Anda di halaman 1dari 10

Dental Manajemen untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Lama kehamilan rata-rata terhitung mulai hari pertama menstruasi terakhir


untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu. Sudah menjadi hal
yang lazim untuk membagi kehamilan dalam tiga bagian yang sama atau trimester
atau masing- masing 13 minggu atau 3 bulan kalender.
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalam tubuli,
seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi dan endokrin. Kadang-
kadang disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku.

Pada trimester pertama, wanita hamil biasanya merasa lesu, mual dan kadang-
kadang mengalami muntah-muntah. Selama trimester kedua pembesaran perut mulai
terlihat dari gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu. Rasa lesu,mual dan
muntah-muntah biasanya menghilang. Akhir trimester ini detak jantung janin dapat
didengar dengan menggunakan stetoskop. Selain itu, pada trimester ini merupakan
saat terjadinya perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi rongga mulut. Pada
trimester ketiga, pembesaran perut, pergerakan janin dan detak jantung janin
menjadi lebih jelas.

Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya


volume darah sekitar 30% dan kardiac output sekitar 20 -40%. Terjadi sedikit
penurunan tekanan darah dengan kemungkinan terjadinya kehilangan kesadaran dan
postural hipotension pada trimester pertama. Pada akhir kehamilan 1.0% wanita hamil
mengalami syndrom supine hypotension yang diakibatkan karena janin menekan vena
cava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung pada waktu posisi terlentang.
Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran.
Perkembangan janin selama tiga bulan pertama dari kehamilan merupakan
suatu proses yang kompleks dari organogenesis. Pada masa ini semua sistem utama
organ terbentuk dan janin sangat sensitif terhadap injuri. Pada trimester ini
pemberian obat dan , radiograph harus dipertimbangkan dan sebaiknya konsultasi ke
dokter ahli untuk menghindari terjadinya kecacatan. Trimester kedua dan ketiga
adalah untuk pertumbuhan selanjutnya dan kematangan janin, tetapi masih dapat
dipengaruhi oleh obat-obatan seperti tetrasiklin.

PRINSIP PENGELOLAAN

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya resiko fatal pada perawatan gigi


dan mulut pada masa kehamilan, dalam melaksanakan pengelolaan dokter gigi harus
berpegang teguh pada prinsip kerja rutin dengan melaksanakan prosedur diagnosa
yang sistematis melalui pemeriksaan yang lengkap.

Dokter gigi harus menyadari bahwa pasien yang dihadapi bukanlah pasien yang
selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu ada kalanya dokter gigi
harus menunda perawatan gigi dari mulut terutama pada trimester pertama dan di
akhir trimester ketiga. Hal ini berhubungan dengan keadaan medis dari ibu hamil.
PROSEDUR PERAWATAN GIGI DAN MULUT

Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan, dokter gigi
harus berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi ibu hamil dari calon
bayi yang sedang berkembang, khususnya pada trimester pertama. Adakalanya dokter
gigi menghindari perawatan gigi dan mulut pada trimester pertama dengan
berdasarkan pertimbangan riwayat medis pasien, misalnya pada pasien yang
mengalami rasa lesu, pusing, mual dari muntah-muntah. Waktu perawatan yang
terbaik adalah pada trimester kedua.
Pada umumnya perawatan yang dilakukan terhadap pasien hamil dibatasi pada
prosedur-prosedur operative yang sederhana, seperti penambalan karies gigi,
pencabutan gigi yang tidak menimbulkan komplikasi dari tindakan skeling/root
planing. Perawatan terutama ditujukan untuk mengontrol penyakit yang sedang
terjadi dan menyingkirkan faktor-faktor yang dapat memperburuk keadaan rongga
mulut pada akhir kehamilan dan setelah melahirkan.
Prosedur endodontik standart dapat dilakukan selama masa kehamilan,
dilakukan dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan yang
dapat menimbulkan stress bagi pasien. Prosedur-prosedur yang dapat menimbulkan
stress atau yang melelahkan bagi pasien, seperti pengambilan gigi terpendam
sebaiknya dihindari atau ditunda dulu.

Prenancy tumor apabila menimbulkan gangguan,perdarahan yang berlebihan,


dokter gigi dapat melakukan perawatan dengan pembedahan pada masa kehamilan.
Perawatan yang dilakukan yaitu dengan melakukan eksisi, kauterisasi atau
gingivektomi di bawah anestesi lokal.

Radiografi gigi
Penggunaan radiograph sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama
dari kehamilan. Pada saat ini perkembangan janin sangat peka terhadap radiasi. Bila
wanita hamil terkena radiasi akan mengakibatkan keguguran, perubahan bentuk atau
kelainan pertumbuhan pada janin dan kematian pada janin yang sedang dikandung.
Apabila radiograph diperlukan sekali, terutama untuk membantu menegakkan
diagnosa yang tepat, pada pasien hamil harus diberikan pengamanan untuk
menghindari terjadinya pengaruh negatif radiasi pada janin. Baju timah atau apron
dapat digunakan sebagai perlindungan yang adekuat.

Pemakaian obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. Seperti kita ketahui, dalam kedokteran gigi obat-obatan berfungsi
untuk menyempurnakan hasil perawatan gigi yang dilakukan. Tetapi pada pasien
hamil sebaiknya pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama pada
trimester pertama. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
pengaruh teratogenik obat pada janin. Penganuh teratogenik yaitu terjadinya
gangguan pertumbuhan janin, merupakan kejadian yang sungguh penting karena dapat
menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran dan cacat bawaan yang
sementara ataupun menetap. Faktor penentu terjadinya pengaruh teratogenik pada
penggunaan obat bagi wanita hamil yaitu status fisiologi ibu, status patologi ibu, usia
kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui plasenta, dosis dan
lama terapi obat dan daya teratogenik obat.
Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum
menunjukkan pengaruh yang buruk pada janin. Tetapi ada obat-obatan yang dengan
cepat dapat melalui plasenta, dan setiap dokter gigi harus sadar akan kemungkinan
pengaruh negatif yang mengenai janin.

Program Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut


Keperluan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan
untuk diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau pendarahan dan pembengkakan gusi
atau gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama
pada waktu makan.
Untuk mencegah timbulnya ganguan di rongga mulut selama masa kehamilan,
perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol
plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva akibat iritasi lokal,
gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa
kehamilan.

Ada beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa
kehamilan, yaitu :
1. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segera bersihkan mulut
dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi.
2. Mengatur pola makanan dan menghindari makanan yang bersifat kariogenik.

3. Menyikat gigi secara teratur.


4. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi
pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.
Manifestasi Kehamilan pada Rongga Mulut

Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di


rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi oleh
perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi lokal
dalam rongga mulut.

1. Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis).


Istilah gingivitis kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis
peradangan gingiva yang terjadi pada kebanyakan wanita hamil. Keadaan ini
terjadi kira-kira 5 -25 % dari wanita hamil. Perubahan gingiva ini biasanya mulai
terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan
kedelapan. Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon sex wanita
dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon yang berlebihan
terhadap faktor iritasi lokal. Dalam hal ini faktor iritasi lokal dapat berupa
rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa makanan, maupun berupa
rangsang keras seperti kalkulus, tepi restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan
permukaan akar yang kasar. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah
menjadi penyebab langsung dari Tingivitas kehamilan, tetapi juga tergantung
pada tingkat kebiasaan kebersihan mulut pasien.

Kenaikan jumlah estrogen dan progesteron pada masa kehamilan


mempengaruhi rongga mulut (gingiva) yang secara mikroskopis terlihat adanya
peningkatan proliferasi kapiler, dilatasi pembuluh darah, kenaikan
permiabilitas vaskular, edema, infiltrasi , lekosit, degenerasi jaringan ikat
sekitar serta proliferaso dan degenerasi sel-sel epitelitum.
Secara klinis, gingivitis kehamilan ditandai dengan warna merah pada
tepi gingiva dan papilla interdental. Pada waktu yang sama, ginggiva
membesar, disertai pembengkakan yang terutama memyerang papilla
interdental . Gingiva memperlihatkan kecenderungan yang meningkat terhadap
pendarahan terutama pada saat menyikat gigi. Kadang-kadang penderita
mengalami sedikit rasa sakit. Jika sedang hamil, gigi dan gusi seringkali terasa
sakit. Gusi mudah berdarah di beberapa tempat dan bentuknya berbenjol-
benjol. Demikian keluhan ibu hamil ketika mengunjungi dokter gigi. Pada saat
ini ibu hamil betul-betul harus menjaga kondisi kesehatan dengan baik,
mengonsumsi berbagai jenis makanan dan vitamin demi kesehatan ibu dan
bayinya. Kehamilan adalah suatu proses fisiologis yang dapat menimbulkan
perubahan-perubahan pada tubuh wanita, baik fisik maupun psikis.
Keadaan ini disebabkan adanya perubahan hormon estrogen dan
progesteron. Saat kehamilan disertai berbagai keluhan lain seperti ngidam,
mual, muntah termasuk keluhan sakit gigi dan mulut. Kondisi gigi dan mulut ibu
hamil seringkali ditandai dengan adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah
karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Bentuk
iritasi lokal ini berupa karang gigi, gigi berlubang, susunan gigi tidak rata atau
adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Hal ini sangat berbeda dengan
keadaan ibu pada saat tidak hamil.
Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama
sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal
yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya
lebih besar terhadap proses inflamasi/peradangan. Pembesaran gusi akan
mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah
melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil.
Pembesaran gusi ini dapat mengenai/menyerang pada semua tempat
atau beberapa tempat (single/multiple) bentuk membulat, permukaan licin
mengilat, berwarna merah menyala, konsistensi lunak, mudah berdarah bila
kena sentuhan.

Pembesaran gusi ini di dunia kedokteran gigi disebut gingivitis


gravidarum/pregnancy gravidarum/hyperplasia gravidarum sering muncul pada
trisemester pertama kehamilan. Keadaan di atas tidaklah harus sama bagi
setiap ibu hamil.

Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat dibagi


2 bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder.

1. Penyebab primer
Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa
kehamilan sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan
hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan
pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang
telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi
tiruan yang kurang baik.
Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah,
perasaan takut ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan gusi atau ibu
terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan
ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk
keadaan.
2. Penyebab sekunder

Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan


keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan
progesteron. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada
masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, di antaranya
pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah
sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami
perdarahan.
Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama
kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan
klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi
wanita yang tidak hamil, di antaranya:
a. Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah
terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
b. Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi
dan pinggiran gusi terlihat membulat.
c. Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan
mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak,
dan lentur.
d. Risiko perdarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran
darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko perdarahan gusi.
e. Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara
lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah
jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur
tersebut.
Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi dalam
4 tahap, yaitu:
1. Tahap jaringan lunak, iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya
gingivitis. Oleh karena itu, tujuan dari penanggulangan gingivitis selama
kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti
plak, kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan
yang kurng baik.

2. Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut
seperti pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan,
dll.
3. Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil
secara menyeluruh, melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama
kehamilan. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan
perawatan yang akan dilakukan.
4. Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya
penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah
pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan pemeriksaan secara periodik
kesehatan jaringan periodontal.
Sebagai tindakan pencegahan agar gingivitis selama masa kehamilan
tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan kebersihan mulut di rumah
atau pemeriksaan secara berkala oleh dokter gigi sehingga semua iritasi lokal
selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat
mungkin.

2. Tumor kehamilan (pregnancy tumor).


Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan pertumbuhan
pada gingiva yang seperti tumor. Istilah yang digunakan untuk keadaan ini
adalah pregnancy tumor atau tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun
granuloma kehamilan.
Tumor kehamilan biasanya berkembang di sekitar daerah papilla
interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal, seperti tepi
restorasi yang tidak baik, tepi dari gigi yang mengalami karies atau pada paket
periodontal. Tampilan klinis terlihat warna gingiva merah keunguan sampai
merah kebiruan. Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama disisi
vestibtuar pada daerah anterior dan dapat membesar sampai menutupi
mahkota gigi. Tumor kehamilan mudah berdarah terutama apabila terkena
injuri.

3. Karies Gigi
Kehamilan tidaklah langsung menyebabkan karies gigi. Meningkatnya
karies gigi atau menjadi lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada
rnasa kehamilan lebih disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi
dan kebersihan mulut yang kurang.
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies yang
sudah ada pada wanita hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika
dibandingkan dengan yang tidak hamil. Kemudian waktu hamil biasanya sering
memakan-makanan kecil yang banyak mengandung gula. Adanya rasa mual dan
muntah membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya,
akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan adanya asam dari
mulut karena mual atau muntah tadi dapat mempercepat proses terjadinya
karies gigi.

Kesehatan mulut dan gigi ibu hamil sebaiknya mendapat perhatian yang serius,
bahkan sejak sebelum menikah. Hal ini mengingat dampak yang ditimbulkan dapat
berpengaruh terhadap kehamilan.
Salah satu kepedulian tentang kesehatan gigi ibu hamil adalah dengan
menyebarluaskan informasi bagaimana merawat gigi dengan benar sejak sebelum
hamil dan saat kehamilan. Perawatan kesehatan gigi yang benar akan membantu
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar
Depkes 2007 menunjukkan 72,1 persen penduduk Indonesia mengalami karies pada
gigi. Penduduk yang mengalami gangguan kesehatan gigi ini tentu saja termasuk ibu
hamil dan wanita usia subur.
Mengapa kesehatan gigi dan mulut penting bagi ibu hamil ?

1. Selama kehamilan ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi. Bila ibu hamil mengalami
gangguan pada mulut dan gigi maka kebutuhan pemenuhan makanan tersebut akan terganggu.
Terutama bila ibu hamil mengalami karies atau gigi keropos dan berlubang ibu tidak dapat
mengunyah makanan dengan baik, akibatnya gizi janin kurang dan bayi mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan.
2. Ibu hamil mengalami perubahan hormon baik itu progesteron maupun estrogen. Dampak dari
perubahan hormon kehamilan itu dapat mempengaruhi  kesehatan mulut dan gigi, contoh ibu hamil 
trimester pertama sering muntah dan kelebihan air liur, rasanya ingin meludah terus menerus. Bila
tidak rajin kumur dan menggosok gigi maka kuman dan bakteri penyakit mudah tumbuh, bau mulut
(halitosis) dan jamur atau sariawan pada rongga mulut.

3. Peningkatan risiko terjadinya pembengkakan gusi maupun perdarahan pada gusi. Hal ini karena
terjadi pelunakan dari jaringan daerah gusi akibat peningkatan hormon. kadang timbul benjolan-
benjolan berwarna bengkak kemerahan pada gusi, dan gusi mudah berdarah

4. Terganggu kenyamanan dan kurang istirahat akibat sering sakit gigi dan ngilu. Pada saat hamil
kondisi gigi yang mengalami caries akan bertambah parah akibat penyerapan kalsium dari tubuh ibu
hamil yang dibutuhkan bayi untuk proses pertumbuhan.

5. Ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan merangsang keluarnya hormon
prostaglandin. Hormon bersifat merangsang timbulnya kontraksi pada rahim. Bila terus menerus
rahim berkontraksi maka kelahiran prematur bahkan keguguran dapat terjadi.

6. Infeksi pada gigi ibu hamil dapat menginfeksi janin dalam kandungan. Menurut hasil penelitian
yang dimuat Journal Of Obstetrics Gynecology, Yiping Han peneliti dari Case Western Reserve
University tahun 2010, melaporkan ibu yang gusinya terinfeksi dapat menularkan infeksi pada janin
melalui  peredaran darah plasenta. Pada kasus yang diteliti ini terbukti kuman Fusobacterium
nucleatum yang menginfeksi gusi ibu ditemukan dalam tubuh janin dan  mengakibatkan keguguran.
Sementara itu North Carolina menemukan fakta bahwa Bakteri Streptococcus mutans yang
merupakan penyebab gigi berlubang dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, dan
selanjutnya dapat mencapai jantung dan menyebabkan gangguan pada jantung ibu hamil. (kutipan,
Intisari 2010)

Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi? Sebelum
hamil :

1.  Lakukan penyikatan gigi secara benar dan gerakan sikat melingkar dengan hati hati di sela – sela
gigi. Sikat gigi arah atas ke bawah dan sebaliknya arah bawah ke atas.

2.  Menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi yang sesuai dua kali sehari dan malam menjelang
tidur

3.  Hindari makanan terlalu panas,dingin dan asam, ngemil dan menggigit makanan yang terlalu
keras.

4.  Hindari kebiasaan menusuk lubang pada gigi, terlebih dengan alat yang tidak bersih. Bila
terdapat lubang, lakukan perawatan gigi ke dokter.

5.  Bila menggunakan gigi palsu yang bisa dilepas lakukan perawatan dengan disikat bersih dan di
rendam dengan cairan obat kumur agar tidak tumbuh jamur atau bakteri

6.  Bersihkan plak atau karang gigi secara teratur ke dokter gigi. Enam bulan sebelum menikah cek
kesehatan gigi dan mulut ke dokter

7.  Hindari kebiasaan merokok, karena racun nikotin merusak lapisan gigi
TIPS merawat gigi pada ibu hamil :

1.  Gunakan sikat gigi yang lembut dan ukuran yang sesuai.

2.  Pada waktu ibu hamil muntah  atau sering mengeluarkan air liur jangan lupa untuk  berkumur,
bisa dengan air hangat yang dibubuhi garam. Kumur dengan air hangat juga bermanfaat  untuk
membersihkan sisa lemak - lemak pada rongga mulut dan sela gigi

3.  Bila perlu pilih pasta gigi yang tidak merangsang terjadinya alergi, terutama untuk gusi yang
sensitif

4.  Lakukan penyikatan gigi secara benar dan gerakan sikat melingkar dengan hati hati di sela – sela
gigi. Sikat gigi arah atas ke bawah dan sebaliknya arah bawah ke atas.

5.  Bila ada gangguan kesehatan pada mulut yang perlu menggunakan obat kumur, sebaiknya
memperhatikan label pada kemasan tentang keterangan kontra indikasi untuk ibu hamil .
Penggunaan obat kumur terutama untuk mengatasi bakteri penyebab bau mulut maupun
membersihkan keasaman pada rongga mulut bagi ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter gigi.
6.  Bila mempunyai gigi palsu lakukan perawatan gigi palsu secara  teratur

7.  Konsumsi buah buahan berserat yang banyak mengandung vitamin C

8.  Penuhi kebutuhan kalsium sesuai dengan anjuran dokter atau bidan, terutama dari sumber zat
makanan alami. Salam hangat semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya wanita usia subur
dan ibu hamil

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Alasan Pentingnya Ibu Hamil Jaga
Kesehatan
Gigi", https://lifestyle.kompas.com/read/2012/10/17/18530081/6.alasan.pentingnya.ibu.hamil.jaga.ke
sehatan.gigi?page=all.

Anda mungkin juga menyukai