Anda di halaman 1dari 8

Tujuan surat kematian : Dipakai untuk transfortasi jenazah

1. Antar kabupaten
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
2. Antar provinsi
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
e. Surat rekomendasi dinas kesehatan tingkat 2 atau kota
f. Surat rekomendasi satuan lantas
3. Antar Negara
a. Surat kematian/ blanko surat kematian
b. Surat serah terima jenazah
c. Surat penyakit menular/tidak
d. Surat pemakaman jenazah
e. Surat rekomendasi dinas kesehatan tingkat 2 atau kota
f. Surat rekomendasi satuan lantas
g. Syarat pada peti
h. Syarat pada jenazah
i. Syarat pada surat

Syarat jenazah : Harus di rawat sesuai agama jenazah


Harus diawatkan/ lpnsefasi n
Syarat peti :

Roman’s Ed. 41st . Edited by XXIX-O 339


a. logam (untuk lapisan pertama)
b. kayu (jenis tergantung biaya, jarak 10-15 mm antar skrop )
c. kayu (peti biasa)

syarat surat :
- Rekomendasi walikota/ gubernur/ kepala daerah
- Hasil otopsi singkat
- Surat lanjutan jenazah
- Formulir internasional (diketik dalam Bahasa inggris)

BAB XV
KEMATIAN MENDADAK

Kematian mendadak akibat penyakit seringkali mendatangkan kecurigaan baik


bagi penyidik, masyakat atau keluarga, khususnya bila yang meninggal adalah orang
yang cukup dikenal oleh masyarakat, orang yang meninggal di rumah tahanan dan
ditempat-tempat umum seperti hotel, cottege, terminal, cattage, motel, atau di dalam
kendaraan.
Kecurigaan adanya unsur kriminal pada kasus kematian mendadak terutama
disebabkan masalah TKP (tempat kejadian perkara) yaitu bukan di rumah korban atau di
rumah sakit melainkan di tempat umum karena alasan tersebut kematian mendadak
termasuk kasus forensik walaupun hasil otopsinya menunjukan kematian diakibatkan oleh
misalnya penyakit jantung koroner, perdarahan otak atau pecahnya berry aneurisma.
Setiap kematian mendadak harus diperlakukan sebagai kematian yang tidak wajar,
sebelum dapat dibuktikan bahwa tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya. Dengan
demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik pada kematian yang mendadak atau
terlihat seperti wajar, alasan yang sangat penting dalam otopsi adalah menentukan apakah
terdapat tindak kejahatan. Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus
kematian mendadak adalah menentukan cara kematian korban.
Penentuan sebab kematian menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum,
perubahan status almarhum dan keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari
meninggalnya orang tersebut. Autopsi sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian
merupakan pilihan solusi saat berhadapan dengan suatu kematian mendadak.

• DEFINISI

Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24
jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus kasus forensik, sebagian besar
kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul.
Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan kematian yang tak diduga tidak
selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus.
Menurut Cobb, mati mendadak adalah kematian terjadi tanpa diperkirakan
sebelumnya, tanpa gejala yang nyata sebelumnya atau gejalanya hanya dalam waktu
yang singkat (menit atau jam), nontraumatis, tidak mengandung unsur
kesengajaan.Arjono (1989) dalam makalahnya “Risiko Managemen Sudden Death”
1
menulis dua alternatif definisi, yaitu:
1) Sudden death adalah kematian yang tidak terduga, non traumatis, non self
inflicted fatality, yang terjadi dalam 24 jam sejak onset gejala.
2) Definisi yang lebih tegas adalah kematian yang terjadi dalam satu jam sejak
timbulnya gejala.
Moerdowo (1984) mengatakan bahwa mati mendadak adalah kematian yang tidak
disangka dalam waktu kurang dari satu jam (verysudden death) atau dalam waktu dua
puluh empat jam (sudden death). Sering mati mendadak terjadi dalam beberapa menit,
sehingga tidak ada yang menyaksikan atau tidak sempat mendapat pertolongan sama
sekali. Kejadian ini dapat terjadi di lapangan olah raga, kantor, pasar, atau di jalan.
Lown memberitakan dalam buku Moerdowo (1984), bahwa mati mendadak tidak
hanya didapatkan pada penderita yang berumur lanjut saja, tetapi juga didapat pada
penderita berumur dua puluhan. 25 % dari korban mati mempunyai keluhan atau
kelainan pada jantung.

Roman’s Ed. 41st . Edited by XXIX-O 301


• CARA KEMATIAN

Kasus kematian mendadak merupakan kematian tidak wajar.


Kematian mendadak merupakan peristiwa yang tidak terduga terjadi sekonyong-
konyongnya tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Kematian mendadak dapat terjadi saat
dalam tugas, perjalanan, atau saat bekerja, atau tidur, atau melakukan sesuatu yang
emosional. Sedang tempatnya sangat bervariasi, bisa di kendaaraan, hotel, rumah,
kantor, penginapan dan rekreasi.

Pada umumnya kasus kematian mendadak bervariasi antara 50–80 tahun, dan yang
terbanyak adalah pihak laki-laki mengingat motivasi kerja dan bepergian. Berbagai
penyakit dapat menimbulkan kematian mendadak antara lain penyakit jantung,
hipertensi (cardio vascular), dan penyakit-penyakit metabolisme antara lain diabetes
melitus dan hyperlipidemi (kolesterol, triglycerid) dan metabolisme protein antara lain
asam urat dan urium. Maka pada usia tersebut di atas pada berbagai instansi dilakukan
check up terutama pada menjelang purna tugas.

Yang termasuk kematian mendadak :


1. Kematian terjadi seketika

Contoh teman bertamu, duduk, kemudian meninggal
2. Kematian tidak terduga

Contoh seorang pasien nyeri perut dengan diagnosis gastritis akut kemudian diperiksa dan
ternyata meninggal
3. Kematian tidak diketahui penyebabnya

Contoh orang ditinggal di rumah masih sehat kemudian keesokan harinya meninggal

Ada beberapa prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter berhubungan
5
dengan kematian mendadak akibat penyakit yaitu:
1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan
yang signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?
2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah
pada keracunan ?
3. Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang
rutin datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?
4. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan
penyakit tersering penyebab natural sudden death ?
Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar
berdasarkan kriteria tersebut, maka dokter yang bersangkutan harus melaporkan
5
kematian tersebut kepada penyidik (polisi) dan tidak mengeluarkan surat kematian.

Roman’s Ed. 41st . Edited by XXIX-O 302


KEMATIAN
MENDADAK

Minta keterangan dari pihak keluarga,


teman dekat, atau polisi dan
melakukan pemeriksaan

TANYAKAN Hal-hal yg perlu Keadaan sekitar


diketahui dari korban
orang tentang
korban
Usia, Riwayat penyakit Morat-marit atau tidak Pintu terkunci Harta
Keterangan mengenai benda yang hilang Korban diasuransikan
Apakah sedang atau tidak Apakah didapatkan tanda2
kesehatan terakhir, Riwayat
bertengkar kelainan pd korban
pengobatan (berobat ke mana) Apakah sehabis makan
Tingkah laku yang aneh Apakah kedatangan tamu

MENYIMPULKAN KEMUNGKINAN KEMATIAN MENDADAK Mati wajar



karena penyakit didapatkan penyakit pembuluh darah koroner (sehabis
aktivitas fisik, bertengkar).

Gambar. Skema cara menangani kasus kematian mendadak

Lesi yang dapat menyebabkan kematian alamiah yang mendadak secara garis besar
2
terdiri dari 3 golongan :
1. Grup terbesar adalah lesi yang diakibatkan oleh proses penyakit yang berjalan
perlahan atau insidental berulang yang merusak organ vital tanpa menimbulkan
suatu gejala renjatan akut sampai terjadi suatu penghentian fungsi organ vital yang
tiba-tiba. Salah satu contoh yang paling baik untuk golongan ini adalah kematian
mendadak akibat penyakit jantung koroner.
2. Terjadinya ruptur pembuluh darah yang mendadak dan tak terduga, yang diikuti
dengan perdarahan yang berakibat fatal. Contoh golongan ini adalah pecahnya
aneurisma aorta dengan perdarahan ke dalam pericardial sac atau pecahnya
aneurisma pada sirkulus Willisi yang menyebabkan perdarahan subdural.
3. Golongan ketiga mencakup infeksi latent atau infeksi hebat yang perjalanan
penyakitnya berkembang tanpa menunjukkan gejala yang nyata atau bermakna
sampai terjadi kematian. Contohnya adalah endokarditis bakterial atau obstruksi
mendadak usus karena volvulus.

Kematian mendadak menjadi penting secara medikolegal apabila:


• Terjadi di tempat yang bukan semestinya. Contoh : hotel, tempat karaoke,
penginapan dll.
• Menimpa orang penting. Contoh : pejabat negara, saksi suatu perkara
• Tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut.

Penyebab kematian ditinjau secara per-organ :


1. Sistem kardiovaskuler
✓Penyakit jantung koroner
✓ Trombus pada ramus circumflexa a. coronaria sinistra
✓ Trombus pada ramus ascendens a. coronaria dextra et sinistra
✓ Infark miokard akut
✓ Penyakit katup jantung
✓ Temponade jantung
Roman’s Ed. 41st . Edited by XXIX-O 303
✓ Trombo-emboli
✓ Infeksi otot jantung
✓ Kelainan kongenital
✓ Pecahnya aneurisma aorta
✓mensuplai
Penyempitan atau penebalan ramus descenden a. Coronoria sinistra (arteri yg
darah bagi pace marker

Penyumbatan/thrombus dan penyempitan/penebalan pembuluh darah

tidak bisa melebar saat dibutuhkan berkurang suplai darah ke pace marker
→ → →
saat melakukan aktivitas fisik hipoksia Fibrilasi atrium kematian

Penting untuk diingat!!!

Kematian mendadak akibat serangan jantung/karena penyakit jantung,


biasanya sudah dapat diduga yaitu kematian setelah orang tsb melakukan
kerja fisik yg berlebihan, misalnya melakukan persetubuhan yg bukan dgn
isteri atau setelah olah raga

2. Sistem saraf pusat


✓ Perdarahan otak

pecahnya aneurisma cerebri, pecahnya a. Lenticulostriata Pecahnya

aneurisma cerebri biasanya merupakan penyebab kematian mendadak pada dewasa muda

Pecahnya a. Lentikulostriata pasin hipertensi , biasanya didahului rasa sakit kepala,
pusing, mual dan kemudian jatuh.
✓ Trombus a. cerebri media, posterior (cabang Circulus WILLISI)
✓ Perdarahan subarachnoid, epidural, dan subdural serta intracerebral bleeding
✓ Pelebaran Circulus WILLISI
✓ Perdarahan cerebellopontinus
✓ Tumor, radang, meningitis, ensefalopati, ensefalitis
✓ Atherosklerotik
3. Sistem pernapasan
✓Edem paru
✓ Pneumonia
✓ Bronchopneumonia
✓ Tuberkulosis
✓ Emfisema pulmonum
✓ Status asmatikus
✓ Benda asing
✓ Edema glottis
✓ Kanker paru
✓ Laringitis difteri
✓ Emboli udara
✓ Kolaps jaringan paru
✓ TBC paru dengan caverne pecah
→ →
Perdarahan akibat tuberkulosa menyumbat saluran pernapasan kematian mendadak
4. Sistem gastrointestinal
✓Pecahnya varises esofagus
✓ Ulkus gastrikum kronis
✓ Perdarahan saluran cerna
✓ Apendisitis
✓ Trauma abdomen
→ →
✓ Obstruksi usus dehidrasi meninggal

Roman’s Ed. 41st . Edited by XXIX-O 304


Invaginasi
✓ Megacolon congenital / HIRSCHPRUNG’s Disease
✓ Hernia inkarserata
✓ Perdarahan
✓ Radang pankreas, kandung empedu
✓ Ruptur hernia, limpa
✓ Abses hati yang pecah
5. Sistem urogenitalia dan organ reproduksi
✓Perdarahan, perdarahan uterus yang hebat
✓ Gagal ginjal akut
✓ Gangguan fungsi ginjal oleh batu, infeksi, tumor
✓ Sindrom nefrotik
✓ Glomerulonephritis
✓ Ruptur saluran kemih
✓ Kista ovarium terpelintir
✓ Kehamilan ektopik terganggu
✓ Eklampsia
Tindakan:
1. Dengan penyidik, melakukan pemeriksaan di TKP
2. Anamnesa keluarga mengenai RPD, riwayat meminum obat, riwayat kunjungan ke
dokter / RS
3. Pemeriksaan luar secara lengkap dan teliti, termasuk barang-barang
“Tanda dari sudden death”:
- Sianosis
- Pembuluh darah tampak jelas khususnya di leher
- Sisa muntahan
- Pembengkakan kaki
- Postur tubuh (obesitas)
- Cairan semen (karena ejakulasi)
4. Dilakukan otopsi

5. Pemeriksaan Penunjang PA + Toksikologi
6. Menyusun laporan hasil

Analisis:

1. Bila hanya pemeriksaan luar dan situasi badan masih bagus causa kematian tidak dapat
ditentukan

2. Racun harus pemeriksaan lab (untuk memastikan apakah masuk ke dalam tubuh atau
tidak, kadarnya berapa, mempengaruhi organ apa saja, matinya karena mekanisme apa)
→ →
3. Bila dalam pemeriksaan dalam + PA dilihat kelainan yang terdapat di sana kaitkan dengan

penyakit tertentu kaitkan dengan sudden death
4. Refleks vagal (tidak ditemukan pada otopsi dan PA)
5. Bila dalam analisa ada kelainan-kelainan
→ toksikologi yang ditemukan (misalkan:
racun kemungkinan kematian) perlu dicari apakah minum racun / diracuni /
overdosis

6. Apabila jenazah sudah dimakamkan, maka dilakukan pembongkaran jenazah
dilakukan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang Ada 3
tempat tanah kuburan diperiksa:

1. Bawah kepala otak

2. Bawah perut lambung, hepar

3. Bwah pantat alat reproduksi

Anda mungkin juga menyukai