ANALISIS SITUASI
Gresik, yang merupakan bagian dari Jawa Timur. Desa Gedangan memiliki luas
wilayah 141 ha dan terletak di wilayah Kecamatan Sidayu paling barat dan
Sidayu).
Beberapa fasilitas yang tersedia di desa ini, yaitu: balai desa, koperasi desa,
pasar desa, sekolah dasar, pondok pesantren, masjid, pemakaman umum, tempat
pembuangan akhir, PDAM, lapangan sepak bola dan voli, puskesmas pembantu,
Di desa ini, terdapat beberapa kegiatan bulanan seperti posyandu balita dan
posyandu lansia. Posyandu Lansia Kenikir di desa Gedangan belum memiliki tempat
sendiri, sehingga masih menggunakan salah satu ruangan yang tersedia di balai desa.
dalam satu bulan, yaitu hari Sabtu pada minggu ke 2 dan ke 4, namun karena adanya
pemeriksaan tersebut. Jumlah lansia yang terdapat di desa ini sebanyak 134 orang,
106
107
dan seluruhnya menjadi anggota di posyandu lansia. Dari 134 lansia, 43 diantaranya
B. Analisis Masalah
Dari pengkajian yang dilakukan kepada kedua klien, masalah prioritas yang
kronis. Kedua klien yang dilakukan pengkajian mengalami nyeri kronis yang
disebabkan oleh penyakit Gout Arthritis, diagnosa medis ini diperoleh dari data
posyandu yang menyatakan bahwa setiap melakukan pemeriksaan kadar asam urat,
keduanya memiliki kadar asam urat diatas batas normal. Kedua klien juga dipastikan
tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti Diabetes Mellitus dan penyakit neuropati
lain, sehingga dapat dipastikan bahwa nyeri yang dirasakan klien hanya disebabkan
Nyeri yang dirasakan oleh kedua klien pun sering datang di malam hari atau
pagi hari setelah bangun tidur, dimana hal tersebut merupakan ciri khas nyeri gout
arthritis seperti yang dikemukakan oleh La Ode Syarif, 2012, bahwa tanda dan gejala
gout arthritis yaitu kesemutan dan linu, nyeri (terutama malam hari atau pagi hari
saat bangun tidur), serta sendi yang bengkak, kemerahan, dan panas.
Kedua klien yang dilakukan pengkajian merupakan wanita lanjut usia dengan
usia 72 dan 66 tahun yang sudah mengalami menopause, hal ini sejalan dengan teori
Nurarif dan Kusuma, 2015, bahwa masa lansia merupakan masa dimana sering
dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Penyakit ini paling
108
sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca
menopause.
Pada klien pertama, yaitu Ny. S, mengalami gout arthritis dengan nilai asam
urat sebesar 7,8 mg/dl disebabkan oleh kurangnya pengetahuan klien mengenai
penyakit gout arthritis serta pola makan klien yang cenderung kurang diatur, seperti
yang dikatakan oleh klien bahwa klien sangat sering mengkonsumsi makanan tinggi
purin seperti jeroan ayam dan kacang-kacangan. Pernyataan tersebut juga sesuai
dengan teori Nurarif dan Kusuma, 2015, yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor
yang menyebabkan kadar asam urat menjadi tinggi, salah satunya adalah adanya
perilaku hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
tinggi purin, mengkonsumsi alkohol, obesitas, kurang istirahat serta beraktivitas yang
terlalu berat.
Data yang diperoleh penulis dari 134 lansia yang berada di wilayah posyandu
arthritis, dan sebanyak 37 lansia mengalami gejala nyeri sendi. Tingginya angka
kejadian Gout Arthritis ini, menyebabkan peran perawat menjadi sangat penting
dalam upaya preventif dan pemeliharaan kesehatan terkait Gout Arthritis. Upaya
masyarakat khususnya mengenai kompres hangat yang dapat menjadi solusi untuk
mengatasi masalah keperawatan nyeri kronis yang terjadi akibat penyakit Gout
Arthritis.
C. Analisis Implementasi
1. Implementasi
109
Implementasi yang digunakan dalam karya ilmiah akhir ini sesuai dengan
mengurangi nyeri berupa kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam,
dengan kriteria kondisi klien dalam keadaan baik, tidak mengalami pembengkakan
sendi, tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan penyakit neuropati lain,
serta tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan analgesik. Hal ini agar dapat diketahui
efek dari kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam secara tepat dan
akurat.
2013). Kompres hangat rebusan jahe dengan campuran garam adalah suatu metode
untuk memberikan rasa hangat kepada pasien untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan jahe dan garam yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah lokal. Pemberian kompres air hangat dianjurkan untuk
nyaman, dan bekerja sebagai counteriritan. Kompres jahe merupakan tindakan yang
sering kali digunakan sebagai obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan
memperlancar sirkulasi darah, sehingga suplai makanan dan oksigen lebih baik dan
110
nyeri sendi berkurang (Izza, 2014). Pengompresan air garam hangat juga dapat
mengurangi tingkat nyeri pada bagian yang terkena gout arthritis, darah akan
mengalir lebih lancar dan penggumpalan gout arthritis di persendian juga akan
berkurang. Garam mengandung beberapa zat kimia seperti unsur sodium dan
natrium. Unsur sodium penting untuk mengatur keseimbangan cairan didalam tubuh,
selain itu bertugas dalam transmisi saraf dan kerja otot (Nuridayanti, 2017).
Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Penderita Asam Urat di Desa Tempurejo
kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri sendi pada penderita asam urat. Desain
penelitian adalah quasy eksperiment dengan rancangan pre post test design. Teknik
data menggunakan uji Paired t-Test. Penurunan skala nyeri diukur menggunakan
skala nyeri sebelum (4,18) dan sesudah (2,73) diberikan kompres jahe dengan nilai
p= 0,000. Kompres jahe efektif untuk menurunkan nyeri sendi pada pasien asam urat
karena sifat jahe yang hangat, dan dapat menghambat reseptor nyeri pada serabut
saraf besar dimana akan mengakibatkan terjadinya perubahan mekanisme yang dapat
memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang dating sebelum sampai ke korteks
Penelitian Zuriati, 2017, yang berjudul Efektivitas Kompres Air Hangat dan
Kompres Jahe terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Asam Urat di Puskesmas
Lubuk Begalung Tahun 2017. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk
111
mengetahui efektivitas kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan
skala nyeri pada pasien asam urat di Puskesmas Lubuk Begalung. Metode penelitian
hangat dan 12 orang kompres jahe. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan
efektivitas kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien asam urat, dimana untuk kompres air hangat nilai p=0,002, penurunan rerata
skala nyeri sebesar 1,167, dan pada kompres jahe nilai p=0,000 mengalami rerata
pengaruh rendam air garam terhadap penurunan tingkat nyeri pada asam urat di Desa
(65,0 %) mengalami penurunan tingkat nyeri dan terdapat pengaruh rendam air garam
terhadap penurunan tingkat nyeri pada penderita asam urat dengan nilai p=0,000.
Rendam air garam efektif dalam menurunkan tingkat nyeri karena dapat
mengandung beberapa zat kimia seperti unsur sodium dan natrium, yang penting
112
untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan bertugas dalam transmisi saraf
dalam sehari selama 15-20 menit dalam kurun waktu 3 hari menunjukkan hasil bahwa
terjadi penurunan skala nyeri. Hal ini menjadi acuan peneliti dalam melakukan
kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran garam untuk
mengurangi nyeri pada pasien gout arthritis di Posyandu Lansia Desa Gedangan Kec.
Masalah nyeri kronis merupakan masalah yang sering dialami klien dengan
mengatasi masalah nyeri kronis tidak efektif dan sering diabaikan oleh perawat. Oleh
karena itu, perlu adanya kesadaran untuk meningkatkan intervensi mandiri yang dapat
dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah nyeri kronis yang dialami oleh
klien. Diharapkan setelah adanya contoh sederhana ini, perawat bersedia untuk
melanjutkan intervensi kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam pada
2. Evaluasi
Evaluasi pada Karya Ilmiah Akhir ini menggunakan skala nyeri numerik.
kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran garam. Pada kasus
I, klien dengan nama Ny. S mengalami nyeri dengan skala 5 sebelum dilakukan
kompres, termasuk pada kategori nyeri sedang, sedangkan pada kasus II klien dengan
nama Ny. A mengalami nyeri dengan skala 7, termasuk pada kategori nyeri berat.
113
Setelah diberikan kompres air hangat menggunakan rebusan jahe dengan campuran
garam 1x selama 3 hari didapatkan hasil: Pada kasus 1 klien dengan nama Ny. S,
setelah dilakukan kompres pada hari terakhir, skala nyeri 0, yang termasuk dalam
kategori tidak nyeri, klien juga sudah tidak tampak memegangi area lutut. Sedangkan
pada kasus II klien dengan nama Ny. A, setelah dilakukan kompres pada hari
terakhir, skala nyeri 2, yang termasuk dalam kategori nyeri ringan, klien mengatakan
Skala Nyeri
Nama Klien (Inisial)
Pre Post
Ny. S 5 0
Ny. A 7 2
Tabel 4.1 Skala Nyeri Pre dan Post Kompres Hangat Menggunakan Rebusan Jahe
dan Garam pada Lansia yang Mengalami Gout Arthritis di Posyandu
Lansia Kenikir Sidayu Gresik
Hasil tersebut membuktikan bahwa nyeri tidak hanya dapat dikurangi dengan
jahe dan garam juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengurangi tingkat
nyeri yang dialami oleh klien gout arthritis, hal ini pun sesuai dengan teori Potter and
Perry, 2006, dalam Zuriati, 2017, bahwa ada beberapa cara untuk menurunkan nyeri
sendi yaitu dengan cara terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi
yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun nyeri. Biasanya dengan pemberian
digunakan untuk menurunkan nyeri sendi. Adapun terapi non-farmakologi yang dapat
digunakan dalam menurunkan nyeri sendi antara lain: bimbingan antisipasi, distraksi,
114
Penurunan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien juga disebabkan oleh
kemandirian klien, dimana ketika tidak dalam pemantauan penulis pun, klien
melakukan kompres hangat menggunakan rebusan jahe dan garam sendiri dirumah,
dengan bekal leaflet yang diberikan penulis serta penjelasan dari penulis mengenai
Posyandu ditiadakan.
penelitian, meminta data awal serta data klien yang mengalami gout arthritis
2. Dengan berbekal data yang diperoleh dari ketua Posyandu, peneliti melakukan
virus, sehingga meskipun tidak ada kegiatan Posyandu, peneliti masih bisa
melakukan penelitian.