Anda di halaman 1dari 6

SISTEM TENAGA UAP

2.1 Pendahuluan
Sebagian besar pembangkit listrik merupakan variasi dari pembangkit tenaga uap yang
menggunakan air sebagai fluida kerja. Komponen-komponen dasar suatu intalasi pembangkit
uap berbahan bakar fosil seperti terlihat pada gambar dibawah ini
Untuk analisis termodinamika keseluruhan intalasi dibagi 4 bagian besar yang diberi
tanda huruf A sampai D. A tempat terjadinya konversi energi panas ke kerja, B memasok energi
yang dibutuhkan untuk menguapkan air yang mengalir melalui Boiler dialirkan ke Turbin, di
mana uap mengalami proses ekspansi untuk menurunkan tekanan, poros turbin dihubungkan ke
generator listrik (D), uap meninggalkan turbin menuju ke kondenser dan terkondensasi (C), air
pendingin dikirim ke menara pendingin, di mana energi yang diserap oleh kondenser di buang ke
atmosfer, air pendingin kemudian disirkulasi kembali melalui kondenser.

Sistem Pembangkit tenaga Uap-Siklus Rankine


Turbin
Uap dari Boiler pada kondisi 1, yang berada pada temperatur dan tekanan yang sudah
dinaikkan berekspansi didalam Turbin utnuk menghasilkan kerja dan kemudian didinginkan di
Kondenser pada kondisi 2 dengan tekanan yang relatif rendah. Dengan mengabaikan
perpindahan kalor dengan sekelilingnya, kesetimbangan laju energi dan massa untuk volume atur

.
WT
.
=h1 −h2
disekitar Turbin pada kondisi tunak m

Kondenser
Dalam Kondenser terjadi perpindahan kalor dari uap ke air pendingin yang mengalir
dalam aliran yang terpisah. Uap terkondensasi dan temperatur air pendingin meningkat. Pada
keadaan tunak, kesetimbangan laju massa dan energi untuk volume atur dari penukar kalor,

.
Q out
.
=h2 −h 3
m
Pompa
Kondensat cair yang meninggalkan Kondenser di kondisi 3 dipompa dari Kondenser ke
dalam Boiler yang bertekanan lebih tinggi, dengan menggunakan volume atur dan mengasumsi

.
Wp
.
= h4 −h 3
tidak ada perpindahan kalor dengan sekitarnya, m
Boiler
.
Q in
.
=h1 −h 4
kesetimbangan massa dan energi, m Laju alir kalor adalah
Turbin.
. .
W p/m ( h 4 −h3 )
BWR= . .
=
WT/m ( h 1−h2 )

Siklus Rankine
Siklus Rankine dapat dilihat pada gambar

Proses 1-2: Ekspansi Isentropik dari fluida kerja melalui Turbin dari uap jenuh
pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser
Proses 2-3: Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui Kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3
Proses 3-4: Kompresi Isentropik di dalam Pompa menuju ke kondisi 4 dalam
daerah cair hasil kompresi
Proses 4-1: Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui Boiler
.
Wp
.
= v 3 ( p 4 −p 3 )
Pompa di idealisasikan beroperasi tanpa ireversibilitas, maka persamaan, m

Contoh
1. Uap merupakan fluida kerja dalam sebuah siklus Rankine, uap jenuh masuk ke dalam
Turbin pada 8,0 Mpa dan cair jenuh keluar dari Kondenser pada tekanan 0,008 Mpa.
Keluaran kerja siklus adalah 100 MW. Tentukan untuk siklus tersebut: (a) effisiensi termal,
(b) ratio kerja balik, (c) laju alir massa uap dalam kg/h, (d) lajunalir perpindahan kalor,
kedalam fluida kerja sewaktu mengalir melalui Boiler, dalam MW, (e) laju perpindahan
kalor, Qout dari uap kondensasi ketika melewati Kondenser, dalam MW, (f) laju aliran massa
air pendingin Kondenser dalam kg/h, jika air pendingin masuk kondenser pada 150C dan
keluar 350C.
Penyelesaian:

Uap masuk Turbin pada tekanan 8,0 Mpa dan uapnya merupakan uap jenuh didapat h 1 =
2758,0 KJ/kg dan s1 = 5,7432 KJ/kg.K, kondisi 2 ditentukan oleh p2 = 0,008 MPa, s2=s1,

s2 −s f 5 , 7432−0 ,5926
x 2= = =0 ,6745
s g−s f 7 , 6361 , h2 = hf + x hfg = 173,88 + (0,6745) (2403,1) =
1974,8 KJ/kg, kondisi 3 adalah cairan jenuh pada 0,008 Mpa, h3 = 173,88 KJ/kg
Kondisi 4, ditetapkan oleh tekanan Boiler p4, dan entropi s4 = s3, h4 = h3 +Wp/m = h3 +v3(p4-
p3).

6 N
3
10
KJ −3 m m2 1 KJ
h4 =173,88 + 1,0084 x10
kg ( kg )
( 8,0−0,008 ) MPa| ||
1 MPa 103 Nm
|

= 173,88 KJ/kg + 8,06 KJ/kg = 181,94 KJ/kg


. . .

a. Kerja neto yang dihasilkan oleh siklus, W siklus=W T −W p , kesetimbangan laju massa

dan energi untuk volume atur disekeliling Turbin dan Pompa, masing-masing,

. .
W T =h1 −h2 , W P=h 4 −h3 , laju perpindahan kalor ke fluida kerja ketika melewati

.
Q in
.
=h1 −h2
Boiler, m , effisiensi termal

. . KJ
W T −W P h h ( 2758 , 0−1794 , 8 )−( 181 , 94−173 , 88 )
( 1 2) ( 4 3)
−h − −h kg
ηth = = =
. h1 −h4 KJ
Q in ( 2758 , 0−181 , 94 )
kg
= 0,371 = 37,1%
b. Rasio Kerja Balik
. KJ
W h −h
( 181 , 94−173 , 88 )
kg
bwr= . P = 4 3 = =8 , 37 x 10−4 (0 , 84 %)
h −h KJ
W T 1 2 ( 2758 , 0−1794 , 8 ) kg
.
. W siklus
m=
b. Laju aliran massa uap, ( h1 −h 2 )− ( h 4 −h3 )
3
10 KW 3600 dtk
( 100 MW ) x | |
1 MW 1 Jam kg
=3 ,77 x105
KJ h
( 963 ,2−8, 06 )
= kg
kg KJ
. .
Qin =m ( h1−h4 ) =
( 3 ,77 x 105
h )
( 2758 , 0−181 , 94 )
kg
=269 ,77 MW
3
s 10 KW
13600 | |
d. h 1 MW
. .
Qin =m ( h2 −h3 )
e. laju perpindahan kalor dari uap kondensasi
(= 3 ,77 x 10 kgh ) ( 2758 , 0−181 , 94) KJkg =169 , 77 MW
5

3
s 10 KW
13600 | |
h 1 MW
. . .

Atau Q out =Q in −W siklus =269 , 77 MW −100 MW =169 ,77 MW


f. Laju aliran massa air pendingin.
. . . . . .
0=Q CV −W CV + m CW ( hCW ,in −h CW , out ) + m ( h2 −h3 )
, dimana Q CV =0 dan W CV =0 ,

.
. m ( h 2−h3 )
m CV = ,
sehingga ( h CW , out −hCW ,in ) h=hf pada temperatur masuk dan pada temperatur
keluar,
3
10 KW 3600s
( 169 ,75 MW )| || |
MW h KJ
= =7,3 x 106
KJ h
(146 ,88−62 ,99 )
kg

Anda mungkin juga menyukai