Kelas F
Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 7:
1. Dinda Amaria Purba (19013010078)
JAWA TIMUR
BAB 5
Buku besar dan buku pembantu adalah catatan akuntansi terakhir dalam sistem akuntansi
pokok. Buku besar ini terdiri dari kumpulan data yang sudah diklasifikasikan dan berasal dari
jurnal. Setelah data dari jurnal dikumpulkan dalam buku besar nantinya tidak ada lagi proses
pencatatan dalam catatan akuntansi yang dilakukan untuk menghasilkan laporan keuangan.
Sedangkan buku pembantu merupakan perluasan lebih lanjut akun tertentu dalam buku
besar. Buku Besar dan Buku Pembantu ini merupakan proses terakhir dalam pencatatan
akuntansi.
Buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas atau
mengumpulkan informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku Pembantu adalah lanjutan dari
buku besar yang isinya rincian akun tertentu yang ada dalam buku besar.
Proses pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu dinamakan pembukuan
(posting). Dalam sistem manual terdapat 4 tahapan, yaitu :
Untuk menunjukkan apakah saldo yang tercantum dalam kolom “saldo” merupakan
saldo debit atau saldo kredit, ada 2 cara merancang kolom saldo tersebut
1) Mencantumkan kolom D/K untuk memberi tanda D untuk saldo debit dan K untuk
saldo kredit di muka angka yang tercantum dalam kolom “saldo”
2) Membuat kolom saldo debit terpisah dari kolom saldo kredit. Rekening piutang,
utang dan persediaan umumnya menggunakan bentuk formulir ini.
Berikut ini contoh jenis dan susunan informasi terkait aset lancar di dalam laporan posisi
keuangan perusahaan manufaktur pada umumnya:
Kode merupakan susunan yang menggunakan angka maupun huruf atau kombinasi angka
dan huruf guna memberi tanda terhadap klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya.
1. Tujuan Kode
Berikut ini tujuan kode dalam sistem pengolahan data akuntansi:
Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
Hal ini perlu dilakukan agar proses pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, dan
pengambilan data dapat terjadi dengan baik dan benar.
Meringkas Data
Dengan adanya kode, data akuntansi akan lebih ringkas atau singkat sehingga
lebih mudah dipahami dan tidak memerlukan banyak ruang dalam
pencatatannya.
Mengklasifikasi Akun atau Transaksi
Kode dapat memudahkan pengelompokkan data akuntansi.
Menyampaikan Makna Tertentu
Dengan adanya kode, makna dari sebuah data akan lebih mudah
tersampaikan.
Sementara itu, dalam pemberian kode dengan Kode Angka Urut memiliki
beberapa karakteristik berikut:
Dalam metode pengkodean ini, akun buku besar dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
setiap kelompok memiliki blok nomor urut untuk memberikan kodenya. Penggunaan kode
nomor kelompok dapat mengatasi kekurangan kode nomor urut, jika klasifikasi akun diperluas
maka kode semua akun yang kodenya lebih besar dari kode akun yang diperluas akan
berubah. Untuk menghadapi kemungkinan perluasan akun, setiap blok digital memiliki nomor
cadangan ekstensi, sehingga perluasan kode akun hanya akan memengaruhi pengkodean
akun di blok yang dimaksud.
Contoh kode nomor blok adalah sebagai berikut: akun buku besar dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan setiap kelompok menyediakan blok nomor dengan urutan sebagai berikut:
Kode yang diberikan dalam kode angka blok memiliki karakteristik sebagai berikut:
Kode angka kelompok. Kode angka kelompok terdiri dari dua atau lebih sub-kode, yang
digabungkan menjadi satu kode. Kode nomor kelompok memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berikan kode numerik atau kombinasi angka dan huruf untuk akun tersebut.
2. Jumlah angka dan/atau huruf dalam kode tersebut tetap.
3. Kedudukan angka dan/atau huruf dalam kode memiliki arti tertentu.
4. Perluas klasifikasi dengan memberikan nomor dan/atau huruf alternatif di sebelah
kanan.
Kode nomor kelompok juga dapat digunakan untuk menampilkan hierarki data. Contohnya
adalah dengan menggunakan kode nomor kelompok untuk menyandikan akun pengeluaran
untuk menghasilkan informasi biaya yang menjelaskan hal berikut:
1. Hubungan beban dengan pusat tanggung jawab perusahaan dibagi menjadi beberapa
tingkatan berikut
a. Direktur
b. Departemen,
C. bagian.
2. Jenis biaya
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan jumlah digit pada kode adalah 5. Informasi
detail dari 3 digit pertama menunjukkan hubungan biaya dengan struktur organisasi (ada level
organisasi), dan sisanya 2 digit. tunjukkan jenis muatan (karena muatan yang diharapkan
Jumlahnya tidak akan melebihi 100, jadi hanya diperlukan 2 nomor).
Rincian kode pusat pertanggungjawaban tersebut dapat diambil contoh makna kode 213
Bagian Penyelesaian sebagai berikut:
Oleh karena itu, jika seseorang menjumpai kode 213, orang tersebut akan mengartikan bahwa
digit ketiga berkode 3 menunjukkan bahwa departemen penyelesaian berada di bawah
kepemimpinan departemen produksi dan direktur produksi. Semua kode dengan nomor posisi
1 dan kode posisi 2 menunjukkan bahwa kode tersebut berada di bawah kendali direktur
produksi. Demikian pula, kode apa pun dengan kode posisi numerik 3 menunjukkan bahwa
kode tersebut berada di bawah kendali kepala keuangan. Metode pengkodean ini akan
memudahkan penanggung jawab beban untuk mengenali terjadinya beban tersebut.
Posisi digit ke-4 dan ke-5 menunjukkan jenis beban. Sebagaimana disebutkan di atas,
disediakan 2 posisi digital untuk beban tersebut, karena diperkirakan jumlah jenis beban tidak
akan melebihi 100. Misalnya, jika perkiraan jenis beban total 100 atau lebih, untuk jenis beban
disediakan 3 nomor yang akan menempati posisi ke-4 hingga ke-6.
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode angka terhadap klasifikasi
yang membagi kelompok menjadi maksimum 10 subkelompok dan membagi subkelompok
menjadi maksimum 10 golongan yang lebih kecil dari subkelompok itu. Beirkut contohnya:
1 Persediaan
Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut.
a. Akun diberi kode dengan angka yang berurutan, dimulai dari angka terkecil hingga ke
angka terbesar.
b. Jumlah angka (digit) dalam kode berbeda. Klasifikasi besar mempunyai jumlah angka
yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada sebuah akun dilaksanakan dengan maksimum pemecahan
tidak lebih dari 10. Kode perluasan diberikan dengan menambahkan 1 angka di
sebelah kanannya.
Metode tersebut memakai kode berupa kombinasi angka dengan huruf. Setiap akun diberi
kode angka yang di mukanya diberikan huruf singkatan kelompok akun tersebut. Contoh:
AL 101
ATL 112
MO 245
1. Rerangka kode harus secara logis memenuhi kriteria keperluan pengguna dan metode
pengolahan data yang digunakan.
2. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang dicantumkan kode.
3. Desain kode harus ringkas dan cocok dengan adanya tuntutan perubahan.
Buku pembantu adalah sebuah kumpulan akun-akun yang merupakan rincian akun tertentu
yang ada di dalam sebuah buku besar, yang disusun untuk mempermudah dan mempercepat
penyusunan laporan dan neraca saldo. Berikut rincian dari berbagai macam buku pembantu
yang umumnya digunakan oleh perusahaan manufaktur:
Definisi dari buku pembantu utang merupakan suatu kumpulan kartu yang disusun
dengan urutan nama kreditur perusahaan. Kartu ini berguna untuk pencatatan mutase dan
saldo utang kepada setiap debitur serta bermanfaat sebagai pusat informasi untuk rekonsiliasi
dengan suatu pernyataan piutang atau biasa disebut account receivable. Buku ini adalah
sebuah rincian akun utang usaha yang terdapat dalam buku besar atau general ledger.
Buku ini bermanfaat untuk mencatat harga pokok pesanan yang telah di produksi oleh
perusahaan dan merupakan rincian akun persediaan barang dalam proses yang termuat
dalam buku besar
Buku ini terdiri atas biaya yang digunakan untuk suatu pencatatan biaya yang tidak
ada kaitannya dengan pesanan tertentu.
Buku ini merupakan kartu aset tetap yang berguna untuk pencatatan semua informasi
mengenai aset tetap tersebut.
Posting merupakan suatu proses penyortiran dan pemindahan data ke dalam akun buku besar
dan buku pembantu, dengan metode sebagai berikut :
1. Posting jurnal ke dalam akun buku besar (general ledger) dengan cara tulisan
tangan dan posting dokumen sumber ke dalam akun buku pembantu dengan
cara yang sama.
Dalam metode ini, data kolektif yang terkumpul dalam jurnal diposting ke dalam
buku besar dengan tulisan tangan. Posting ke dalam akun buku pemabntu dapat dari
data yang telah tercatat di dalam jurnal atau langsung bersumber dari sebuah
dokumen. Mem-posting jurnal kedalam akun yang bersangkutan di buku besar, perlu
pembuatan rakpitulasi jurnal. Dan pembuatan neraca saldo yang berisi jumlah
pendebitan dan pengkreditan tiap akun buku pembantu berguna untuk menjamin
ketelitian posting.
Pada neraca saldo tersebut lalu direkonsiliasi dengan pendebitan dan
pengkreditan akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar (general ledger).
Akun-akun buku besar secara periodic dibuat neraca saldo yang berguna untuk
mengecek jumlah pendebitan dan jumlah pengkreditan akun-akun buku besar
seimbang.
2. Posting dokumen sumber ke dalam akun buku pembantu yang mengasilkan
jurnal sebagai posting ke dalam akun tersebut.
Dalam metode satu ini, dokumen yang ada sumber di-posting ke dalam buku
pembantu dengan tulis tangan ata dengan menggunakan mesin pembukuan dan
tembusan posting-nya akan menghasilkan jurnal.
3. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian dokumen
sunber, yang sekaligus menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian bukti
tersebut.
Dalam metode posting satu ini, dalam membuat dokumen sumber, posting ke
dalam buku pembantu, dan pencatatan jurnal dilakukan dalam sekali tulis tangan atau
biasanya juga menggunakan mesin pembukuan. Data yang akan dicatat dalam buku
pembantu, dan jurnal merupakan tembusan hasil pengisian data diatas dokumen
sumber.
4. Pembukuan tanpa buku pembantu.
Dalam metode posting satu ini, tidak menggunakan buku pembantu karena
digantikan dengan arsip dokumen sumber.
Dokumen sumber atau yang biasa disebut denngan media dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis media tunggal yang berisi satu akun yang didebit atau satu akun yang dikredit dan media
campuran yang berisi lebih dari satu akun yang dikredit atau lebih dari satu akun yang di
debit..
1. Media tunggal (single document atau single media). Media tunggal merupakan
dokumen sumber yang hanya berisi satu akun yang didebit atau satu akun yang
dikredit.
2. Media campuran (mixed document atau mixed media). Media campuran merupakan
dokumen sumber yang berisi lebih dari satu akun yang dikredit atau lebih dari satu
akun yang didebit.
Dokumen sumber digunakan untuk merekam data terjadinya transaksi keuangan, yang
merupakan dasar untuk melakukan pencatatan dalan jurnal dan akun pembantu. Dalam
pencatatan data yang direkam pada media campuran ke dalam akun pembantu memerlukan
tahap seperti ini;
Umumnya, media di posting kea kun pembantu secara berkelompok atau batch, serta
kelompok media ini diposting sekaligus ke dalam akun pembnayi dalam satu kali periode
posting.
Contoh dari media tunggal adalah faktur penjualan kredit. Faktur penjualan kredit dibuat untuk
setiap pembeli, sehingga satu faktur hanya berisi satu pendebitan ke dalam akun pembantu
piutang debitur yang namanya ada dalam faktur.
Posting media campuran ke dalam akun pembantu dilakukan dengan salah satu dari dua
metode ini:
1. Random posting. Media campuran diposting ke dalam akun sesuai dengan urutan
pada saat diterima oleh petugas posting.
Karakteristik random posting adalah:
Setiap media hanya diambil sekali untuk diposting ke dalam akun.
Akun bisa diambil lebih dari satu kali selama periode tersebut.
2. Exhaust posting. Media dikelompokkan dan dikelompokkan kembali menurut akun
yang akan didebit dan dikredit. Akun hanya diisi sekali dengan semua debit atau kredit
selama posting semua media.
Karakteristik exhaust posting:
Setiap akun hanya diambil sekali untuk diisi posting dari media.
Media bisa diambil lebih dari satu kali untuk duposting ke dalam akun selama
periode tersebut.
BAB 6
Sistem pengendalian internal tersebut mencakup suatu struktur organisasi, aplikasi, dan
ukuran yang disatukan untuk menjaga set oragnisasi, mengecek ketelitian, dan kevalidan
data di akuntansi, efisiensi, dan pembentukan pematuhan peraturan manajemen.
Tujuan dari sistem pengendalian internal tersebut dapatdibagi menjadi dua bagian
yaitu pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian
internal dan menjadi pengenadlian internal administrative.
Suatu kebijakan dan prosedur yang menciptakan perlindungan terhadap aset, utang,
pendapata, dan beban.
Setiap transaksi di dalam organisasi hanya terjadi atas dasar wewenang dari pejabat untuk
menyetujui adanya transaksi tersebut. Dengan demikia, diperlukan adanya sistem yang
mengatur pemisahan wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya berbagai transaksi yang
terjadi. Sistem otorisasi tersebut juga menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang
dapat dipercaya.
Pada transaksi pembelian terdapat beberapa wewenang sebagai berikut :
Melaksanakan tugas dan fungsi dari tiap unit organisasi dalam praktik yang sehat.
Tanggung jawab fungsional yang dibagi dan sistem wewenang dan prosedur pencatatn
yang telah ditetapkan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik yang sehat pada pelaksanaannya.
Struktur organisasi, sistem wewenang atau otorisasi dan prosedur pencatatan, serta
berbagai cara di implementasikan untuk mendorong terciptanya praktik yang sehat, maka
semuanya tergantung dalam bagaimana cara pelaksanaannya.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan tanggunga jawab dapat dilakukan
berbagai cara sebagai berikut :
Lingkungan pengendalian merupakan sikap dan perilaku dari para petinggi perusahaan, baik
manajer, CEO, dan lainnya terkait pentingnya pengendalian internal perusahaan. Lingkungan
pengendalian terdiri atas empat unsur, yakni filosofi dan gaya operasi, berfungsinya dewan
komisaris dan komite audit, metode pengendalian manajemen, serta kesadaran
pengendalian.
Kesadaran pengedalian ini dapat tercermin dari reaksi manajemen di berbagai tingkatan
organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh akuntan internal atau akuntan
publik.
Pendekatan untuk merancang pengendalian internal akuntansi memiliki dua titik tolak dari
tujuan sistem yang lalu dirinci menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yang diterapkan
pada transaksi pokok. Secara garis besar, pendekatan untuk merancang pengendalian
internal akuntansi merupakan bertitik tolak dari 2 tujuan sistem:
Yang dimaksud disini penggunaan aset perusahaan hanya melalui sistem otorisasi
yang telah ditetapkan. Dan juga Pertanggungjawaban aset perusahaan yang dicatat
nantinya akan dibandingkan dengan aset yang sesungguhnya ada Penggunaan aset
perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.Pembatasan akses
langsung terhadap aset danPembatasan akses tidak langsung terhadap aset.
Pada bagian ini Pelaksanaan transaksi dilakukan melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.
Setelah tujuan pengendalian dirinci, langkah selanjutnya adalah merinci tiga unsur pokok
sistem pengendalian internal dengan memperhatikan rincian tujuan sistem pengendalian
internal tersebut dan karakteristik transaksi pokok yang bersangkutan.
Sistem pengendalian internal yang masih menggunakan sistem manual dalam akuntansinya
lebih menitikberatkan pada orang yang melaksanakannya, dalam hal penanggung jawab
dalam pelaksanaan prosedur dan teknik pengendalian terhadap penjagaan aset dan
pengecekan ketelitian dan keandalan data akuntansi.Sedangkan jika menggunakan
komputer sebagai alat bantu pengolah data, maka penanggung jawab akan berpindah ke
sistem pada komputer. Masing masing pengolah data memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Pengendalian internal akuntansi dalam lingkungan pengolahan data elektronik dibagi
menjadi 2, yaitu:
Pengendalian Umum
Bagian dari pengendalian umum meliputi: organisasi, prosedur, dan tolak ukur perubahan
program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.
1. Organisasi
Dalam sistem manual, kontrol dicapai dengan memisahkan fungsi utama: operasi,
penyimpanan, dan akuntansi. Jika sudah mendapatkan otorisasi, maka transaksi akan
dijalankan oleh fungsi operasi, hasil transaksi akan disimpan oleh fungsi penyimpanan, dan
transaksi yang telah terjadi akan dicatat oleh fungsi akuntansi. Dalam sistem komputer,
fungsi otorisasi, operasi, dan akuntansi biasanya digabungkan dalam bentuk program
komputer, oleh karena itu untuk menggabungkan ketiga fungsi tersebut diperlukan suatu
metode pengendalian yang khusus.
Dalam sistem komputer, program komputer dapat dirancang untuk menentukan kapan harus
memesan barang habis pakai, dan pada saat yang sama, surat pesanan pembelian dapat
dikirim ke pemasok tertentu. Apabila barang pesanan sudah diterima dari pemasok maka
fungsi penerimaan akan memberikan input ke komputer agar data persediaan dapat
terupdate yang sekaligus akan menghasilkan dokumen laporan kuitansi. Dari sudut pandang
ini, fungsi operasi dan fungsi penagihan digabungkan dalam satu sistem komputer.
Untuk membuat sistem pengendalian internal dalam lingkungan pemrosesan data elektronik
di mana program komputer mencakup fungsi otorisasi dan penagihan, fungsi-fungsi berikut
harus dipisahkan:
a) Pemisahan ini memeriksa ulang keakuratan dan kesesuaian perubahan pada sistem
masukan.
b) Pemisahan ini mencegah karyawan operator komputer membuat perubahan pada
program tanpa izin dan tanpa pengujian sebelumnya.
c) Pemisahan ini dapat mencegah karyawan selain operator komputer dan orang lain
yang memahami sistem untuk mengakses komputer.
d) Pemisahan ini akan meningkatkan efisiensi, karena masing-masing fungsi tersebut
memerlukan ketrampilan pelatihan dan keahlian yang berbeda dalam melaksanakan
kegiatan.
Seperti disebutkan di atas, dalam lingkungan pemrosesan data elektronik, fungsi desain dan
pemrograman harus dipisahkan dari fungsi pengoperasian peralatan pemrosesan data.
Pengendalian umum yang berkaitan dengan fungsi pengembangan sistem dan program
meliputi:
Sebelum menggunakan komputer untuk pemrosesan data, setiap sistem baru harus terlebih
dahulu ditinjau oleh komite yang berwenang sebelum dapat dinyatakan efektif. Tidak ada
sistem baru yang dapat digunakan di perusahaan sampai diperoleh persetujuan dari komite
otorisasi.
Pengujian program sangat penting untuk memastikan bahwa program dirancang sesuai
dengan spesifikasi desain, dan menyertakan logika keputusan dan logika pemrosesan data
untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Perubahan program harus dilakukan oleh fungsi sistem dan pemrograman, bukan oleh
fungsi pengoperasian peralatan pemrosesan data. Mengubah prosedur membutuhkan
prosedur yang terdefinisi dengan baik dan terdokumentasi untuk mencegah manipulasi
prosedur untuk tujuan yang tidak sah. Perubahan program harus didokumentasikan dalam
program run book, yang mencatat semua perubahan yang dilakukan pada program yang
digunakan untuk memproses data.
Dokumentasi program adalah alat penting untuk memahami dan memantau program, dan
merupakan catatan sejarah dari semua fakta yang terkait dengan setiap program. Data
dalam program run book berisi (1) uraian tujuan program, (2) diagram alir lengkap, (3)
penyusunan daftar program, (4) instruksi penggunaan komputer, (5)) catatan uji program, (6)
Contoh semua laporan yang dihasilkan oleh program.
Fasilitas pemrosesan data mencakup empat bidang utama berikut: (1) operasi konversi
data, (2) operasi komputer, (3) perpustakaan, dan (4) fungsi kontrol, Kegiatan konversi data
antara lain mengkonversi data dari dokumen sumber untuk dibaca oleh komputer melalui
batch processing atau direct entry mode. Untuk memulai operasi komputer dapat
menggunakan konsol pengendali. Konsol dapat digunakan untuk menghentikan dan
memulai sistem serta untuk memulai ulang komputer yang terhenti karena kerusakan.
Dengan menggunakan konsol, operator dapat menentukan status internal register dan dapat
digunakan untuk memasukkan data secara manual ke sistem. Konsol juga menghasilkan log
konsol untuk merekam aktivitas komputer.
Pengoperasian komputer harus dipantau dengan cara yang memastikan keandalan data
akuntansi yang diproses dan memberikan perlindungan untuk catatan dan prosedur data
terhadap kehilangan, kerusakan atau perubahan dan pengungkapan yang tidak sah.
Pengendalian operasi komputer meliputi:
Pengendalian penyimpanan data dan program harus dilakukan oleh staf perpustakaan di
area yang terlindungi dengan baik, dan hanya staf yang berwenang yang dapat mengakses
kawasan tersebut. Arsip yang disimpan dalam perpustakaan harus mengikuti pedoman
berikut:
Jika ketiga bidang utama di atas yang terkait dengan peralatan pengolah data terkait
dengan pengoperasian peralatan komputer, maka fungsi kontrol berkaitan dengan
pengendalian input dan output dari departemen pemrosesan data elektronik. Fungsi kontrol
dibagi menjadi dua bagian: (1) Fungsi Pengendalian Intern, dan (2) Fungsi Pengawas
Eksternal
1) Dari saat pengguna meneriam data hingga saat informasi dikirim ke pengguna, tahap
pemrosesan data telah dilindungi.
2) Bertindak sebagai penghubung antara departemen pemrosesan elektronik dan
pengguna.
3) Catat jumlah control total dalam log kontrol untuk mencocokkan jumlah total yang
dihitung oleh komputer.
4) Memantau kesalahan yang ditolak oleh komputer untuk memastika bahwa semua
kesalahan telah diperbaiki dan hasil koreksi sudah dimasukkan ke dalam sistem
komputer.
5) Memastikan bahwa laporan yang dikeluarkan oleh departemen pemrosesan data
elektronik dapat disampaikan tepat waktu dan didistribusikan kepada Manajer yang
berwenang untuk menerima laporan tersebut.
Fungsi pengontrol eksternal dilakukan dengan berbagai cara, tetap pada dasarnya
tujuannya adalah untuk memeriksa secara mandiri kinerja fungsi departemen pemrosesan
data elektronik. Inspeksi tersebut dilakukan oleh departemen organisasi khusus yang
dibentuk dalam departemen akuntansi dan keuangan perusahaan perusahaan. Unit
organisasi khusus yang dibentuk sebagai direktur eksternal departemen pemrosesan data
elektronik, dengan tugas sebagai berikut:
1. Menjamin bahwa semua transaksi yang telah diotorisasi telah diproses sekali saja
secara lengkap.
2. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti.
3. Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
4. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
5. Menjamin bahwa aplikasi dapat berfungsi terus-menerus.
PENGENDALIAN PREVENTIF
Pengendalian preventif bertindak sebagai petunjuk untuk sesuatu terjadi sesuai dengan yang
seharusnya terjadi. Pengendalian preventif meliputi berbagai unsur berikut.
PENGENDALIAN DETEKTIF
Control totals pada umumnya dihitung dari batch data masukan dan dihitung secara
manual sebelum pengolahan data dilaksanakan, dan kemudian diinput sebagai masukan
dalam tahap pengolahan oleh komputer. Selanjutnya, dokumentasi program akan menolong
kita dalam mencari kesalahan program dan mempermudah pembetulan kesalahan program,
meski perancang program tersebut sudah tidak ada lagi di perusahaan. Kemudian pemberian
label, pemberian label tentu akan mempermudah identifikasi arsip dan akan mencegah
penggunaan arsip secara keliru.
Output check terdiri atas prosedur dan teknik pengendalian sebagai berikut.
- Rekonsiliasi data keluaran, terutama control totals, dengan control totals, dengan
control totals yang ditentukan sebelumnya pada saat mempersiapkan data
masukan.
- Review terhadap data keluaran mengenai kewajaran dan formatnya.
- Pengendalian terhadap data masukan yang ditolak oleh komputer dalam
mengolah data, dan pendistribusian data yang ditolak tersebut kepada karyawan.
- Pendistribusian laporanyang dikeluarkan oleh komputer kepada departemen
pengguna pada saat yang tepat.