Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elvrida Valensia

NIM : 2010512009
Jurusan : Ekonomi Pembangunan / Fakultas Ekonomi
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kelas 12

1. BENTUK DAN MAKNA KATA


A. FONEM yaitu bunyi bahasa yang membedakan arti/ makna
Contoh : /apēl/ dan /apəl/
/mental/ dan /məntal/
/s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/
Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal
contoh : 1. konstruksi k o n s t r u k s i
kvkkkkvkkv
2. Pantai p a n t a i
kvkkvv

B. MORFEM yaitu bentuk bahasa terkecil yang dapat membedakan dan atau
mempunyai makna. bentuk bahasa terkecil yang mengandung arti gramatikal dan
leksikal Contoh : memasak morfem me- + masak sekolahan morfem sekolah + -an
Wujud morfem dapat berupa: imbuhan, klitika, partikel, dan kata dasar
Menurut Bentuk dan Arti, Morfem dibagi Tiga, yaitu:
1. Morfem Bebas dapat berdiri sendiri Contoh : - Baju baru morfem bebas -
Makan nasi yang dapat berdiri sendiri
2. Morfem Terikat terikat dengan bentuk lain Contoh : - berperang morfem terikat
ber- -memakai morfem terikat me-
3. Morfem setengah bebas dalam ucapan terikat tapi secara gramatikal bebas
Contoh : - lah, -kah, pun, ku, mu, nya (partikel) : Apalah, apa pun

C. KATA yaitu satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri
dan mempunyai makna. Pengelompokan kata :
1. Kata Kerja (Verba)
Kata Kerja (Verba) kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses.
berfungsi sebagai predikat Kata Kerja verba asal : satu kata kerja yang ber-
bentuk dasar :makan, tulis verba turunan (berafiks) Contoh : berbicara, membaca
Bentuk Verba :
1. Verba reduplikasi/berulang, seperti ‘makan-makan’, ‘berlari-lari’. contoh
nya “Mereka berlari-lari mengejar bus kota”
2. Verba majemuk proses penggabungan kata, tetapi bukan idiom, seperti :
temu wicara, terima kasih, tanda tangan,dll. Contohnya “Surat itu sudah saya
tanda tangan.”
3. Verba berpreposisi verba intransitif yang diikuti preposisi, seperti : tahu
akan, terdiri dari, bercerita tentang, Contoh: “Anjasmara bercerita tentang masa
lalunya.”

2. Kata Sifat (Adjektiva)


Kata Sifat (Adjektiva) Menerangkan sifat, watak, tabiat orang/binatang/suatu
benda. Contoh malas, pintar. Berfungsi sebagai predikat, objek, penjelas subjek.
Contoh : Dina sangat cantik, Hatiku senang
3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata Keterangan (Adverbia) Memberi keterangan pada verba, adjektiva,
nomina, atau kalimat. Kata keterangan ada sembilan macam :
1. Keterangan waktu = sejak, ketika, sekarang
2. Keterangan tempat = di sana, ke sini, dari
3. Keterangan tujuan = agar, supaya, demi, untuk
4. Keterangan cara = sekuat-kuatnya, dengan sekuat-kuatnya secara hati-hati
5. Keterangan penyertaan = dengan sahabat, bersama
6. Keterangan alat = dengan motor
7. Keterangan kemiripan = seperti, laksana, bak perbandingan
8. Keterangan Sebab = karena, sebab
9. Keterangan saling = satu sama lain

4. Kata Benda (Nomina)


Kata Benda (Nomina) Merupakan suatu benda kongkret dan abstrak
Berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, keterangan Termasuk nomina (kata
benda) : pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan).
yang + KS / yang sangat + KS

5. Kata Tugas
Kata Tugas (Partikel)
1. Kata depan (preposisi) : di, ke, dari
2. Kata sambung (konjungsi) : dan, tetapi, atau
3. Kata seru (interjeksi) :aduh,wah,ayo,astaga
4. Kata sandang (artikel) : sang, si, para
5. Partikel (unsur terkecil suatu benda) :-lah, -kah, -tah, pun

FRASA yaitu Gabungan kata yang tidak melebihi batas fungsi.


Ciri : 1. nonpredikatif : bangsa Indonesia, belajar bahasa
2. proses pemaknaannya berbeda dengan idiom
3. susunan kata yang berpola tetap

MAKNA DAN PERUBAHANNYA


Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek/sesuatu hal yang
diacunya.
1. Makna Leksikal/Makna Denotasi : makna yang tertera dalam kamus.
2. Makna Gramatikal/Makna Konotasi : kata yang bermakna kiasan
Contoh: Saya senang memlihara bunga. (denotasi)
Dina adalah bunga tercantik di kampus ini. (konotasi)
Beberapa istilah yang perlu diketahui:
1. Sinonim : persamaan makna
2. Antonim : makna berlawanan
3. Homonim : tulisan dan lafalnya sama, arti beda.. (bisa( bisa, tanggal)
4. Homograf : tulisan sama, lafal dan arti beda. (teras, apel)
5. Homofon : lafal sama, tulisan dan arti beda. (bang><bank; masa>< ><massa)
6. Polisemi : makna ganda yang bersumber pada makna dasar yang sama.
7. Hipernim : makna umum (superordinat)
8. Hiponim : makna khusus (subordinat) bunga (hipernim) mawar (hiponim) -- melati
(hiponim)

Perubahan Makna
1. Meluas : cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. (bapak, ibu,
putra)
2. Menyempit : cakupan makna sekarang lebih sempit dari makna yang lama.
(sarjana, pendeta, dsb.)
3. Ameliorasi : makna baru dirasakan lebih halus/tinggi niainya dari makna lama.
( istri; nyonya lebih baik dari bini )
4. Peyorasi : makna baru dirasakan lebih kasar/rendah nilainya dari makna lama.
( oknum, gerombolan)
5. Sinestesia : makna yang muncul karena pertukaran tanggapan indera yang berbeda.
Kata-katanya manis.
6. Asosiasi : persamaan sifat antara makna baru dan lama. Agar lancar, beri saja dia
amplop.

2. DIKSI
Kemahiran pemilihan memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang
menguasai kosakata yang luas. Diksi/pilihan kata yaitu upaya/kemampuan
membedakan secaratepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun.
Diksi/pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan
cocok untuk situasi tertentu.
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi Contoh: kata bunga
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim. Contoh: pengubah =
peubah
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya. Contoh: intensif
insentif, karton kartun
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata yang abstrak. Contoh: keadilan,
kebahagiaan, keluhuran.
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
6. Dapat membedakan antara kata umum dan kata khusus.

Contoh Pasangan yang Salah


1. antara……. dengan……
2. Tidak…… melainkan……
3. Baik…. ataupun…..
4. Bukan….. tetapi…..

Contoh Pasangan yang Benar


1. Antara….. dan…..
2. Tidak… tetapi….
3. Baik…. maupun…..
4. Bukan…..melainkan…..

Contoh:
1. Baik dosen ataupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi. (salah)
2. Baik dosen maupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi. (benar)
3.
Gaya Bahasa/Majas yaitu cara penutur mengungkapkan maksudnya.
Enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam
berkomunikasi:
1. Cara dan media komunikasi lisan/tulis, langsung/tidak langsung; media
cetak/media elektronik.
2. Bidang ilmu sastra, hukum, kedokteran, dll.
3. Situasi resmi, tidak resmi, setengah resmi.
4. Khalayak berdasarkan umur; jenis kelamin; tingkat pendidikan; status sosial.
5. Tujuan membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.

Idiom yaitu ungkapan bahasa yang artinya tidak unsur- secara langsung dapat
dijabarkan dari unsurnya.
1. Kelompok Kata : gulung tikar, adu domba, dll.
2. Pasangan Kelompok Kata (ungkapan idiomatik) : bertemu dengan, dibacakan oleh,
berawal dari, disebabkan oleh, berdasarkan pada, sampai ke, bergantung pada,
sehubungan dengan, berkenaan dengan, sesuai dengan, dibacakan oleh, terdiri
atas/dari, diperuntukan bagi, tergantung pada.

Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata


A. Kesalahan Pemakaian yang mana, di mana, daripada.
Misal dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT telah dibacakan.
Yang benar:
1. di mana : sebagai kata tanya menanyakan tempat
2. yang mana : kalimat tanya yang mengandung pemilihan.
3. daripada : untuk perbandingan/pengontrasan sesuatu terhadap lainnya.

B. Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke.


Sampaikan salam saya dengan Dona. (= kepada siapa salam ditujukan?)
Fungsi kata dengan:
1. Adanya alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Saya mengetik dengan
komputer.
2. Adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama.
Peneliti itu sedang bercakap-cakap dengan responden.
3. Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain. Ujian akhir semester
berlangsung dengan tertib.
4. Sebagai frasa tansisi untuk membentuk kalimat/alinea. : berbeda dengan,
berkenaan dengan, bersamaan dengan, bertepatan dengan, sehubungan dengan, sesuai
dengan.

Fungsi kata depan di, ke, dan kata kepada


1. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan waktu.
2. Kata kepada harus diikuti oleh nama/jabatan orang atau kata ganti orang.
Contoh: 1. Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.
2. Jangan menoleh ke kiri!
3. Permohonan cuti diajukan kepada direktur.

Anda mungkin juga menyukai