Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA Ny.

A DENGAN PENYAKIT JANTUNG


KORONER DIKP.BABAKAN REUNGAS RT 01/03 DESA SUKAMULYA
KEC.RANCAEKEK KAB.BANDUNG

Ditujukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Gerontik

Dosen Pengampu :

Eki Pratidina, S.Kp.,MM.

Oleh :

Suci Ratna Anjani

(4180180097)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari penyakit tidak menular. Penyakit
kardiovaskular merupakan penyakit yang mengalami gangguan fungsi jantung dan
pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular meliputi penyakit jantung coroner (PJK).
Penyakit coroner merupakan penyakit pada otot jantung yang disebabkan oleh karena
penyempitan pembuluh darah yang mempedarahi otot jantung atau yang diakibatkan oleh
spasme pembuluh darah jantung ataupun bisa juga disebabkan oleh keduanya. (Fuadi &
Aleta, 2019)
Menurut WHO bahwa penyakit jantung coroner menempati angka urutan pertama dari
sepuluh penyakit mematikan, angka kematian terbanyak akibat penyakit jantung.
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi pemompa darah
bersih ( kaya oksigen / zat asam ) keseluruh tubuh, sedangkan jantung kanan menampung
darah kotor ( rendah O2, kaya O2 ), yang kemudian dialirkan ke paru – paru umtuk
dibersihkan. Jantung normal besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung
berdenyut 60 – 80 kali permenit, denyutan bertambah cepat saat aktivitas atau emosi.
Untuk memenuhi kebutuhan energi otot jantung, tersedia pembuluh darah / arteri koroner
yang mengalirkan darah utama / aorta, ada dua yakni arteri koronaria kiri ( LCA ) dan
arteri koronaria kanan ( RCA ). Masing – masing arteri koroner ini bercabang – cabang
hakus keseluruh otot jantung, untuk mensuplai energi kimiawi.
Arteri koronari utama terletak dipermukaan jantung dan arteri – arteri kecil
menembus kedalam masa otot jantung. Arteri koronaria sinistra memperdarahi bagian
anterior ventrikel kiri dan arteri koronaria dekstra terutama memperdarahi ventrikel kanan
/ bagian posterior ventrikel kiri.
Aterosklerosis pembuluh koroner menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan
fibrosa dalam arteria coronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen
pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan
meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Jika kondisi ini berlanjut maka
penyempitan lumen akan diikuti perubahan vaskuler yang mengurangi kemampuan
pembuluh ntuk melebar. Keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen menjadi
genting, membahayakan miokardium distal dari daerah lesi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Degeneratif ?
2. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
3. Apa tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Koroner?
4. Bagaimana proses terjadinya Penyakit Jantung Koroner?
5. Terapi apa saja yang dilakukan untuk mengobati Penyakit Jantung Koroner?
6. Intervensi seperti apa saja yang cocok diberikan kepada penderita Penyakit Jantung
Koroner?

1.3 Tujuan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gerontik.
2) Untuk lebih memahami mengenai sistem kardiovaskuler.
3) Untuk lebih memahami mengenai Penyakit Jantung Koroner
4) Agar mampu menerapkan ilmu mengenai sistem kardiovaskular ketika menghadapi
berbagai kasus yang dialami oleh klien.
5) Agar dapat memahami setiap kebutuhan klien dan intervensi bagi klien.

1.4 Manfaat
1) Memberikan pengetahuan mengenai jantung, meliputi organ jantung, letak jantung,
pembuluh jantung, dll.
2) Memberikan pengetahuan mengenai Penyakit Jantung Koroner
3) Memberikan pemahaman mengenai berbagai kasus yang dialami klien mengenai
Penyakit Jantung Koroner mencakup etiologi, patofisiologi, pencegahan, tanda dan
gejala, dll dari penyakit tersebut.
BAB II
TINJAU TEORI

A. PENGERTIAN
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh proses Arterosklerosis yang
merupakan suatu kelainan degeneratif. Penyakit jantung koroner adalah terjadinya
ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan O2 miokard.
Penyakit jantung koroner terjadi akibat:
- Penyempitan arteri coroner
- Penurunan aliran darah / curah jantung (Cardiac Output)
- Peningkatan kebutuhan O2 di miokardia
- Spasme arteri coroner

Penyebab utama yaitu arterosklerosis. Meskipun dipengaruhi oleh banyak


faktor, karena kelainan degeneratif, maka sering menyebabkan kematian mendadak
dan menyerang usia sangat produktif.

B. ETIOLOGI
Ø 98 % karena proses arterio skelosis pada arteri koronaria.
Ø 2 % karena kelainan arteri koronaria yang lain.

C. PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS


Ateroma pada arteri koronaria menyebabkan stenosis, yang dapat mengganggu
aliran koroner dan menyebabkan iskemia miokard.
Penelitian menunjukkan bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan
iskemia miokard , tyang oleh penderita dirasakan sebagai nyeri khas yang disebut
angina pektoris.
Nyeri angina pektoris yang khas adalah nyeri retrosternal seperti ditekan, yang
sering menjalar kearah lengan kiri dan leher kiri ke rahang dan telinga kiri.
Secara klinis iskemia miokard dapat menifes dalam bentuk :
1. Asimtomatik
2. Angina pektoris, yang dapat di berntuk :
a. Angina stabil
b. Angina tak stabil
c. Angina varian ( angina prinmental)
d. Iskemia miokard tenang.
3. Aritmia yang dapat berbentuk macam –macam termasuk kematian mendadak
4. Gagal jantung , yang bisa gagal jantung sistolik. Gagal jantung terutama timbul
pada penderita yang telah mengalami infark miokard.
5. Infark miokard akut.

D. DIAGNOSTIK

1. Faktor – faktor resiko untk penyakit jantung koroner yang cukup


2. Keluhan penderita berupa angina pektoris
3. Pemeriksaan fisik EKG istirahat yang menunjujkkan depresi ST atau inversi T.
Penelitian menunujukkan bahwa banyak terdapat hasil yang popsitif palsu maupun
negatif palsu
4. Uji latih beban
5. Dalam hal – hal tertentu dapat dilakukan pemeriksaan dengan bahan – bahan radio
aktif
6. Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik
pada penyakit jantung kotoner
7. Pemeriksaan rekaman EKG selama 24 jam atau lebih, yaitu holter monitorig,
sangat berguna untuk menemukan angina variant atau iskemik miokard tenang
8. Angigrafi koroner dianggap sebagai acuan dasar untuk diagnmostik PJK.

E. PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER


Pada dasarnya pengobnatan penyakit jantung koroner adalah sbb:
1. Menghentikan , atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis dengan
cara menegndalikan faktor – faktor resiko
Ø Tidak merokok
Ø Latihan fisik sesuai demngan kemampuan jantung penderita
Ø Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal.
Ø Mengendalikan rtekanan darah tinggi, DM, dan sterss mental
2. Pemakaian obat – oabatan untk mengatasi iskemia miokard
3. Pengobatan terhadap akibat –akibat dari iskemia miokard, misalnya :
Ø Aritmia
Ø Gagal jantung
4. pengobatan revaskularisasi, bila dengan pengobatan dengan obat – obatan keluhan
penderita tak dapat diiatasi sehingga mengganggu kualitas hidupnya, maka harus
dipertimbangkan pengobatan revaskularisasi, yang bisa terdiri dari
Ø Angioplasti coroner
Ø Bedah pintas koroner
5. Penanggualangan infark miokard akut, yang memerlukan penatalaksanaan khusus.

F. PENGOBATAN FARMAKOLOGI UNTUK BERBAGI BENTUK ISKEMIA


MIOKARD
1. Angina stabil
a. Nitrat :
Ø Nitroglisering : dosis 0,3 – 0,8 mg sublingual
Ø Preparat nitrat jangka panjang: ISDN
Pemberian : - Sublinguial 2,5 – 10 mg
Oral 5 – 30 mg
b. Penyekat beta : cara kerja penyekat beta untuk mengurangi iskemia miokard
ialah :
Ø Menurunkan tekanan darah, sehingga beban dapat berkurang
Ø Menurunkan kontraktilitas miokard, sehingga kebutuhasn O2 miojkard
berkurang
Ø Menurunkan frekuensi jantung, sehingga kebutuhan O2 mikokard
berkurang, juga aliran koroner meningkat karena massa diastole yang
memanjang
Preparat penyekat beta : propranolol, dosis 3 X 10 – 40 mg
c. Antagonis Calcium : cara kerja natagonis calcium umtuk mengurangi
iskemnia miokard ialah :
Ø Dilatasi perifer, sehingga menurunkan tekana darah dan beban muka
Ø Dilatasi coroner
Ø Mengurangi kontraktiulitas miokars
Ø Mengurangi frekuansi jantung
Preparat antagonis calcium yang dapat dipoakai ialah antara lain :
Ø Nifedipin. 3 X 5 – 10 mg
Ø Diltiazen, 3 X 30 – 60 mg
Ø Ferapamil, 3 X 40 – 80 mg
1. Angina Tak stabil
Pada umumnya angina tak stabil disebabkan :
Ø Adanya stenosis yang tetap disertai :
Ø Spasme ateria koronaria, atau
Ø Agregasi trombosit yang non oklusif
Pada umumnya angina tak stabil dianggap sangat potensial untuk
menjadi infark miokard akut, sehingga diperlukan preparat intensif.
Obat – obatan yang dipakai.
Ø Preparat nitrat
Ø Penyekat beta
Ø Antagonis calcium
Ø Anti trombosit, pada umumnya aspirin dengan dosis 100 – 200 mg/hari.
2. Angina Variant
Pada umumnya dianggap bahwa angina variant disebabkan karena
spasme arteria koronaria , sehingga pengobatannya teruma mengutamakan
dilator koroner yang kuat, yaitu :
Ø Pereparat nitart
Ø Antagonis calcium
Ø Penyekat beta
Ø Prazosin mungkin bisa membantu menghilangkan spasme arteria koronaria
dengan dosis secara titrasi 3 X 0,5 sampai 1 m, dengan observasi tekanan
darah
1. Infark Miokard Akut
Karena Infark miokard akut ialah suatu kejadioan yang sangay gawat dan
memerlukan peraweatan yang sangat khusus, maka diagnosis harus ditetapkamn
dengan cepat dan cermat yaitu :
Ø Nyeri dada yang khas lebih dari ½ jam, tetapi kadang – kadang bisa tanpa nyeri
Ø Faktor – faktor resiko yang cukup
Ø EKG, bila perlu serial, yang menunjukkan elevasi ST yang diikuti Q patologis,
terutama yang menunjukkan evolusi
Ø Kelainan enzim : SGOT, SGPT, CPK, LDH yang meningkat.
Perawatan Infark Miokard akut :
Ø Perawatan Intensif
Ø Pemantauan penyulit – penyulit yang mungkin timbul
Ø Meringankan beban jantung dengan :
- Menenangkan penderita, bila perlu dengan sedative
- Menghilangkan nyeri iskemia dengan :
v Morfin intra vena secara titrasi
v Preparat nitrat sublingual atau oral
v Penyekat beta bila tak ada kontra indikasi]
- Mengatur tekanan darah dan frekuensi jantung

Ø Memberikan O2 untuk sedikit menambah oksigenasi miokard

Ø Yang sangat penting, revaskularisasi dengan pengobatan trombolitik.

Obat yang dipakai ialah streptokinase, dengan cara pemberian sbb :1,5 juta
unit streptokinase dilarutkan dalam 100 ml dektrose 5 %, diberika intra vena selama
1 jam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. Pengkajian

Biodata

Nama : Tn. B

Usia : 65 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Keluhan Utama : Nyeri dada (skala 10)

Klien juga mengeluh mual, muntah, dan keringat dingin

Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama : nyeri dada.

2. Riwayat penyakit sekarang :

Pada saat dikaji, klien mengeluh nyeri dada, nyeri sangat dirasakan saat beraktifitas dan
berkurang saat istirahat, nyeri seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 5, nyeri yang
dirasakan hilang timbul.

3. Riwayat kesehatan dahulu :

Klien mengatakan tidak pernah memiliki penyakit yang sama.

4. Riwayat kesehatan keluarga :

Klien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
atau penyakit keturunan lainnya ataupun penyakit menular seperti HIV/AIDS.

Keadaan Umum

Keadaan umum : tampak sakit sedang, BB = 80 kg, TB = 160 cm

Kesadaran : compos mentis (eye:4, motorik:6, verbal:5)


TTV : P = 80 x / mt, TD = 120/90 mmHg, T = 36,50C

Pemeriksaan Fisik

Auskultasi : BJ 1 terdengar jelas pada ICS 5 kiri pada garis midclavicula

BJ 2 terdengar jelas di ICS 2 parasternal kiri dan kanan

Bunyi jantung murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Perkusi : edema (-)

Palpasi : akral teraba hangat, CRT > 4 detik

Pemeriksaan Laboratorium

Rontgen dada : pembesaran jantung kiri

EKG : segmen ST elevasi. I, II, III, avF

II. Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Infark miokard  ketidak- Gangguan rasa nyaman:
- nyeri dada (skala 10) seimbangan kebutuhan ok- nyeri
sigen  metabolisme an-
DO : klien tampak aerob meningkat  pem-
nyeri. bentukan energi menurun 
produksi asam laktat me-
ningkat  stimulasi ujung
saraf  angina pectoris 
nyeri
2. DS : Perubahan hemodinamik  Ansietas
- keluhan nyeri 10 jam perfusi menurun  ganggu-
SMRS an perfusi jaringan  syok
- nyeri terus-menerus kardiogenik  resiko
serta menjalar ke kematian
bagian lengan kiri dan
punggung
- keluhan cemas

DO :
- skala nyeri : 10
3. DS : Iskemia miokard  infark Gangguan perfusi
- hiperlipidemia (+) miokard  fungsi ventrikel jaringan
kiri menurun  perubahan
DO : hemodinamik  perfusi
- P = 80 x / mt menurun
- BP = 120/90 mmHg
- akral teraba hangat
- CRT > 4 dt
4. DS : klien mengatakan Iskemia miokard  infark Risiko penurunan curah
nyeri. miokard  metabolisme an- jantung
aerob meningkat  pem-
DO : klien tampak bentukan energi menurun 
kesakitan nyeri dada. kontraksi jantung menurun
 beban jantung meningkat
 hipertropi ventrikel kiri
III. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan pro-duksi asam laktat mening-kat
ditandai dengan kelu-han nyeri.
b. Ansietas berhubungan dengan risiko kematian dan perubahan kesehatan ditandai
dengan nyeri hebat dan klien merasa cemas karena didiagnosis penyakit jantung
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan hemodinamik ditandai
dengan akral teraba hangat dan CRT > 4 dt
d. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban jantung

III. Diagnosa dan Intervensi Medis

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Gangguan rasa Tupen : Mandiri :
nyaman: nyeri Skala nyeri klien - pantau karakteristik - kebanyakan
berhubungan berkurang pada nyeri pasien
dengan pro- perawatan 3 x 24 tampak sakit
duksi asam jam - berikan lingkungan dan
laktat mening- Tupan : yang tenang berfokus
kat ditandai Rasa nyeri hilang pada nyeri
dengan kelu- pada perawatan 7 x - bantu melakukan - stress akan
han nyeri 24 jam, pasien lebih teknik relaksasi mening-
mudah bergerak kat kecepatan
dan rileks Kolaborasi : jantung
- beri bantuan dan TD
oksigenasi - menurunkan
rangsang
- beri obat sesuai eksternal
indikasi ( analgesik :
pethidine, aspilet )
- membantu
dalam
penurunan
respon
nyeri
- menurunkan
nyeri
hebat pada
fase akut
atau nyeri
berulang
Ansietas Tupen : Mandiri :
berhubungan Rasa cemas klien - bangun dan perta- - pasien bisa
dengan risiko berkurang hankan hubungan takut mati
kematian dan saling percaya atau cemas
perubahan Tupan : terhadap
kesehatan Rasa cemas klien - dorong dan motivasi
ditandai hilang klien untuk mengeks- lingkungannya
dengan nyeri presikan perasaannya
hebat dan klien dan jangan menolak - pasien tidak
merasa cemas perasaan klien selalu
karena menunjukkan
didiagnosis - libatkan keluarga / ma-
penyakit orang terdekat untuk salah secara
jantung memotivasi klien langsung

- jawab semua per- - berbagi


tanyaan klien dengan informasi
nyata dengan
oramg terde-
kat dapat
membentuk
kenyaman
dan meng-
hilangkan
tegangan
- informasi
yang tepat
tentang
situasi penya-
kitnya dapat
menu-
runkan rasa
takut
Gangguan Tupen : Mandiri :
perfusi CRT dan TTV - catat kekuatan nadi vasokontriksi
jaringan kembali dalam perifer sistemik
berhubungan batas normal - pantau tanda-tanda diakibatkan
dengan vital oleh penu-
perubahan Tupan : - pantau dan catat runan curah
hemodinamik Mendemonstrasikan pengeluaran urine jantung
ditandai perfusi dengan mungkin
dengan akral adekuat Kolaborasi : dibuktikan
teraba hangat - beri obat sesuai oleh
dan CRT > 4 dt Indikasi penurunan
perfusi dan
penurunan
nadi

mengurangi
mual untuk
memperbaiki
volume
sirkulasi agar
tidak
berdampak
pada fungsi
perfusi
Risiko Tupen : Mandiri :
penurunan Setelah dilakukan - Pantau TD, HR dan Hipotensi
curah jantung tindakan DN, periksa dalam dapat terjadi
berhubungan keperawatan selama keadaan baring, duduk sebagai akibat
dengan 2x24 jam dan berdiri (bila dari disfungsi
peningkatan resiko penurunan memungkinkan) ventrikel,
beban jantung curah jantung hipoperfusi
berkurang miokard dan
rangsang
Tupan : vagal.
Setelah dilakukan Sebaliknya,
tindakan hipertensi juga
keperawtan selama banyak terjadi
1 minggu resiko yang mungkin
penurunan curah berhubungan
jantung tidak ada dengan nyeri,
cemas,
peningkatan
katekolamin
dan atau
masalah
vaskuler
sebelumnya.
Hipotensi
- Auskultasi adanya S3, ortostatik
S4 dan adanya berhubungan
murmur. dengan
komplikasi
GJK.
Penurunanan
curah jantung
ditunjukkan
oleh denyut
nadi yang
lemah dan HR
yang
meningkat.

S3
dihubungkan
dengan GJK,
regurgitasi
mitral,
- Auskultasi bunyi peningkatan
napas. kerja ventrikel
kiri yang
disertai infark
yang berat. S4
mungkin
- Berikan makanan berhubungan
dalam porsi kecil dan dengan
mudah dikunyah. iskemia
miokardia,
kekakuan
ventrikel dan
hipertensi.
Murmur
Kolaborasi : menunjukkan
- Pemberian oksigen gangguan
sesuai kebutuhan aliran darah
klien normal dalam
jantung seperti
pada kelainan
katup,
- Pertahankan patensi kerusakan
IV-lines/heparin-lok septum atau
sesuai indikasi. vibrasi otot
papilar.

Krekels
menunjukkan
- Bantu pemasangan kongesti paru
/pertahankan paten-si yang mungkin
pacu jantung bila terjadi karena
digunakan. penurunan
fungsi
miokard.

Makan dalam
volume yang
besar dapat
meningkatkan
kerja miokard
dan memicu
rangsang vagal
yang
mengakibatkan
terjadinya
bradikardia.

Meningkatkan
suplai oksigen
untuk
kebutuhan
miokard dan
menurunkan
iskemia.

Jalur IV yang
paten penting
untuk
pemberian
obat darurat
bila terjadi
disritmia atau
nyeri dada
berulang.

Pacu jantung
mungkin
merupakan
tindakan
dukungan
sementara
selama fase
akut atau
mungkin
diperlukan
secara
permanen pada
infark
luas/kerusakan
sistem
konduksi.

Implementasi

Diagnose Implementasi
a. Gangguan rasa nyaman: Mandiri :
nyeri berhubungan dengan pro- - pantau karakteristik
duksi asam laktat mening-kat nyeri
ditandai dengan kelu-han nyeri.
- berikan lingkungan
yang tenang

- bantu melakukan
teknik relaksasi

Kolaborasi :
- beri bantuan
oksigenasi

- beri obat sesuai


indikasi ( analgesik :
pethidine, aspilet )
. Ansietas berhubungan dengan Mandiri :
risiko kematian dan perubahan kesehatan - bangun dan perta-
ditandai dengan nyeri hebat dan klien hankan hubungan
merasa cemas karena didiagnosis penyakit saling percaya
jantung
- dorong dan motivasi
klien untuk mengeks-
presikan perasaannya
dan jangan menolak
perasaan klien

- libatkan keluarga /
orang terdekat untuk
memotivasi klien

- jawab semua per-


tanyaan klien dengan
nyata
Gangguan perfusi jaringan berhubungan Mandiri :
dengan perubahan hemodinamik ditandai - catat kekuatan nadi
dengan akral teraba hangat dan CRT > 4 perifer
dt - pantau tanda-tanda
vital
- pantau dan catat
pengeluaran urine

Kolaborasi :
- beri obat sesuai
Indikasi
Risiko penurunan curah jantung Mandiri :
berhubungan dengan peningkatan beban - Pantau TD, HR dan
jantung DN, periksa dalam
keadaan baring, duduk
dan berdiri (bila
memungkinkan)
- Auskultasi adanya S3,
S4 dan adanya
murmur.

- Auskultasi bunyi
napas.
- Berikan makanan
dalam porsi kecil dan
mudah dikunyah.

Kolaborasi :
- Pemberian oksigen
sesuai kebutuhan
klien

- Pertahankan patensi
IV-lines/heparin-lok
sesuai indikasi.

- Bantu pemasangan
/pertahankan paten-si
pacu jantung bila
digunakan.

Evaluasi
Diagnose Catatan perkembangan
a. Gangguan rasa nyaman: S : klien mengatakan sudah tidak nyeri
nyeri berhubungan dengan pro- lagi.
duksi asam laktat mening-kat O : klien tampak segar.
ditandai dengan kelu-han nyeri. A : masalah teratasi
b. Ansietas berhubungan P : intervensi dihentikan.
dengan risiko kematian dan
perubahan kesehatan ditandai
dengan nyeri hebat dan klien
merasa cemas karena didiagnosis
penyakit jantung
c. Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan perubahan
hemodinamik ditandai dengan
akral teraba hangat dan CRT > 4 dt
d. Risiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan beban
jantung
Ansietas berhubungan dengan risiko S : klien mengatakan sudah tidak cemas
kematian dan perubahan kesehatan lagi.
ditandai dengan nyeri hebat dan klien O : klien tampak sudah tidak cemas lagi.
merasa cemas karena didiagnosis penyakit A : masalah teratasi.
jantung P : intervensi dihentikan
Gangguan perfusi jaringan berhubungan S : klien mengatakan sudah segar.
dengan perubahan hemodinamik ditandai O : klien tampak sehat.
dengan akral teraba hangat dan CRT > 4 dt A : masalah teratasi.
P :intervensi dihentikan.
Risiko penurunan curah jantung S : klien mengatakan sudah tidak sakit
berhubungan dengan peningkatan beban lagi.
jantung O : klien tampak segar.
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.
LEAFLET PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENGERTIAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit kardiovaskuler yang paling
sering dijumpai, baik di negara maju maupun negara berkembang, dan merupakan penyebab
kematian utama pada usia produktif.
PJK adalah penyakit dimana jantung tidak dapat berfungsi karena otot jantung rusak
akibat kekurangan pasokan oksigen. Hal ini terjadi terutama karena penyempitan ?
pengerasan pembuluh darah atau disebut Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan proses yang berlangsung lama dan dapat mengenai
seseorang tanpa ada gejala yang nyata. Banyak faktor yang berperan pada proses
Aterosklerosis, namun Dislipidemia merupakan faktor yang paling mendasar.
Dislipidemia ditandai dengan kenaikan kadar Kolesterol Total, Kolesterol LDL, dan
Trigliserida, serta penurunan kadar Kolesterol HDL.
FAKTOR RESIKO
 Merokok
 Hipertensi ( Tekanan darah > 140/90 mmHG atau sedang menjalani terapi hipertensi )
 Dislipidemia
 Umur ( laki – laki > 45 tahun, perempuan > 55 tahun )
 Riwayat PJK pada keluarga di usia muda

Batasan kadar lipid dalam darah

Komponen Batasan Klasifikasi


lipid (mg/dl)
Kolesterol < 200 Yangdiinginkan
Total 200 – 239 Batas tinggi
> 240 Tinggi
< 100 Optimal
Kolesterol 100 – 129 Mendekati
LDL 130 – 159 optimal
160 – 189 Batas tinggi
> 190 Tinggi
< 40 Sangat tinggi
> 60 Rendah
Kolesterol < 150 Tinggi
HDL 150 – 199 Normal
200 – 499 Batas tinggi
Trigliserida > 500 Tinggi
Sangat tinggi

GEJALA KLINIS
1. Infark Miokard Akut merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner.
Keluhan yang khas ialah nyeri dada seperti diremas – remas, ditekan, ditusuk, panas
atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan ( umumnya kiri ), bahu,
leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium Kadang – kadang, terutama pada
pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai
perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin berdebar – debar.
2. Pasien sering tampak ketakutan
3. Kadang – kadang didahului keluhan – keluhan angina, perasaan tidak enak didada
atau epigastrium

KOMPLIKASI
Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia, gagal jantung kiri, hipotensi dan syok,
infark ventrikel kanan, defek mekanik, ruptur miokard, perikarditis dan trombus mural

PENATALAKSANAAN
1. Istirahat total
2. Diet makanan lunak / saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
3. Segera bawa kedokter / rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai