Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NIFAS NORMAL

DISUSUN OLEH:
NIRMALA SARI
LPT. 19 13 10
SEMESTER 4

AKADEMI KEBIDANAN LAPATAU BONE


TAHUN AKADEMI 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karenanya saya dapat

menyelesaikan makalah dengan judul “PERAWATAN PAYUDARA ”

Adapun penulis mengucapkan terimakasih kepada peserta dan dosen

pembimbing yang telah memberi bimbingannya selama ini kepada penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa penulisan makalah

ini masih jauh dari kesempurnaan. Yang semua itu tidak terlepas dari kekurangan

ilmu pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna kesempurnaan makalah yang

selanjuutnya.

BONE, 12 MARET 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Perawatan Payudara......................................................................3

B. Tujuan dan Prinsip Perawatan Payudara........................................................6

C. Manfaat Perawatan Payudara..........................................................................6

D. Langkah-Langkah Perawatan Payudara..........................................................7

BAB III .................................................................................................................12

A. Kesimpulan....................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah  plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung mulai dari 6 jam postpartum, 6 hari dan 6 minggu atau berlangsung
selama  42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Pada masa 6 jam  postpartum ibu sudah mulai dianjurkan untuk melakukan
hal meliputi ambulasi berupa miring ke kiri dan ke kanan, eliminasi yaitu miksi
dan, melakukan kebersihan diri seperti menjaga kebersihan daerah organ vital,
pakaian, rambut serta melakukan istirahat secukupnya. Hal-hal tersebut
merupakan bagian dari kebutuhan dasar ibu pada masa postpartum yang sangat
penting dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan atau komplikasi pada
masa nifas .
Manfaat penatalaksanaan 6 jam postpartum adalah mencegah terjadinya
perdarahan postpartum karena atona uterri, retensio plasenta dan robekan jalan
lahir, memantau kontraksi uterus, mendeteksi tanda-tanda bahaya pada masa
nifas. Untuk itu, setiap ibu hamil harus mengetahui tentang
penatalaksanaan postpartum. Dampak tidak dilakukan penatalaksanaan 6
jam postpartum adalah meningkatkan perdarahan yang terjadi setelah masa
persalinan sehingga meningkatkan angka kematian ibu.
Pada masa 6 jam  postpartum  merupakan  masa-masa yang sangat penting
karena pada masa ini merupakan pemantauan perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa nifas untuk mengantisipasi komplikasi pada masa nifas. Komplikasi
yang sering terjadi pada masa nifas 6 jam postpartum meliputi
perdarahan postpartum meliputi atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta.
Selain itu, komplikasi pada masa nifas antara lain infeksi
nifas, trombosis, tromboembolisme, sepsis puerperalis, vulvitis, vaginitis,
servisitis, dan endometritis, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur,
demam dan rasa sakit waktu berkemih.
     Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi , serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi
bagi ibu. Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan
keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial.
Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab utama dari 150.000
kematian ibu setiap tahun di dunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena
perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan dalam
waktu satu jam setelah persalinan, penolong persalinan harus memastikan bahwa
uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan dalam jumlah besar.
Bila   perdarahan berat, tranfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan ibu.
     Ini adalah salah satu penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia
melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi di negara
berkembang. Sebagian besar kematian ibu (88%) terjadi dalam waktu 4 jam
persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat dengan
persalinan kala III.
        World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa hampir 50%
kematian ibu disebabkan karena komplikasi pada masa nifas. Di Amerika angka
kematian ibu yang disebabkan pada masa 6 jam postpartum mengalami
peningkatan yaitu 10% menjadi 13%.
     Di Indonesia angka kematian maternal pada tahun 2010 yaitu 220 per 100.000
kelahiran hidup, dimana 46% kematian maternal disebabkan oleh komplikasi yang
sering terjadi pada masa nifas.

1.2  Tujuan
Dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas 6 jam normal.
1.3  Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam normal ?
1.4  Manfaat
1.    Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa studi Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung dalam penatalaksanaan 6 jam postpartum .
2.    Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan
pendididkan penulis khususnya tentang penatalaksanaan 6 jam postpartum pada
ibu  nifas.
3.    Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagian bahan masukan bagi tempat
praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan yang berada di masyarakat
untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan
pendidikan kesehatan atau KIE.
4.     Bagi Masyarakat
Dapat di jadikan masukan pada masyarakat agar lebih mengerti tentang perawatan
ibu selama masa nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 .    Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari
kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas
(puerperium) merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya maka sangat
diperlukan asuhan pada masa nifas. Pada masa ini terjadi perubahan- perubahan
fisiologi yaitu : perubahan fisik, involusi uterus, dan pengeluaran lochea,
laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan
psikologi. Masa nifas adalah masa dimulai bebebrapa jam sesudah lahirnya
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Tujuan masa nifas normal dibagi menjadi 2 yaitu :
A.     Tujuan Khusus :
o   Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
o   Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau 
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
o   Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.
o   Memberikan pelayanan  keluarga berencana
B.     Tujuan Umum
o   Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
a.  Medeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b.  Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan,
     mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan
     yang aman
c.  Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
d.   Memulai dan mendorong pemberian ASI
2.4 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 tahapan,yaitu:
a.    Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
b.   Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih enam minggu
c.    Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama ibu bila selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi.

2.5 Respon Orang Tua Terhadap Bayi baru Lahir


a.  Bonding Attachment
Bonding adalah ikatan antara ibu dan bayi dalam masa awal neonatus,
sedangkan attachment adalah sentuhan. Bonding attachment adalah istilah dalam
kebidanan atau psikologi kebidanan yang artinya ikatan antara ibu dan bayi dalam
bentuk kasih sayang dan belaian.
Pengertian dari bonding attachment/keterikatan awal/ikatan batin adalah
suatu proses dimana sebagai hasil dari suatu reaksi terus menerus antara  bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
Tahap-tahap bonding attachment adalah sebagai berikut :
a.    Terkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal     bayinya.
b.      Keterikatan (bounding)
c.      Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan
individu yang lain.

Elemen-elemen bounding attachment meliputi hal-hal sebagai berkut :


1.      Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh
lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2.      Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,
orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untk saling
memandang.
3.      Suara
Saling mendengarkan dan merespon suara antara orag tua dan bayinya juga
penting. Bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke arah orang tua mereka saat
orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4.      Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma/
bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Bayi
belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5.      Entrainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendag-nendang kaki,
seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi
saat anak mulai berbicara.
6.      Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat ritme alamiah ibunya. Untuk itu,
salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan
dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.      Kontak dini
Saat ini, banyak bukti-bukti alamiah yang menunjukan bahwa kontak dini setelah
lahir merupkan hal yang penting dalam hubungan antara orang tua-anak.

b.    Respon ayah dan keluarga


Jika ibu sudah mengandung bayi selama sembilan bulan, ayah benar-benar
merasakan kebersamaan dengan bayi saat bayi lahir. Perkenalan ayah dengan bayi
dimulai saat mereka saling bertatapan. Seperti halnya ikatan ibu dengan bayi,
kedekatan ayah dengan bayi penting bagi tumbuh kembang bayi. Hasil penelitian
Robert A. Veneziano dalam The Importance of Father Love menyebutkan
kedekatan ayah dan bayi sangat membantu mengembangkan kemampuan sosial,
kecerdasan emosi, dan perkembangan kognitif bayi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah masa sesudah melahirkan terhitung dari setelah persalinan
sampai pemulihannya dan alat kandungannya seperti keadaan sebelum hamil yang
lamanya 6 minggu.
3.2 Saran
1. Bagi pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan masa nifas yang diperlukan ialah
kerja sama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan.
2.   Bagi petugas kesehatan
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran
penolong/bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan masa
nifas

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-masa-nifas.html
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171

Anda mungkin juga menyukai