Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS MTBS

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An. R
2. Umur : 4 bulan
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Alamat : Desa Kaduagung,Kec Sindangagung
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny.M
2. Umur : 30 tahun
3. Pekerjaan : IRT
4. Hubungan dengan Klien : Ibu klien

II. Riwayat Singkat Klien


Ibu datang ke RS untuk berobat dikarnakan anaknya mengalami diare 9x/hari
BAB cair,terdapat lendir dan bercak darah, disertaibatuk dan pilek. Pada saat
dikaji, ibu pasien mengatakan hari ini pasien sudah BAB lebih dari 5x konsistensi
cair berlendir dan sedikit darah. Pasien tampak lemah saat dikaji didapatkan hasil
TTV Nadi :100x/menit
RR : 33x/ menit
Suhu : 36,5ºC
Saat ini pasien mendapat terapi infuse RL 24tpm
III. Hasil Penilaian MTBS ( Formulir Terlampir )

IV. Identifikasi Masalah yang Timbul Terkait Asuhan Keperawatan yang Dilakukan dan
Solusi yang Diberikan
Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format MTBS pada klien
didapatkan keterangan sebagai berikut :
a. Saat ini anak tidak ada tanda – tanda bahaya umum seperti : tak bisa minum,
memuntahkan semuanya, kejang serta letargis atau tidak sadar
b. Saat wawancara dengan keluarga, didapatkan keterangan bahwa anak BAB
terus menerus lebih dari 9x/hari. Hasil observasi pada klien diperoleh Nadi :
100x/menit RR: 33x/mnt suhu : 36,5ºC , nampak lemas dan sering tertidur
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita DCA (Diare Cair Akut)
Adapun tindakan yang dilakukan pada klien yaitu :
1. Memberikan obat interlak 1 x 1 untuk meredakan atau mencegah diare
2. Memberikan obat pulvis 3 x 1
3. Memberikan obat paracetamol drop 0,6 mg waktu pemberian 3 x 0,6
untuk meredakan demam
4. Memberikan obat zink syirup ½ sendok teh waktu pemberian 3 x ½
sendok the,untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh
c. Dari hasil wawancara dengan keluarga, dikatakan bahwa anak mengalami
bab sudah kurang lebih 2 hari. Saat diwawancara, keluarga mengatakan
bahwa anaknya mengalami BAB lebih dari 9x/hari konsistensi feses berlendir
dan kadang terdapat bercak darah.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita diare cair akut (DCA).
Adapun tindakan yang diberikan yaitu :
1. Menasihati keluarga jika anaknya BAB terus menerus harus di imbangi
dengan asi yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi
2. Menganjurkan keluarga agar selalu mengobservasi konsistensi dari feses
anaknya agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai
d. Saat di observasi anak tampak lemas dan banyak tertidur turgor kulit kurang
elastis sehingga dapat diklasifikasikan anak mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat BAB yang terus menerus
Tindakan yang diberikan yaitu :
1. Mengobservasi TTV
2. Memonitor status hidrasi (kelembaban dan turgor kulit)
3. Menjelaskan kepada ibu agar anak diberi asi yang sering minimal 2 jam
sekali atau jika anak menginginkannya agar intake dan output seimbang.
e. Karena saat ini klien juga mengalami demam yang kadang naik turun , maka
keluarga dianjurkan untuk memberikan kompres air hangat jika suhu tubuh
36,5- 37,5 dan memberikan obat parasetamol drop jika panas anak lebih dari
37,6

Hasil Pemeriksaan MTBS Terlampir


Nama Mahasiswa : Rifki Khaerun Nisa
NIM : CKR0170099
LAPORAN KASUS KPSP

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An. Siti Fauziah
2. Tempat, tanggal lahir : Bandung, 29 September 2011
3. Umur : 24 bulan
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat :
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny. Teti
2. Umur : 25 tahun
3. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4. Hubungan dengan Klien : Ibu Klien

II. Riwayat Singkat Kilen


Klien merupakan anak pertama dan saat ini berusia 24 bulan. Saat ini klien
dalam keadaan sehat dan tampak ceria saat diajak bermain oleh orang
tuanya. Menurut ibunya, klien hanya bermain dengan keluarga kecilnya
karena baru empat bulan ini klien meninggali tempat baru dimana
sebelumnya klien tinggal di Cillin. Saat dikaji BB klien : kg, Tinggi badan : cm.
Berdasarkan hasil tersebut klien termasuk kedalam status gizi normal.
Menurut keluarga, klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan
pemberian vitamin A. Keluarga juga berusaha memberikan nutrisi yang baik
bagi anaknya agar tetap sehat. Saat ditanya terkait tumbuh kembang anak,
keluarga tampak belum paham dan berharap mendapatkan penjelasan yang
utuh dari pengkaji. Keluarga hanya mengatakan selama ini sudah berusaha
memberikan yang terbaik buat anaknya. Terkait pemeriksaan perkembangan
anaknya, keluarga mengatakan jarang memberikan stimulus karena merasa
anaknya sehat – sehat saja. Dari hasil pemeriksaan KPSP untuk kategori
anak usia 22 bulan didapatkan hasil 7 jawaban ya dan 3 jawaban tidak dari 10
pertanyaan yang diajukan pada ibu klien.
III. Hasil Penilaian KPSP ( Formulir terlampir )
IV. Kesimpulan Interpretasi hasil KPSP
Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP didapatkan
hasil sbb :
Dari 10 pertanyaan yang diajukan pada ibu serta berdasarkan hasil observasi
pada anak diperoleh jawaban ‘’ya’’ ada 7 poin diantaranya poin no.
1,2,3,5,6,8,9 sedangkan jawaban ‘’tidak’’ ada 3 poin yaitu no. 4,7,10
( Jawaban terlampir ). Dari hasil diatas, perkembangan anak termasuk
kategori perkembangan anak meragukan ( M )
V. Intervensi / Solusi yang diberikan :
a. Karena usia anak berada pada kelompok umur stimualsi 18 – 24 bulan
maka stimulasi perkembanganpun sesuai dengan kelompok usia
tersebut. Maka dalam hal ini, pengkaji menjelaskan kembali terkait
stimulasi perkembangan tersebut pada ibu klien.
b. Mengajari orang tua cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya.
Karena perkembangan anak meragukan dilihat dari jumlah jawaban ‘’ ya
‘’ hanya 7 dan jawaban ‘’ tidak ‘’ ada 3 poin. Dari ketiga jawaban ‘’ tidak ‘’
tersebut adalah poin 4 ( gerak kasar : belum bisa berjalan mundur 5
langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan ), poin 7 ( bicara &
bahasa : belum bisa menunjukan dengan benar paling sedikit satu bagian
badannya ) serta poin 10 ( gerak kasar : belum bisa menendang bola
kecil ke depan tanpa berpegangan pada apapun ).
Intervensi yang diberikan yaitu :
1. Poin 4 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesering
mungkin melatih keseimbangan tubuh anak dengan memberikan
mainan yang dapat didorong oleh anak dengan posisi berdiri
2. Poin 7 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesering
mungkin melatih anak utuk menunjukan bagian badannya seperti
raambut, mata, hidung, mulut, dan bagian tubuh lainnya
3. Poin 10 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesering
mungkin melatih anak untuk menendang bola kecil ke depan tanpa
berpegangan pada apapun
c. Memberikan petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk mengintevensi
anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi
dan sambil bermain dengan anak agar ia tidak bosan
d. Menjelaskan pada ibu bahwa intervensi dilakukan secara intensif setiap
hari sekitar 3 – 4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan
tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau
rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan apabila anak sudah dapat
diintervesi lagi
e. Minta orang tua atau keluarga datang kembali / kontrol 2 minggu
kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi dan melihat apakah
ada kemajuan / perkembangan atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan KPSP yang sesuai dengan umur skrining terdekat
f. Menjelaskan pada ibu klien jika hasil pemeriksaan kedua hasilnya masih
sama dengan semula maka kemungkinan ada penyimpangan
perkembangan
g. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan bina
keluarga balita.

Hasil Pemeriksaan KPSP Terlampir


Nama Mahasiswa : Nanang Saprudin
NIM : 215112004
LAPORAN KEGIATAN PKM
MTBS-KPSP
DI RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak

Disusun oleh :

Rifki Khaerun Nisa


CKR0170099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2019

Anda mungkin juga menyukai