Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN AKHLAK

Pengertian akhlak, fungsi, Tujuan Akhlak, Ruang Lingkup Akhlak Serta


Persamaan dan Perbedaan Kata Akhlak Dengan Istilah-istilah Lain
Seperti Moral, Etika, Budi Pekerti Maupun Susila

Disusun Oleh :
Suci Nurul Inayah
11200140000076
Diyas Kinasih
11200140000087
Aisyah Bella
11200140000075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Maju dan mundurnya suatu bangsa, Tegak dan runtuhnya suatu negara, tergantung kepada
akhlaknya, apabila akhlak suatu bangsa baik, maka baik-lah bangsa dan negara itu, tapi apabila
akhlak suatu bangsa jelek dan bobrok, maka hancur-lah bangsa dan negara itu.(Musthafa Al-
Ghilayini, Idzatun Nasyi’in)

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa arab yang berati
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan akhlak, moral, dan etika, yaitu dalam etika
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal
pemikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolak uktur norma-norma
yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam
akhlak menggunakan ukuran al-Quran dan al-hadis untuk menentukan baik buruknya. Akhlak
adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia karna akhlak mencangkup segala aspek karakter
manusia yang baik maupun buruk dalam hubungannya dengan Allah SWT dan sesame makhluk
hidup.

Pemikiran para filosof muslim dalam bidang etika tidak hanya menjelaskan apa itu baik
dan tindakan baik, tetapi juga sekaligus memerintahkan untuk mengikuti ajaran-ajaran tentang
perbuatan baik. Artinya bahwa kajian tentang etika tidak berdiri sendiri tetapi terkait dan menyatu
dengan ajaran-ajaran moral. Tujuan akhir yang ingin dicapai dengan etika dan ajaran ajaran moral
adalah kebahagiaan yang digambarkan sebagai perpaduan unsur-unsur rasa aman, damai, dan
tenang.

Akhlak adalah prilaku yang baik manusia. Pertanyaan-pertanyaan tengtang akhlak apa itu
baik, bagaimana kita melakukanna dan mengapa kita harus melakukannya? Ilmu etika adalah
sekumpulan madzhab yang berusaha menjawab persoalan diatas, baik sumber dan tujuannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian akhlak,
2. fungsi, dan tujuan akhlak serta macam macam akhlak?
3. Apakah pengertian ruang lingkup akhlak ?
4. Istilah lain dari akhlak seperti moral, etika, susila, dan budi pekerti
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

a. Menambah pengetahuan tentang akhlak dan penjelasan mengenai akhlak yang


lainnya.
b. Menambah pengetahuan tentang etika, moral, sera istilah lain dari akhlak.
c. Dan mampu membedakan antara akhlak dengan etika, moral dan budi pekerti.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian akhlak

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tatapi tingkah lau tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya
sewaktu- waktu saja. Dalam Encyclopedia Britannica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang
mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk,
seharusnya benar, salah dan sebagainya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap
sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

Secara linguistik, perkataan akhlak diambil dari bahasa arab jamak dari kata “khuluqun”
yang berate budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata khuluqun merupakan isim
jamid lawan isim musytaq. Secara terminologi akhlak merupakan sebuah sistem lengkap yang
terdiri dari karateristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi lebih istimewa.
Lebih ringkas lagi tentang definisi akhlak yang digagas oleh Hamid Yunus dalam Nasharuddin
yaitu “akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”.

Didalam al-Mu’jam al Wasit disebutkan definisi akhlak sebagai berikut :

‫ﺲ َرا ِﺳ َﺨﺔٌ ﺗَﺼْ ُﺪ ُر َﻋ ْﻨﮭَﺎ ْاﻷَ ْﻋﻤَﺎل ﻣِﻦْ ﺧَ ﯿْﺮاَوْ َﺷ ٍﺮ ﻣِﻦْ َﻏ ْﯿ ِﺮ َﺣﺎﺟَ ٍﺔ اِﻟَﻰ ﻓِ ْﻜ ِﺮ‬
ِ ‫ﻖ َﺣﺎ ٌل ﻟِﻠﻨَ ْﻔ‬
ُ ُ‫اَ ْﻟ ُﺨﻠ‬
‫َورُؤْ ﯾَ ٍﺔ‬

“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan pertimbangannya”.

Adapun pengertian akhlak menurut istilah, banyak dikemukakan oleh para ahli pemikir
islam, baik pada zaman klasik maupun kontemporer. Berikut ini beberapa definisi akhlak yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Zaharuddin AR dan Hasanuddin

Berpijak pada sudut pandang kebahasaan, Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga dalam
Zubaedi mengemukakan bahwa defenisi akhlak dalam pengertian sehari-hari disamakan
dengan “budi pekerti”, kesusilaan, sopan santun, tata kerama (versi baha ndonesia) sedang
dalam bahasa Inggrisnya disamakan dengan istilah molal atau ethic. Dengan demikian, maka
kata akhlak adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia
yang kemudian diukur dengan baik atau buruknya seseorang. Dan dalam Islam, ukuran yang
digunakan untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran Islam itu sendiri (Al-
Quran dan Al-Hadist).

b. Menurut Imam Al-Ghazali

Secara terminologis pengertian akhlak telah banyak dikemukakan oleh para tokoh ulama
cerdik pandai. Diantaranya ialah ta’rif yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya
Ihya Ulumuddin :

ْ‫ﺲ رَا ِﺳ َﺨﺔٌ َﻋ ْﻨﮭَﺎ ﺗَﺼْ ُﺪ ُر ا ِﻷ ْﻧﻔِﻌَﺎﻟُﺒِ ُﺴﮭُﻮْ ﻟَ ٍﺔ َوﯾُ ْﺴ ِﺮ ﻣِﻦ‬


ِ ‫ﻖ ِﻋﺒَﺎ َرةٌ ﻋَﻦْ ھَ ْﯿﺌَ ٍﺔ ﻓِﻰ اﻟﻨَ ْﻔ‬
ُ ُ‫اَ ْﻟ ُﺨﻠ‬
ٌ◌‫ﺔ‬
ٍ َ‫َورُؤْ ﯾ‬ ‫َﻏ ْﯿ ِﺮﺣَﺎ َﺟ ِﺔ اِﻟَﻰ ﻓِ ْﻜ ِﺮ‬
“akhlak adalah suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan
ringan, tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya” (Imam Al-Ghazali Ihya
‘Ulumuddin-nya).

Ta’rif tersebut menjelaskan kepada kita bahwa akhlak itu merupakanperbuatan yang
membiasa pada diri seseorang. Ia merupakan refleksi dari perbuatan bathinnya dan biasa
dilakukan secara berulang-ulang, sehingga perbuatannya tanpa memerlukan pertimbangan
akalnya terlebih dahul

Ibnu Athur dalam bukunya An-Nihayah dalam Zubaedi menerangkan bahwa hakikat
makna khuluq tersebut adalah gambaran bathin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-
sifatnya). Sedangkan khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, dan
tinggi rendah tubuhnya).

c. .Menurut Abdul Hamid Yunus

Dalam tinjauan kebahasaan, Abd. Hamid Yunus dalam Zubaedi menyatakan bahwa:
“Akhlak ialah segala sifat manusia yang terdidik”. Dari ungkapan tersebut dapat dimengerti
bahwa sifat atau potensi yang dibawa setiap manusia sejak lahir: Artinya, potensi ini
sangat tergantung dari cara pembinaan dan pembentukannya. Apabila pengaruhnya positif,
maka hasilnya adalah akhlak yang mulia; sebaliknya apabila pembinaannya negatif; maka
yang terbentuk adalah akhlak yang tercela.

d. Menurut Muhammad bin Ali asy-Syariif al-Jurjani

Al-Jurjani mendefinisikan akhlak dalam bukunya, at-Ta’rifat sebagai berikut.“Akhlak


adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikirdan merenung. Jika dari sifat
tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah,
maka sifat tersebut dinamakan dengan akahlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir
perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk.

e. Menurut Abdul Rasyid


Abdul Rasyid mendefinisikan akhlaqul karimah adalah tingkah laku yang terpuji
yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul
Karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji.

Di dalam Al-Qur'an terdapat ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan (antara
lain pada surat an-Nahl (16) ayat 90) dan kebaikan (pada surat ar-Rahman (55) ayat 60). Baik
kebajikan maupun kebaikan erat hubungannya dengan akhlak. Kata "akhlak" berasal dari bahasa
Arab "khuluq", jamaknya "khuluqun", menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, peragai,
tingkah laku, atau tabiat. Kata "akhlak" meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahiriah dan
batiniah seseorang. Kata "akhlak" mengandung persesuaian dengan perkataan "khalqun" yang
artinya kejadian serta erat hubungannya dengan Khaliq yang berarti Pencipta, dan makhluk yang
berarti yang diciptakan.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Akhlak dengan takwa
merupakan buah pohon Islam yang berakar akidah, bercabang dan berdaun syari'ah. Pentingnya
kedudukan akhlak , dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan)
Rasulullah. Diantaranya adalah: "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang
paling baik akhlaknya." (H.R. Tarmizi).

Dan akhlak Nabi Muhammad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia, disebut
akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah yang kini terdapat dalam
Al-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam. Suri teladan yang diberikan
Rasulullah selama hidup beliau merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-Qur'an.
Butir-butir akhlak yang baik disebut dalam berbagai ayat yang tersebar di dalam Al-Qur'an dan
dalam Al-Hadits yang memuat perkataan, tindakan, dan sikap diam Rasulullah selama kerasulan
beliau 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Ketika 'Aisyah ditanya tentang akhlak
Rasulullah, ia menjawab: "Akhlak Rasulullah ialah Al-Qur'an”.

B. Fungsi dan tujuan akhlak

Sebagai manusia, sudah selayaknya memiliki akhlak yang baik, hal ini kenapa manusia
adalah makhluk yang sempurna membedakannya dengan makhluk makhluk lainnya. Hubungan
dengan manusia akan lebih baik apabila diiringi dengan akhlak, tidak hanya itu, Allah SWT akan
selalu menambahkan pahala apabila saling menjaga hubungan dan silaturahmi dengan seksama.
Ilmu tentang akhlak bertujuan untuk mengetahui perbedaan perbuatan manusia yang baik
dan buruk, agar manusia dapat memiliki pegangan dan terhindar dari perangai jahat dan akan
menciptakan tata tertib dalam pergaulan dimasyarakat.

Yang harus dikendalikan manusia untuk menjadi orang berakhlak adalah tindakan lahir
manusia atau tindakan batinnya. Jika seseorang dapat mengendalikan tindakan batinnya, maka ia
dapat menjadi orang yang berakhlak baik.

Akhlak memiliki banyak tujuan, berikut ini adalah tujuan dari akhlak:

1. Akhlak bertujuan membentuk pribadi yang luhur dan mulia


Yaitu seseorang yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama mausia, makhluk
lainnya serta dengan alam lingkungan.
2. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Tuhan berupa akal pikiran. Pendapat pikiran yang
semata-mata didasarkan atas akal manusia, terkadang menyesatkan manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh akhlak agar manusia
terhindar dari kehidupan yang menyesatkan.
3. Membedakan hal yang baik dan yang buruk
Seseorang yang mempelajari ilmu akhlak ini akan memiliki pengetahuan tentang
kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui mana
perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk dan perbuatan yang seharusnya
dilakukan atau tidak.
4. Mengarahkan kehidupan manusia
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga sangat berguna dalam mengarahkan dan
mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang
memiliki ilmu yang tinggi dan akhlak yang mulia, akan memanfaatkan ilmu tersebut
untuk kebaikan. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak
yang mulia, maka semuanya akan disalah gunakan yang dapat menimbulkan bencana
di muka bumi.
5. Mengontrol perbuatan manusia
Akhlak bertujuan untuk mengontrol perbuatan manusia dalam kehidupan sehari –
hari. Orang yang berakhlak mulia tentu akan dapat mengendalikan atau mengontrol
dirinya untuk selalu berbuat baik dalam kehidupannya.
C. Macam-macam Akhlak
1. Akhlak Terpuji (Akhlaqul Mahmudah)
Yaitu perbuatan baik yang dilakukan kepada Allah SWT, sesame manusia dan
Makhluk-makhluk lainnya. Contohnya, menghormati tamu, melakukan perintah
Allah serta meninggalkan larangannya, membantu orang lain, berbakti kepada orang
tua dan masih banyak lagi.
2. Akhlak Tercela (Akhlaqul Madzmumah)
Yaitu perbuatan buruk yang dilakukan kepada Allah SWT, sesame manusia dan
makhluk-makhluk lainnya. Contohnya, iri hati, dengki, sombong, berbohong dan
masih banyak lagi.
D. Persamaan dan perbedaan akhlak dengan istilah etika, moral, susila, dan budi
pekerti.
 PENGERTIAN
- Etika
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang
kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan Alam.
- Moral
Dari segi bahasa memiliki arti adat kebiassaan. Dapat pula diartikan
sebagai penentuan baik buruknya terhadap perbuatan dan kelakuan. Lalu
dalam istilahnya, sebagai istilah yang digunakan dalam menentukan
batas batas dari sifat, perangai, aau perbuatan yang secara layak dapat
dikatan benar, salah, baik atau buruk.
- Susila
Berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti baik, bagus, prinsip, serta
peraturan hidup atau norma. Yang mana selanjutnya digunakan untuk
arti ssebagai aturan hidup yang lebih baik. Kata kesusilaan sama dengan
dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu kepada
upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan
memasyarakatkan hidup yang berlaku dalam masyarakat.
- Budi Pekerti
Budi pekerti adalah kata majemu, perkataan budi dan pekerti. Berasal
dari bahasa Sansekerta yang artinya alat kesadaran (batin) sedangkan
dalam bahasa Indoneisa pekerti berarti kelakuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi pekerti ialah tingkah laku, perangai,
akhlak. Dapat dikatakan bahwa pembentukan baik atau buruk ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, terutama factor orang tua dalam keluarga.

 PERSAMAAN

Persamaan antara akhlak, etika, moral, dan budi pekerti, keempatnya memiliki sasaran
yang sama yaitu hati nurani manusia. Hati nurani itu ibarat seorang sopir mobil, manakala mobil
disetir oleh orang yang bukan ahlinya, maka akan terjadi tabrakan, masuk jurang, atau pereistiwa
tragis lainnya. Begitu pula hati nurani bagi seseorang, jika didalamnya akhlak, etika, moral, dan
budi pekertinya luhur, niscaya orang tersebut akan melahirkan perilaku yang santun, tumakninah
dalam bertutur kata, sopan dalam pergaulan, dan pandai mengendalikan diri. Jika hati nurani kita
tertanam keempat sifat tersebut, insya Allah damai, aman dalam mengarungi kehidupan sehari-
hari. Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang terbaik diantara kamu adalah orang-orang yang
terbaik akhlaknya” (HR. BUKHORI dan MUSLIM)

 PERBEDAAN

Peredaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti adalah terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk
berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moran dan susila berdasarkan kebiasaan yang
berlaku secara umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik dan buruk itu adalah berdasarkan al-Qur’an dan al Hadits.

Perbedaan lain antara etika, moral, dan budi pekerti terlihat pula pada sifat dan kawasan
pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan budi pekerti lebih
banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral
dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.

Namun demikian akhlak, etika, moral dan susila tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Etika, moral dan budi pekerti berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari
Tuhan.

Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batas-batas umum, agar apa yang
dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan
tidak membawa manusia menjadi sesat. Dengan kata lain penjabaran etika, moral dan budi
pekerti akan tetap sejalan apabila tetap mengedepankan akhlak.

 KESIMPULAN
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik
dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Dan Moral adalah
ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta,
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah
ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan
istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.” Indikator manusia berakhlak (husn
al-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang
dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari.
Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.

(Nasharuddin, Akhlak, Ciri Manusia Paripurna, (Depok: PT. Raja Grapindi Persada, 2015), 206-207. Zubaedi,
Desain Pendidikan Karakter, Kompetensi dan Aplikasinya Dalam Lembaga pendidikan, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2015),Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset,2000),8-9.Ibid,12. Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), Amin, Ahmad.
1975. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang. https://taldebrooklyn.com/pengertian-akhlak/),
https://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama+islam+untuk+perguruan+tinggi+penerbit+grasi
ndo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendi
dikan%20agama%20islam%20untuk%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=false
http://eprints.unipdu.ac.id/117/1/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai