Anda di halaman 1dari 8

Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

PENGEMBANGAN MATERI MENULIS DESCRIPTIVE TEXT


MELALUI MEDIA FLASH
(STUDI KASUS DI SMP ISLAM ROUDLOTUS SAIDIYAH
GUNUNGPATI SEMARANG)

Luluk Alawiyah a
a
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Penggunaan media interaktif sangat penting untuk mendukung
Diterima : 23 April 2017 proses pembelajaran. Media juga membantu guru maupun
Disetujui : 29 April 2017 siswa untuk mendapatkan hasil menulis descriptif teks dengan
lebih baik. tujuan studi ini untuk mencari tau media apa yang
Kata Kunci : sesuai untuk siswa dan bagaimana media tersebut memberikan
flash; descriptive text;
progres yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Studi ini
menulis.
menggambarkan pengembangan Flash untuk meningkatkan
kemapuan menulis descriptif teks siswa. Hasil studi ini
menunjukkan mean pre-test lebih kecil dari mean post-test.
hasil t lebih besar dari t hitung. Hal itu berarti ada perbedaan
antara sebelum dengan sesudah menggunakan flash.
Berdasarkan pendapat guru dan siswa yang memberikan
respon positif dan juga hasil test menunjukkan bahwa flash
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks deskriptif siswa.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Riwayat Artikel : The use of interactive media is essential to support the
Received : April 23, 2017 learning process. Media also helps teachers and students to get
Accepted : April 29, 2017 better descriptive writing of text. The purpose of this study is
to find out what media is appropriate for students and how the
Key words: media provide significant progress toward student learning
flash; Descriptive text;
outcomes. This study illustrates the development of Flash to
writing.
improve students' descriptive writing skills. The results of this
study show that the pre-test mean is smaller than the post-test
mean. The result t is greater than t arithmetic. That means
there is a difference between before with after using flash.
Based on the opinion of teachers and students who provide
positive response and also test results show that flash can be
used to improve the ability of writing descriptive text
students.

167
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

1. PENDAHULUAN untuk memperhatikan penjelasan guru.


Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa Masalah mendasar yang timbul dalam proses
internasional yang digunakan sebagai sarana belajar mengajar adalah siswa tidak
komunikasi di banyak negara baik lisan mendapatkan ide untuk ditulis. Kegiatan
maupun tulisan. Jadi bahasa inggris sangat menulis tersedia secara memadai. Selain itu,
penting bagi orang yang bekerja di era global. para guru cenderung menggunakan materi
Di Indonesia, misalnya, bahasa Inggris secara monoton karena strategi pembelajaran
sebagai bahasa asing telah mendapat interaktif tidak disediakan.
perhatian dan peran khusus terutama di Karena itu, beberapa upaya telah
bidang pendidikan. Inilah sebabnya mengapa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
pemerintah Indonesia memilih bahasa Inggris Kreidler (1965: 34) juga menyarankan bahwa
sebagai bahasa asing pertama yang diajarkan jika alat bantu visual dapat membantu seorang
di sekolah formal (Ramlan, 1992: 3). Bahasa guru untuk mengajarkan bahasa baru, alat
Inggris diperkenalkan sebagai mata pelajaran bantu tersebut harus cocok untuk situasi kelas
wajib untuk diajarkan dari kelas tujuh sampai di mana guru mencapai tujuan instruksional
kelas dua belas sekolah menengah dan proses belajar mengajar dan dapat ditemukan
sebagai muata lokal di sekolah dasar. TEFL di dengan mudah dalam kehidupan kita sehari-
Indonesia telah berubah dari waktu ke waktu hari.
berdasarkan kurikulum apa yang digunakan. Materi pembelajaran yang efektif sangat
Kurikulum dapat berubah sekali dalam lima dibutuhkan untuk memecahkan masalah
tahun atau sekali dalam sepuluh tahun. mengajar. Sayangnya, materi yang tersedia
Sekarang kita menggunakan kurikulum 2013. kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan
Sebagaimana dinyatakan dalam memotivasi siswa untuk belajar.
kurikulum berbasis sekolah (2006: 36) tujuan Bagaimanapun, banyak guru yang masih
pengajaran bahasa Inggris adalah untuk tergantung pada materi dari buku ajar ataupun
mengembangkan kompetensi siswa dalam LKS.
komunikasi lisan dan tulisan, untuk mencapai Guru butuh untuk mengembangkan
tingkat literasi dimana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang tidak hanya
pentingnya bahasa Inggris, pemahaman meningkatkan kemampuan bahasa inggris
mereka tentang hubungan antara budaya dan siswa tetapi juga meningkatkan motivasi
bahasa. Ada empat keterampilan yang harus siswa dalam belajar bahasa inggris khususnya
didukung oleh komponen bahasa Inggris keterampilan menulis.
seperti tatabahasa, kosa kata, kelancaran, isi Metode
dan ejaan. Keempat keterampilan tersebut Penelitian ini merupakan penelitian
adalah mendengarkan (listening), berbicara pengembangan yang bertujuan untuk
(speaking), membaca(reading), dan menulis mengembangkan media interaktif untuk
(writing). Guru harus mengajarkan keempat pembelajaran menulis teks descriptive untuk
keterampilan tersebut sehingga siswa dapat siswa kelas VII. Dalam pengembangan media
menguasai keempat keterampilan bahasa. ini menggunakan 6 cycles dari Borg and Gall
Keterampilan menulis (writing skill) (1983: 775), yaitu: (1) Need Analysis, (2)
lebih kompleks dan sulit untuk diajarkan, Pengembangan produk awal, (3) validasi ahli,
dipahami, dan tidak hanya tata bahasa dan (4) Revisi pertama, (5) Ujicoba produk, (6)
retorika tetapi juga dalam konsep dan Produk final.
penilaian (Heaton, 1975: 138). Untuk Penelitian ini dilakukan di SMP Islam
mendapatkan informasi, penulis mengadakan Roudlotus Saidiyyah Gunungpati Semarang
wawancara kepada siswa dari beberapa SMP dengan mengambil 1 kelas sebagai kelas
yang berbeda. Dari hasil wawancara, penulis sample. Dalam pengumpulan data, penulis
menemukan bahwa dalam proses belajar melakukan beberapa kegiatan diantaranya;
mengajar, guru hanya menggunakan buku observasi, interview, pengisian angket dan
teks dan media sederhana untuk mengajar test. Untuk menghitung perkembangan
menulis. Kondisi ini membuat siswa sulit kemampuan siswa, maka diambil pre-test dan
untuk memahami materi dan kurang motivasi post-test dimana hasil test sebagia data

168
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

quantitatif dianalisis menggunakan formula: interaktif untuk pengajaran menulis. Hal ini
seharusnya memudahkan guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar. Multimedia
ini harus yang menyenangkan, beragam, dan
menantang. Dengan demikian, tujuan akhir
dari penelitian ini adalah untuk
2. HASIL DAN PEMBAHASAN mengembangkan multimedia interaktif yang
Dalam mengembangkan multimedia dimaksudkan untuk mengajarkan penulisan
interaktif penulisan teks deskriptif, diawali teks deskriptif untuk siswa kelas VII SMP.
dari analisis kebutuhan. Pada dasarnya, tahap Penulis memfokuskan diri pada Adobe
ini dimaksudkan untuk mendapatkan data Flash sebagai media interaktif. Karena
awal dan melihat secara langsung apa yang menggunakan media flash materi bisa terdiri
dibutuhkan guru dan siswa dalam proses dari audio visual, animasi, bahkan game.
belajar mengajar. Dengan melakukan analisis Sehingga, para siswa bisa menggunakannya
kebutuhan, multimedia interaktif dengan mudah dan atraktif. Dalam
dikembangkan berdasarkan situasi dan mengembangkan produk penulis melakukan
kondisi yang dihadapi oleh siswa. beberapa tahapan untuk membuatnya menjadi
Pada tahap awal, penulis menganalisa lebih baik. Tahap pertama adalah
standar kompetensi dan kompetensi dasar pengembangan produk berdasarkan hasil
yang harus dicapai siswa kelas VII SMP. analisis kebutuhan. Tahap selanjutnya adalah
Fungsi sosial dari teks deskriptif adalah untuk validasi ahli. Langkah ini dilakukan untuk
menggambarkan orang, tempat atau benda mendapatkan komentar dan saran dari para
tertentu. Hal itu dianggap sebagai ide yang ahli kurikulum dan media. Penulis berharap
paling familiar bagi kehidupan siswa. Selain dengan melakukan validasi produk akan
itu, para siswa dapat menggambarkan sesuatu sempurna dan cocok untuk siswa dan guru.
yang mereka sukai ataupun mereka tahu. Revisi dilakukan setelah mendapat beberapa
Dengan demikian, teks deskriptif sudah komentar dan saran dari para ahli. Langkah
dikenal oleh para siswa. Selanjutnya, selanjutnya adalah pengujian utama untuk
pengajaran dan pembelajaran penulisan teks mengetahui keefektifan media flash.
deskriptif menuntut interaksi kelas yang Dalam merancang materi berbasis
menarik untuk mendorong siswa multimedia untuk tujuh kelas siswa SMP,
mengembangkan gagasan mereka. perlu dibuat materi dan tugas berdasarkan
Konsekuensinya, guru harus membuat dan standar isi yang terdiri dari Standar
menetapkan media interaktif yang paling Kompetensi, Kompetensi Inti, materi yang
memudahkan siswa untuk memperoleh akan diajarkan, Ketrampilan Bahasa, alokasi
keterampilan menulis. waktu, dan juga silabus sudah ada. Di sisi lain
Untuk mendapatkan informasi lebih, hasil wawancara siswa dan kecenderungan
penulis mengadakan wawancara dan mereka juga sebagai pertimbangan untuk
memberikan kuesioner kepada guru dan siswa mengambil materi, sehingga peneliti
SMP islam Roudatus Saidiyyah Semarang. memutuskan untuk membatasi materi teks
Dapat ditarik bahwa dalam proses belajar deskriptif. Dalam teks deskriptif ada benda
mengajar, guru dan siswa menghadapi yang bisa dideskripsikan; Orang, benda dan
beberapa masalah. Masalah mendasar muncul tempat. Jadi, membuat media efektif dan tidak
dalam proses belajar mengajar adalah siswa terlalu luas sehingga penulis hanya fokus
tidak mendapatkan ide untuk ditulis. Kegiatan pada penggambaran seseorang. Menimbang
penulisan tersedia secara memadai. Selain itu, bahwa materi yang digunakan berdasarkan
guru cenderung menggunakan materi secara kurikulum terbaru, kurikulum 2013, maka
monoton karena strategi pembelajaran penulis juga harus merancang materi
interaktif tidak disediakan. berdasarkan hal tersebut.
Mengingat analisis sebelumnya, penulis Media interaktif terdiri dari teks, gambar,
mencoba menyelesaikan permasalahan animasi dan beberapa permainan. Materi
dengan mengembangkan multimedia media interaktif penulisan deskriptif hampir

169
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

sama dengan buku siswa. Dan akan dibuat diperoleh dengan melakukan evaluasi kepada
dalam bentuk Compact Disk (CD). Produk siswa. Mereka melakukan tes yang berkaitan
validasi dilakukan sebelum menerapkan dengan materi yang diberikan.
media di lapangan. Tujuannya menentukan a. Sudut pandang siswa
relevansi bahan terhadap media, objektif, para Setelah pengujian lapangan selesai,
ahli memvalidasi media materi penulisan semua siswa diminta menjawab kuesioner
deskriptif tentang isi, kosa kata dan struktur, tentang kejelasan akhir dan daya tarik media
latihan, sesuai dengan kurikulum, sesuai flash. Instrumen tersebut bertujuan untuk
dengan kebutuhan siswa, sesuai dengan guru, mengetahui tanggapan siswa.. Berdasarkan
desain dan Visual media. Dalam menvalidasi persepsi siswa, ditemukan bahwa sebagian
produk terdapat tiga validator. Validator besar siswa berpikir bahwa pembelajaran
pertama dan kedua adalah dosen yang menulis deskriptif dengan menggunakan
berkompeten dalam merancang kurikulum media flash memang menarik. Kebanyakan
dan multimedia untuk bahasa Inggris. siswa berpikir bahwa media mudah
Validator ketiga adalah pakar IT. Mereka dimengerti, 9 siswa (47,37%). Sementara itu,
memberikan saran dan komentar dalam 5 siswa (26,32%) menganggapmedia bagus
produk media. Tujuannya adalah untuk untuk memahami materi dengan mudah, dan 4
memberikan penilaian terhadap media siswa (21,05%) menganggapnya memadai
sehingga lebih efektif sebagai media belajar dan hanya siswa (5,26%) yang menganggap
mengajar. materi tersebut tidak mudah dipahami.
Nilai rata-rata dari validasi ahli "welcome Mengenai pendapat bahwa media flash yang
to planet namex” adalah 3,3 untuk subjek, menarik, ada 14 siswa (73,68%) menganggap
3.2 untuk kosa kata dan struktur, 3,6 untuk media sangat menarik dan 4 siswa (21,05%)
latihan, 3.3 untuk tuntutan kurikulum, 3.4 menganggap media flash itu bagus dan hanya
untuk tuntutan kepada siswa, 3.1 untuk seorang siswa (5,26%) yang dianggap cukup
tuntutan terhadap Guru, 3.5 untuk disain dan menarik. Sehubungan dengan pendapat bahwa
3.4 untuk visual media. Kritik dan saran dari arahannya mudah dimengerti, seorang siswa
para ahli digunakan untuk membuat beberapa menganggapnya sangat mudah dan sisanya
revisi terhadap produk. Setelah mendapatkan dianggap mudah dimengerti.
validasi dari para pakar dan melakukan revisi Merujuk pada latihan, terdapat 3 siswa
terhadap produk tersebut, penulis melakukan (15,79%) menganggap latihan sangat mudah,
try out dua kali dalam seminggu. Setiap 10 siswa (52,63%) merasa mudah
pertemuan berlangsung selama dua jam (2 x mengerjakannya, 3 siswa (15,79%)
40 menit). Percobaan dilakukan pada tanggal menganggap cukup dan 3 siswa berpikir
10 - 11 Juni 2014. Hal ini dilakukan untuk bahwa latihannya tidak mudah. melakukan.
mengetahui apakah media tersebut efektif Menimbang apakah pembinaan secara tertulis
atau tidak. Penulis melakukan pengujian membantu siswa menulis teks deskriptif
lapangan di SMP Islam Raudotus Saidiyyah sederhana, 3 siswa (15,79%) menganggap
Semarang. Subjek yang dicoba adalah tujuh B mereka sangat terbantu, 13 siswa (68,42%)
Raudotus Saidiyyah Semarang pada tahun menganggap sangat membantu dan 3 siswa
akademik 2013/2014. Selama diujicobakan, (15,79%) menganggap cukup memadai.
penulis mengamati proses belajar mengajar. Selain itu, ada 9 siswa (47,37%) yang
Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah menganggap media flash sangat membantu
media itu praktis dan efektif untuk mereka dalam memahami materi teks
mengajarkan teks deskriptif kelas VII SMP. deskriptif. Ada 8 siswa (42,11%) menganggap
Data yang diperoleh dari hasil try out media Falsh sangat membantu dan hanya 2
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu, sudut siswa (10,53%) yang mengatakan bahwa
pandang siswa, pendapat guru, dan dari hasil media flash cukup membantu mereka dalam
test siswa. Para siswa memberikan tanggapan memahami materi. Sementara itu, asumsi
media dengan menjawab kuesioner dan bahwa media flash menarik atau tidak 11
pendapat guru juga dengan mengajukan siswa (57,89%) menganggap media sangat
kuesioner. Dan hasil akhir dari hasil test siswa menarik dan 7 siswa (36,84%)

170
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

menganggapnya menarik dan hanya siswa sebagai media pembelajaran dalam proses
(5,26%) yang menganggap cukup menarik. belajar mengajar di masa depan.
b. Pendapat Guru Hasil penelitian menemukan bahwa hasil
Setelah ujicoba media flash dilakukan, pre-test, Mean 57,31, mediannya 56, dan
guru bahasa Inggris tersebut diberi kuesioner. standar deviasi 9,49. Di sisi lain, hasil post-
Guru menilai materi mudah dipahami, mudah test rata-rata 87,79. Mediannya 88 dan standar
disampaikan dalam proses belajar mengajar deviasi 84. Berdasarkan hasil penghitungan
dan juga mudah dalam menyiapkan media. data di atas, peneliti membandingkan hasil
Guru juga berpikir bahwa media flash pre-test dan post-test dengan menggunakan
sangatmenarik dan interaktif. Menggunakan independent sample t-test. Hasil standar
tema yang bagus dan animasi yang unik bisa deviasi (SD) pre-test 9.49 dan standar deviasi
membuat para siswa lebih memperhatikan (SD) pasca tes 9,72. Hasil uji t terhadap pre-
media. Tingkat kesulitan materi cocok untuk test dan post test 2,88 dan nilai t 2,093. Bila t-
siswa. Guru menilai media flash membantu test <dari t-value berarti signifikan. Dapat
siswa memahami materi. disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
c. Hasil Test Siswa signifikan antara pre-test dan post-test,
Nilai hasil posttest siswa dikumpulkan sehingga media flash efektif dalam
setelah ujicoba media flash. Tujuannya adalah pengajaran menulis teks deskriptif dan dapat
untuk mengetahui apakah media flash efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar di
untuk mengajarkan teks deskriptif atau tidak. SMP Roudhotus Saidiyyah Semarang
Tapi, sebelum posttest para siswa diberi 3. KESIMPULAN
pretest untuk memastikan skor posttest Proses belajar mengajar konvensional
benar-benar hasil dari penggunaan media yang hampir selalu dilaksanakan di kelas
flash bukan karena faktor lainnya. tujuh kelas Raudotus Saidiyyah membuat para
Dalam menghitung nilai pretest dan siswa merasa bosan dan tidak mengerti dalam
posttest siswa harus sesuai dengan peraturan belajar bahasa Inggris. Hanya media
sekolah SMP Islam Raudlotus Saidiyyah. sederhana yang digunakan oleh guru untuk
Tingkat kelulusan minimum keterampilan mendukung proses pembelajaran tidak cukup
menulis adalah 60. Ini berarti seorang siswa untuk meningkatkan perhatian dan motivasi
dianggap telah mencapai penguasaan siswa. Siswa membutuhkan media interaktif
pembelajaran individu jika dia menguasai untuk belajar bahasa Inggris, terutama dalam
60% materi. pembelajaran menulis teks.
Selain itu, penguasaan pembelajaran Berdasarkan pendapat siswa pada tahap
kelas juga harus dipertimbangkan. Hal ini awal penelitian, mereka mengklaim bahwa
disetujui oleh guru jika 80% siswa sudah menikmati proses pembelajaran dengan
mendapatkan nilai kelulusan minimum, menggunakan beberapa jenis media serta
materi dianggap sesuai untuk siswa dalam hal media interaktif. Para siswa membutuhkan
tingkat kesulitan dan penguasaan penguatan, bimbingan dan juga model untuk
pembelajaran tercapai. Namun, siswa yang belajar bahasa Inggris. Dapat disimpulkan
belum mencapai nilai kelulusan minimum bahwa guru harus memberikan pembelajaran
harus mengikuti tes perbaikan. yang menarik di kelas. Dengan demikian,
Untuk mengukur efektivitas ini, peneliti penulis mengembangkan medai interaktif
menerapkan desain pra eksperimental dan melalui Adope Flash untuk pengajaran
post-test. Yang pertama siswa diberi pre-test penulisan teks deskriptif. Dengan
sebelum diberikan treatment dan juga menilai menggunakan media Flash untuk pengajaran
mereka setelah diberikan treatment. Hasil pre bahasa Inggris, diharapkan siswa tertarik dan
dan posttest dihitung dengan formula tertentu. lebih memperhatikan proses belajar mengajar.
Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil Dalam mengembangkan media Flash,
efektifitas setelah dan sebelum pengobatan. penulis melakukan melalui enam tahap: (1)
Jika hasil kedua atau posttest berbeda secara Analisis Kebutuhan, dilakukan untuk
signifikan dan berpengaruh, berarti produk mengidentifikasi ketrampilan, prosedur, dan
tersebut sangat efektif dan dapat digunakan tugas belajar yang spesifik agar materi yang

171
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Hasil standar deviasi (SD) pre-test adalah
siswa dan sesui dnegan tingkat kesulitan 9.49 dan standar deviasi (SD) pasca tes adalah
siswa. Hal itu dilakukan dengan 9,72. Hasil uji t terhadap pre-test dan post test
mewawancarai guru, memberi kuesioner adalah 2,88 dan nilai t adalah 2,093. Bila t-
kepada siswa, mengidentifikasi guru dan test <dari t-value berarti signifikan. Dapat
kebutuhan siswa dalam belajar menulis disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
menulis teks deskriptif, memilih kompetensi signifikan antara pre-test dan post-test,
inti dan kompetensi standar yang terkait sehingga media flash efektif dalam
dengan materi teks deskriptif untuk kelas pengajaran menulis teks deskriptif dan dapat
tujuh SMP SMA. (2) perancangan produk, diterapkan dalam proses belajar mengajar di
dalam merancang produk penulis SMP Roudhotus Saidiyyah Semarang.
memperhatikan tingkat siswa untuk memilih
tema dan juga isi materi untuk meningkatkan 4. DAFTAR PUSTAKA
motivasi belajar siswa dalam belajar bahasa Arkun, S. and Akkoyunlu, B. 2008.A study on
Inggris. Penulis juga dibantu oleh pakar IT the Development process of Multimedia
untuk membuat media menjadi lebih baik. (3) Learning environment according to
Uji pendahuluan, setelah media Flash ADDIE Model and Student’s Opitins of
dikembangkan, media divalidasi oleh ahli the Multimedia Learning Environment.
pakar material dan multimedia. Tes ujicoba http://www.ub.edu/mutimedia/iem/iejour
dilakukan untuk mendapatkan beberapa saran nal@greav.net
berharga yang berkaitan dengan keefektifan Borg and Gall (1983).Educational
media Flash. (4) Revisi Produk, setelah Research.An Introduction. New York:
produk dinilai dan dievaluasi oleh para ahli, Longman.
produk harus direvisi kembali berdasarkan Broadman, L. A. and F Jia. 2002. Writing to
hasil ujicoba. (5) Uji Lapangan Utama, dan communicate paragraphs and essay.
(6) Produk Akhir. Second edition, New York: Longman
Berdasarkan hasil validasi para ahli Brown, D. (2004). Language Assessment:
menunjukkan bahwa,rata-rata 3,3 untuk Principle and Classroom Practices.
subjek, 3.2 untuk kosa kata dan struktur, 3,6 White Plans, Ny: Pearson Education.
untuk latihan, 3.3 untuk kesesuaian dengan Brown, D. (2001). Teaching by Principles, An
kurikulum, 3.4 untuk suitablity kepada siswa, Interactive Approach to Language
3.1 untuk suitablity kepada guru, 3.5 untuk Pedagogy. New Jersey; Prentice Hall
desain media dan 3.4 untuk visual media. Regents.
Berdasarkan hasil tersebut jelaslah bahwa Castelani and Jeffs. (2001). Theoritical
media Flash sejalan dengan tujuan penelitian reading and writing strategies using
dan tidak ada validasi ahli yang dinilai bahwa technology. Teaching Exception
Flash tidak cukup memadai. kritik dan saran Children, Vol. 33, No. 5, pp. 60 – 76.
dari para ahli digunakan untuk membuat Retrieved from:
beberapa revisi terhadap produk agar lebih http://cte.jhu.edu/TeachingExceptionalCh
baik. ildren-JC.pdf. On 16th May 2014.
Berdasarkan hasil pengujian utama media Celse-Murcia, Marriance, 2001.Teaching
flash, ditemukan bahwa media flash dapat English as a second or Foreign
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar Language, USA: Heinle&Heinle Print.
bahasa Inggris. Hasil tes menunjukkan Cohen. L, Monion L. & Morrison K
perkembangan setelah mengaplikasikan (2007).Research Method in Education.
media ini. Selain itu, uji keefektifan dengan New York: Madison Avenue.
menggunakan pre-test dan post-test design Depdikbud. 1994.
ditemukan ada perbedaan signifikan antara KurikulumPendidikanDasar, Garis-
hasil pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil GarisBesar Program Pengajaran.
penghitungan data, peneliti membandingkan Jakarta:
hasil pre-test dan post-test dengan DepdikbudDirjenPendidikanDasar.
menggunakan independent sample t-test.

172
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

Depdiknas. 2004. Mirshra, S. & Sharma, R. C. (2004).


PedomanPenilaianBukuPelajaranBahasa Interactive Multimedia in Education and
Inggris SMP dan SMA. Jakarta: Training. Indira Gandhi National Open
PusatPerbukuanDepdiknas. University; India Idea Group publishing.
Dewi, R. (2011). Developing Interactive Retrieved on:
Multimedia of the contextual Vocabulary http://www.tojde.anadolu.edu.com. Htm
for the third grade students of elementary on 17th May 2014.
school.Unpublished S2 Thesis of Morrison, T., Ross, S., & Kemp, J. (2001).
Semarang State University. Designing effective instruction (3rded).
Feez, Susan and Joyce, Helen.(2002). Text- New York, NY: John Wiley & Sons.
Based Syllabus Design. Sydney: Munadi, Yuhdi. (2008). Media
Macquarie University. Pembelajaran.SebuahPendekatanBaru.
Harmer, Jeremy, (2001).ThePractice of Jakarta: GaungPersada Press.
English Language Teaching, 3rd Edition, Neo, Mai and Neo, Ken. T. K. (2001).
pg. 79-80, Essax: Pearson Education Ltd. Innovative Teaching: Using Multimedia
Hayland, K. (2007). Genre and second in A Problem-Based Learning
language Writing. London: Longman Environment.Educational Technology &
Harris, David, P. 1969. Teaching English as society 4 (4) 2001.Retrieved from
Second Language. New York: McGraw http://www.ifets.info/journals/4_4/neo.ht
hill Book Company. ml. (Accessed on 13/03/2014)
Heaton, J, b. 1975. Writing English Language New South Wales department of Education
Test. London: Longman Group Ltd. Training. (2007). Writing and Spelling
Hornby, A. S. 1995. Oxford Advance strategies; Assisting Students Who have
Learners’ Dictionary, London: Oxford Additional Learning Support Needs.
progressive Press. Retrieved on
Kasihani K. E. Suyanto. (2007). English for http://www.schools.nsw.edu.au. Htm on
young learners. Jakarta: BumiAksara. 18th may 2014.
Keraf, G. (2000). EksposisidanDescripsi. Nuna, David. (1992). Syllabus Design. UK:
Jakarta: Gramedia. oxford University Press.
Kreidlercalor J. 1965.Visual Aids for Nusir, et al (2011). Designing an Interactive
Teaching to Speakers of Other Language. Multimedia Learning System for the
Washington DC: Center for Applied Children of Primary schools in Jordan.
Linguistic. IEEE Global Engineering Education
Komachali, M. E. and Khodareza, M. Conference (EDUCON). Retrieved on:
(2012).The Effect of Using Vocabulary http://www.edu.gov.on.ea. Htm on 18th
Flash Card on Iranian Pre-University May 2014
Students’ Vocabulary Ramlan. 1992. Instruction to linguistic
Knowledge.International education analysis. Semarang: IKIP Semarang
Studies. Press
Loan, PhanThi and VoThiBichThuy (2011). school based curriculum (2006:36)
Applying the software macromedia flash Schotz, Wolfgang & Horz, H. (2010).
to Teaching and learning how to do the Multimedia; How to combine language
Biological and Visuals. Retrieved on;
experiments.UbonRatchthaniRajabathuni http://langaugeatwork.eu/_/LAW%20Mul
versity. Thailand. timedia-How_to_combine. Htm on 18th
Martin, et. Al. 2004.Exploring American May 2014.
English: writing skill for classroom and Suryana, Nike. (2000). Teaching Writing by
career. Mac Millan: New York. Using Everybody Write at Junior High
Meyer, A. 2005.Gateway to academic School. Retrieved on 26 Dec 2013.
writing: effective sentence, paragraph The international Reading Association.
and essays. New York: Pearson (2000). Making a difference means
Education. Inc. making it different: Honoring children’s

173
Jurnal PPKM II (2017) 167 - 174 ISSN: 2354-869X

right to excellent reading instruction Wibowo, S. Andika. C.A. (2011). Developing


(Position Statement). Newark, DE: A self-instruction, Interactive Multimedia
Author. CD-Rom to improve the Teacher’s Ability
Tomlinson.(2007). Material Development in in Asking Questions in English.
Language Teaching.Cambridge Unpublished S2 Thesis Of Semarang
University Press. New York. State University.

174

Anda mungkin juga menyukai