MATERI BESOk
MATERI BESOk
1. Antar kabupaten
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
2. Antar provinsi
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
e. Surat rekomendasi dinas kesehatan tingkat 2 atau kota
f. Surat rekomendasi satuan lantas
3. Antar Negara
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
e. Surat rekomendasi dinas kesehatan tingkat 2 atau kota
f. Surat rekomendasi satuan lantas
g. Syarat pada peti
h. Syarat pada jenazah
i. Syarat pada surat
syarat surat :
- Rekomendasi walikota/ gubernur/ kepala daerah
- Hasil otopsi singkat
- Surat lanjutan jenazah
- Formulir internasional (diketik dalam Bahasa inggris)
BAB XV
KEMATIAN MENDADAK
• DEFINISI
Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24
jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus kasus forensik, sebagian besar
kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul.
Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan kematian yang tak diduga tidak
selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus.
Menurut Cobb, mati mendadak adalah kematian terjadi tanpa diperkirakan
sebelumnya, tanpa gejala yang nyata sebelumnya atau gejalanya hanya dalam waktu
yang singkat (menit atau jam), nontraumatis, tidak mengandung unsur
kesengajaan.Arjono (1989) dalam makalahnya “Risiko Managemen Sudden Death”
1
menulis dua alternatif definisi, yaitu:
1) Sudden death adalah kematian yang tidak terduga, non traumatis, non self
inflicted fatality, yang terjadi dalam 24 jam sejak onset gejala.
2) Definisi yang lebih tegas adalah kematian yang terjadi dalam satu jam sejak
timbulnya gejala.
Moerdowo (1984) mengatakan bahwa mati mendadak adalah kematian yang tidak
disangka dalam waktu kurang dari satu jam (verysudden death) atau dalam waktu dua
puluh empat jam (sudden death). Sering mati mendadak terjadi dalam beberapa menit,
sehingga tidak ada yang menyaksikan atau tidak sempat mendapat pertolongan sama
sekali. Kejadian ini dapat terjadi di lapangan olah raga, kantor, pasar, atau di jalan.
Lown memberitakan dalam buku Moerdowo (1984), bahwa mati mendadak tidak
hanya didapatkan pada penderita yang berumur lanjut saja, tetapi juga didapat pada
penderita berumur dua puluhan. 25 % dari korban mati mempunyai keluhan atau
kelainan pada jantung.
Pada umumnya kasus kematian mendadak bervariasi antara 50–80 tahun, dan yang
terbanyak adalah pihak laki-laki mengingat motivasi kerja dan bepergian. Berbagai
penyakit dapat menimbulkan kematian mendadak antara lain penyakit jantung,
hipertensi (cardio vascular), dan penyakit-penyakit metabolisme antara lain diabetes
melitus dan hyperlipidemi (kolesterol, triglycerid) dan metabolisme protein antara lain
asam urat dan urium. Maka pada usia tersebut di atas pada berbagai instansi dilakukan
check up terutama pada menjelang purna tugas.
Ada beberapa prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter berhubungan
5
dengan kematian mendadak akibat penyakit yaitu:
1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan
yang signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?
2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah
pada keracunan ?
3. Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang
rutin datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?
4. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan
penyakit tersering penyebab natural sudden death ?
Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar
berdasarkan kriteria tersebut, maka dokter yang bersangkutan harus melaporkan
5
kematian tersebut kepada penyidik (polisi) dan tidak mengeluarkan surat kematian.
Lesi yang dapat menyebabkan kematian alamiah yang mendadak secara garis besar
2
terdiri dari 3 golongan :
1. Grup terbesar adalah lesi yang diakibatkan oleh proses penyakit yang berjalan
perlahan atau insidental berulang yang merusak organ vital tanpa menimbulkan
suatu gejala renjatan akut sampai terjadi suatu penghentian fungsi organ vital yang
tiba-tiba. Salah satu contoh yang paling baik untuk golongan ini adalah kematian
mendadak akibat penyakit jantung koroner.
2. Terjadinya ruptur pembuluh darah yang mendadak dan tak terduga, yang diikuti
dengan perdarahan yang berakibat fatal. Contoh golongan ini adalah pecahnya
aneurisma aorta dengan perdarahan ke dalam pericardial sac atau pecahnya
aneurisma pada sirkulus Willisi yang menyebabkan perdarahan subdural.
3. Golongan ketiga mencakup infeksi latent atau infeksi hebat yang perjalanan
penyakitnya berkembang tanpa menunjukkan gejala yang nyata atau bermakna
sampai terjadi kematian. Contohnya adalah endokarditis bakterial atau obstruksi
mendadak usus karena volvulus.
Analisis:
→
1. Bila hanya pemeriksaan luar dan situasi badan masih bagus causa kematian tidak dapat
ditentukan
→
2. Racun harus pemeriksaan lab (untuk memastikan apakah masuk ke dalam tubuh atau
tidak, kadarnya berapa, mempengaruhi organ apa saja, matinya karena mekanisme apa)
→ →
3. Bila dalam pemeriksaan dalam + PA dilihat kelainan yang terdapat di sana kaitkan dengan
→
penyakit tertentu kaitkan dengan sudden death
4. Refleks vagal (tidak ditemukan pada otopsi dan PA)
5. Bila dalam analisa ada kelainan-kelainan
→ toksikologi yang ditemukan (misalkan:
racun kemungkinan kematian) perlu dicari apakah minum racun / diracuni /
overdosis
→
6. Apabila jenazah sudah dimakamkan, maka dilakukan pembongkaran jenazah
dilakukan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang Ada 3
tempat tanah kuburan diperiksa:
→
1. Bawah kepala otak
→
2. Bawah perut lambung, hepar
→
3. Bwah pantat alat reproduksi