Anda di halaman 1dari 21

PERKULIAHAN DARING

PENGANTAR ILMU KEHUTANAN DAN ETIKA LINGKUNGAN


SEMESTER I KELAS E

PERTEMUAN 6
SELASA, 20 OKTOBER 2020
WAKTU 10.00 – 11.40

LANJUTAN MATERI II
SUB MATERI II.2.
SISTEM SILVIKULTUR DALAM
PENGELOLAAN HUTAN

DOSEN PENGAJAR
KELAS I G
Ir. SUDIRMAN MUIN, MMA
II.2. SISTIM SILVIKULTUR DALAM PENGELOAAN HUTAN

A. PENGERTIAN
A.1. SILVIKULTUR
Silvikultur adalah kegiatan pengendalian proses permudaan (penanaman), pertumbuhan,
komposisi, kesehatan dan kualitas suatu hutan untuk mencapai aspek ekologi dan ekonomi
yang diharapkan. Atau Seni mengelola hutan.
A.2. PENGERTIAN SISTEM SILVIKULTUR
Sistem silvikultur merupakan serangkaian kegiatan berencana dalam mengelola hutan yang
meliputi penebangan. peremajaan dan pemeliharaan tegakan hutan guna menjamin
kelestarian fungsi produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan lainya.
ARTINYA
 Sistem silvikultur diterapkan pada pengelolaan kawasan hutan produksi.
 Tujuannya melesterikan sumber dan produksi hasil hutan produksi.
 Untuk melestarikan hutan produksi maka dalam teknik sistem silvikultur dikenal istilah
DAUR dan ROTASI.
A.3. PENGERTIAN DAUR :
Daur adalah Interval waktu (rentang waktu) sejak jenis tersebut ditanam sampai jenis
tersebut masak tebang (umur masak tebang).
ARTINYA :
• Istilah Daur diterapkan untuk sistem silvikultur pada kawasan hutan produksi hutan
tanaman (hutan seumur/tak seumur).
• Daur ditetapkan berdasarkan pengukuran Riap tegakan hutan tanaman.
• Berdasarkan Daur dibuat blok ETAT (RKT) sebanyak Daur.
• Sistem silvikultur yang diterapkan adalah sistem silvikutur THPB (Tebang Habis
dengan Permudaan Buatan), yakni setelah penebangan dilakukan penanaman kembali
dengan campur tangan manusia.
 CONTOH DAUR
 Suatu tegakan Acasia mangium ditanam tahun 2000, hasil pengukuran riap diketahui
riap maksimum sebesar 50 m³/ha/th tercapai selama umur Acasia mengium 10 tahun,
Artinya Daur maksimum Acasia mangium adalah 10 tahun. Kemudian areal efektif
tegakan Acasia mengium tersebut dibagi dalam blok ETAT (Blok RKT) seseuai jumlah
Daur (10 tahun) sebanyak 10 blok ETAT (blok RKT)
 Sehingga tegakan Acasia mangium yang ditanam tahun 2000 bisa ditebang/produksi
pada tahun 2000 + 10 tahun = tahun 2010.

1 2 3 4 5  Blok/Petak 1 tanam 2000, Panen 2010


 Blok/petak 2 tanam 2001, panen 2011
10 9 8 7 6  Dst.

A.4. PENGERTIAN ROTASI


Rotasi (Cutting Cycle) adalah Interval waktu antara pemanenan pertama pada suatu lokasi
(Blok pertama) sampai pemanenan kembali pada lokasi Blok tebangan yang sama (Blok
Tebangan Pertama).
Pengertian Rotasi tidak mengenal umur suatu tegakan
ARTINYA :
• Istilah Rotasi diterapkan untuk sistem silvikultur hutan alam (hutan campuran).
• Untuk menentukan Rotasi dilakukan pengukuran Riap hutan alam tsb, dan berdasarkan
Rotasi dibuat blok ETAT (RKT) sebanyak Rotasi.
CONTOH ROTASI
Suatu areal IUPHHK-HPH seluas 100000 Ha. Luas areal tak efektif 20.000 Hasil
pengukuran riap maksimum diketahui sebesar 120 m³/ha/th dan riap tersebut tercapai
pada pengamatan sebanyak 10 kali dengan interval pengamatan 2 tahun.
ARTINYA
Rotasi tegakan hutan alam tersebut adalah 2 tahun x 10 kali = 20 tahun (R = 20 tahun)
Selanjunya, areal hutan alam seluas 100000 ha tersebut dibagi dalam beberapa blok
(ETAT) yakni 20 blok (sesuai Rotasi), sehingga luas setiap blok (Luas ETAT) = 80000
ha/20 tahun = 4000 ha/th.
MISAL :
Blok 1 mulai ditebang/produksi tahun 2000, dengan Rotasi 20 tahun maka blok 1 dapat
ditebang/produksi kembali tahun 2000 + 20 tahun = tahun 2020

1 2 3 4 5 Mulai tebang tahun 2000


ROTASI
10 9 8 7 6
Tebang kembali tahun 2020
11 12 13 14 15
20 19 18 17 16 Tebang tahun 2019
A.5. PENGERTIAN RIAP
Riap adalah pertambahan diameter, bidang dasar (basal area), tinggi, volume, mutu, atau
nilai suatu pohon atau tegakan selama jangka waktu tertentu.
Dalam kontek sistem silvikultur, maka pengertian Riap terfokus pada pertambahan
diameter, tinggi dan volume suatu pohon atau tegakan selama jangka waktu tertentu.
Riap dapat diketahui dengan melakukan pengukuran pertambahan variabel berikut :
(1) Pertambahan Diameter pohon.
(2) Pertambahan Tinggi pohon
(3) Pertambahan volume pohon/tegakan.
Daur/Rotasi ditentukan dengan mengetahui Riap maksimum tegakan.
Riap maksimum dapat diketahui dengan pengukuran Riap dengan syarat Riap rata-rata
tahunan/Mean Annual Increment (MAI) sama/hampir sama dengan Riap tahunan
berjalan/Curent Annual Increment (CAI).
Volume pohon berdiri dihitung dengan rumus : Vp = (¼ π*D²*T*fb)/10000
Dimana :
Vp : Volume pohon (m³)
D : Diameter pohon (cm) = K/π
T : Tinggi pohon (m)
fb : Angka bentuk, bernilai 0,6 – 0,9
¼ : koefisien konstanta π (phi)
Π : konstanta (3,14).
A.5.1. PENENTUAN RIAP
A.5.1.1. PADA HUTAN TANAMAN
• Perhitungan riap berguna untuk menentukan daur maksimum.
• Riap diperoleh hasil pengamatan/pengukuran volume tegakan pada petak ukur
permanen (PUP) seluas 0,25 ha sebanyak 4 PUP sehingga total luas PUP = 1 hektar.
• Pada hutan tanaman jumlah pohon per hektar ada hubungan dengan jarak tanam pohon
• Rumus jumlah pohon per hektar = L/JT = 10000 m²/JT

 MENGHITUNG VOLUME POHON HUTAN TANAMAN


DIKETAHUI :
• Diamater pohon = 55 cm
• Tinggi pohon bebas cabang = 25 m
• Angka bentuk (fb) ditetapkan 0,7
VOLOME POHON
• Volume pohon = Vp = ¼ π*D²*T*fb = (¼ x 3,14 x (55)² x 25 x 0,7)/10000 = 4,12 m³.
VOLUME POHON PER HEKTAR
Misal jarak tanam 5 m x 4 m.
Jumlah pohon per hektar = 10000/20 = 500 phn/ha
Volume per hektar = 4,12 m3 x 500 phn/ha = 2060 m3/ha.
A.5.2. MENENTUKAN DAUR
CONTOH 1. MENGHITUNG DAUR PADA HUTAN TANAMAN AKASIA
DIKETAHUI :
• Jarak tanam pohon akasia = 5 m x 5 m,
• Jumlah pohon akasia per hektar = L/JT = 10000/25 = 400 pohon/ha.
• Hasil pengukuran riap pada hutan tanaman Akasia sebagai berikut :

Umur Rata-rata Vol/Phn JT 5 x 5 Volume Riap (m³/ha/th)


Keterangan
(th) D (cm) T (m) (m³/phn) ∑phn/ha (m³/ha) MAI CAI
0 2.05 1.2 0.0003 400 0.11 0 0 MAI = V/umur
2 5.56 3.5 0.0059 400 2.38 1 1 CAI = (Vn-Vi)/int
4 9.16 6.5 0.0300 400 11.99 3 5
6 14.50 12.4 0.1433 400 57.30 10 23
8 15.62 14.6 0.1957 400 78.30 10 10 MAI = CAI (Daur)
10 18.75 16.5 0.3188 400 127.50 13 25
12 21.05 17.5 0.4261 400 170.44 14 21

MAI = CAI (Riap 10 m³/ha/th) tercapai pada umur 8 tahun, maka Daur Akasia = 8 tahun
Volume maksimum = volume pada umur Daur = 78,30 m³/ha atau MAI x Daur.
A.5.1.2. PADA HUTAN ALAM
• Perhitungan riap berguna untuk menentukan Rotasi maksimum.
• Riap diperoleh hasil pengamatan/pengukuran volume tegakan pada petak ukur
permanen (PUP) seluas 0,25 ha sebanyak 4 PUP sehingga total luas PUP = 1 hektar.
• Pada hutan alam jumlah pohon per hektar diperoleh hasil inventarisasi tegakan pada
luasan 1 hektar pada PUP.
• Volume tegakan dihitung dengan Rumus Volume tegakan.

 MENGHITUNG VOLUME POHON HUTAN ALAM


DIKETAHUI :
• Diamater pohon = 55 cm
• Tinggi pohon bebas cabang = 25 m
• Angka bentuk (fb) ditetapkan 0,7
• Jumlah pohon / hektar 55 pohon
VOLOME POHON
• Volume pohon = Vp = ¼ π*D²*T*fb = (¼ x 3,14 x (55)² x 25 x 0,7)/10000 = 4,12 m³.
VOLUME POHON PER HEKTAR
Vol/ha = 4.12 m3 x 55 phn/ha = 226,60 m3/ha.
 MENENTUKAN ROTASI
CONTOH . MENGHITUNG ROTASI PADA HUTAN ALAM
DIKETAHUI :
Hasil pengukuran riap pada tegakan hutan alam sebagai berikut
Ukur Rata-rata Vol/Phn Jml Pohon Volume Riap (m³/ha/th)
Keterangan
(th ke D (cm) T (m) (m³/phn) (phn/ha) (m³/ha) MAI CAI
0 25.75 12.52 0.46 50 22.81 0 0 MAI = V/umur
5 45.80 16.45 1.90 50 94.81 19 14 CAI = (Vn-Vi)/int
10 56.15 23.55 4.08 50 204.00 20 22
15 75.75 29.05 9.16 50 457.98 31 51
20 85.55 30.15 12.13 50 606.27 30 30 MAI = CAI (Daur)
25 102.05 32.05 18.34 50 917.05 37 62
30 103.10 32.25 18.84 50 941.86 31 5

MAI = CAI (Riap 30 m³/ha/th) tercapai pada umur tahun ke 20, maka Rotasi = 20 tahun
Volume maksimum = volume pada Rotasi = 606,27 m³/ha atau MAI x Rotasi
A.6. PENGERTIAN ETAT
Etat/Annual Allowable Cut (AAC) adalah jatah tebangan tahunan (JPT) yang diperkenankan
dan disesuaikan dengan rotasi atau daur tebang yang telah ditetapkan. Terdeiri dari :
 Etat luas (Ha/tahun)
 Etat Volume (m³/tahun).
A.6.1. HUBUNGAN ETAT DENGAN DAUR
Penentuan Jumlah Blok Etat dan Luas Etat tergantung dari Daur yang ditetapkan
 Menentukan Jumlah Blok Etat :
Jumlah Blok Etat (BE) = Masa Daur (tahun).
MISAL : Daur 8 tahun, maka Jumlah Blok Etat (BE) = 8 blok.
 Menentukan Luas Etat.
Luas Etat ditentukan berdasarkan luas areal efektif dikelola dengan sistem silvikultur
tertentu.
Rumus Etat Luas (EL) = LE/D dimana
EL : Etat Luas (Ha/th)
LE : Luas areal efektif (Ha) adalah Luas Areal – Luas areal Tidak
efektif produksi.
D : Daur (tahun).
 Areal efektif produksi adalah bagian dari luas areal yang layak dilakukan kegiatan
produksi hasil hutan.
 Areal tidak efektif produksi adalah bagian dari luas areal yang tidak layak untuk
kegiatan prroduksi hasil, akan tetapi perlu dilakukan pembinaan. Seperti kawasan
yang perlu perlindungan, kampung dls
 MISAL :
 Luas areal IUPHHK-HTI = 10.000 Ha
 Hasil Inventarisasi diketahui terdapat areal tidak efektif (KWL) seluas 2000 Ha
 Luas Areal efektif untuk produksi = 10000 Ha – 2000 Ha = 8000 Ha
 ETAT LUAS :
 Misal Daur 10 tahun
 Jumlah blok Etat areal efektif (BE) = 10 blok
 Etat Luas (EL) = LE/D = 8000 Ha/10 tahun = 800 ha/th.
 AREAL TAK EFEKTIF
 Areal tidak efektif produksi Adalah bagian areal tidak efektif produksi harus dilakukan
pembinaan oleh perusahaan yang mengelola areal efektif produksi selama masa daur.
 Jatah kelola areal tak efektif dihitung dengan Rumus : JK = LTE/D,
Dimana :
JK : Jatah kelola areal tak efektih (Ha/th)
LTE : Luas areal tak efektif produksi (Ha)
D : Daur (th)
 Sehingga, JK contoh di atas : JK = 2000 Ha/10 th = 200 Ha/th.
A.6.2. HUBUNGAN ETAT DENGAN ROTASI
Penentuan Jumlah Blok Etat dan Luas Etat tergantung dari rotasi yang ditetapkan
 Menentukan Jumlah Blok Etat :
Jumlah Blok Etat (BE) = Masa Rotasi (tahun).
MISAL : Rotasi 20 tahun, maka Jumlah Blok Etat (BE) = 20 blok.
 Menentukan Luas Etat.
Luas Etat ditentukan berdasarkan luas areal efektif dikelola dengan sistem silvikultur
tertentu.
Rumus Etat Luas (EL) = LE/R dimana
EL : Etat Luas (Ha/th)
LE : Luas areal efektif (Ha) adalah Luas Areal – Luas areal Tidak
efektif produksi.
R : Rotasi (tahun).
 Areal efektif produksi adalah bagian dari luas areal yang layak dilakukan kegiatan
produksi hasil hutan.
 Areal tidak efektif produksi adalah bagian dari luas areal yang tidak layak untuk
kegiatan prroduksi hasil, akan tetapi perlu dilakukan pembinaan. Seperti kawasan
yang perlu perlindungan, kampung dls
 MISAL :
 Luas areal IUPHHK-HPH = 100.000 Ha
 Hasil Inventarisasi diketahui terdapat areal tidak efektif (KWL) seluas 20000 Ha
 Luas Areal efektif untuk produksi = 100000 Ha – 2000 0Ha = 80000 Ha
 ETAT LUAS :
 Misal Rotasi 20 tahun
 Jumlah blok Etat areal efektif (BE) = 20 blok
 Etat Luas (EL) = LE/R = 80000 Ha/20 tahun = 4000 ha/th.
 AREAL TAK EFEKTIF
 Areal tidak efektif produksi Adalah bagian areal tidak efektif produksi harus dilakukan
pembinaan oleh perusahaan yang mengelola areal efektif produksi selama masa rotasi.
 Jatah kelola areal tak efektif dihitung dengan Rumus : JK = LTE/R,
Dimana :
JK : Jatah kelola areal tak efektih (Ha/th)
LTE : Luas areal tak efektif produksi (Ha)
R : Rotasi (th)
 Sehingga, JK contoh di atas : JK = 20000 Ha/20 th = 1000 Ha/th.
B. FUNGSI DAUR DAN ROTASI
B.1. FUNGSI DAUR
Daur berfungsi untuk menetapkan ETAT/AAC (jatah tebang/produksi tahunan) pada
kawasan hutan produksi hutan tanaman.
ETAT/AAC teridiri dari dua jenis sbb :
 ETAT LUAS
Adalah luas tebang/produksi tahunan. Artinya luasan yang boleh ditebang/diproduksi
dalam waktu setiap satu tahun selama masa daur.
RUMUS : EL = LE/D
Keterangan :
EL = Etat Luas (Ha/th)
LE = Luas areal efektif (Luas areal seluruh – Luas areal tak efektif).
D = Daur (tahun).
CONTOH :
Diketahui :
 Luas areal efektif hutan tanaman = 16.000 Ha
 Daur hutan tanaman = 8 tahun
 Volume tegakan per hektar = 78,30 m³/ha.
MAKA :
Etat Luas (EL) = 16.000 Ha/8 th = 2000 ha/th, Artinya setiap tahun boleh diproduksi
pada luasan 2000 ha.
 ETAT PRODUKSI
Adalah Jatah produksi tahunan. Artinya jumlah produksi tegakan yang boleh
ditebang/diproduksi dalam waktu setiap satu tahun selama masa daur.
RUMUS : EP = EL x Vol/Ha x fe
Keterangan :
EP = Etat Produksi (m³/th)
EL = Etat Luas (Ha/th)
Vol/Ha = Volume/Ha (m³/Ha)
fe = faktor ekploitasi nilainya 0,7 – 0,9.
CONTOH :
Diketahui :
 Etat luas = 2000 Ha/th
 Volume tegakan per hektar = 78,30 m³/ha.
MAKA :
Etat produksi (EP) = 2000 ha/th x 78,30 m³/ha x 0,8 = 125.280 m³/th, Artinya setiap
tahun boleh diproduksi pada luasan 2000 ha sebesar 125.280 m³.
B. FUNGSI DAUR DAN ROTASI
B.2. FUNGSI ROTASI
Rotasi berfungsi untuk menetapkan ETAT/AAC (jatah tebang/produksi tahunan) pada
kawasan hutan produksi hutan alam.
ETAT/AAC teridiri dari dua jenis sbb :
 ETAT LUAS
Adalah luas tebang/produksi tahunan. Artinya luasan yang boleh ditebang/diproduksi
dalam waktu setiap satu tahun selama masa rotasi
RUMUS : EL = LE/R
Keterangan :
EL = Etat Luas (Ha/th)
LE = Luas areal efektif (Luas areal seluruh – Luas areal tak efektif).
R = Rotasi (tahun).
CONTOH :
Diketahui :
 Luas areal efektif hutan alam = 30.000 Ha
 Rotasi hutan alam = 20 tahun
 Volume tegakan per hektar = 606.27 m³/ha.
MAKA :
Etat Luas (EL) = 30.000 Ha/20 th = 1500 ha/th, Artinya setiap tahun boleh diproduksi
pada luasan 1500 ha.
 ETAT PRODUKSI
Adalah Jatah produksi tahunan. Artinya jumlah produksi tegakan yang boleh
ditebang/diproduksi dalam waktu setiap satu tahun selama masa Rotasi.
RUMUS : EP = EL x Vol/Ha x fe
Keterangan :
EP = Etat Produksi (m³/th)
EL = Etat Luas (Ha/th)
Vol/Ha = Volume/Ha (m³/Ha)
fe = faktor ekploitasi nilainya 0,7 – 0,9.
CONTOH :
Diketahui :
 Etat luas = 1500 Ha/th
 Volume tegakan per hektar = 606.27 m³/ha
MAKA :
Etat produksi (EP) = 1500 ha/th x 606,27m³/ha x 0,8 = 727.522,27 m³/th, Artinya setiap
tahun boleh diproduksi pada luasan 1500 ha sebesar 727.522,27 m³.
TUGAS MANDIRI
PENGANTAR ILMU KEHUTANAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
KELAS I E
MENGHITUNG DAUR DAN ETAT
DOSEN : Ir. SUDIRMAN MUIN, MMA

SOAL
DIKETAHUI :
Luas Areal seluruh (bruto) = 15.000 Ha, Luas areal tidak efektif = 1500 Ha. Areal tersebut
akan ditanam Acasia mangium dengan jarak tanam 5 m x 4 m.
Hasil pengukuran volume riap tegakan hutan tanaman Acasia mangium seperti tabel
berikut : Catatan : fb = 0,7 dan fe = 0,8

Umur Rata-rata Vol/Phn JT 5 x 4 Volume Riap (m³/ha/th)


(th) D (cm) T (m) (m³/phn) ∑phn/ha (m³/ha) MAI CAI
0 1.05 1.6
2 8.25 7.5
4 16.85 15.5
6 18.75 17.5
8 20.54 19.5
10 21.45 19.5
12 22.05 20.5
 DITANYAKAN
(1) Jika blok 1 dilakukan penanaman tahun 2000, tahun berapa blok 1 tersebut mulai
dipanen
(2) Hitung riap Acasia mengium.
(3) Hitung dan tentukan Daur Acasia mengium.
(4) Berapa volume maksimum Acasia mangium tersebut.
(5) Hitung berapa Etas luas dan Etat produksi Acasia mengium.
(6) Berapa volume produksi Acasia mangium selama daur.

PENJELASAN TUGAS MANDIRI PIKEL

 Jawaban tugas ditulis tangan yang rapi di kertas HVS ukuran A4 atau kertas
folio bergaris.
 Bagian atas Kertas jawaban ditulis sebagai berikut :
TUGAS MANDIRI PIKEL KLS I E SERTA Nama Mahasiswa dan Nomor
Mahasiswa yang lengkap.
 Tugas disampaikan/dikirim ke dosen pengajar PIE Kelas I G dalam format pdf,
melalui email berikut : sudirman@fahutan.untan.ac.id.
 Tugas sudah diterima di email di atas paling lambat hari Minggu tanggal 25
Oktober 2020 jam 24.00 wiba.
 Pada waktu pengiriman jawaban tugas tuliskan subjek pengirim sbb :
Nama pengirim : TGS PIKEL KELAS I E
SEKIAN TERIMA KASIH
SAMPAI BERTEMU PADA PERTEMUAN
DAN MATERI BERIKUTNYA

DOSEN PENGAJAR PENGANTAR ILMU


KEHUTANAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
KELAS I/E
Ir. SUDIRMAN MUIN, MMA

Anda mungkin juga menyukai