Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mendapatkan energi guna keperluan beraktivitas sehari-hari,


manusia membutuhkan makanan. Makanan ini akan mengalami proses
pencernaan hingga hasil akhirnya berupa nutrisi. Nutrisi ini siap dipakai dalam
berbagai jenis proses metabolisme tubuh.

Saluran pencernaan merupakan semua organ tubuh yang terkait secara


langsung dalam proses pencernaan. Organ-organ tersebut ada di sepanjang alur
mulut hingga ke anus. Fungsinya untuk mencerna makanan yang awalnya
berupa molekul-molekul besar menjadi sari-sari makanan siap pakai, seperti
glukosa, asam amino, dan juga asam lemak.

Berikut ini merupakan organ saluran pencernaan manusia:

1). Rongga Mulut


Rongga ini merupakan tempat pertama yang menerima
makanan. Organ pertama dari rongga mulut yang menerima makanan
adalah gigi. Fungsinya memotong dan mengurai makanan secara
mekanik dari yang berukuran besar hingga berukuran pas untuk
ditelan.
Di dalam rongga mulut, terdapat pula air ludah yang dihasilkan
kelenjar ludah. Fungsinya untuk membasahi makanan agar mudah
dikunyah dan ditelan. Air ludah juga mengandung enzim ptialin yang
mengubah karbohidrat (gula kompleks) menjadi disakarida (molekul
gula yang lebih sederhana).
2). Faring
Faring adalah bagian pangkal kerongkongan. Bagian ini
berfungsi dalam menerima makanan dari rongga mulut dan
meneruskannya ke esofagus.

DIARE 1
3). Esofagus
Esofagus merupakan bagian saluran pencernaan tempat melalui
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esofagus, makanan
akan mengalir dengan bantuan gerak peristaltik dari otot esofagus.
Gerak peristaltik merupakan gerakan seperti meremas secara perlahan-
lahan dengan runut.

4). Lambung
Lambung adalah organ pencernaan yang letaknya di rongga
perut atas sebelah kiri. Di dalam lambung, makanan akan dicerna
secara kimiawi menggunakan enzim pencernaan (zat kimia yang
mempunyai fungsi memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi sederhana).
5). Usus Halus
Makanan yang sudah dicerna lambung akan masuk ke dalam
usus halus. Usus halus adalah organ pencernaan yang mencerna
makanan secara kimiawi menggunakan enzim.
Enzim-enzim yang ada di dalam usus halus di antaranya amilase
(karbohidrat atau zat gula → glukosa); enzim tripsin (protein → asam
amino), dan enzim lipase (lemak → asam lemak dan gliserol).
6). Usus Besar
Sisa hasil penyerapan usus halus akan masuk ke dalam usus
besar. Di usus besar ini, sisa pencernaan akan diserap kembali kadar
air dan garam-garam yang masih terkandungnya sehingga sisa-sisa
pencernaan ini akan padat.

DIARE 2
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar 2.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi Diare
2. Untuk mengetahui etiologi Diare
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Diare
4. Untuk mengetahui. fatofisiologi Diare
5. Untuk mengetahui klasifikasi Diare

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Diare ?
2. Bagaimana etiologi Diare?
3. Bagaimana manifestasi klinis Diare?
4. Bagaimana fatofisiologi Diare ?
5. Bagaimana klasifikasi Diare ?

D. MANFAAT
1. Untuk mengetahuidefinisi Diare
2. Untuk mengetahui etiologi Diare
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Diare
4. Untuk mengetahui fatofisiologi Diare
5. Untuk mengetahui klasifikasi Diare

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, manfaat, dan
sistematika penulisan.

DIARE 3
BabII. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang
penyakit Diare

Bab III. Seven Jump

Bab IV. Askep

DAFTAR PUSTAKA

DIARE 4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari. Menurut Ngastiyah (1997) , diare adalah
defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir
dalam tinja. Sedangkan menurut Suryanah (2000), diare diartikan sebagai
suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar tiga kali atau
lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang cair
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.
Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung
dari penderita diare atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi
bakteri pathogen yang berasal dari tinja manusia/hewan atau bahan
muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau melalui aktifitas
seksual kontak oral-genital atau oral-anal. (Sudoyo Aru,dkk 2009)
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
a. Lama waktu diare:
1) Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
2) Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologi : osmotik atau sekretorik dll
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi

DIARE 5
e. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada
anak (Djuanda Adhi)

Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia


USIA S/D 4 Bulan 4-12 Bulan 12 Bulan s/d 2 2-5 Tahun
Th
BB <6 kg 6-<12 kg 10-<12 kg 12-19 kg
Jumlah 200-400 mL 400-700 700-900 mL 900.1400mL
Cairan mL
Rehidrasi
Oral

B. ETIOLOGI
1. Diare akut
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus.
Parasit, Protozoa; Giadia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas
hominis, Isospora sp, Cacing (A lumbricoides, A duodenale, N.
Americanus, T. Trichiura, O. Vermicularis, S. Strecolaris, T.
Saginata, T. Sollium).
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E
coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa
usus (Shingella, Salmonella spp, Yersinia)
2. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori
pathogenesis terjadinya
3. Diare osmotik
4. Diare sekretorik
5. Diare karena gangguan motilitas
6. Diare inflamatorik
7. Malabsorbsi
8. Infeksi kronik
C. MANIFESTASI KLINIS

DIARE 6
1. Diare akut
a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b. Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam
perut, rasa tidak enak, nyeri perut
c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada
perut
d. Demam
2. Diare kronik
a. Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
b. Penurunan BB dan nafsu makan
c. Demam indikasi terjadi infeksi
d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
(Yuliana elin, 2009)
Bentuk klinis diare :

Diagnose Didasarkan pada keadaan


Diare cair akut 1. Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari
14 hari
2. Tidak mengandung darah
Kolera 1. Diare air cucian beras yang sering adan banyak dan
cepat menimbulkan dehidrasi cepat, atau
2. Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB
kolera, atau
3. Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V, cholera
01 atau 0139
Disentri Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan Diare apapun yang disertai gizi buruk
gizi buruk
Diare terkait Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
antibiotika
(Antibiotic
Associated

DIARE 7
Diarrhea)
Invaginasi 1. Dominan darah dan lender dalam tinja
2. Massa intra abdominal (abdominal mass)
3. Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :

Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan


Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda: Beri cairan untuk diare dengan
Berat 1. Letargis/tidak sadar dehidrasi berat (lihat rencana
2. Mata cekung terapi C untuk diare di rumah
3. Tidak bisa minum atau sakit di bab dehidrasi)
malasa minum
4. Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat (≥ 2 detik)
Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda: 1. Beri anak cairan dengan
Ringan atau 1. Rewel, gelisah makanan untuk dehidrasi
Sedang 2. Mata cekung ringan (lihat rencana terapi
3. Minum dengan lahap, haus B di bab dehidrasi)
4. Cubitan kulit kembali 2. Setelah rehidrasi, nasehati
dengan lambat ibu untuk penanganan
dirumah dan kapan kembali
segera
Tanpa Tidak terdapat cukup tanda 1. Beri cairan dan makanan
Dehidrasi untuk diklasifikasikan sebagai untuk menangani diare
dehidrasi ringan atau berat dirumah (lihat rencana
terapi A)
2. Nasihati ibu kapan kembali
segera
3. Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

DIARE 8
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. Ph dan kadar gula dalam tinja
c. Biarkan dan resistensi feses (colok dubur)
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasan kusmaul)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat

E. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL


1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/ BAB sering
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan intake makanan
6. Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

F. DISCHARGE PLANNING
1. Anjurkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian
makanan dan minuman (misal oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata
cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering) dan segera
dibawa ke dokter
3. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan
gangguan gizi yang terjadi
5. Banyak minum air

DIARE 9
6. Hindari konsumsi minuman bersoda/minuman ringan yang banyak
mengandung glukosa karena glukosa/gula dapat menyebabkan air
terserap ke usus sehingga memperberat kondisi diare
7. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali
sesudah buang air besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan
untuk mencegah penularan diare
8. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat
manis hingga gejala diare membaik.

G. PATOFISIOLOGI

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di usus Toksik tak dapat Ansietas


DIARE 10
diserap
Hipersekresi air & Malabsorbsi KH,
elektrolit Hiperperistaltik lemak, protein
BAB III
HASIL SEVEN JUMP

DIARE 11
KATA KUNCI :

1. Konsistensi
2. Akral
3. Amoniak

PERTANYAAN :

1. Apa yang dimaksud dengan konsistensi ?


2. Apa yang dimaksud dengan akral ?
3. Bagaimana cara mengetahui akral ?
4. Apa yang dimaksud dengan amoniak ?
5. Bagaimana cara mengetahui bahwa itu adalah amoniak ?
6. Apa ciri-ciri dari amoniak ?

JAWABAN SEMENTARA :

1. a. Tingkat kekentalan dari suatu zat. (lulu)


b. bentuk dari suatu zat. (livvany)
2. a. kehangatan tubuh sementara. (hilma)
b. ekstremitas pada ujung jari kaki dan ujung jaritangan. (lutfhi)
c. untuk mengetahui jaringan-jaringan (mirayanti)
3. dengan cara di palpasi (indri)
4. a. bau khas yang terdapat pada feses dan urine. (iyan)
b. suatu senyawa kimia yang mengandung gas dan mempunyai bau
yang khas. (lulu)
c. senyawa yang berasaldari ammonia (NH3). (hilma)
d. suatu zat ammonia yang mengandung racun. (livvany)
e. senyawa yang memiliki warna dan bau yang khas. (indri)
5. a. pemeriksaan lab. (intan)
b. dilihat dari keadaan warnanya. (livvany)
c. dicium baunya. (monna)
6. a. tidak berwarna namun memiliki bau yang khas. (hilda)
b. berbentuk cairan atau zat sisa. (m.ade)

DIARE 12
c. mengandung racun. (ine)
d. tidak berwujud (lusi)

JAWABAN TAHAP PENCARIAN :


1. Konsistensi adalah tingkat kekentalan dari suatu zat. (Livvany)
2. Akral adalah ujung darie kstremitas (tangan dan kaki), artinya akral
merupakan ujung dari jari-jari kaki dan tangan manusia. Istilah akral
sering disebut dalam dunia medis untuk mengetahui bagaimana perfusi
(pengangkutan) oksigen kejaringan-jaringan perifer (jauh dari sumbu
tubuh). (iyan)
3. Dengan cara pemeriksaan CRT. CRT adalah tes yang dilakukan cepat
pada daerah dasar kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran
darahk ejaringan (perfusi). (lulu)
4. Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3, biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas disebut bau
amoniak. (ine
5. Dengan mengetahui ciri amoniak memiliki bau yang khas. (indri)
6. Ciri-ciri amoniak : (hilma)
a. Gas tidak berwarna
b. Berbau khas amoniak
c. Iritan
d. Mudah larut
e. Ambang bau : 0,32 – 46, 8 ppm
f. Titik leleh : -77,70C
g. Titik didih : - 33,40C
h. Tekanan uap : 400 mmHg (-45,40C)
i. Kelarutan dalam air : 31 g/100 g (250C)
j. Berat jenis : 0,682 (-33,40C)
k. pH (1,0 N larutan)
l. kelarutan : etanol 10% (250C) , methanol 16% (250C)
m. beratjenisuap : 0,6 (udara = 1)

DIARE 13
n. suhukritis : 1330C

DIARE 14
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. IdentitasKlien
Nama : An. Y
JenisKelamin : Laki – Laki
Umur : 5 Tahun
Agama :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Suku / Bangsa :-
Gol. Darah :-
Alamat :-
Tgl. Masuk RS :-
Tgl. Pengkajian :-
DiagnosaMedis : Diare
No. Medrek :

2. IdentitasPenanggungJawab
Nama : Ny. N
JenisKelamin : Perempuan
Umur :-
Agama :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Hub. DenganKlien : Ibu pasien

B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sejak semalam An.Y BAB lebih dari
8 kali. Konsistensinya cair dan berwarana kuning.

DIARE 15
C. Riwayat KesehatansaatIni
Pasien sejak semalam BAB lebih dari 8 kali dengan konsistensi cair dan
berwarna.

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. RiwayatPenyakitDahulu
Tidak ada data

2. Riwayat Hospitalisasi
Tidak ada data

3. Riwayat Pembedahan dan Cedera


Tidak ada data

4. Riwayat Alergi
Tidak ada data

5. Riwayat Pengobatan
Tidak ada data

6. Riwayat Bepergian
Tidak ada data

7. Riwayat Keluarga
a. Riwayat Penyakit Keturunan : Tidak ada
b. Genogram : Tidak ada data

E. Riwayat Psikososial
1. Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan
Tidak ada data

DIARE 16
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Tidak ada data
b. Identitas Diri : Tidak ada data
c. Ideal Diri : Tidak ada data
d. Peran Diri : Tidak ada data
e. Harga Diri : Tidak ada data

3. Sumber Stress
Tidak ada data

4. MekanismeKoping
Tidak ada data

5. Kebiasaan dan Pengaruh Budaya


Tidak ada data

6. Spiritual
Tidak ada data

F. Dukungan Keluarga
1. Emosional
Tidak ada data

2. Finansial
Tidak ada data
G. Pola Aktivitas

No Sebelum Masuk Setelah Masuk


Kebutuhan Interpretasi
. RS RS
1. Nutrisi :
a. BB atau TB

DIARE 17
b. Diet Terakhir
c. Kemampuan
- Mengunyah
- Menelan
- Bantuan total /
sebagian
d. Frekuensi 3x sehari 3 sendok
e. Porsi Makan
f. Makanan yang
Disukai
g. Makanan yang
Menimbulkan Alergi
2. Cairan
a. Intake
- Oral
Jenis
Jumlah
Bantuan total /
sebagian
- Intravena
Jenis
Jumlah
b. Output
- Suetion
- Drain
- Muntah
3. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi
- Warna
- Jumlah

DIARE 18
- Keluhan
- Bantuan total /
sebagian
b. BAK Sedikit
- Frekuensi Kuning pekat
- Warna
- Jumlah
- Keluhan
- Bantuan total /
sebagian
4. Istirahat dan Tidur
a. Lama Tidur
b. Keluhan
c. Kebiasaan Tidur >8 jam
5. Personal Hygine
a. Mandi
- Frekuensi
- Kebiasaan mandi
- Bantuan
b. Gosok Gigi
c. CuciRambut
d. Gunting Kuku
e. Ganti Pakaian
6. Aktivitas Latihan / Olah
Raga

H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum

DIARE 19
Tidak ada data

2. Kesadaran
E = 4 ( Membuka mata spontan )
M = 6 ( Respon motoric sesuai perintah )
V = 5 ( Terhadap kesadaran dan orientasi )
Compos Metis = Kesadaran penuh dengan memberikan respon yang
cukup terhadap stimulus yang diberikan.

3. Tanda – Tanda Vital


a. Tekanan Darah :-
b. Denyut Nadi : 99 X / Menit
c. Frekuensi Nafas :-
d. Suhu : 37,8⁰ C

4. Pemeriksaan Head to Toe

No. Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi


1. Kepala dan Wajah
a. Wajah

b. Rambut

c. Mata Sklera putih


Konjungtiva
anemis

d. Hidung

e. Mulut
Kotor,
- Bibir
mukosa

DIARE 20
kering
- Gigi

- Lidah

f. Telinga

2. Dada
a. Paru – Paru

b. Jantung

3. Abdomen
a. Lambung

b. Usus

c. Hati

d. Ginjal

e. Limpa

4. Genitalia

5. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas

DIARE 21
b. Ekstremitas
Bawah

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Normal Interpretasi


1. Elektrolit Na 133 mmol / L -
2. Kalium 4,1 mmol / L -
3. Klorida 97 mmol / L -

2. Radiologi
Tidak ada data

3. Lain – Lain
Tidak ada data
J. Terapi

Cara
No. Jenis Terapi Dosis Indikasi Efek Samping
Pemberian
Terapi NaCl Mikro 500ml - -
1 -
o,9% dalam 6 jam
2 Curcuma Via oral (3x sehari) - -
3 Zinc & oralit Via oral (3x sehari) - -
4 PCT Intra vena 250mg 3x1 - -

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Analisa Data

No. Masalah Etiologi Data


1. Diare b.d proses Infeksi DO :
infeksi,imflamasi di

DIARE 22
usus Berkembang di usus DS : - BAB lebih dari 8 kali

Hipersekkresi air & elektrolit

Isi usus

Diare
2. Hipertermi b.d proses Prosees infeksi DO : - suhu : 37,8⁰ C
infeksi
DS :
Hipertermi
3. Kekurangan volume Infeksi DO : - anak tampak lemas
cairan b.d kehilangan DS : -
cairan aktif Berkembang di usus

Hipersekkresi air & elektrolit

Isi usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat

Hilang cairan & elektrolit


berlebihan

Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan

4. Ketidakseimbangan Infeksi DO : - nafsu makan menurun


nutrisi kuran dari haya 3 sendok
kebutuhan tubuh b.d Berkembang di usus
penurunan intake DS :
makanan Hipersekkresi air & elektrolit

Isi usus

Diare

Distensi abdomen

Mual muntah

DIARE 23
Nafsu makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kuran


dari kebutuhan tubuh

B. Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Diare b.d proses infeksi,imflamasi di usus
2. Hipertermi b.d proses infeksi
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Ketidakseimbangan nutrisi kuran dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan intake makanan

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Dignosa NOC NIC


. NANDA

DIARE 24
1. Diare - Bowel elimination Diarhea Management :
berhubungan - Fluid balance -Evaluasiefek samping pengobatan
dengan proses Kriteria hasil : terhadap gastroentestinal
infeksi - Feses berbentuk,BAB - Evaluasi intake makanan yang masuk
sehari sekali - Monitor tanda dan gejala diare
- Menjaga daerah sekitar - Hubungi dolkter jika ada kenaiakan
rektal bising usus
- Tidak mengalami diare - Monitor persiapan makanan yang
- Menjelaskan penyebab aman
diare dan rasional
tindakan
2. Hipertermi b.d Thermoregulation: Fever treatment:
reaksi inflamasi - Suhu tubuh dalam - Monitor suhu sesering mungkin
rentang normal - Monitor IWL
- Nadi dan RR - Monitor warna dan suhu kulit
dalam rentang - Monitor tekanan darah, nadi,
normal dan RR
- Tidak ada - Monitor penurunan tingkat
perubahan warna kesadaran
kulit dan tidak ada - Monitor WBC, Hb, dan Hct
pusing - Monitor intake dan output
- Berikan antipiretik
- Beikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid sponge
- Kolaborasi pemberian cairan
intravena
- Kiompres pasien pada lipat paha
dan aksila

DIARE 25
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
3. Kekurangan - Fluid balance Fluid management :
volume cairan - Hydration - Pertahankan catatan intake dan
b.d kehilangan - Nutrional status : aotput yang akurat
cairan aktif food and fluid - Monitor status hidrasi
intake - Monitor masukan makanan
Kriteria Hasil : /cairan
- Mempertahankan - Kolaborasi pemberian cairan IV
urine output seseuai - Monitor status nutrisi
dengan usia dab - Dorong masukan oral
BB, BJ urine - Monitor berat badan
normal, HT normal - Monitor tanda viital
- Tekanan - Pemberian cairan IV monitor
darah,nadi,suhu adanya tanda dan gejala
tubuh dalam batas kelebihan volume cairan
normal
- Tidak ada tanda-
tanda
dehidtrasi,elastisitas
turgor kulit
baik,membran
mukosa
lembab,tidak ada
rasa haus ynag
berlebihan
4. Ketidak - Nutritional status: Nutrition management
seimbangan Food dan fluid - Kaji adanya alergi makanan
nutrisi - Intake - Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan - Nutritional status : untuk menentukan jumlah kalori

DIARE 26
dengan Nutrient intake dan nutrisi yang dibutuhkan
ketidakadekuatan - Weight control pasien
intake nutrisi Kriteria hasil: - Anjurkan pasien untuk
(dispnea) - Adanya meningkatkan intake Fe
peningkatan berat - Anjurkan pasien untuk
badan sesuai meningkatkan protein dan
dengan tujuan vitamin C
- Berat badan ideal - Berikan substansi gula
sesuai dengan - Yakinkan diet yang dimakan
tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
- Mampu mencegah konstipasi
mengidentifikasi - Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi - Ajarkan pasien bagaimana yang
- Tidak ada tanda- membuat catatan makanan
tanda malnutrisi harian
- Tidak terjadi - Monitor jumlah nutrisi dan
penurunan berat kandungan kalori
badan yang berarti - Berikan informasi tentang
nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed
6. EGC. Jakarta.

DIARE 27
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

DIARE 28

Anda mungkin juga menyukai