaitu meningkatkan kesadaran, kepedulian,
komitmen, dan kemampuan berbagai pemangku kepentingan
sanitasi di seluruh wilayah provinsi untuk turut serta dalam
pembangunan sanitasi.
3) Advisori, yaitu memberikan input strategis bagi pengembangan
kebijakan, program, dan kegiatan yang dibutuhkan gubernur
dan DPRD dan pokja sanitasi kabupaten/kota dalam rangka
meningkatkan kinerja pembangunan sanitasi.
4) Fasilitasi, yaitu membantu gubernur dalam perumusan
kebijakan, pemberian bimbingan, arahan, pendidikan dan
pelatihan terkait program PPSP baik kepada SKPD provinsi
maupun kabupaten/kota agar pelaksanaan program dapat
mencapai target yang ditetapkan.
5) Supervisi, yaitu membantu gubernur melakukan kegiatan
pengawalan, pemantauan dan evaluasi untuk memastikan dan
menilai pelaksanaan program serta kegiatan PPSP sesuai
dengan tujuan, sasaran, jadwal dan rencana daya serap
anggaran yang telah ditetapkan, sehingga apabila terjadi
penyimpangan dapat segera melakukan tindakan korektif.
6) Sinkronisasi, yaitu membantu gubernur dalam menyelaraskan
perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan PPSP antar
dan antara kabupaten/kota dengan provinsi sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan pemerintah.
-12-

d. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Provinsi :


1) Ketua:
a) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan fungsi dan
tugas pokja sanitasi provinsi.
b) Mengendalikan pelaksanaan fungsi dan tugas pokja sanitasi
provinsi agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
c) Mengendalikan pelaksanaan fungsi dan tugas pokja sanitasi
provinsi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
pokja sanitasi kabupaten/kota.
d) Memberikan arahan terkait dengan pelaksanaan kebijakan
program PPSP kepada setiap anggota pokja sanitasi provinsi
agar setiap bidang dapat melaksanakan fungsi dan tugas
secara optimal.
e) Memastikan optimalisasi dukungan seluruh sumber daya
untuk kelancaran fungsi dan tugas pokja sanitasi provinsi.
f) Melaksanakan tugas lain terkait dengan pelaksanaan
program PPSP yang ditugaskan oleh gubernur.
g) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
gubernur.
2) Sekretaris:
a) Mengoordinasikan pelaksanaan fungsi dan tugas setiap
bidang terkait dengan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program dan
kegiatan pokja sanitasi provinsi.
b) Memfasilitasi dan harmonisasi pelaksanaan fungsi dan
tugas serta membina hubungan kerja antar bidang pokja
sanitasi provinsi.
c) Menyiapkan bahan masukan perumusan kebijakan
penguatan kelembagaan pokja sanitasi dan kelembagaan
pengelola sanitasi provinsi dan fasilitasi kabupaten/kota.
d) Menyiapkan laporan program PPSP berdasarkan laporan
pelaksanaan fungsi dan tugas yang dihimpun dari setiap
bidang pokja sanitasi provinsi dan laporan kabupaten/kota.
e) Merumuskan kebijakan penguatan kelembagaan pokja
sanitasi sanitasi Provinsi, serta fasilitasi kabupaten/kota
dalam pelaksanaan program PPSP dan sejenisnya.
f) Fasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi PPSP oleh
pokja sanitasi provinsi ke kabupaten dan kota serta
konsultasi ke pusat.
g) Menyiapkan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
Provinsi dan fasilitasi pembentukan Pokja sanitasi
Kabupaten/Kota.
h) Fasilitasi penyusunan roadmap Sanitasi Provinsi, dan
mengelola database Roadmap Sanitasi Provinsi.
i) Fasilitasi tim pokja sanitasi provinsi menghadiri pertemuan
tahunan Kabupaten/Kota peserta PPSP dan penguatan
kapasitas kelembagaan PPSP.
-13-

j) Fasilitasi tim pokja sanitasi provinsi dalam melakukan


supervisi penguatan kapasitas pokja sanitasi
kabupaten/kota dalam penyusunan BPS dan SSK.
k) Melaksanakan tugas lain terkait dengan pelaksanaan
program PPSP yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi
provinsi.
l) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas terhadap ketua
pokja sanitasi provinsi.
3) Bidang Perencanaan:
a) Mengoordinasikan penyusunan roadmap Sanitasi Provinsi,
dan mengelola database Roadmap Sanitasi Provinsi.
b) Mengoordinasikan perencanaan program dan kegiatan PPSP
jangka panjang, jangka menengah dan tahunan serta
fasilitasi kabupaten/kota.
c) Menyiapkan bahan pelatihan aspek perencanaan BPS, SSK
dan MPS.
d) Melakukan supervisi agar perumusan kebijakan
penyusunan BPS dan SSK sesuai dengan dokumen
perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota.
e) Mengoordinasikan review BPS dan SSK kabupaten/kota
untuk penjaminan mutu yang dilakukan oleh tim panel
yang terdiri dari unsur SKPD terkait.
f) Memverifikasi dan mensinkronisasikan usulan program dan
kegiatan prioritas sanitasi dalam draft MPS yang diajukan
dari kabupaten/kota guna dilakukan penyusunan dokumen
MPS (kerangka investasi, serta manajemen, dan operasi).
g) Mengoordinasikan pembahasan draft MPS kabupaten/kota
melalui lokakarya MPS di provinsi serta mensinkronisasikan
rencana program dan kegiatan prioritas sanitasi
berdasarkan sumber pendanaan APBN dan APBD provinsi
atau sumber pendanaan lainnya yang sah.
h) Menyiapkan bahan untuk pokja sanitasi dalam memberikan
saran dan masukan kepada SKPD terkait dalam rangka
persiapan pelaksanaan pembangunan sanitasi diwilayah
provinsi dan kabupaten/kota dan/atau antar
kabupaten/kota dalam provinsi baik mencakup
pelaksanaan kegiatan sosialisasi rencana pembangunan
fisik dan non fisik, kesiapan lahan, analisa dampak
lingkungan, masterplan, Feasibility Study, dan Detail
Engineering Design
i) Menyiapkan bahan untuk pokja sanitasi dalam memberikan
saran dan masukan dalam rangka sinkronisasi pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman oleh SKPD provinsi,
kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga terkait.
j) Menyiapkan bahan untuk pokja sanitasi dalam memberikan
saran dan masukan dalam rangka melakukan tindakan-
tindakan korektif yang perlu diambil oleh SKPD provinsi,
kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga terkait
apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman baik fisik dan non fisik.
-14-

k) Menyiapkan bahan laporan kerja terkait bidang tugas secara


berkala kepada ketua pokja sanitasi provinsi.
l) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang
perencanaan yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi
provinsi.
m) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi provinsi.
4) Bidang Pendanaan:
a) Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) untuk
mendukung pendanaan program PPSP provinsi dan fasilitasi
kabupaten/kota.
b) Mengoordinasikan rencana pendanaan program dan
kegiatan PPSP provinsi, kabupaten/kota dan pusat yang
akan didanai melalui APBN dan APBD provinsi atau sumber
pendanaan lainnya yang sah dalam lokakarya MPS.
c) Menyiapkan bahan pelatihan aspek pendanaan untuk BPS,
SSK dan MPS.
d) Mengoordinasikan penyiapan laporan pertanggungjawaban
keuangan dan aset PPSP provinsi serta fasilitasi pengelolaan
keuangan dan manajemen aset PPSP kabupaten/kota
e) Memberikan saran dan pertimbangan terkait dengan
penyusunan rencana pendanaan, penatausahaan dan
pelaporan keuangan dan aset program PPSP provinsi dan
fasilitasi kabupaten/kota.
f) Memberikan saran dan pertimbangan terkait dengan
rencana pendanaan provinsi untuk mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP kabupaten/kota.
g) Mendukung kelancaran penyediaan anggaran untuk
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP.
h) Menyampaikan laporan setiap triwulan atas pelaksanaan
fungsi dan tugas bidang pendanaan kepada ketua pokja
sanitasi provinsi.
i) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang pendanaan
yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi provinsi.
j) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi provinsi.
5) Bidang Teknis:
a) Membantu teknis penyusunan Roadmap Sanitasi Provinsi
untuk optimalisasi pengelolaan program PPSP.
b) Memberikan pertimbangan teknis dalam perencanaan
program PPSP.
c) Menyiapkan bahan pelatihan aspek teknis untuk BPS, SSK
dan MPS.
d) Menyiapkan bahan laporan kerja terkait bidang tugas secara
berkala kepada ketua pokja sanitasi sanitasi provinsi.
e) Melakukan penjaminan kualitas BPS, SSK dan MPS.
-15-

f) Memberikan saran dan pertimbangan teknis terkait dengan


rencana pelaksanaan program dan kegiatan PPSP
kabupaten/kota.
g) Menyampaikan laporan setiap triwulan atas pelaksanaan
fungsi dan tugas bidang teknis kepada ketua pokja sanitasi
provinsi.
h) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang teknis yang
ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi provinsi.
i) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi provinsi.
6) Bidang Komunikasi, Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat:
a) Pendistribusian informasi program PPSP di wilayah provinsi
b) Advokasi bupati/walikota/DPRD atau pengambil keputusan
lain di kabupaten/kota
c) Menyiapkan bahan pelatihan aspek komunikasi, kesehatan
dan pembardayaan masyarakat untuk EHRA, BPS, SSK dan
MPS.
d) Penjaringan minat dan komitmen kabupaten/kota untuk
pelaksanaan Program PPSP.
e) Menyampaikan laporan setiap triwulan atas pelaksanaan
fungsi dan tugas kepada ketua pokja sanitasi provinsi.
f) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang tugas yang
ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi provinsi.
g) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi provinsi.
7) Bidang Pemantauan dan Evaluasi:
a) Pemantauan pelaksanaan program sanitasi regional.
b) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program PPSP di
provinsi.
c) Menyiapkan bahan pelatihan aspek pemantauan dan
evaluasi untuk BPS, SSK dan MPS.
d) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program PPSP di
kabupaten/kota.
e) Menyiapkan bahan pelatihan monitoring dan evaluasi
Program PPSP.
f) Memberikan saran dan pertimbangan terkait dengan hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan PPSP kabupaten/kota.
g) Menyampaikan laporan setiap triwulan atas pelaksanaan
fungsi dan tugas bidang pemantauan dan evaluasi kepada
ketua pokja sanitasi provinsi.
h) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang pemantauan
dan evaluasi yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi
provinsi.
i) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi provinsi.
-16-

8) Sekretariat Pokja Sanitasi:


a) Menyiapkan laporan kerja perkembangan pelaksanaan
Program PPSP kepada Gubenur.
b) Menyiapkan pelaksanaan rapat-rapat, lokakarya, dan
pelatihan-pelatihan.
c) Melakukan pengolahan dan menganalisa data kemajuan
pelaksanaan PPSP kabupaten/kota melalui web
ppsp.nawasis.info.
d) Menghimpun bahan laporan kerja terkait bidang tugas pokja
sanitasi dan laporan sekretariat pokja sanitasi sanitasi serta
menyusun laporan program PPSP untuk dilaporkan secara
berkala kepada ketua pokja sanitasi sanitasi provinsi.
e. Kantor Sekretariat Operasional Pokja Sanitasi Provinsi
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi pokja sanitasi
provinsi supaya disediakan kantor sekretariat pokja sanitasi
dengan dilengkapi sarana kerja yang memadai, antara lain sebagai
berikut :
1. ruang kerja pokja beserta perlengkapannya.
2. ruang rapat pokja beserta perlengkapannya.
3. komputer, printer, dan fasilitas internet.
4. alat tulis kantor (ATK).
-17-

2. Pokja Sanitasi Kabupaten atau Kota


a. Bagan Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten atau Kota

KETUA

Sekretaris Daerah
Kabupaten atau Kota

SEKRETARIS :
1 Anggota dari SKPD terkait
Asisten
kegiatanPerekonomian dan
perencanaan dalam
Pembangunan
layanan persampahan, air
limbah domestic, dan drainase
lingkungan
2 Anggota dari perwakilan non-
SKPD
SEKRETARIAT
3 Satker Randal dan Satker
Anggotalainnya.
Sekretariat
(pejabat/staf dilingkungan setda
danETARIS
SKPD lain)

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENDANAAN BIDANG TEKNIS BIDANG PENYEHATAN, BIDANG MONITORING
KOMUNIKASI DAN DAN EVALUASI
PEMBERDAYAAN

Ketua: Ketua: Ketua: Ketua: Ketua:


Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang Kepala SKPD yang
menangani bidang menangani bidang menangani bidang teknis membidangi Kesehatan. membidangi Lingkungan
perencanaan. pendanaan. (cipta karya atau PU). Hidup.

Wakil Ketua: Wakil Ketua:


Kepala Bagian yang Wakil Ketua: Wakil Ketua: Kabid Pengembangan
Wakil Ketua: menangani fungsi Kabid Urusan Teknis Dinas Kabid Penyehatan Lingkungan Hidup
Kabid Sarpras atau Fispra keuangan dan asset atau Cipta Karya Lingkungan
Bappeda atau sebutan lain. sebutan lain.

Anggota : Anggota : Anggota : Anggota : Anggota :


Pejabat/staf dari Bappeda Pejabat/staf dari SKPKD Pejabat/staf dari Dinas Pejabat/staf dari Dinas Pejabat/staf dari Dinas
dan dari SKPD lainnya dan dari SKPD lainnya Cipta Karya atau sebutan Kesehatan atau sebutan Lingkungan Hidup atau
yang melaksanakan fungsi yang melaksanakan fungsi lain dan dari SKPD lainnya lain dan dari SKPD lainnya sebutan lain dan dari SKPD
terkait dengan terkait dengan yang melaksanakan fungsi yang melaksanakan fungsi lainnya yang
perencanaan layanan penganggaran, pelaporan terkait dengan terkait dengan penyehatan melaksanakan fungsi
persampahan, air limbah dan pertanggungjawaban pembangunan sarana dan lingkungan, pendidikan, terkait dengan kegiatan
domestik, dan drainase keuangan dan aset prasarana persampahan, komunikasi, dan monitoring dan evaluasi
lingkungan. air limbah domestik, dan pemberdayaan sanitasi.
drainase lingkungan. masyarakat.

Catatan : Jumlah keanggotaan pada setiap bidang supaya


mempertimbangkan kecakapan, efisiensi, dan efektifitas
pelaksanaan tugas dan fungsi.
-18-

b. Susunan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten atau Kota


1) Ketua, dijabat oleh sekretaris daerah yang secara formal
melaksanakan fungsi dan memiliki kewenangan koordinatif
terhadap SKPD pengelola sanitasi dan selaku Ketua Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.
2) Sekretaris, dijabat oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan atau sebutan lain yang secara formal
melaksanakan fungsi membantu sekretaris daerah dalam
mengoordinasikan administrasi pembangunan daerah atau
tugas dan fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk mendukung
kelancaran tugas dan fungsi sekretaris dibantu tenaga
sekretariat tim pokja sanitasi yang anggotanya berunsurkan
pejabat/staf dilingkungan sekretariat daerah dan SKPD lain.
3) Ketua bidang, dijabat oleh kepala SKPD, dan wakil ketua
bidang dijabat oleh pejabat setingkat kepala bidang (kabid)
pada SKPD terkait yang kesehariannya melaksanakan tugas
dan fungsi ketua bidang.
4) Anggota pada setiap bidang berasal dari pejabat/staf dari SKPD
yang bertanggung jawab melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bidang dan melibatkan pejabat/staf dari SKPD lainnya yang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memiliki
hubungan/keterkaitan dengan bidang dimaksud.
c. Fungsi Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten atau Kota :
1) Koordinasi, yaitu peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
PPSP di wilayah kabupaten/kota.
2) Advokasi, yaitu peran untuk meningkatkan kesadaran,
kepedulian, komitmen, dan kemampuan berbagai pemangku
kepentingan utama sanitasi di tingkat kabupaten/kota untuk
turut-serta dalam pembangunan sanitasi.
3) Advisori, yaitu memberikan input strategis bagi pengembangan
kebijakan, program, dan kegiatan yang dibutuhkan oleh
pemerintah provinsi dan pokja sanitasi sanitasi
kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kinerja
pembangunan sanitasi.
d. Tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten atau Kota :
1) Ketua:
a) Mengendalikan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
peran, fungsi, dan tugas pokja sanitasi kabupaten/kota.
b) Mengendalikan pengelolaan kerja pokja sanitasi
kabupaten/kota agar tetap sesuai dengan misi
kabupaten/kota.
c) Memberikan arahan kebijakan terkait pelaksanaan fungsi
pokja sanitasi kabupaten/kota.
d) Memastikan optimalisasi dukungan seluruh sumber daya
bagi pokja sanitasi kabupaten/kota.
2) Sekretaris:
a) Mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan teknis
program kerja pokja sanitasi kabupaten/kota.
-19-

b) Merumuskan kebijakan penguatan kelembagaan pokja


sanitasi sanitasi kabupaten/kota dalam pelaksanaan
program PPSP dan sejenisnya.
c) Memberikan masukan strategis terkait aspek kelembagaan
dalam penyusunan SSK dan penyempurnaan terkait aspek
kelembagaan dalam BPS dan SSK dari hasil review pokja
sanitasi sanitasi provinsi.
d) Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kerja antar
bidang.
e) Menghimpun laporan bidang-bidang kerja pokja sanitasi
kabupaten/kota.
f) Fasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi PPSP oleh
pokja sanitasi kabupaten/kota serta konsultasi ke provinsi
dan pusat.
g) Menyiapkan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
kabupaten/kota.
h) Menyiapkan bahan masukan kepada pokja sanitasi provinsi
dalam penyusunan roadmap Sanitasi Provinsi.
i) Fasilitasi tim pokja sanitasi kabupaten/kota menghadiri
pertemuan tahunan Kabupaten/Kota peserta program PPSP
dan penguatan kapasitas kelembagaan PPSP.
j) Fasilitasi tim pokja sanitasi kabupaten/kota dalam
melakukan penyusunan BPS dan SSK.
k) Melaksanakan tugas lain terkait dengan pelaksanaan
program PPSP yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi
kabupaten/kota.
l) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas terhadap ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
3) Bidang Perencanaan :
a) Mengoordinasikan pelaksanaan penyusunan BPS, SSK, dan
draft MPS.
b) Memastikan bahwa BPS dan SSK menjadi bahan masukan
dalam penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah program PPSP yang dirumuskan kedalam
dokumen RPJMD.
c) Memastikan kesesuaian prioritas program dan kegiatan
PPSP yang dituangkan dalam SSK telah selaras dengan
RPJMD.
d) Menyusun program dan kegiatan prioritas PPSP bersama-
sama dengan bidang lain untuk bahan masukan
penyusunan RKPD sebagai bahan penyusunan RKA-SKPD
dalam rangka penganggaran dalam APBD.
e) Menyiapkan draft MPS yang berisikan program, kegiatan
prioritas sanitasi yang berskala komunal, kawasan dan kota
untuk disampaikan kepada pokja sanitasi provinsi.
f) Membuat laporan kerja terkait bidang tugas secara berkala
kepada ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
-20-

g) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang


perencanaan yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi
kabupaten/kota.
h) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
4) Bidang Pendanaan:
a) Mempersiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan
BPS, SSK, dan MPS.
b) Memberikan masukan terhadap kebijakan dan peraturan
daerah dalam upaya optimalisasi pengelolaan sanitasi,
terutama terkait dengan pendanaan sanitasi di
kabupaten/kota.
c) Memberikan masukan strategis terkait aspek pendanaan
dalam penyusunan SSK dan penyempurnaan terkait aspek
pendanaan dalam BPS dan SSK dari hasil review pokja
sanitasi provinsi.
d) Menyiapkan bahan masukan bidang pendanaan kepada
pokja sanitasi dalam pelaksanaan/implementasi program
PPSP.
e) Meneliti RKA-SKPD kabupaten/kota untuk memastikan
pendanaan pada setiap tahapan program PPSP dialokasikan
kedalam APBD.
f) Membuat laporan kerja terkait bidang pendanaan secara
berkala kepada ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
g) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang pendanaan
yang ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
h) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
5) Bidang Teknis :
a) Menyampaikan bahan masukan aspek teknis dalam rangka
penyusunan BPS, SSK, dan draft MPS.
b) Memberikan masukan strategis terkait aspek teknis
penyusunan SSK dan penyempurnaan terkait aspek teknis
BPS dan SSK dari hasil review pokja sanitasi provinsi.
c) Menyiapkan bahan masukan bidang teknis kepada pokja
sanitasi dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non
fisik program PPSP agar sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
d) Membuat laporan kerja terkait bidang tugas secara berkala
kepada ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
e) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang teknis yang
ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
f) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
6) Bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan
Masyarakat:
a) Mempersiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan
BPS, SSK, dan draft MPS.
-21-

b) Menyiapkan bahan sosialisasi, advokasi dalam rangka


pelaksanaan program PPSP.
c) Menyiapkan bahan untuk peningkatan kesadaran
masyarakat untuk terlibat secara aktif untuk menjadi
pelaku individu dan masyarakat yang menjaga dan
mengembangkan sanitasi sehat di kabupaten/kota.
d) Menyiapkan bahan masukan untuk penyusunan BPS, serta
memberikan input strategis aspek PMJK dan komunikasi
terhadap penyusunan SSK.
e) Membuat bahan laporan kerja terkait bidang tugas secara
berkala kepada ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
f) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang komunikasi,
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang ditugaskan
oleh ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
g) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
7) Bidang Pemantauan dan Evaluasi :
a) Menyiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan
BPS, SSK, dan draft MPS.
b) Menyiapkan bahan untuk kegiatan pemantauan dan
evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan Program PPSP
pada setiap SKPD terkait.
c) Menyusun rekomendasi tindak lanjut hasil temuan
pelaksanaan program PPSP di kabupaten/kota untuk
dilakukan perbaikan oleh SKPD terkait.
d) Membuat laporan kerja bidang secara berkala kepada ketua
pokja sanitasi sanitasi kabupaten/kota.
e) Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang tugas yang
ditugaskan oleh ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
f) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
8) Sekretariat Pokja Sanitasi, mempunyai tugas:
a) Menyiapkan pelaksanaan rapat-rapat internal pokja
sanitasi, lokakarya, dan pelatihan-pelatihan.
b) Melakukan pengolahan dan menganalisa data kemajuan
pelaksanaan PPSP kabupaten/kota melalui web
ppsp.nawasis.info.
c) Menghimpun bahan laporan kerja terkait bidang tugas pokja
sanitasi dan laporan sekretariat pokja sanitasi sanitasi serta
menyusun laporan program PPSP untuk dilaporkan secara
berkala kepada ketua pokja sanitasi sanitasi
kabupaten/kota.
d) Menyiapkan laporan kerja perkembangan pelaksanaan
Program PPSP kepada Bupati/Walikota.
e. Kantor Sekretariat Operasional Pokja Sanitasi Kabupaten atau
kota
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi pokja sanitasi
kabupaten/kota supaya disediakan kantor sekretariat pokja
-22-

sanitasi dengan dilengkapi sarana kerja yang memadai, antara


lain sebagai berikut :
1. ruang kerja pokja beserta perlengkapannya.
2. ruang rapat pokja beserta perlengkapannya.
3. komputer, printer, dan fasilitas internet.
4. alat tulis kantor (ATK)

V. KEGIATAN SKPD PENGELOLA PROGRAM PPSP DI DAERAH


1. Provinsi
a. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat
Daerah selaku ketua pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyelenggarakan rapat pokja sanitasi, rapat kerja pokja
sanitasi provinsi dengan pokja sanitasi kabupaten/kota atau
rapat kerja dengan melibatkan para pemangku kepentingan
lainnya (pemerintah pusat, pemerintah provinsi, lembaga
perwakilan rakyat daerah, lembaga pendidikan tinggi,
organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha).
2) Melaksanakan rapat penjaringan minat dan komitmen
kabupaten/kota untuk pelaksanaan Program PPSP.
3) Menyediakan sarana dan prasarana kerja serta pendanaan
operasional tim pokja sanitasi provinsi serta memantau
penyediaan sarana dan prasarana kerja pokja sanitasi
kabupaten/kota.
4) Menyelenggarakan rapat koordinasi untuk penjaminan mutu
BPS dan SSK yang disusun kabupaten/kota.
5) Menyelenggarakan lokakarya MPS antara pokja sanitasi
provinsi dengan pokja sanitasi kabupaten/kota untuk sinergi
pencapaian sasaran program dan kegiatan serta pendanaan
yang bersumber dari APBD, APBN atau sumber lainnya yang
sah dengan melibatkan para pemangku kepentingan lainnya.
6) Menyelenggarakan roadshow dan sosialisasi kebijakan dan
program PPSP kepada para pemangku kepentingan.
7) Koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan fungsi dan
tugas sekretariat pokja sanitasi kabupaten/kota serta
konsultasi ke pusat.
8) Menghadiri pertemuan tahunan kabupaten/kota pelaksana
Program PPSP dan penguatan kapasitas kelembagaannya.
9) Menyelenggarakan pelatihan dalam rangka penguatan
kapasitas personil pokja sanitasi provinsi dan
kabupaten/kota.
10) Melakukan sosialisasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
tentang Pedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah kepada
seluruh SKPD.
11) Melaksanakan lokakarya dan/atau pertemuan untuk
membahas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program PPSP di wilayah provinsi.
-23-

12) Menyelenggarakan sosialisasi program PPSP kepada


Bupati/Walikota dan DPRD provinsi dan kabupaten/kota atau
pemangku kepentingan lainnya.
13) Mengoordinasikan penyiapan laporan triwulanan pelaksanaan
program PPSP provinsi dan menghimpun laporan triwulanan
program PPSP kabupaten/kota untuk disampaikan gubernur
kepada Menteri Dalam Negeri.
b. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah selaku ketua bidang
perencanaan pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun roadmap sanitasi provinsi, dan mengelola database
roadmap sanitasi provinsi dalam upaya optimalisasi
pengelolaan sanitasi di wilayahnya.
2) Memfasilitasi penyusunan BPS, SSK, dan draft MPS
kabupaten/kota serta melakukan evaluasi rencana program
dan kegiatan PPSP, dan menyelaraskan program dan kegiatan
yang terdapat dalam SSK dengan RPJMD kabupaten/kota.
3) Melakukan review bersama tim panel untuk penjaminan mutu
BPS dan SSK dalam rangka penyiapan draft MPS oleh pokja
sanitasi kabupaten/kota.
4) Mempersiapkan dukungan pokja sanitasi provinsi guna
melaksanakan verifikasi usulan program dan kegiatan prioritas
sanitasi yang tertuang dalam draft MPS untuk dilakukan
lokakarya MPS di provinsi.
5) Melakukan review terhadap pelaksanaan pembangunan
sanitasi diwilayah provinsi dan kabupaten/kota dan/atau
antar kabupaten/kota dalam provinsi yang dilaksanakan oleh
SKPD provinsi dan kabupaten/kota baik mencakup
pelaksanaan kegiatan sosialisasi rencana pembangunan fisik
dan non fisik, kesiapan lahan, analisa dampak lingkungan,
masterplan, Feasibility Study, dan Detail Engineering Design.
6) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan sanitasi permukiman oleh SKPD provinsi,
kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga terkait.
c. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola
Keuangan Daerah dan Aset atau dengan sebutan lain selaku ketua
bidang pendanaan pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai
berikut:
1) Asistensi penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja
perangkat daerah (RKA-SKPD) untuk mendukung pendanaan
program PPSP provinsi.
2) Pembinaan kabupaten/kota dalam penyusunan rencana kerja
dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD)
untuk mendukung pendanaan program PPSP kabupaten/kota.
3) Pembinaan kabupaten/kota dalam penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban keuangan dan manajemen aset
program PPSP kabupaten/kota.
4) Koordinasi, konsultasi dalam rangka sinergi pendanaan
program dan kegiatan yang bersumber dari APBN atau sumber
lainnya yang sah.
-24-

d. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Cipta


Karya atau dengan sebutan lain selaku ketua bidang teknis pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan penyelarasan aspek teknis program dan
kegiatan PPSP dalam rangka penyusunan BPS, SSK dan MPS
oleh kabupaten/kota.
2) Melaksanakan penyusunan Masterplan, Feasibility Study, dan
Detail Engineering Design untuk pembangunan sanitasi lintas
kabupaten/kota oleh provinsi sesuai dengan dokumen rencana
pembangunan daerah provinsi.
3) Mengoordinasikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
untuk penyusunan dan penjaminan mutu BPS, SSK, dan MPS.
4) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi
lintas kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan provinsi
berdasarkan Masterplan, Feasibility Study, dan Detail
Engineering Design yang ditetapkan kepala daerah.
e. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan atau dengan sebutan lain selaku ketua bidang
Komunikasi, Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) dan fasilitasi
kabupaten/kota.
2) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kampanye, edukasi, dan
advokasi dalam rangka penjaringan minat dan komitmen
kabupaten/kota untuk melaksanakan Program PPSP.
f. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Informasi
dan Komunikasi atau dengan sebutan lain selaku anggota bidang
Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan penyebarluasan informasi tentang kebijakan
provinsi dalam pelaksanaan program PPSP kepada pemerintah
kabupaten/kota.
2) Menyiapkan data dan bahan informasi terkait dengan
kebijakan provinsi dalam pelaksanaan program PPSP untuk
disebarluaskan kepada pemerintah kabupaten/kota.
3) Menyiapkan bahan sosialisasi kepada Bupati/Walikota dan
DPRD atau pengambil keputusan lain di kabupaten/kota
tentang kebijakan provinsi dalam pelaksanaan Program PPSP.
4) Melakukan ekspose roadmap sanitasi provinsi dan kegiatan tim
pokja sanitasi provinsi di media.
g. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Pemberdayaan Masyarakat atau dengan sebutan lain selaku
anggota bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan
Masyarakat pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan sarana
fisik lintas kabupaten/kota.
-25-

2) Fasilitasi organisasi kemasyarakatan yang berminat


berpartisipasi dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi
yang bersifat lintas kabupaten/kota.
h. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup atau dengan sebutan lain selaku ketua bidang
Bidang Pemantauan dan Evaluasi pokja sanitasi mempunyai
kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan persiapan pelaksanaan pengendalian dan
evaluasi kondisi lingkungan hidup dan fasilitasi
kabupaten/kota.
2) Mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan program PPSP di kabupaten/kota.
3) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terkait kondisi
lingkungan hidup berdasarkan capaian kinerja program
pembangunan sanitasi di wilayah provinsi.
4) Memetakan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program PPSP terhadap kondisi lingkungan hidup di wilayah
provinsi.
5) Mengoordinasikan dan menyiapkan bahan lokakarya dan/atau
pertemuan untuk membahas hasil monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program PPSP di wilayah provinsi.

2. Kabupaten atau Kota


a. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat
Daerah selaku ketua pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai
berikut:
1) Merumuskan kebijakan penguatan kelembagaan pokja
sanitasi kabupaten/kota dalam pelaksanaan program PPSP
dan sejenisnya.
2) Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten/Kota.
3) Menyelenggarakan rapat-rapat kerja pokja sanitasi
kabupaten/kota atau rapat kerja dengan pemangku
kepentingan lainnya.
4) Fasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi PPSP oleh
pokja sanitasi kabupaten/kota serta konsultasi ke provinsi.
5) Menyediakan sarana dan prasarana kerja serta pendanaan
operasional tim pokja sanitasi kabupaten/kota.
6) Fasilitasi tim pokja sanitasi kabupaten/kota menghadiri
pertemuan tahunan kabupaten/kota pelaksana Program PPSP
dan penguatan kapasitas kelembagaannya.
7) Menyelenggarakan sosialisasi program PPSP kepada DPRD
kabupaten/kota atau pemangku kepentingan lainnya.
8) Menyelenggarakan konsultasi publik dalam rangka menjaring
masukan untuk penyempurnaan baik rancangan BPS maupun
SSK.
9) Melakukan sosialisasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan
-26-

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah kepada


seluruh SKPD.
10) Mengoordinasikan penyiapan laporan triwulanan pelaksanaan
program PPSP kabupaten/kota untuk disampaikan
bupati/walikota kepada gubernur.
b. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah selaku ketua bidang
perencanaan pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan perumusan kebijakan dan penyusunan BPS dan
SSK sesuai dengan dokumen perencanaan pembangunan
daerah serta merujuk kepada roadmap Sanitasi Provinsi.
2) Mengoordinasikan perencanaan program PPSP jangka panjang,
jangka menengah dan tahunan.
3) Memetakan kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur
sanitasi berskala komunal, berskala kawasan dan berskala
kota yang didanai dari berbagai sumber pendanaan (APBD
kabupaten/kota, APBD provinsi, APBN, pinjaman dan hibah,
masyarakat, dan dunia usaha).
c. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola
Keuangan Daerah dan Aset atau dengan sebutan lain selaku ketua
bidang pendanaan pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai
berikut:
1) Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) untuk mendukung
pendanaan program PPSP di kabupaten/kota.
2) Memetakan realisasi APBD kabupaten/kota untuk mendukung
pelaksanaan penyusunan BPS dan SSK.
3) Mengoordinasikan rencana pendanaan program dan kegiatan
PPSP melalui APBD kabupaten/kota dengan provinsi dan pusat
yang akan didanai melalui APBD provinsi dan APBN dan atau
sumber pendanaan lainnya yang sah.
4) Memberikan masukan kepada pokja sanitasi tentang realisasi
penyerapan APBD kabupaten/kota terkait dengan pendanaan
program dan kegiatan PPSP.
5) Mengoordinasikan penyiapan laporan pertanggungjawaban
keuangan dan aset PPSP kabupaten/kota.
d. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Cipta
Karya atau dengan sebutan lain selaku ketua bidang teknis pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan penyelarasan aspek teknis program dan
kegiatan PPSP dalam rangka penyusunan BPS, SSK dan draft
MPS.
2) Pemetaan aspek teknis sarana dan prasarana sanitasi di
kabupaten/kota dan partisipasi swasta untuk mendukung
penyusunan BPS dan SSK.
3) Melaksanakan penyusunan Masterplan, Feasibility Study, dan
Detail Engineering Design dalam rangka pembangunan sanitasi
kabupaten/kota sesuai dengan dokumen rencana
pembangunan daerah kabupaten/kota.
-27-

4) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi


kabupaten/kota sesuai dengan Masterplan, Feasibility Study,
dan Detail Engineering Design yang telah ditetapkan kepala
daerah.
e. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan atau dengan sebutan lain selaku ketua Bidang
Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
tenaga enumerator dalam rangka pengumpulan dan
pengolahan data untuk mendukung penyusunan Enviromental
Health Risk Assesment (EHRA) di kabupaten/kota.
2) Melaksanakan pemetaan EHRA di kabupaten/kota untuk
bahan masukan penyusunan BPS dan SSK.
3) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kampanye dan edukasi
kepada masyarakat dalam rangka mendorong kepedulian
terhadap perilaku hidup bersih.
f. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Informasi
dan Komunikasi atau dengan sebutan lain selaku anggota bidang
Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat pokja
sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan penyebarluasan informasi tentang kebijakan
kabupaten/kota dalam pelaksanaan program PPSP.
2) Menyiapkan data dan bahan informasi terkait dengan
kebijakan kabupaten/kota dalam pelaksanaan program PPSP
untuk disebarluaskan kepada pemangku kepentingan.
3) Melakukan ekspose pelaksanaan pembangunan sanitasi di
kabupaten/kota.
g. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Pemberdayaan Masyarakat atau dengan sebutan lain selaku
anggota bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan
Masyarakat pokja sanitasi mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan sarana
fisik di kabupaten/kota.
2) Fasilitasi organisasi kemasyarakatan yang berminat
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi di
kabupaten/kota.
3) Melaksanakan kampanye untuk mendorong partisipasi
masyarakat dalam mendukung pembangunan sanitasi.
4) Melaksanakan pemetaan peran masyarakat, jender dan
kemiskinan (PMJK) dalam pembangunan sanitasi.
h. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup atau dengan sebutan lain selaku ketua bidang
Bidang Pemantauan dan Evaluasi pokja sanitasi mempunyai
kegiatan sebagai berikut:
1) Mengoordinasikan persiapan pelaksanaan pengendalian,
pemantauan dan evaluasi terkait kondisi lingkungan hidup
-28-

berdasarkan capaian kinerja program pembangunan sanitasi di


kabupaten/kota.
2) Memetakan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program PPSP terhadap kondisi lingkungan hidup di
kabupaten/kota.
3) Menyiapkan bahan lokakarya dan/atau pertemuan untuk
membahas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
PPSP di kabupaten/kota

B. PELAPORAN.
Sesuai format pada halaman berikut.
B. PELAPORAN.
I. KABUPATEN/KOTA

FORM 1 LAPORAN TRIWULAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PPSP KABUPATEN/KOTA MULAI TAHUN 2013*)
KABUPATEN/KOTA : …………..
PROVINSI : …………

Rencana Pelaksanaan Triwulanan Keterangan

Jumla I II III IV
Tahapan Kegiatan
Targe h
t (%) Dana Rp. Rp. Rp. Rp.
(%) (%) (%) (%)
(Rp) 000 000 000 000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Penyusunan
1.
BPS

Penyusunan
2.
SSK

……………..,tanggal…….
Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota ……..
ttd
(…………………………….)
-30-

*) Format laporan triwulan ini digunakan oleh kabupaten/kota yang ditetapkan mulai Tahun 2013
disampaikan kepada Gubernur setiap akhir Triwulan

TATA CARA PENGISIAN FORM 1:


1. Kolom (1) diisi dengan uraian nama kegiatan
2. Kolom (2) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan dimaksud.
4. Kolom (4) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I
5. Kolom (5) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I
6. Kolom (6) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan II
7. Kolom (7) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan II
8. Kolom (8) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan III
9. Kolom (9) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan III
10. Kolom (10) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan IV
11. Kolom (11) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan IV
12. Kolom (12) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi
-31-

FORM 2 LAPORAN TRIWULAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PPSP KABUPATEN/KOTA TAHUN 2012*)


YANG MELANJUTKAN PADA TAHUN 2013
KABUPATEN ATAU KOTA : …………..
PROVINSI : …………

Rencana Pelaksanaan Triwulanan Keterangan

Jumla I II III IV
Tahapan Kegiatan
Targe h
t (%) Dana Rp. Rp. Rp. Rp.
(%) (%) (%) (%)
(Rp) 000 000 000 000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1. Penyusunan MPS

……………..,tanggal…….

Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota ……..
ttd
-32-

(…………………………….)

*) Format laporan triwulan ini digunakan oleh kabupaten atau kota pelaksanaan Tahun 2012 disampaikan
kepada Gubernur setiap akhir Triwulan.

TATA CARA PENGISIAN FORM 2:


1. Kolom (1) diisi dengan uraian nama kegiatan
2. Kolom (2) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan dimaksud.
4. Kolom (4) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I
5. Kolom (5) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I
6. Kolom (6) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan II
7. Kolom (7) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan II
8. Kolom (8) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan III
9. Kolom (9) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan III
10. Kolom (10) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan IV
11. Kolom (11) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan IV
12. Kolom (12) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi
-33-

FORM 3 LAPORAN TRIWULAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PPSP KABUPATEN/KOTA TAHUN 2011*)


YANG MELANJUTKAN PADA TAHUN 2013
KABUPATEN ATAU KOTA : …………..
PROVINSI : …………

Rencana Pelaksanaan Triwulanan Keterangan

Jumla I II III IV
Tahapan Kegiatan
Targe h
t (%) Dana Rp. Rp. Rp. Rp.
(%) (%) (%) (%)
(Rp) 000 000 000 000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Implementasi

a. Master Plan
b. DED
c. Studi Kelayakan
d. AMDAL
e. Pelaksanaan
Fisik
f. dst …….
…………..,tanggal…….
Sekretaris Daerah
-34-

Kabupaten/Kota ……..
ttd
(…………………………….)

*) Format laporan triwulan ini digunakan oleh kabupaten atau kota pelaksanaan Tahun 2011 disampaikan
kepada Gubernur setiap akhir Triwulan

TATA CARA PENGISIAN FORM 3:


1. Kolom (1) diisi dengan uraian nama kegiatan
2. Kolom (2) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan dimaksud.
4. Kolom (4) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I
5. Kolom (5) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I
6. Kolom (6) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan II
7. Kolom (7) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan II
8. Kolom (8) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan III
9. Kolom (9) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan III
10. Kolom (10) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan IV
11. Kolom (11) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan IV
12. Kolom (12) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi
-35-

FORM 4 LAPORAN TRIWULAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PPSP KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010*)


YANG MELAKSANAKAN PADA TAHUN 2013
KABUPATEN ATAU KOTA : …………..
PROVINSI : …………

Rencana Pelaksanaan Triwulanan Keterangan

Targe Jumla I II III IV


Tahapan Kegiatan
t (%) h
Dana (%) Rp. (%) Rp. (%) Rp. (%) Rp.
(Rp) 000 000 000 000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Implementasi

a. Master Plan
b. DED
c. Studi Kelayakan
d. AMDAL
e. Pelaksanaan
Fisik
f. dst …….
…………..,tanggal…….
Sekretaris Daerah
-36-

Kabupaten/Kota ……..
ttd
(…………………………….)

*) Format laporan triwulan ini digunakan oleh kabupaten atau kota pelaksanaan Tahun 2010 disampaikan kepada
Gubernur setiap
akhir Triwulan

TATA CARA PENGISIAN FORM 4:


1. Kolom (1) diisi dengan uraian nama kegiatan
2. Kolom (2) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan dimaksud.
4. Kolom (4) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I
5. Kolom (5) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I
6. Kolom (6) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan II
7. Kolom (7) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan II
8. Kolom (8) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan III
9. Kolom (9) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan III
10. Kolom (10) diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan IV
11. Kolom (11) diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan IV
12. Kolom (12) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi
-37-

II. PROVINSI

FORM 1 LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN PROGRAM PPSP


PROVINSI : …………………………..

Rencana Pelaksanaan Triwulanan


Jumlah I II III IV
NO Kegiatan Ket
Target dana
Rp. Rp. Rp. Rp.
(%) (Rp. (%) (%) (%) (%)
000 000 000 000
000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Koordinasi
a. .....
b. …..
c. …..
d. Dst.
2. Advokasi
a. …..
-38-

b. …..
c. …..
d. Dst.
3. Advisori
a. …..
b. …..
c. …..
d. Dst.
4. Fasilitasi
a. …..
b. …..
c. …..
d. Dst.
5. Supervisi
a. …..
b. …..
c. …..
d. Dst.
6. Sinkronisasi
a. …..
b. …..
c. …..
d. Dst.
Jumlah
…………..,tanggal…….
Sekretaris Daerah
Provinsi ……..
-39-

ttd
(…………………………….)

*) 1. Format laporan triwulan ini digunakan oleh Provinsi yang ditetapkan mulai Tahun 2013 disampaikan oleh
Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri setiap akhir Triwulan

2. Materi format triwulan tersebut diatas merangkum dari laporan triwulan yang disampaikan dari kabupaten atau
kota yang mulai dan melanjutkan program PPSP dalam tahun 2013

TATA CARA PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN:


1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut.
2. Kolom (2) pada baris kegiatan diisi dengan kegiatan 6 fungsi pokja sanitasi provinsi berikut sub kegiatannya yang dituangkan
kedalam huruf a dan seterusnya.
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%.
4. Kolom (4) :
 Pada baris kegiatan diisi dengan total dana yang dialokasikan untuk mendanai seluruh sub kegiatan pada SKPD terkait pada
pokja.
 Pada baris sub kegiatan diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan terkait.
 Pada baris jumlah diisi dengan total dana yang dialokasikan untuk mendanai sub kegiatan SKPD pokja dan provinsi.
-40-

5. Kolom (5):
 Pada baris Kegiatan diisi dengan total prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I.
 Pada baris sub kegiatan diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I kegiatan terkait.
 Pada baris jumlah diisi dengan rata-rata prosentase realisasi fisik kegiatan sampai dengan Triwulan I seluruh SKPD terkait.
6. Kolom (6):
 Pada baris kegiatan diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I pada SKPD terkait pokja sanitasi provinsi.
 Pada baris sub kegiatan diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I.
 Pada baris jumlah diisi dengan total daya serap dana sampai dengan Triwulan I seluruh kabupaten/kota diwilayah provinsi.
7. Kolom (7), Kolom (8), Kolom (9), Kolom (10), Kolom (11) dan Kolom (12) diisi sama dengan petunjuk angka 5 dan 6 dengan
menyesuaikan periode Triwulannya.
8. Kolom (13) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi.

FORM 2 REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN PROGRAM PPSP


KABUPATEN ATAU KOTA MULAI/MELANJUTKAN PADA TAHUN 2013 *)
PROVINSI : …………………………..

Rencana Pelaksanaan Triwulanan


NO Kabupaten atau Kota Jumlah I II III IV Ket
Target
dana
(%) (%) Rp. (%) Rp. (%) Rp. (%) Rp.
(Rp.
-41-

000) 000 000 000 000


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Kabupaten/Kota ….
a. BPS
b. SSK
c. MPS
d. Implementasi
2. Kabupaten/Kota ….
a. BPS
b. SSK
c. MPS
d. Implementasi
3. Kabupaten/Kota …. dst
Jumlah
…………..,tanggal…….
Sekretaris Daerah
Provinsi ……..
ttd
(…………………………….)

*) 1. Format laporan triwulan ini digunakan oleh Provinsi yang ditetapkan mulai Tahun 2013 disampaikan oleh
Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri setiap akhir Triwulan

2. Materi format triwulan tersebut diatas merangkum dari laporan triwulan yang disampaikan dari kabupaten atau
kota yang mulai dan melanjutkan program PPSP dalam tahun 2013
-42-

TATA CARA PENGISIAN FORM 1 REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN:

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut


2. Kolom (2) pada baris Kabupaten/Kota diisi dengan nama kabupaten/kota
3. Kolom (3) diisi dengan jumlah target rencana yaitu 100%
4. Kolom (4) :
 Pada baris Kabupaten/Kota diisi dengan total dana yang dialokasikan untuk mendanai seluruh kegiatan pada kabupaten/kota
dimaksud
 Pada baris BPS/SSK/MPS/Implementasi diisi dengan jumlah dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan terkait.
 Pada baris jumlah diisi dengan total dana yang dialokasikan untuk mendanai kegiatan seluruh kabupaten/kota diwilayah
provinsi.

5. Kolom (5):
 Pada baris Kabupaten/Kota diisi dengan total prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I
 Pada baris BPS/SSK/MPS/Implementasi diisi dengan prosentase realisasi fisik sampai dengan Triwulan I kegiatan terkait.
 Pada baris jumlah diisi dengan rata-rata prosentase realisasi fisik kegiatan sampai dengan Triwulan I seluruh kabupaten/kota
diwilayah provinsi.
6. Kolom (6):
 Pada baris Kabupaten/Kota diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I pada kabupaten/kota terkait
 Pada baris BPS/SSK/MPS/Implementasi diisi dengan daya serap dana sampai dengan Triwulan I
 Pada baris jumlah diisi dengan total daya serap dana sampai dengan Triwulan I seluruh kabupaten/kota diwilayah provinsi.

7. Kolom (7), Kolom (8), Kolom (9), Kolom (10), Kolom (11) dan Kolom (12) diisi sama dengan petunjuk angka 5 dan 6 dengan
menyesuaikan periode Triwulannya.
-43-

8. Kolom (13) Keterangan diisi dengan penjelasan terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan permasalahan yang
dihadapi.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2012
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,

GAMAWAN FAUZI

Anda mungkin juga menyukai