Anda di halaman 1dari 12

GEOKIMIA DAN PANAS BUMI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bumi, Atmosfer, dan Antariksa

Dosen Pengampu
1. Prof. Dr. Sarwi, M.Si
2. Dr. Suharto Linuwih, M.Si

Disusun Oleh:
1. Deska Aisyia Hanifa (NIM. 0402520035)
2. Voni Nurul Fatma (NIM 04025200)

KONSENTRASI PENDIDIKAN IPA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat hidayah kepada
kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan ajar pada mata kuliah
Bumi, Atmosfer dan Antariksa. Makalah ini membahas beberapa materi terkait
“Geokimia dan Panas Bumi”.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu kami sangat mengapresiasi jika terdapat kritik atau saran yang sifatnya
membangun agar penulisan makalah selanjutnya dapat diperbaiki. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk
menambah ilmu pengetahuan khususnya pada materi “ Geokimia dan Panas Bumi”

April, 2021
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... iv
A. Latar Belakang`............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Struktur Atom Dan Perkembangan Teori Atom............................................ 2
B. Sistem Periodik Unsur................................................................................... 3
BAB III PENUTUP............................................................................................. 29
A. Kesimpulan.................................................................................................... 29
B. Saran.............................................................................................................. 29
Daftar Pustaka...................................................................................................... 30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraksinasi Geokimia........................................................................


Gambar 2.2 Manfaat Isotop.................................................................................
Gambar 2.3........................................................................................................... 4
Gambar 2.4........................................................................................................... 6
Gambar 2.5........................................................................................................... 6
Gambar 2.6........................................................................................................... 7
Gambar 2.7........................................................................................................ 8
Gambar 2.8.......................................................................................................... 9
Gambar 2.9........................................................................................................... 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geokimia adalah sains yang menggunakan prinsip dan teknologi bidang kimia untuk
menganalisis dan menjelaskan mekanisme di balik system geologi seperti kerak bumi
dan lautan yang berada di atasnya. Salah satu aplikasi geokimia dalam kehidupan di
bumi adalah geokimia isotop. Beberapa subbidang dari geokimia adalah: Geokimia
isotop, melibatkan penentian konsentrasi relatif dan absolut dari suatu elemen
kimia dan isotopnya di bumi dan permukaan bumi, Astrokimia meliputi analisis dan
persebaran elemen dan isotopnya di alam semesta, Biogeokimia, bidang yang fokus
pada studi efek kehidupan pada bahan-bahan kimia yang ada di bumi, Geokimia
organik, mempelajari peran proses dan senyawa yang diturunkan dari atau
sebelumnya merupakan, makhluk hidup Geokimia perairan, mencakup studi peran
berbagai elemen di dalam badan air, dan bagaimana mereka mengalami perubahan
jumlah dan senyawa melalui proses yang melibatkan interaksi bumi-atmosfer-
perairan. Geokimia wilayah mencakup studi dan aplikasi geokimia di
bidang lingkungan, hidrologi, dan eksplorasi mineral.
Estimasi potensial energi panas bumi didasarkan pada kajian ilmu geologi, geofisika
dan tenik reservoir . Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem vulkanis, struktur
geologi, umur batuan, jenis dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem
panas bumi. Kajian geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat kemurnian air, asal
mula air panas, model hidrologi dan sistem fluidanya. Kajian geofisika menghasilkan
parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan geokimia isotop?
2. Bagaimana pembagian geokimia isotop?
3. Apa yang dimaksud dengan panas bumi?
4. Bagaimana keterkaitan antara geokimia dan panas bumi?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang geokimia isotop
2. Mengetahui pembagian geokimia isotop
3. Mengetahui apa itu panas bumi
4. Mengetahui keterkaitan antara geokimia dan panas bumi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Geokimia
Geokimia adalah sains yang menggunakan prinsip dan teknologi bidang kimia
untuk menganalisis dan menjelaskan mekanisme di balik system geologi seperti kerak
bumi dan lautan yang berada di atasnya. Salah satu aplikasi geokimia dalam
kehidupan di bumi adalah geokimia isotop. Geokimia adalah cabang ilmu geologi
yang mempelajari komposisi-komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada
lithosfer yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah
stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan CaCO3. Geokimia dibagi menjadi tiga
bagian :
1. Biogeokimia
Bidang biogeokimia mencakup penelitian keilmuan mengenai proses dan reaksi
kimia, fisika, geologi, dan biologi yang membentuk komposisi lingkungan alam
(termasuk biosfer, hidrosfer, pedosfer, atmosfer, dan lithosfer), serta siklus zat dan
energi yang membawa komponen kimiawi bumi dalam ruang dan waktu.
2. Geokimia isotop
Geokimia isotop merupakan suatu aspek geologi yang berdasarkan penelitian
kandungan relatif dan absolut dari elemen serta isotopnya di Bumi. Secara umum,
bidang ini dibagi menjadi dua cabang: geokimia isotop stabil dan radiogenik.
Variasi isotop dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu : · Variasi
isotop yang diakibatkan karena adanya pelepasan radioaktif dari nuklida tdak
stabil, yang menyebabkan variasi komposisi isotop · Variasi isotop yang
diakibatkan karena adanya variasi dalam isotop nonradiogenik yang biasanya
dihasilkan oleh reaksi pertukaran, reaksi kinetika dalam sistem biologi, atau
proses-proses kimia-fisika, seperti penguapan atau difusi. Variasi isotop
disebabkan adanya perbedaan massa antara isotop yang memilik perbedaan kecil
dalam frekuensi getaran dari atom pada molekul atau kristal.
3. Siklus karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Fraksinasi Isotop menggambarkan proses fraksinasi yang mempengaruhi
kelimpahan relatif isotop, fenomena yang dimanfaatkan dalam geokimia isotop dan
bidang lainnya. Biasanya, fokusnya adalah pada isotop stabil dari elemen yang sama.
Fraksinasi isotop dapat diukur dengan analisis isotop , menggunakan spektrometri
massa rasio isotop atau spektroskopi ring-down rongga untuk mengukur rasio isotop ,
alat penting untuk memahami sistem geokimia dan biologi. Misalnya proses biokimia
perubahan rasio isotop, karbon stabil yang dimasukkan ke dalam biomassa.
Fraksinasi isotop dijelaskan pada gambar di bawah ini
Generalisasi umum

Ikatan yang dibentuk oleh Molekul dengan isotop Isotop yang ringan
isotop ringan lebih mudah ringan akan bereaksi lebih menunjukkan secara
diputuskan daripada cepat dibanding dengan khusus diperkaya dalam
isotop berat isotop berat reaksi kimia irreversibel
Gambar 2.1 Fraksinasi Isotop
Pembagian secara umum berdasar manfaat fraksinasi:
1. Temperatur pembentukan batuan dan mineral, termasuk fosil
2. Proses kimia dan fisika yang mempengaruhi batuan saat atau menyertai
pembentukannya
3. Hubungan genetik antara batuan dan jenis meteorit
Contoh-contoh isotop:
1. Oksigen merupakan unsur yang paling berlimpah di kulit bumi. Oksigen
mempunyai tiga isotop stabil, 16O, 17O, and 18O. Perbedaan pada rasio isotop
oksigen digunakan untuk menjejaki pergerakan air, paleoklimat, dan gas
atmosfer seperti ozon dan karbon dioksida. Perbandingan isotop pada fossil
foraminifera digunakan untuk memperkirakan temperatur laut pada zaman
purba.
2. Sulfur memiliki empat isotop stabil , dengan kelimpahan : 32S (0.9502), 33S
(0.0075), 34S (0.0421) and 36S (0.0002). Perbedaan pada perbandingan isotop
sulfur digunakan untuk mempelajari asal sulfur pada bijih dan temperatur
pembentukan mineral mengandung sulfur. Troilit meteorit mempunyai rasio
34 32
S/ S 22,21 dan dapat dianggap mewakili sulfur purba (primordial).
3. Karbon mempunyai dua isotop stabil, 12C and 13C, dan satu isotop radioaktif,
14
C. Isotop karbon digunakan untuk menjajaki sirkulasi lautan. Isotop karbon
stabil difraksionasi secara primer oleh fotosintesis. Rasio 13C/12C juga
merupakan indikator paleoklimate. Karbon juga memperlihatkan perbedaan
isotopik pada sampel geokimia. Variasi lain ini berasal dari kegiatan
organisme dengan fraksionasi isotopik yang disebabkan oleh pengaruh kinetik
dan juga kemampuan karbon untuk eksist pada sejumlah besar senyawa dalam
sistem alamiah. Saat fraksionasi kimia dari karbon berada pada siklus
geokimia, fraksionasi isotopik juga terjadi. Banyak fraksionasi isotop karbon
anorganik berada pada kesetimbangan. Kesetimbangan karbondioksida pada
atmosfir dengan bikarbonat pada lautan digambarkan dengan persamaan:
H12CO3- (aq) + 13CO2 (g) -> H13CO3- (aq) + 12CO2 (g)
Perbedaan nilai pengukuran mengindikasikan bahwa reaksi metabolik biokimia
mempengaruhi kinetik isotop. Perbedaan 13C pada air alami akan secara
langsung mempengaruhi 13C pada karbonat terpresipitasi.
4. Hidrogen memperlihatkan fraksionasi yang terbesar karena perbedaan massa
relatif antara dua isotop stabil 1H dan 2H (deuterium, D) besar dibanding
pasangan isotop yang lain. Fraksionasi sampai 70% atau 700 0/00 telah direkam
pada sampel geokimia.
5. Penelitian tentang isotop H, C, O, dan S memperlihatkan bahwa unsur- unsur
ini banyak berguna untuk pemisahan sistem geokimia. Isotop nitrogen pada
senyawa organik alami memperlihatkan perbedaan 15N sekitar 10 0/00 diatas
dan di bawah standar atmosferik nitrogen. Mekanismenya sampai sekarang
belum dipahami. Isotop silikon memperlihatkan perbedaan pada 30Si sebesar
2 0/00 pada batuan beku dan sedimen.
Manfaat geokimia isotop sebagai berikut:

kegunaan

Aplikasi
Radioisotop
geotermal
Gambar 2.2. Manfaat Geokimia isotop
1. Geothermal
a. Tahap eksplorasi
a) Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan
penggunaan geotermometer kimia dan isotope
b) Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode
isotop alam
b. Tahap pengeboran
a) Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
b) Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
c) Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan
lingkungan
d) Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur
produksi, sumur reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan
c. Tahapan eksploitasi dan produksi:
a) Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin
maupun dari masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam
b) Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif
c) Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap
keluaran sumur
d) Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling
e) Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap
2. Radioisotop
a. Aplikasi Radioisotop
a) Penggunaan Radioisotop (Isotop Radioaktif) Sebagai Pencari Jejak
b) Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Kedokteran
c) Penggunaan Radioisotop Dalam Proses Biologi
d) Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Industri
e) Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Hidrologi
f) Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Ilmu Kimia
g) Penentuan Usia Fosil dengan Isotop Karbon (C-14)

B. Aplikasi Eksplorasi Geokimia


Eksplorasi geokimia adalah suatu metode yang mengkonsentrasikan pd
pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau yang
berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. rospeksi
geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:
1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi seperti
Au, Pt, Cr dll)
2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak – lapuk/tidak) Urutan
eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978)
a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang
dinginkan, serta pola sampling
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2
secara umum & kedalaman conto utk mnentukan level yang dapat diyakini
dan mengevaluasi faktor bising (noise)
c. Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium degan analisis cek yang dibuat
pada beberapa metode
d. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika)
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada
area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat &
pnambahan metode geokimia
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang &
penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
C. Aplikasi Dalam Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi
Metode geokimia menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat
kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap – air (fraksi uap) dalam
reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada
lapangan panas bumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia merupakan
metode yang sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap
produksi.
Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat
dimanfaatkan untuk:
1. Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan
penggunaan geotermometer kimia dan isotop
2. Mengidentifikasi sumber fluida panas bumi dengan penggunaan metode
isotop alam Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia
dan isotop bermanfaat untuk memperoleh informasi:
a. Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
b. Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
c. Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi
dan lingkungan
d. Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur
produksi, sumur reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan
Dalam tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia
difokuskan pada komposisi fluida sumur produksi yang telah
mengalami berbagai proses seperti pendidihan dan pencampuran
dalam reservoir.
Secara prinsip, studi tersebut digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin
maupun dari masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam
2. Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif
3. Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap
keluaran sumur
4. Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling
5. Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap
6. Merevisi model konseptual reservoir
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Atom merupakan suatu dasaran materi terdiri atas inti atom dan awan electron
2. Teori perkembangan atom dari awal yaitu teori Dalton lalu disempurnakan
dengan beberapa teori atom yang dapat membuktikan adanya atom di alam
3. Unsur merupakan materi yang tidak dapat dipisah lagi menjadi unsur lain
melalui reaksi kimia
4. Unsur dapat dikelompokan dengan golongan dan periode sesuai dengan
system periodic unsur
5. Sifat unsur seperti jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dapat
dikelompokkan sesuai dengan golongannya.

B. Saran
1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai
materi struktur atom dan system periodik unsur
2. Dengan segala kelemahan semua perkembangan teori atom dan sistem
periodik unsur, dapat dipahami bahwa dari yang sederhana teori tersebut dapat
berkembang dengan teori yang kompleks

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymod. 2014. Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga
Hendriyana, Ari. 2013. Pengembangan Software Pembelajaran Mandiri (Spm) Materi
Sistem Periodik Unsur Dan Struktur Atom. Journal of Innovative Science Education.
2(1)
Purba, Michael. 2016. Kimia 1. Jakarta. Erlangga
Supardi, Kasmadi Imam. 2016. Kimia Dasar 1. Semarang. Universitas Negeri
Semarang

Anda mungkin juga menyukai