Anda di halaman 1dari 5

FASE-FASE PENYEMBUHAN LUKA

Proses penyembuhan luka dapat dijelaskan menurut populasi selular dan kativitas
biokima yang terjadi. Proses tersebut dibagi ke dalam beberapa fase:
1. Homeostasis dan inflamasi,
2. Proliferasi, dan
3. Meturasi dan remodeling.
Ketiga fase di atas berjalan secara simultan dan terkadang saling tumpang tindih dan
diperlukan untuk penyembuhan dan pengembalian integritas jaringan.

A. Hemostasis dan inflamasi


Hemostasis mengawali dan menginiisiasi proses inflamasi dengan melepaskan
faktor-faktor kimia pada daerah luka.
Luka (hilangnya integritas jaringan)

Kolagen subendotel (paparan langsung matriks ekstraselular) dengan platelet

Proses agregasi, degranulasi dan coagulation cascades

Granul α melepas platelet derived growth factor(PDGF), transforming growth factor-β(TGF-
β), platelet-activating factor (PAF), fibronectin, dan serotonin

Pembentukan fibrin
(untuk migrasi sel-sel inflamasi)

PMN
- PMN merupakan sel-sel infiltrat pertama yang masuk ke dalam daerah luka (puncak
selama 23-48 jam) → meningkatkan permeabilitas vaskular, prostaglandin lokal, dan
substansi-substansi kemotaktik seperti faktor-faktor komplemen, Il-1, TNF-α, TGF-β,
faktor platelet 4.
- PMN mengeluarkan sitokin, salah satunya adalah TNF-α yang berperan dalam
angiogenesis dan sintesis kolagen. PMN dapat pula melepaskan protease terhadap
kolagen yang berperan dalam degradasi matriks pada awal fase penyembuhan luka.
Makrofag
- Makrofag seperti neutrofil berperan dalam fagositosis bakteri dan debris jaringan
melalui oksigen radikal dan sintesis NO yang berdampak pada microbial static.
- Makrofag berperan pula dalam aktivasi dan perekrutan sel-sel lainnya melalui sitokin
dan faktor-faktor pertumbuhan (seperti: TGF-β, vascular endothelial growth factors
(VGEF), insuline-like growth factor (IGF), epithelial growth factor (EGF), dan
lactate), ataupun secara langsung melalui interaksi sel ke sel dan intracellular
adhesions molecules (ICAM).
- Makrofag berperan pula dalam pengaturan angiogenesis dan deposisi matriks serta
remodeling.

Limfosit T
- Limfosit T merupakan populasi sel lainnya yang berperan dalam proses inflamasi
yang akan menginvasi luka namun jumlahnya lebih sedikit dibanding makrofag.
- Jumlahnya mencapaui puncak 1 minggu setelah luka terjadi dan menjadi jembatan
antara fase inflamasi dengan fase proliferasi.
- Sel ini berperan secara tidak langsung melalui penyediaan lingkungan yang kondusif
dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan sel ini dapat menurunkan kekuatan dan
kolagen pada daerah luka.

B. Proliferasi
Fase ini merupakan fase ke dua dan yang berlangsung sekitar 4 – 12 hari. Pada fase
inilah kontinuitas jaringan kembali diperbaiki. Fibroblas dan sel-sel endotel merupakan sel
terakhir untuk diinfiltrasi dalam proses penyembuhan luka, dan faktor kemotaktik yang
paling kuat untuk fibroblas adalah PDGF.
Sebelum memasuki daerah luka, fibroblas yang direkrut harus melalui proliferasi
terlebih dahulu sehingga dapat diaktifkan dalam proses sintesis dan remodeling matriks.
Sitokin-sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan yang dilepaskan dari makrofag akan
membantu dalam aktivasi proses tadi.
Fibroblas yang terisolasi di daerah luka akan mengsintesis kolagen yang lebih banyak
daripada fibroblas yang tidak berada pada daerah luka. Laktat juga berperan dalam sintesis
kolafen melalui mekanisme ADP-ribosilasi.
Sel-sel endotel juga akan berproliferasi secara luas saat fase ini. Sel-sel ini
berpartisipasi dalam pemebentukan kapiler-kapiler baru (angiogenesis) yang merupakan
proses yang sangat penting dalam penyembuhan luka yang optimal. Sel-sel endotel
bermihrasi dari venula terdekat yang masih utuh. Perpindahan sel endotel dipengaruhi oleh
sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan.

Sintesis Matriks
Kolagen merupakan protein yang banyak di dalam tubuh dan berperan
penting dalam penyembuhan luka. Deposisi, meturasi, dan remodeling kolagen
berperan dalam mengembalikan fungsi yang integral sebuah jaringan.
Kolagen diketahui memiliki 18 tipe, namun tipe I dan tipe III-lah yang
berperan penting dalam perbaikan luka. Tipe I merupakan komponen penting pada
matriks ekstraselular di kulit; sedangkan tipe III yang juga ada pada kulit normal
akan menjadi lebih banyak pada proses perbaikan.
Sintesis kolagen sangat dipengaruhi pada faktor-faktor sistemik seperti suplai
oksigen; ketersediaan nutrisi yang cukup (asam amino dan karbohihdrat), serta
kofaktor (vitamin dan zat-zat besi), serta lingkungan luka tersebut (suplai vaskular
dan ada atau tidaknya infeksi).

Sintesis Proteoglikan
Glikosaminoglikan merupakan bagian yang memiliki porsi banyak pada “ground
substance” yang menyusun jaringan granulasi dan biasanya berpasangan dengan
proteoglikan. Fibroblas akan mensintesis substansi-substansi ini (terutama
demartan dan sulfat kondroitin) dan meningkatkan konsentrasinya pada minggu ke -
3) proses penyembuhan

C. Maturasi dan Remodeling


Maturasi dan remodeling luka dimulai saat fase fibroblas aktif dan
dikarakteristikkan dengan adanya sintesis kolagen. Kolagen akan dipecah menjadi
matrix metalloproteinases (MMPs) dan kolagen luka akan terbentuk berasarkan
keseimbangan antara kolagenolisis dan sintesis kolagen.
Kekuatan luka dan integritas mekanik luka pada luka baru ditentukan oleh
kuantitas dan kualitas kolagen. Setelah beberapa minggu setelah munculnya luka,
kolagen akan memasuki masa plateau namun kekuatan tegangan akan terus
meningkat setelah beberapa bulan ke depan. Remodeling jaringan parut (scar) akan
terus terjadi sekitar 6-12 bulan yang selanjutnya akan menjadi jaringan parut yang
matur, avaskular, dan aselular.
Setelah itu akan terjadi kolagenolisis yang merupakan aktivitas kolagenase (jenis
dari MMPs) yang dikendalikan oleh sitokin-sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan.
Keseimbangan antara deposisi kolagen dan degradasi ini merupakan penentu utama
kekuatan dan integritas luka.

Epitelialisasi
Sementara integritas dan kekuatan jaringan dikembalikan, barier eksternal
juga harus ditempatkan kembali. Proses ini dicirikan dengan adanya proliferasi dan
migrasi sel-sel epitel terdekat menuju daerah luka. Proses ini dimulai dalam 1 hari
luka dan terlihat sebagai penebalan epidermis pada daerah tepi luka. Sel-sel basalis
pada tepi luka akan kehilangan kekuatan perlekatannnya terhadap dermis di
bawahnya, dan akan membesar, kemudian bermigrasi melalui matriks yang telah
terbentuk. Basal sel yang berdekatan dengan daerah luka akan melakukan aktivitas
mitosis dan bermigrasi hingga luka tertutup, setelah itu sel-sel epitel yang bermigrasi
akan menjadi kolumnar dan meningkatkan aktivitas mitosisnya. Epitel akan kembali
terbentuk dan permukaan akan mulai keratinisasi.
Reepitelialisasi akan selesai kurang dari 48 jam pada luka yang diaproksimasi
namun akan lebih lama jika luka besar dan terdapat defek pada dermis dan
epidermis. Jika hanya epitel dan dermis superfisial yang rusak seperti pada luka
bakar derajat ke II superfisial, maka perbaikan akan bergantung pada reepitelialisasi
dengan sedikit atau tanpa pembentukan fibroplasia dan granulasi.

Peran Faktor-faktor Pertumbuhan Dalam Penyembuhan Luka


Growth factor Wound cell origin Cellular and biological
effects
PDGF Platelet, makrofag, monosit, Kemotaksis: fibroblas, otot
sel-sel otot polos, sel-sel polos, monosit, neutrofil.
endotel Mitogenesis: fibroblas, sel-sel
otot polos. Stimulasi
angiogenesis. Stimulasi sintesis
kolagen
Fibrobast Growth Fibroblas, sel-sel endotel, Stimulasi angiogenesis (melalui
Factors (FGF) sel-sel otot polos, kondrosit stimulasi proliferasi dan migrasi
sel-sel endotel). Mitogenesis:
mesoderm dan neuroektoderm.
Stimulasi fibroblas, keratinosit,
kondrosit, mioblas.
Keratinosit Keratinosit, fibroblas Signifikan homolog FGF,
Growth Factors stimulasi keratinosit.
(KGF)
EGF Platelet, makrofag, monosit Stimulasi proliferasi dan migrasi
sel-sel epitel.
TGF-α Platelet, keratinosit, Homolog EGF, berikatan pada
makrofag reseptor EGF. Mitogenik dan
kemataktik untuk sel-sel
pidermis dan endotel.
TGF-β Platelet, limfosit T, Stimulasi angiogenesis. TGF-β1
makrofag, monosit, netrofil stimulasi produksi matriks;
TGF-β3 inhibisi pembentukan
jaringan parut.
Insulin-like Platelet Efektor aksi hormon
Growth Factors pertumbuhan. Sintesis protein.
(IGF) Meningkatkan transportasi
glukosa pada membran.
VEGF Makrofag, fibroblas, Seperti PDGF
keratinosit
Granulocyte- Makrofag/monosit, sel-sel Stimulasi proliferasi makrofag
macrophage endotel, fibroblas
colony stimulating
factor (GM-CSF)

Anda mungkin juga menyukai