Anda di halaman 1dari 7

E-Prodenta Journal of Dentistry. 2020.

4(2) 307-313
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2020.004.02.1
E-ISSN : 2597-4912

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS PADA SOKET
GIGI Rattus Norvegicus

Fredy Mardiyantoro1, Zefry Zainal Abidin1, Astika Swastirani2, Handaru Dibya3

1
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya, Malang
65145
2
Departemen Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya, Malang 65145
3
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya,
Malang 65145
Korespondensi : Fredy Mardiyantoro; Email : fredy.fre@ub.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Penyembuhan luka adalah proses dinamis yang menghasilkan serangkaian aktivitas
termasuk peradangan, proliferasi, dan migrasi sel-sel fibroblast ke daerah luka. Fibroblas sangat penting
dalam mendukung penyembuhan luka normal, dari fase akhir inflamasi hingga fase akhir epitelisasi pada
jaringan yang mengalami jejas. Tujuan : Penelitian ini mengamati pengaruh lendir bekicot (Achatina fulica)
dalam mempercepat proses penyembuhan melalui proliferasi fibroblas di soket paska pencabutan gigi.
Metode : Tikus wistar (Rattus novergicus) dibagi menjadi dua kelompok, dan gigi insisivus pertama rahang
bawah kiri mereka dicabut. Soket bekas pencabutan diberikan lendir bekicot pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol tidak diberikan lendir bekicot. Pada hari ke 3, 5 dan 7, tikus dilakukan eutanasia dan sampel
jaringan diolah untuk analisis histologi. Hasil : Uji statistik penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot
(Achatina fulica) secara signifikan meningkatkan jumlah sel fibroblas pada kelompok perlakuan dibandingkan
dengan kelompok kontrol (p<0,05). Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lendir siput
(Achatina fulica) mempunyai potensi yang cukup baik dalam merangsang proses penyembuhan luka setelah
pencabutan gigi.

Kata kunci : Lendir bekicot, Achatina felica, fibroblas, pencabutan gigi, penyembuhan luka.

THE EFFECT OF SNAIL MUCIN (Achantina fulica) ON FIBROBLAST LEVEL OF TOOTH SOCKET

ABSTRACT

Background : Wound-healing is a dynamic reparative process that results in a sequence of events, including
inflammation, proliferation, and migration of different cell types as fibroblasts. Fibroblasts are critical in
supporting normal wound healing, from the late inflammatory phase until the injured tissue's fully final
epithelization. Objectives : This study investigates the effect of snail mucus (Achatina fulica) to accelerate
the healing process trough proliferation of fibroblast at tooth extractions sites. Methods : Rattus
novergicus mice were divided into two groups, and their left mandibular first incisive tooth was extracted.
The alveolar socket was treated accordingly where the treatment group were applied with snail mucus and
the control group were treated without snail mucus. On days 3, 5 and 7, mice were euthanized, and the
tissue samples were processed for histomorphological analysis. Results : It was found that snail mucus
(Achatina fulica) does significantly increase fibroblast cells count on the treated group compared to the
control group (p<0,05). Conclusions : Taken together, our findings suggest that snail mucus (Achatina
fulica) could be used in the future also in combinations to stimulate wound healing processes after tooth
extraction.

Key word : Snail mucus, Achatina fulica, fibroblast, tooth extraction, wound healing.

307
jarak 1%.5 Beberapa penelitian dilakukan pada
PENDAHULUAN
bekicot (Achatina fulica) karena sifatnya yang
Penyembuhan luka merupakan proses
ekonomis, ekologis, dan berperan penting
fisiologis yang berjalan secara dinamis mulai
dalam dunia kesehatan.6
dari peradangan hingga proliferasi sel fibroblast
Achatina fulica adalah bekicot darat yang
untuk menutup luka.1 Tahapan penyembuhan
memproduksi lendir yang berfungsi untuk
luka terdiri dari hemostasis yang cepat,
mencegah penguapan, membantu pergerakan
inflamasi yang tepat, proses diferensiasi,
dan melindungi tubuh dari luka-luka mekanis.
proliferasi, dan migrasi sel mesenkimal,
Lendir yang diproduksi kelenjar di dinding tubuh
angiogenesis, re-epitelisasi jaringan, dan
bekicot, maupun zat getah bening yang
sintesis kolagen yang berfungsi memberikan
mengalir dalam tubuh bekicot mempunyai
kekuatan terhadap jaringan. Fase proliferasi
aktivitas membunuh bakteri dan benda asing.7,8
terjadi tumpang tindih dengan fase inflamasi
Lendir Achatina fulica yang disekresikan ke
dan ditandai dengan proliferasi dan migrasi sel
permukaan luar tubuh sebagai bahan lendir dari
epithelial.2
butiran internal memiliki kandungan
Fibroblas sangat penting dalam
glikosaminoglikan, dan yang termasuk di dalam
mendukung penyembuhan luka normal, yang
glikosaminoglikan adalah heparan sulfate,
terlibat dalam proses penting seperti memecah
heparin, keratan sulfate dan hyaluronic acid.9
bekuan fibrin, membentuk extra cellular matrix
Lendir bekicot mengandung bahan kimia seperti
(ECM) baru dan struktur kolagen untuk
isolat achatin, dan kalsium. Kandungan isolat
mendukung sel lain yang terkait dengan
achatin bermanfaat sebagai antibakteri dan
penyembuhan luka hingga epitelisasi akhir dari
analgesik, sedangkan kalsium berperan dalam
jaringan yang terluka.3 Sel yang banyak
hemostasis. Efek lendir bekicot sebagai agen
ditemukan pada fase proliferasi adalah fibroblas
anti inflamasi akan mempercepat fase inflamasi
dan sel endotel. Sel endotel berperan dalam
sehingga fase penyembuhan luka juga lebih
pembentukan pembuluh darah baru, sedangkan
cepat.10
fibroblas berperan pada proses sintesis kolagen
Beberapa penelitian lain yang telah di
dan memproduksi glikosaminoglikan dan
publikasikan lebih banyak berfokus pada efek
proteoglikan yang merupakan dua komponen
antimikroba pada lendir bekicot. Sehingga kami
penting matriks ekstraselular. Salah satu proses
tertarik meneliti efek lanjut pada luka. Penelitian
penting pada fase remodeling yaitu tahap
ini bertujuan untuk mengetahui proliferasi
remodeling matriks ekstraseluler menjadi
fibroblast pada soket gigi paska pencabutan
struktur normal jaringan.4 Adanya bahan
dengan tambahan perawatan menggunakan
suportif yang dapat membantu mempercepat
lendir bekicot. Dengan kualitas proliferasi
proses penyembuhan akan sangat bermanfaat,
fibroblast yang baik, penyembuhan luka juga
terutama pada kasus dengan gangguan
akan optimal. Hasil penelitian ini juga dapat dapat
penyembuhan luka. Penelitian Adi dkk (2019)
digunakan sebagai dasar penelitian lain terhadap
menunjukkan bahwa proliferasi fibroblas
lendir bekicot berkaitan dengan proses
meningkat pada hari ke 5 di daerah jejas
penyembuhan luka di soket gigi.
dengan menggunakan bahan suportif gel getah

308
selama 30 menit. Presipitasi yang didapat
METODE PENELITIAN
dilarutkan kembali dengan Tris-Cl dan didapatkan
fraksi mucin.8
Penelitian dengan nomor uji etik
385/EC/KEPK-S1-PDG/10/2016 ini merupakan
Pencabutan gigi tikus dilakukan pada gigi
eksperimental Laboratoris dengan Randomized
insisivus pertama kiri mandibula. Sebelum
Post Test Only Control Group Design. Sampel
dilakukan pencabutan, dilakukan dilakukan
dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
anestesi intra-muscular dengan ketamin
norvegicus) sebanyak 30 ekor yang dibagi dalam
40mg/kgBB, lalu dilakukan pencabutan gigi le
6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4
ekor tikus dan 1 ekor tikus cadangan. Tikus cron dan needle holder. Kemudian soket diirigasi
dengan akuades steril untuk menghilangkan
berusia 2-3 bulan, berat badan 300-350 gram dan
debris, selanjutnya dimasukkan lendir bekicot
berjenis kelamin jantan. Hewan coba
pada soket menggunakan spuit ukuran 3cc dari
diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu.
dasar soket, hingga lendir menutupi seluruh
Pemeliharaan pada temperatur konstan yang
bagian soket.
berkisar antara 20ºC - 25ºC. Satu kandang berisi
5 ekor tikus. Selama proses tersebut, hewan Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari
dijaga kebutuhan makan dan minumnya dengan setiap pagi dan sore hari. Untuk mencegah infeksi
diet normal terdiri dari 67% Comfeed PAR-S, 33% pada soket gigi, maka selama 3 hari pasca
terigu, dan air secukupnya. pencabutan, tikus diberikan anti inflamasi berupa
metamizole 500mg/ml dengan dosis 0,3ml IM
Isolasi lendir bekicot menggunakan selama 1 hari dan antibiotik berupa gentamicin
sebanyak 30 bekicot, dengan elektrik shok dari 40mg/ml dengan dosis 0,2ml IM/hari.
aliran listrik 5 -10 volt, selama 30-60 detik. Lendir Pengambilan sampel jaringan dilakukan pada hari
dimaserasi dengan air selama 24 jam didalam ke-3, 5, dan 7 untuk mengamati jumlah infiltrasi
suhu 40C. Fraksi lendir yang larut dalam air atau sel fibroblast di soket gigi hewan coba. Dilakukan
Water Soluble Fraction (WSF) didapat dari anastesi inhalasi eter dosis letal pada masing-
prosedur mencampur air sebanyak dua kali masing kelompok tikus sesuai hari perlakuan.
jumlah sampel yang ditambahkan pada lendir Selanjutnya dilakukan pemotongan area soket
tersebut. Supernatan yang didapat dikatakan bekas pencabutan kemudian difiksasi dengan
sebagai WSF. Fraksi lendir (Mucin Fraction) dari formalin 10%. Sediaan ditanam dalam blok
WSF didapatkan dengan menggunakan etanol parafin (embedding). Pewarnaan sediaan
presipitasi yaitu mencampur supernatan hasil menggunakan Hematoksilin dan Eosin.
maserasi dengan air dengan dengan etanol Selanjutnya dihitung dan dilakukan uji statistik
absolut dengan perbandingan 1 :3, yang untuk analisa data.
merupakan metode isolasi umum dari lendir. WSF
dan campuran tersebut disentrifuse pada 2900 g

309
a b c

d e f
Gambar 1. Gambaran Sebaran sel fibroblas pada soket gigi. (a) kontrol H-3 ; (b) kontrol H-5 ; (c) kontrol H-7 ; (d)
perlakuan H-3 ; (e) perlakuan H-5 ; (f) perlakuan H-7

sehingga uji normalitas telah terpenuhi dan data


HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan pewarnaan dengan berdistribusi normal. Pengujian homogenitas
Hematoksilin dan Eosin, dilanjutkan dengan ragam dari data penelitian dilakukan dengan
penghitungan jumlah fibroblas menggunakan menggunakan Levene’s Test. Dari hasil uji
mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran tersebut nilai signifikansi hasil perhitungan
400x. Jumlah sel fibroblast dihitung sebanyak 3 p>0,05.
lapang pandang lalu dihitung nilai rata-ratanya. Uji one way anova terhadap perhitungan
Penghitungan dilakukan oleh dua orang berbeda. jumlah fibroblas pada kelompok kontrol dan
Gambaran pewarnaan fibroblast ditunjukkan perlakuan menunjukkan nilai signifikansi yang
pada gambar 1. Hasil perhitungan jumlah didapatkan dari proses penghitungan lebih kecil
fibroblas pada kelompok kontrol dan kelompok daripada 0.05 (p<0.05), sehingga dari pengujian
perlakuan ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini. ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
jumlah sel fibroblas antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan yang diberikan lendir bekicot
pada proses penyembuhan luka soket pasca
pencabutan gigi tikus wistar (Rattus norvegicus).

PEMBAHASAN
Salah satu parameter penyembuhan luka
adalah tingkat proliferasi fibroblast yang terjadi
di area luka. Proliferasi dari fibroblas menentukan
Grafik 1. Perbandingan jumlah rata-rata sel fibroblas hasil akhir dari penyembuhan luka. Fibroblas
pada kelompok kontrol dan perlakuan. akan menghasilkan kolagen yang akan
Grup Kontrol Perlakuan menghubungkan luka, membentuk jaringan ikat
Hari ke 3 127.33 ± 4.71 176.93 ± 3.46 dan sintesis kolagen baru. Proses penutupan luka
Hari ke 5 128.05 ± 3.96 180.47 ± 6.43 akan dipengaruhi hal tersebut diatas.11,12 Hasil
Hari ke 7 129.07 ± 3.43 196.13 ± 5.06 penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan
Tabel 1. Perbandingan jumlah rata-rata sel fibroblas jumlah sel fibroblas pada kelompok perlakuan
pada kelompok kontrol dan perlakuan. menggunakan lendir bekicot, dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
Hasil perhitungan sel fibroblas dilakukan uji Pada kelompok tikus strain wistar yang
normalitas untuk mengetahui distribusinya dan diberi perlakuan terdapat peningkatan jumlah sel
diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, fibroblas baik pada hari ke-3, ke-5, dan ke-7

310
setelah pencabutan, dan pada hari ke-7 diaplikasikan di luka. Lendir bekicot mempunyai
menunjukkan jumlah sel fibroblas yang paling kemampuan antibakteri dan sebagai agen anti
banyak dan memiliki nilai paling tinggi radang yang efektif untuk proliferasi
8,10,14
dibandingkan kelompok lain. Fibroblas limfosit. Saat fase inflamasi pada luka dapat
merupakan elemen utama dalam fase proliferasi dilewati dengan baik tanpa adanya komplikasi
yang muncul pertama kali pada hari ketiga dan infeksi, maka proses proliferasi fibroblast akan
mencapai puncaknya pada hari ketujuh.13 berjalan dengan baik juga.
Lendir Bekicot (Achatina fulica) Acharan sulfate mempunyai kemiripan
mempunyai kemampuan penggumpalan serta struktur dengan heparan sulfate.6 Pada
19
pembasmian bakteri. Komponen pada lendir penelitian Ten dam et all, 2004, menunjukkan
bekicot diantaranya zat analgesik, peptida antibodi acharan sulfate dapat digunakan untuk
antimikroba (achasin) dan zat antiseptik yang deteksi heparan sulfate juga. Peningkatan jumlah
berfungsi dalam penyembuhan luka pada soket sel fibroblas pada kelompok perlakuan
8,14
pasca pencabutan. Pada lendir bekicot dipengaruhi dengan adanya pemberian lendir
(Achatina fulica) mengandung glikosaminoglikan bekicot. Lendir bekicot yang diberikan pada luka
yaitu acharan sulfat dalam jumlah besar. Struktur pencabutan gigi kelompok perlakuan lebih cepat
kimia acharan sulfat hampir mirip kelompok merangsang proliferasi fibroblas sehingga jumlah
glikosaminoglikan yang lain yaitu heparin dan fibroblas pada daerah luka akan lebih banyak dan
15,16
heparan sulfate. Selain itu Lendir bekicot luka akan cepat menutup. Salah satu
mengandung nutrisi seperti natrium, kalium, penyebabnya adalah karena Acharan sulfate
kalsium, magnesium, tembaga, seng, mangan, yang merupakan kelompok glikosaminoglikan,
besi, fosfor. Lendir juga mengandung oksim- akan melakukan binding dengan Fibroblast
metoksi-fenil dan 10-metilnonadekana yang Growth Factor-2 (FGF-2) untuk proses proliferasi
masing-masing diketahui memiliki sifat antibiotik fibroblast.20 Selain itu heparan sulfat sebagai
dan antioksidan.17 salah satu dari proteoglikan berfungsi sebagai
Proses proliferasi fibroblast meningkat pengikat dan reservoir (penyimpanan) bagi
pada fase akhir inflamasi, setelah inflamasi faktor pertumbuhan fibroblas dasar (bFGF) yang
mereda, secara tumpang tindih, fibroblast akan disekresikan ke dalam ECM. ECM dapat
merangsang keluarnya faktor pertumbuhan, melepaskan bFGF yang akan merangsang
sitokin, kolagen, dan komponen extra cellular rekrutmen sel radang, aktivasi fibroblas dan
matrix (ECM) lainnya. Fibroblas memainkan pembentukan pembuluh darah baru setiap
peran penting dalam perbaikan jaringan, dari cedera. Penambahan konsentrasi heparan sulfat
fase inflamasi akhir hingga epitelisasi akhir yang diserap oleh jaringan akan meningkatkan
sepenuhnya dari jaringan yang terluka.18 Pada proliferasi fibroblast. Fibroblas akan berproliferasi
penelitian kami, jumlah fibroblast terus mengikat unsur matriks ekstraselular untuk
meningkat mulai hari ke 3 hingga hari ke 7, baik membentuk jaringan parut dan mempercepat
pada kelompok kontrol maupun pada kelompok penyembuhan luka.21,22 Penelitian ini memiliki
perlakuan, ditunjukkan pada grafik 1. Salah satu keterbatasan pada jumlah sampel, dimana
faktor yang mendukung kondisi tersebut terjadi jumlah yang digunakan adalah dalam batas
adalah karena lendir bekicot dapat minimal. Selain itu, kami tidak melakukan
membersihkan bakteri pada saat pertama kali komparasi dengan indikator penyembuhan luka

311
yang lainnya seperti pembentukan kolagen atau melakukan uji spesifik pada kandungan lendir
migrasi sel-sel makrofag. Kami juga tidak bekicot

KESIMPULAN mendorong perbaikan penyembuhan luka. Perlu


Berdasarkan hasil penelitian ini, lendir dilakukan penelitian lanjutan pada lendir bekicot
bekicot (Achatina fulica) berpengaruh terhadap ini yang melibatkan fase lain pada proses
peningkatan jumlah sel fibroblast sehingga penyembuhan luka, faktor pertumbuhan atau
berpotensi sebagai bahan biomaterial yang dapat sitokin.

Jarak Cina Pada Ulserasi Tikus Wistar. E-


DAFTAR PUSTAKA
1. Addis R, Cruciani S, Santaniello S, et al. Prodenta J Dent. 2019;3(1):180-186.
doi:10.21776/ub.eprodenta.2019.003.01.
Fibroblast proliferation and migration in
1
wound healing by phytochemicals:
Evidence for a novel synergic outcome. Int 6. Park Y. Mining invertebrate natural
J Med Sci. 2020;17(8):1030-1042. products for future therapeutic treasure.
doi:10.7150/ijms.43986 Nat Prod Commun. 2011;6(9):1403-1408.

2. Guo S, DiPietro LA. Critical review in oral 7. Jayashankar M, Ghosh SK, Devaiah MK,
biology & medicine: Factors affecting Pradeep AS, Reddy MS, Ramakarishna S.
wound healing. J Dent Res. Studies to assess the mucus of giant
2010;89(3):219-229. African snail Achatina fulica ( Bowdich ) as
doi:10.1177/0022034509359125 an ovipositional attractant for mosquitoes.

3. Desjardins-Park HE, Foster DS, Longaker J Entomol Zool Stud. 2014;2(6):82-85.

MT. Fibroblasts and wound healing: an 8. Berniyanti T, Suwarno. Karakterisasi


update &quot; Increased comprehension Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat
of dermal fibroblast heterogeneity may Lokal sebagai Faktor Antibakteri. Media
yield both mechanistic insights into Kedokt Hewan. 2007;23(3):139-144.
existing therapies and inspiration for novel 9. Vieira TCRG, Costa-Filho A, Salgado NC, et
therapeutics targeting specific cell al. Acharan sulfate, the new
populations in wound heal. Regen Med. glycosaminoglycan from Achatina fulica
2018;13:491-495. doi:10.2217/rme-2018- Bowdich 1822: Structural heterogeneity,
0073 metabolic labeling and localization in the
4. Gonzalez AC de O, Costa TF, Andrade Z de body, mucus and the organic shell matrix.
A, Medrado ARAP. Wound healing - A Eur J Biochem. 2004;271(4):845-854.
literature review. An Bras Dermatol. doi:10.1111/j.1432-1033.2004.03989.x
2016;91(5):614-620. 10. Harti AS, Murharyati A, Dwi Sulisetyawati
doi:10.1590/abd1806-4841.20164741 S, Oktariani M. The effectiveness of snail
5. Adi P, Aulia Hapsari Y, Nurin Nafilah A, mucus (Achatina fulica) and chitosan
Arifin Z. Jumlah Fibroblas Dan toward limfosit proliferation in vitro. Asian
Angiogenesis Setelah Pemberian Gel Getah J Pharm Clin Res. 2018;11(Special Issue
312
3):85-88. 22. doi:10.1371/journal.pone.0128021
doi:10.22159/ajpcr.2018.v11s3.30041 17. Young E, Godwin Determination Of
11. Anderson K, Hamm RL. Factors that impair Nutrients / Organic Compounds In The
wound healing. J Am Coll Clin Wound Spec. Foot And Slime Of Land Snail ( Achatina
2014;4(4):84-91. Achantina ). Am J Eng Res. 2019;8(7):27-
doi:10.1016/j.jccw.2014.03.001 31.

12. Rahman MNA, Sukmasari S, Doolaanea AA, 18. Wong T, McGrath JA, Navsaria H. The role
Qader OAJA. Potential oral wound healing of fibroblasts in tissue engineering and
of topical application of dental gel regeneration. Br J Dermatol.
prepared from Baccaurea angulata fruit in 2007;156(6):1149-1155.
diabetic rats. J Pharm Sci Res. doi:10.1111/j.1365-2133.2007.07914.x
2018;10(1):167-174. 19. Ten Dam GB, Van De Westerlo EMA,
13. Machmud E, Ruslin M, Waris R, Asse RA, Smetsers TFCM, et al. Detection of 2-O-
Qadafi AM, Achmad H. Effect of the suifated iduronate and N-
application of chlorella vulgaris ointment to acetylglucosamine units in heparan sulfate
the number of fibroblast cells as an by an antibody selected against acharan
indicator of wound healing in the soft sulfate (IdoA2S-GlcNAc)n. J Biol Chem.
tissue of pig ears. Pesqui Bras 2004;279(37):38346-38352.
Odontopediatria Clin Integr. 2020;20:1-10. doi:10.1074/jbc.M404166200
doi:10.1590/pboci.2020.032 20. Wang H, Toida T, Kim YS, et al.
14. Sodipe OG, Osinowo OA, Onagbesan OM, Glycosaminoglycans Can Influence
Bankole MO. EVALUATION OF THE Fibroblast Growth Factor-2 Mitogenicity
HAEMOLYMPH OF THE GI- ANT AFRICAN without Significant Growth Factor Binding.
LAND SNAILS Achatina achatina AND Ar- Biochem Biophys Res Commun.
chachatina marginata FOR BACTERIA 1997;235(2):369-373.
STERILITY AND INHIBITORY PROPERTIES. doi:doi.org/10.1006/bbrc.1997.6789
J Agric Sci Environ. 2013;13(June 21. Lin X. Functions of heparan sulfate
2016):10-14. proteoglycans in cell signaling during
15. Jeong J, Toida T, Muneta Y, et al. development. Development.
Localization and characterization of 2004;131(24):6009-6021.
acharan sulfate in the body of the giant doi:10.1242/dev.01522
African snail Achatina fulica. 2001:513-519. 22. Simon Davis DA, Parish CR. Heparan
16. Vieira AE, Repeke CE, De Barros Ferreira S, sulfate: A ubiquitous glycosaminoglycan
et al. Intramembranous bone healing with multiple roles in immunity. Front
process subsequent to tooth extraction in Immunol. 2013;4(DEC):1-7.
mice: Micro-computed tomography, doi:10.3389/fimmu.2013.00470
histomorphometric and molecular
characterization. PLoS One. 2015;10(5):1-

313

Anda mungkin juga menyukai