Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

ANALISIS SITUASI

A. Profil Lahan Praktik

Gedangan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sidayu, Kabupaten

Gresik, yang merupakan bagian dari Jawa Timur. Desa Gedangan memiliki luas

wilayah 141 ha dan terletak di wilayah Kecamatan Sidayu paling barat dan

berbatasan dengan Desa Doudo (Kecamatan Panceng), Desa Wotan (Kecamatan

Panceng), Desa Sukorejo (Kecamatan Sidayu), dan Desa Wadeng (Kecamatan

Sidayu).

Beberapa fasilitas yang tersedia di desa ini, yaitu: balai desa, koperasi desa,

pasar desa, sekolah dasar, pondok pesantren, masjid, pemakaman umum, tempat

pembuangan akhir, PDAM, lapangan sepak bola dan voli, puskesmas pembantu,

taman pendidikan yang menaungi Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak,

Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah,

dan Taman Pendidikan Al-Quran.

Di desa ini, terdapat beberapa kegiatan bulanan seperti posyandu balita dan

posyandu lansia. Posyandu Lansia Kenikir di desa Gedangan belum memiliki tempat

sendiri, sehingga masih menggunakan salah satu ruangan yang tersedia di balai desa.

Posyandu lansia Kenikir memiliki jadwal pertemuan dan pemeriksaan sebanyak 2x

dalam satu bulan, yaitu hari Sabtu pada minggu ke 2 dan ke 4, namun karena adanya

wabah covid-19, pemerintah desa meniadakan sementara jadwal pertemuan dan

pemeriksaan tersebut. Jumlah lansia yang terdapat di desa ini sebanyak 134 orang,

106
107

dan seluruhnya menjadi anggota di posyandu lansia. Dari 134 lansia, 43 diantaranya

menderita Gout Arthritis, dan sebanyak 37 lansia mengalami nyeri sendi.

B. Analisis Masalah

Dari pengkajian yang dilakukan kepada kedua klien, masalah prioritas yang

didapatkan adalah nyeri kronis yang berhubungan dengan masalah muskuloskeletal

kronis. Kedua klien yang dilakukan pengkajian mengalami nyeri kronis yang

disebabkan oleh penyakit Gout Arthritis, diagnosa medis ini diperoleh dari data

posyandu yang menyatakan bahwa setiap melakukan pemeriksaan kadar asam urat,

keduanya memiliki kadar asam urat diatas batas normal. Kedua klien juga dipastikan

tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti Diabetes Mellitus dan penyakit neuropati

lain, sehingga dapat dipastikan bahwa nyeri yang dirasakan klien hanya disebabkan

oleh penyakit Gout Arthritis.

Nyeri yang dirasakan oleh kedua klien pun sering datang di malam hari atau

pagi hari setelah bangun tidur, dimana hal tersebut merupakan ciri khas nyeri gout

arthritis seperti yang dikemukakan oleh La Ode Syarif, 2012, bahwa tanda dan gejala

gout arthritis yaitu kesemutan dan linu, nyeri (terutama malam hari atau pagi hari

saat bangun tidur), serta sendi yang bengkak, kemerahan, dan panas.

Kedua klien yang dilakukan pengkajian merupakan wanita lanjut usia dengan

usia 72 dan 66 tahun yang sudah mengalami menopause, hal ini sejalan dengan teori

Nurarif dan Kusuma, 2015, bahwa masa lansia merupakan masa dimana sering

mengalami penyakit persendian, salah satunya gout arthritis. Gout arthritis

merupakan penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme purin yang ditandai

dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Penyakit ini paling
108

sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca

menopause.

Pada klien pertama, yaitu Ny. S, mengalami gout arthritis dengan nilai asam

urat sebesar 7,8 mg/dl disebabkan oleh kurangnya pengetahuan klien mengenai

penyakit gout arthritis serta pola makan klien yang cenderung kurang diatur, seperti

yang dikatakan oleh klien bahwa klien sangat sering mengkonsumsi makanan tinggi

purin seperti jeroan ayam dan kacang-kacangan. Pernyataan tersebut juga sesuai

dengan teori Nurarif dan Kusuma, 2015, yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor

yang menyebabkan kadar asam urat menjadi tinggi, salah satunya adalah adanya

perilaku hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

tinggi purin, mengkonsumsi alkohol, obesitas, kurang istirahat serta beraktivitas yang

terlalu berat.

Data yang diperoleh penulis dari 134 lansia yang berada di wilayah posyandu

lansia Desa Gedangan Sidayu Gresik, 43 diantaranya menderita penyakit gout

arthritis, dan sebanyak 37 lansia mengalami gejala nyeri sendi. Tingginya angka

kejadian Gout Arthritis ini, menyebabkan peran perawat menjadi sangat penting

dalam upaya preventif dan pemeliharaan kesehatan terkait Gout Arthritis. Upaya

preventif dan pemeliharaan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat khususnya mengenai kompres hangat yang dapat menjadi solusi untuk

mengatasi masalah keperawatan nyeri kronis yang terjadi akibat penyakit Gout

Arthritis.

C. Analisis Implementasi

1. Implementasi
109

Masalah keperawatan utama yang dialami pasien adalah nyeri kronis.

Implementasi yang digunakan dalam karya ilmiah akhir ini sesuai dengan

perencanaan intervensi keperawatan yaitu memberikan teknik non farmokologi untuk

mengurangi nyeri berupa kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam,

dintervensi 1x/hari selama 3 hari perawatan untuk mengetahui penurunan tingkat

nyeri. Dilakukan pemantauan oleh perawat/peneliti selama latihan setiap hari,

dengan kriteria kondisi klien dalam keadaan baik, tidak mengalami pembengkakan

sendi, tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan penyakit neuropati lain,

serta tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan analgesik. Hal ini agar dapat diketahui

efek dari kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam secara tepat dan

akurat.

Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat

setempat yang dapat menimbulkan efek fisiologis (Anugraheni dan Wahyuningsih,

2013). Kompres hangat rebusan jahe dengan campuran garam adalah suatu metode

untuk memberikan rasa hangat kepada pasien untuk mengurangi nyeri dengan

menggunakan jahe dan garam yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan

meningkatkan aliran darah lokal. Pemberian kompres air hangat dianjurkan untuk

menurunkan nyeri karena dapat meredakan nyeri, meningkatkan relaksasi otot,

meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologis, dan memberi rasa

nyaman, dan bekerja sebagai counteriritan. Kompres jahe merupakan tindakan yang

sering kali digunakan sebagai obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan

rasa hangat yang ditimbulkannya membuat pembuluh darah terbuka dan

memperlancar sirkulasi darah, sehingga suplai makanan dan oksigen lebih baik dan
110

nyeri sendi berkurang (Izza, 2014). Pengompresan air garam hangat juga dapat

mengurangi tingkat nyeri pada bagian yang terkena gout arthritis, darah akan

mengalir lebih lancar dan penggumpalan gout arthritis di persendian juga akan

berkurang. Garam mengandung beberapa zat kimia seperti unsur sodium dan

natrium. Unsur sodium penting untuk mengatur keseimbangan cairan didalam tubuh,

selain itu bertugas dalam transmisi saraf dan kerja otot (Nuridayanti, 2017).

Penelitian Sriwiyati dan Noviyanti, 2018, yang berjudul Efektivitas Kompres

Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Penderita Asam Urat di Desa Tempurejo

dan Jurug Jumapolo Karanganyar yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas

kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri sendi pada penderita asam urat. Desain

penelitian adalah quasy eksperiment dengan rancangan pre post test design. Teknik

pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 22 orang responden, analisis

data menggunakan uji Paired t-Test. Penurunan skala nyeri diukur menggunakan

skala numeric. Hasil penelitian menujukkan perbedaan signifikan antara rata-rata

skala nyeri sebelum (4,18) dan sesudah (2,73) diberikan kompres jahe dengan nilai

p= 0,000. Kompres jahe efektif untuk menurunkan nyeri sendi pada pasien asam urat

karena sifat jahe yang hangat, dan dapat menghambat reseptor nyeri pada serabut

saraf besar dimana akan mengakibatkan terjadinya perubahan mekanisme yang dapat

memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang dating sebelum sampai ke korteks

serebri, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang.

Penelitian Zuriati, 2017, yang berjudul Efektivitas Kompres Air Hangat dan

Kompres Jahe terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Asam Urat di Puskesmas

Lubuk Begalung Tahun 2017. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk
111

mengetahui efektivitas kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan

skala nyeri pada pasien asam urat di Puskesmas Lubuk Begalung. Metode penelitian

ini menggunakan desain Quasy Experiment dengan rancangan Pretest-Posttest

dengan menggunakan uji T-test dependent. Teknik pengambilan sampel

menggunakan Accidental Sampel sebanyak 24 orang dengan 12 orang kompres air

hangat dan 12 orang kompres jahe. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan

efektivitas kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri pada

pasien asam urat, dimana untuk kompres air hangat nilai p=0,002, penurunan rerata

skala nyeri sebesar 1,167, dan pada kompres jahe nilai p=0,000 mengalami rerata

penurunan skala nyeri sebesar 2.

Penelitian Nuridayanti, 2017, yang berjudul Pengaruh Rendam Air Garam

terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Penderita Gout di Desa Toyoresmi

Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh rendam air garam terhadap penurunan tingkat nyeri pada asam urat di Desa

Toyoresmi Kecamatan Gmpengrejo Kabupaten Kediri. Desain penelitian

menggunakan Design Pra Eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest Design.

Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu sebanyak 20 responden,

analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan 13 responden

(65,0 %) mengalami penurunan tingkat nyeri dan terdapat pengaruh rendam air garam

terhadap penurunan tingkat nyeri pada penderita asam urat dengan nilai p=0,000.

Rendam air garam efektif dalam menurunkan tingkat nyeri karena dapat

meningkatkan aliran darah dan mengurangi penggumpalan asam urat, garam

mengandung beberapa zat kimia seperti unsur sodium dan natrium, yang penting
112

untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan bertugas dalam transmisi saraf

dan kerja otot.

Penelitian yang dilakukan oleh Zaerosi, 2018, kompres hangat diberikan 1x

dalam sehari selama 15-20 menit dalam kurun waktu 3 hari menunjukkan hasil bahwa

terjadi penurunan skala nyeri. Hal ini menjadi acuan peneliti dalam melakukan

kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran garam untuk

mengurangi nyeri pada pasien gout arthritis di Posyandu Lansia Desa Gedangan Kec.

Sidayu Kab. Gresik.

Masalah nyeri kronis merupakan masalah yang sering dialami klien dengan

penyakit gout arthritis. namun, pelaksanaan intervensi mandiri keperawatan untuk

mengatasi masalah nyeri kronis tidak efektif dan sering diabaikan oleh perawat. Oleh

karena itu, perlu adanya kesadaran untuk meningkatkan intervensi mandiri yang dapat

dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah nyeri kronis yang dialami oleh

klien. Diharapkan setelah adanya contoh sederhana ini, perawat bersedia untuk

melanjutkan intervensi kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam pada

pasien gout arthritis dengan masalah nyeri kronis.

2. Evaluasi

Evaluasi pada Karya Ilmiah Akhir ini menggunakan skala nyeri numerik.

Dengan membandingkan penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian

kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran garam. Pada kasus

I, klien dengan nama Ny. S mengalami nyeri dengan skala 5 sebelum dilakukan

kompres, termasuk pada kategori nyeri sedang, sedangkan pada kasus II klien dengan

nama Ny. A mengalami nyeri dengan skala 7, termasuk pada kategori nyeri berat.
113

Setelah diberikan kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran

garam 1x selama 3 hari didapatkan hasil: Pada kasus 1 klien dengan nama Ny. S,

setelah dilakukan kompres pada hari terakhir, skala nyeri 0, yang termasuk dalam

kategori tidak nyeri, klien juga sudah tidak tampak memegangi area lutut. Sedangkan

pada kasus II klien dengan nama Ny. A, setelah dilakukan kompres pada hari

terakhir, skala nyeri 2, yang termasuk dalam kategori nyeri ringan, klien mengatakan

sudah nafsu makan dan klien tampak lebih rileks.

Skala Nyeri
Nama Klien (Inisial)
Pre Post
Ny. S 5 0
Ny. A 7 2
Tabel 4.1 Skala Nyeri Pre dan Post Kompres Hangat Menggunakan Rebusan Jahe
dan Garam pada Lansia yang Mengalami Gout Arthritis di Posyandu
Lansia Kenikir Sidayu Gresik

Hasil tersebut membuktikan bahwa nyeri tidak hanya dapat dikurangi dengan

pemberian obat-obatan analgesik, akan tetapi kompres hangat menggunakan rebusan

jahe dan garam juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengurangi tingkat

nyeri yang dialami oleh klien gout arthritis, hal ini pun sesuai dengan teori Potter and

Perry, 2006, dalam Zuriati, 2017, bahwa ada beberapa cara untuk menurunkan nyeri

sendi yaitu dengan cara terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi

yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun nyeri. Biasanya dengan pemberian

obat-obat analgetik seperti pemberian Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS).

Terapi non-farmakologi adalah tindakan dalam batas keperawatan yang dapat

digunakan untuk menurunkan nyeri sendi. Adapun terapi non-farmakologi yang dapat

digunakan dalam menurunkan nyeri sendi antara lain: bimbingan antisipasi, distraksi,
114

biofeedback, hipnosis diri, stimulasi kutaneus (Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation, TENS), masase kulit, dan relaksasi.

Penurunan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien juga disebabkan oleh

kemandirian klien, dimana ketika tidak dalam pemantauan penulis pun, klien

melakukan kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam sendiri dirumah,

dengan bekal leaflet yang diberikan penulis serta penjelasan dari penulis mengenai

cara pembuatan kompres jahe dan garam, serta cara pengaplikasiannya.

D. Keterbatasan Implementasi Keperawatan

1. Penelitian dilakukan ditengah mewabahnya Covid-19, sehingga kegiatan

Posyandu ditiadakan.

E. Alternatif Problem Solving yang Dapat Dilakukan

1. Peneliti mendatangi rumah ketua Posyandu untuk meminta ijin melakukan

penelitian, meminta data awal serta data klien yang mengalami gout arthritis

dengan masalah keperawatan nyeri kronis.

2. Dengan berbekal data yang diperoleh dari ketua Posyandu, peneliti melakukan

penelitian di rumah klien dengan melakukan prosedur pencegahan penyebaran

virus, sehingga meskipun tidak ada kegiatan Posyandu, peneliti masih bisa

melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai