Disusun Oleh :
Widya Novira Anwar 1701711064
Clara Widya Mulya 1710711070
Fenny Andriani 1710711077
Refiana Gunawan 1710711083
Siti Luthfia Awanda 1710711084
Annisa Hilmy Nurarifah 1710711087
Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi mahasiswa fakultas ilmu
kesehatan UPN Veteran Jakarta.Kami menyadariisimakalahinimasihjauhdarikategorisempurna,
baikdarisegikalimat, isi, maupundalampenyusunan. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang
membangundaridosenmatakuliah yang bersangkutan dan rekan-rekansemuanya, sangat kami
harapkan demi kesempurnaanmakalahini dan makalah-makalahselanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar
A. Latar Belakang
Lanjut Usia (Lansia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Secara
biologis lanjut usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).
Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi sepanjang hidup
manusia, dimulai sejak awal kehidupan. Proses menua merupakan akibat dari kehilangan yang
bersifat berrtahap (gradual loss) yang terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada
lansia. Proses penuaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fungsi pada lansia seperti
masalah kesehatannya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018 berdasarkan diagnosis
Dokter, prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi yaitu dari 7 per mil
menjadi 10.9 per mil. Daerah yang paling tinggitingkatkejadian stroke berada di Kalimantan
Timur, naik menjadi 14,7% (sebelumnya 10 %) dan daerahterendahada di
papuadengankenaikanmenjadi 4,1%. Sedangkan berdasarkan karakteristik prevalensipenyakit
stroke meningkat seiring dengan bertambahnya umur, kejadian terbanyak pada kelompok umur
≥75 tahunyaitu sebesar 50,2%.
Stroke memiliki faktor risiko yang cukup banyak, namun secara dikenal dua faktor risiko
yaitu faktor yang diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah
diantar lain merokok, diabetes mellitus, kelainan jantungm kegemukan, konsumsi alkohol,
hiperkolesterolemia , latihan fisik gangguan pola tidur dan hipertensi (AHA/SHA, 2006,
Primary prevention of ischemic stroke).
Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memilikitekanandarahtinggi. Hipertensiadalah salah
satupenyebabutamakematiandinidiseluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasaakanhidupdenganhipertensi. Hipertensimembunuhhampir 8 miliyar orang setiaptahun di
dunia dan hampir 1,5 juta orang setiaptahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.
Sekitarsepertigadari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderitahipertensi (WHO, 2015).
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 diperoleh hasil prevalensi stroke menurut diagnosis
dokter , diagnosis atau minum obat antihipertensi, dan hasil pengukuran untuk angka nasional
nya sebesar 8,4% (diagnosis dokter), 8,8 (diagnosis atau minum obat antihipertensi) dan 34,1
(hasil pengukuran).
Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan untukberdiri.
Faktorrisikojatuh pada usialanjutdapatdigolongkandalamduagoonganyaitufaktorintrinsik dan
faktorekstrinsik. Faktorintrinsikfaktor yang
berasaldaridalamtubuhlanjutusiasendirisepertikelemahanototekstremitasbawah, kekakuansendi,
gangguansensorik. Sedangkanfaktorekstrinsikmerupakanfaktordariluar (lingkungansekitar)
(Darmojo, 2009).
A. RumusanMasalah
1. Bagaimanaprevalensimengenaikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
di Indonesia?
2. Apadefinisidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia?
3. Apaetiologidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia?
4. Apasajakomplikasi yang timbul pada kasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada
lansia?
5. Apasaja yang harusditanyakansaatpengkajianindividukesehatankeperawatan pada
lansia?
6. Bagaimanapenilaianpsikososial dan spiritual pada lansia?
7. Apasajapenilaiandalamkemandirianlansia?
8. Bagaimanamengkaji status mental lansia?
9. Bagaimanamengkajiskaladepresilansia?
10. Apasajaanalisa data darikasuslansia yang didapatkan?
11. Apasajadiagnosa yang di dapatdalamkasuslansia?
12. Apasajaintervensi yang dilakukan pada kasuslansiatersebut?
B. TujuanPenulisan
1. Mengetahuiprevalensimengenaikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada
lansia di Indonesia
2. Mengetahuidefinisidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
3. MengetahuiEtiologidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
4. Mengetahuikomplikasi yang timbul pada kasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh
pada lansia
5. Mengetahuicarapengkajianindividukesehatankeperawatan pada lansia
6. Mengetahuipenilaianpsikososial dan spiritual pada lansia
7. Mengetahuipenilaiandalamkemandirianlansia
8. Mengetahuipengkajian status mental pada lansia
9. Mengetahuipengkajianskaladepresipada lansia
10. Mengetahuianalisa data darikasuslansia yang didapatkan
11. Mengetahuidiagnosa yang di dapatdalamkasuslansia
12. Mengetahuiintervensi yang dilakukan pada kasuslansia
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR
A. Prevalensi
1. Prevalensi Stroke
Menurut WHO, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 5 juta
menderita kelumpuhan permanen. Di kawasan Asia Tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami
stroke (WHO,2010).
Angka kejadian stroke didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di
indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke dan
sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan
bisa menjadi cacat berat. (Pudiastuti,2011).
Berdasarkan data yang berhasildikumpulkan oleh Yayasan StrokeIndonesia (Yastroki),
masalah stroke semakinpenting dan mendesakkarenakinijumlahpenderita stroke di Indonesia
adalahterbanyak dan mendudukiurutanpertama di Asia. Jumlahkematian yang disebabkan oleh
stroke mendudukiurutankedua pada usiadiatas 60 tahun dan urutankelima pada usia 15-59
tahun(Yastroki, 2012).
Penyakit stroke dulu sering dianggap sebagai penyakit yang didominasi oleh orang tua.
Dulu, stroke hanya terjadi pada mulai usia 60 tahun namun sekarang mulai usia 40 tahun sudah
memiliki faktor risiko stroke. Meningkatnya penderita stroke pada usia muda lebih disebabkan
oleh pola hidup, terutama pola makan tinggi kolesterol. Berdasarkan pengamatan di berbagai
rumah sakit, justru stroke di usia produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang
menyebabkan seseorang jarang olahrga, kurang tidur, stres berat, yang juga jadi faktor penyebab
kejadian stroke (Dourman, 2013).
Journal of the American Hearth (JAHA) 2016 menyatakan terjadinya peningkatan individu
yang berusia 25 tahun sampai 44 tahun menjadi (43,8%) (JAHA, 2016). Pada konferensi ahli
saraf internasional di Inggris dilaporkan bahwa terdapat 1000 penderita stroke yang berusia
kurang dari 30 tahun (American Hearth Association, 2010).
2. Prevalensi Hipertensi
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, menyatakanbahwadari 53,3
jutakematiandiduniadidapatkanpenyebabkematianakibatpenyakitkardiovaskulersebesar 33,1%,
kankersebesar 16,7%, DM dan gangguanendokrin 6% dan infeksisalurannapasbawahsebesar
4,8%.Data penyebabkematian di Indonesia pada tahun 2016 didapatkan total kematiansebesar
1,5 jutadenganpenyebabkematianterbanyakadalahpenyakitkardiovaskuler 36,9%, kanker 9,7%,
penyakit DM dan endokrin 9,3% dan Tuberkulosa 5,9%. IHME juga menyebutkanbahwadari
total 1,7 jutakematian di Indonesia didapatkanfaktorrisiko yang
menyebabkankematianadalahtekanandarah (hipertensi) sebesar 23,7%, Hiperglikemiasebesar
18,4%, Merokoksebesar 12,7% dan obesitassebesar 7,7%.
Prevalensi hipertensi berdasarkan dignosis dokter atau minum obat antihipertensi pada
penduduk umur ≥ 18 tahun menurut provinsi ,daerah terbanyak dengan angka kejadian
hipertensiberdasarkan diagnosis dokteryaitu Sulawesi Utara (13,21 %), DIY Yogyakarta
(10,68) dan Kalimantan Timur (10,57%). Sedangkan untuk daerah dengan terendah angka
kejadian hipertensi yaitu Papua (4,39%). Dan untuk angka nasional nya sebesar 8,4 %.
3. Prevalensi LansiaJatuh
Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Secara biologis lanjut
usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).
WHO menyatakan di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142
juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan jumlah lansia meningkat 30 kali lipat. Pada tahun 2000
jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah
lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia
sekitar 80.000.000 jiwa. Berdasarkan data jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia sebanyak
18.861.820 jiwa, untuk Sumatra Barat yaitu sebanyak 595.305 jiwa penduduk usia lanjut
(Depkes RI, 2013).
Pada tahun 2019, persentase lansia mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah penuaan
penduduk karena persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7 persen dari
keseluruhan penduduk dan akan menjadi negara dengan struktur penduduk tua (ageing
population) jika sudah berada lebih dari 10 persen. Fenomena ini merupakan cerminan dari
meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia. Apabila diimbangi dengan
kemampuan kelompok lanjut usia yang bisa mandiri, berkualitas, dan tidak menjadi beban
masyarakat, maka secara tidak langsung ageing population akan memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan nasional. (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2019).
Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan untukberdiri.
Faktorrisikojatuh pada usialanjutdapatdigolongkandalamduagoonganyaitufaktorintrinsik dan
faktorekstrinsik. Faktorintrinsikfaktor yang
berasaldaridalamtubuhlanjutusiasendirisepertikelemahanototekstremitasbawah, kekakuansendi,
gangguansensorik. Sedangkanfaktorekstrinsikmerupakanfaktordariluar (lingkungansekitar)
(Darmojo, 2009).
Nadzam (2009), melaporkansurvei yang dilakukan oleh Morse pada tahun 2008
tentangkejadianpasienjatuh di Amerika Serikat yang menunjukan 2,3-7% per 1000
lansiajatuhdaritempattidursetiaphari. Survey tersebutmenunjukanbahwa 29-48%
pasienmengalamiluka dan 7,5% denganluka-lukaserius.
Jatuhdapatdicegahdenganmelakukanidentifikasiterhadapkeberadaanfaktor-
faktorrisikojatuhbaik internal maupuneksternal. Proses
identifikasidapatdilakukanmenggunakan instrument pengkajian (screening tools) yang
sudahbakuantara lain Modified Falls-Efficacy Scale (MFES), The Morse Falls Scale
Assessment, the Falls Risk for Older People in the Community (FROP-Com) tool, Get-Up and
Go Test, the Short Falls Efficacy Scale International (Short FESI) dan Tinetti Balance and Gate
yang digunakanuntukmengidentifikasiadanyagejala fear of falling. Hasil
pengkajianumumnyaakanmengkategorikanlansiaberdasarkan level risikojatuh yang
dimilikinya. Berdasarkan level tersebut,
intervensipencegahanataupenanggulanganmasalahjatuhdapatdisusun dan
diimplementasikankepadalansia.
1. STROKE
Pengertian Stroke
Stroke adalah suatukeadaan yang
mengakibatkanseseorangmengalamikelumpuhanataukematiankarenaterjadinyagangguanpendar
ahan di otak yang menyebabkankematianjaringanotak (batticaca,2009).
Stroke adalahsuatusindromklinis yang ditandaidenganhilangnyafungsiotaksecaraakut dan
dapatmenimbulkankematian (world health organization,2014)
Stroke terjadiakibatpembuludarah yang membawadarah dan
oksigenkeotakmengalamipenyumbatanatauruptur, kekuranganoksigenmenyebabkanfungsi
control gerakantubuh yang dikendalikan oleh otaktidakberfungsi (American Heart Association
{AHA}, 2015)
Etiologi Stroke
Trombosis
Embolisme
Sumbatan pada arteriserebral yang disebabkan oleh embolus menyebabkan stroke
emblolik. Embolus terbentuk di bagianluarotak, kemudiaterlepas dan
mengalirmelaluisirkulasiserebralsampai embolus tersebutmelekat pada pembuluhdarah dan
menyumbatarteri. Embolus yang paling seringterjadiadalahplak.
Trombusdapatterlepasdariarterikarotisbagiandalam pada bagianlukaplak dan
bergerakkedalansirkulasiserebral. Kejadianfibrilasi atrial
kronikdapatberhubungandengantingginyakejadiab stroke embolik, yaitudarahterkumpul di
dalam atrium yang kosong. Gumpalandarah yang sangatkecilterbentukdalam atrium kiri dan
bergerakmenujujantung dan masukkedalansirkulasiserebral.
Pompamekanikjantungbuatanmemilikipermukaan yang lebihkasardibandingkanototjantung
yang normal dan dapat juga menyebabkanpeningkatanrisikoterjadinyapenggumpalan.
Endokarditis yang disebabkan oleh bakterimaupu. yang non
bakteridapatmenjadisumberterjadinya emboli. Sumber-sumberpenyebab emboli
lainnyaadalagtumor, lemak, bakteri dan udara. Emboli biasaterhadi pada
seluruhbagianpembuluhdarahserebral. Kejadianembolu pada
serebralmeningkatbersamaandenganmeningkatnyausia.
Pendarahan (Hemoragik)
Pendarahanintraserebral paling banyakdisebabkan oleh adanyarupturarteriosklerotik dan
hipertensipembuluhdarah, yang bisamenyebabkanperdarahankedalamjaringanotak.
Perdarahanintraserebral paling seringterjadiakibatdaripenyakithipertensi dan
umumnyaterjadisetelahusia 50tahun. Akibat lain dariperdarahanadalahaneurisma.
Aneurismaadalahpembengkakan pada pembuluhdarah.
Walaupunaneurismaserebralbiasanyakecil (diameternya 2-6mm),
halinihisamenyebabkanruptur. Diperkirakansekitar 6% dariseluruh stroke disebabkan oleh
rupturaneurisma.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahansering kali
menyebabkanspasmepembuluhdarahserebral dan iskemik pada serebralkarenadarah yang
berada di luarpembuluhdarahmembuatiritasioadapjaringan. Stroke
hemoragikbiasanyamenyebabkanterjadinyakehilanganfungsi yang banyak dan
penyembuhannya paling lambatdibandingkandengantipe stroke yang lain.
Keseluruhanangkakematiankarena stroke hemoragikberkisarantara 25% sampai 60%. Jumlah
volume perdarahanmerupakansatu-satunyaprediktor yang paling
pentinguntukmelihatkondisiklien. Oleh sebabitu, tidakmengherankanbahwaperdarahan pada
otakpenyebab paling fatal darisemuajenis stroke.
Penyebab lain
a) Hipertensi
Hipertensimengakibatkanpecahnyapembuluhdarahotaksehinggatimbulperdarahanotak.
Hipertensidapatmempengaruhihampirseluruh organ tubuh, terutamaotak, jantung, ginjal, mata,
dan pembuluhdarahperifer. Kemungkinanterjadinyakomplikasitergantungkepadaseberapa 16
besartekanandarahitu, seberapa lama dibiarkan, seberapabesarkenaikandarikondisisebelumnya,
dan kehadiranfaktorrisikolain.
Insiden stroke dapatbertambahdenganmeningkatnyatekanandarah dan
berkurangbilatekanandarahdapatdipertahankan di bawah 140/90 mmHg, baik pada stroke
iskemik, perdarahanintrakranial, maupunperdarahansubaraknoid.
Pengendalian tekanan darah dapat mengurangi 38% insiden stroke (Black & Hawks, 2005).
b) Hiperkolestrolemia
Secaraalamiahtubuhkitalewatfungsihatimembentukkolesterolsekitar 1000 mg
setiapharidari lemak jenuh. Selainitu,
tubuhbanyakdipenuhikolesteroljikamengkonsumsimakananberbasishewani, kolesterolinilah
yang menempel pada permukaandindingpembuluhdarah yang semakinharisemakinmenebal dan
dapatmenyebabkanpenyempitandindingpembuluhdarah yang disebutaterosklerosis. Bila di
daerahpembuluhdarahmenujukeototjantungterhalangkarenapenumpukankolesterolmakaakanterj
adiseranganjantung. Sementarabila yang 17 tersumbatadalahpembuluhdarah pada
bagianotakmakaseringdisebut stroke.
Stroke Berulang
Kejadian stroke berulangdalamempatminggupertamasetelah stroke
iskemikakutberkisarantara 0,6% - 2,2% per minggu. Resiko anti koagulasitermasukperdarahan
intracranial, perdarahansistemik, dan kematian. Resikojangkapanjangdari stroke
berulangadalah 4% - 14% per tahun.
Aspirasi
Kliendengan stroke akanberesikomengalamiaspirasi pneumonia yang
merupakanpenyebablangsungkematian pada 6% klien. Aspirasi paling seringterjadi pada
periodeawal dan dihubungkandenganhilangnyasensasifaringeal, hilangnya control motoric
orifaringeal, dan penurunankesadaran.
PotensialKomplikasiLainnya :
Komplikasi lain dari stroke bergantung pada lokasiataujaringan yang terkena (infark). Jika
batangotak yang terkena, tekanandarahmenjadifluktuasi,
polanapasterganggu,dandisritmiajantungdapatterjadi.Cederafisikiniterjadiberhubungandengank
etidakmampuanklienuntukmenyadariketerbatasannya. Komplikasidariimobilitas juga
bisaterjadi.
Komabisaterjadikarenasuplaidarahkebatangotakataukesistemformasioretikularis
yangmengontrolkesadaran, mungkinsecaralangsungtersumbat.Demikian pula pada
strukturbagiandalamdari thalamus yang menerima dan
menyampaikaninformasikekorteksserebralbisaterlibatdalamkondisiini. Sumbatan vascular
dariarterikarotis internal atau pada salah satucabangutamanyabisa juga
menurunkantingkatkesadaran.
Ketika stroke yang terjadiadalah fatal, kematianmungkinterjadiantara 3 jam – 12 jam,
tapilebihseringterjadiantara 1 – 14 harisetelah episode yang pertama. Secarakhusus,
dengansemuajenistipe stroke yang fatal, peningkatansuhutubuh, denyutjantung, dan rata-rata
pernapasanterjadibersamaandengankomadalambeberapaatauharisebelumkematian.
Manifestasiiniterjadiakibatdarikerusakan pada vasomotor dan pusatpengaturanpanas.
2. Hipertensi
Pengertian Hipertensi
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahsistoliklebihdari 140 mmHg dan
tekanandarahdiastoliklebihdari 90 mmHg pada dua kali pengukurandenganselangwaktu lima
menitdalamkeadaancukupistirahat/tenang (kemenkes RI,2013).
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahdariarteri yang bersifatsistemik alias
berlangsungterus-menerusuntukjangkawaktu lama. Hipertensitidakterjaditiba-tiba,
melaikanmelalui proses yang cukup lama. Tekanandarahtinggi yang
tidakterkontroluntukpriodetertentuakanmenyebabkantekanandarahtinggipermanen yang
disebuthipertensi (lingga,2012).
Etiologi Hipertensi
1) Primer/Esensial/Idiopatik
Adalahhipertensi yang tidakdiketahuipenyebabnya. Dan terdapatsekitar 95% kasus yang
menyebabkanhipertensi pada masyarakat di dunia. Walaubelumdiketahuipenyebabnya,
banyakfaktor yang mempengaruhinya, seperti :
a) Peningkatankonsumsi garam
Konsumsi natrium dalamjumlah yang banyakdipercayadapatmenggangguregulasi
natrium alamitubuh. Peningkatan natrium dapatberakibat pada peningkatan volume
cairankarena natrium mengikat air. Volume cairan yang berlebihan juga
dapatmembuatbebanjantungmeningkat dan akhirnya yang
akanmembuattekanandarahmeningkat.
b) Stress
Pada individu yang stress akanmelepaskansejumlahhormon yang dikeluarkan oleh
medula adrenal, sepertikortikosteroid, epineprin dan norepineprin yang
akanberakibatlangsung pada penyempitanpembuluhdarah. Semakinsempit diameter
pembuluhdarahakansemakinbesarresistenperiperalnya, makatekanandarah pun
akanmeningkat.
c) Obesitas
Semakinbesartubuhseseorang,
bebanjantunguntukmemompadarahkeseluruhtubuhakanmeningkat,
akibatnyatekanandarahakanmeningkat.
Pada usia + 50 tahun dan
dewasalanjutasupankalorimengimbangipenurunankebutuhanenergikarenakurangnyaaktivi
tas. Itusebabnyaberat badan meningkat. Obesitasdapatmemperburukkondisilansia.
Kelompoklansiadapatmemicutimbulnyaberbagaipenyakitsepertiartritis, jantung dan
pembuluhdarah, hipertensi. Indeks masa tubuh (IMT)
berkorelasilangsungdengantekanandarah, terutamatekanandarahsistolik.
Risikorelatifuntukmenderitahipertensi pada orang obes 5 kali
lebihtinggidibandingkandenganseorang yang beratbadannya normal. Pada
penderitahipertensiditemukansekitar 20-30% memilikiberat badan lebih.
d) Hiperkolestrol
Kolestrol yang berlebihanakanmengakibatkantumbuhnyaplak pada pembuluhdarah dan
menyebabkanaterosklerosis. Akibatnya, tekanandarahharustinggi agar
darahsampaikeseluruhtubuh.
e) Merokok
Nikotinberakibatlangsunguntukmelepaskanhormonketikolamin, hormoninilah yang
akanmembuatpembuluhdarahkontriksi dan tekanandarahharusikuttinggi pula.
f) Kurang Olahraga
Olahragabanyakdihubungkandenganpengelolaanpenyakittidakmenular,
karenaolahragaisotonik dan teraturdapatmenurunkantahananperifer yang
akanmenurunkantekanandarah (untukhipertensi) dan
melatihototjantungsehinggamenjaditerbiasaapabilajantungharusmelakukanpekerjaan
yang
lebihberatkarenaadanyakondisitertentuKurangnyaaktivitasfisikmenaikanrisikotekanandar
ahtinggikarenabertambahnyarisikountukmenjadigemuk. Orang-orang yang
tidakaktifcenderungmempunyaidetakjantunglebihcepat dan
ototjantungmerekaharusbekerjalebihkeras pada setiapkontraksi, semakinkeras dan
seringjantungharusmemompasemakinbesar pula kekuaan yang mendesakarteri.
g.) MinumAlkohol
Banyak penelitianmembuktikanbahwaalkoholdapatmerusakjantung dan organ-organ lain,
termasukpembuluhdarah. Kebiasaanminumalkoholberlebihantermasuk salah
satufaktorresikohipertensi.
h.) Minum Kopi
Faktorkebiasaanminum kopi didapatkandarisatucangkir kopi mengandung 75 – 200 mg
kafein, di mana dalamsatucangkirtersebutberpotensimeningkatkantekanandarah 5 -10
mmHg.
2) Sekunder
Terjadi pada 5% kasushipertensi yang ada di dunia. Pada
hipertensisekunderdiketahuipenyebabpastinya, sepertipenggunaanesterogenataupenyakit
pada ginjal. Banyak penilitimengungkapkanbahwapenyababpastinyaberasaldariginjal yang
mengalamimasalah. Karena ginjalberfungsimeregulasi natrium dan cairan yang
akanberakibat pada tekanandarah. SepertipenyakitRenovascular Hypertention,
penyakitginjaliniadakarenaterjadipenyempitanarteri di ginjal,
akibatnyaginjalmengintrepetasikanbahwatubuhkekurangancairan dan menahancairan yang
dikeluarkanseminimalmungkin. Akibatnya, volume cairanmeningkat dan kardiak output
akanikutmeningkat, bebanjantungmeningkat, tekanandarah pun akanmeningkat.
Selainituterdapatpenyakit lain sepertipolysystic kidney disease, glomerular disease, cushing
syndrome, dll.
FaktorResiko Hipertensi
a. Faktorresiko yang tidakdapatdiatasi
1) Riwayat keluarga
Hipertensidianggappoligenik dan multifaktorialyaitu pada
seseorangdenganriwayathipertensikeluarga,beberapa gen mungkinberinteraksidengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapatmenyebabkantekanandarah naik
dariwaktukewaktu.Kecenderungangenetis yang
membuatkeluargatertentulebihrentanterhadaphipertensimungkinberhubungandenganpening
katankadaar natrium intraseluler dan penurunanrasiokalsium-
natrium,yanglebihseringditemukan pada orang berkulithitam.Kliendengan orang tua yang
memilikihipertensiberada pada resikohipertensi yang lebihtinggi pada usiamuda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanyamunculantarausia 30-50
tahun.peristiwahipertensimeningkatdengan usia;50-60% klien yang berumurlebihdari 60
tahunmemilikitekanandarahlebihdari 140/90
mmHg.Penelitianepidimiologibagaimanapunjuga,telahmenunjukka prognosis yang
lebihburuk pada klien yang hipertensinyamulai pada
usiamuda.Hipertensisistolikterisolasiumumnyaterjasi pada orang yang berusialebihdari 50
tahun,denganhampir 24% dari orang yang terkena pada usia 80 tahun.Diantaran orang
dewasa,pembacaan TDS lebihbaikdaripada TDD k arena merupakanprediktor yang
lebihbaikuntukkemungkinankejadiandimasadepansepertipenyakitjantungkoroner,stroke,gaga
ljantung,danpenyakitginjal.
3) Jeniskelamin
Pada keseluruhaninsiden,hipertensilebihbanyakterjadi pada
priadibandingkanwanitasampaikira-kirausia 55 tahun.Resiko pada pria dan
wanitahampirsamaantara 55 sampai 74 tahun.Setelahusia 74
tahun,wanitaberesikolebihbesar.
4) Etnis
Statikmortalitasmengindikasikanbahwaangkakematian pada
wanitaberkulitputihdewasadenganhipertensilebihrendah pada angka 4,7% priaberkulitputih
pada tingkatterendahberikutnyayaitu 6,3% dan priaberkulithitam pada
tingkatterendahberikutnya denga 22,5 %.Alasanpeningkatanprevelensihipertensidiantara
orang berkulithitamtidaklahjelas,akantetapipeningkatannyadikaitkandengankadar renin yang
lebihrendah,sensitivitas yang
lebihbesarterhadapvasopresin,tingginyaasupangaram,dantingginya stress lingkungan.
b. Faktorresiko yang dapatdiubah
1) Diabetes
Hipertensitelahterbuktiterjadilebihdaridua kali lipat pada kliendengan diabetes
menurutbeberapastudipenelitianterkini.Diabetesmempercepataterosklerosis dan
menyebabkanhipertensikarenakerusakan pada
pembuluhdarahbesar.Olehkarenaitu,hipertensiakanmenjadi diagnosis yang lazim pada
diabetes meskipundiabetesnyaterkontroldenganbaik.Ketikaseorangpasien diabetes
didiagnosishipertensimakakeputusanpengobatan dan perawatantindaklanjutharusbenar-benar
individual dan agresif.
2) Stress
Stress
meningkatkanresistensivaskularperifercurahjantungsertamenstimulasiaktivitassistemsarafsi
mpatis.Dariwakukewaktuhipertensidapatberkembang. Stressor bisabanyakhal,
mulaidarisuara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnyasuplaioksigen, panas, dingin,
trauma, pengerahantenagaberkepanjangan, respon pada peristiwakehidupan, obesitas,
usiatua, obat-obatan, penyakit, pembedahan dan
pengobatanmedisdapatmenjadipemicurespon stress. Ransanganberbahayainidianggap oleh
seseorangsebagaancamanataudapatmenyebabkanbahayakemudiansebuahresponpsikopatolog
is”melawaanataulari” diprakasai di dalamtubuh. Jika respon stress
menjadiberlebihanatauberkepanjangan, disfungsi organ sasaranataupenyakitakandihasilkan.
3) Obesitas
Komplikasi Hipertensi
Pasiendenganhipertensidapatmeninggaldengancepat;
penyebabterserangkematianadalahpenyakitjantung, sedangkan stroke dan
gagalginjalseringditemukan, dan sebagiankecil pada pasiendenganretinopati. Pada
hipertensiberatyaituapabilatekanandarah diastolic samaataulebihbesardari
130mmHg,ataukenaikantekanandarah yang terjadisecaramendadak, alat-alattubuh yang
seringterseranghipertensiantara lain:
- Mata :Berupaperdarahan retina, gangguanpenglihatansampaidengankebutaann.
- Ginjal :Berupagagalginjal
- Jantung :Berupapayahjantung, jantungkoroner.
- Otak :Berupapendarahanakibatpecahnyamikroanerisma yang
dapatmenggakibatkankematian, iskemia dan proses emboli
3. Lansia Jatuh
2. ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seoranglansialaki-lakiberusia 78 tahun post stroke dan afasiasejak 2 tahun yang lalu.
Lansiatinggal di pantijompo. Hasil pengkajianperawatterhadapterhadap care giver
:lansiaseringmarah-marah dan melemparbenda-benda di sekitarnya.
Lansiakesaljukapetugastidakpahamapa yang diinginkanlansia. Care giver dan
petugaspantiseringberkomunikasidengan nada tinggi, cepat, berteriak dan menggunakankalimat
yang panjangdenganposisiberdiri di sampinglansia. Lansiamengalamikelumpuhan di
ekstremitaskiri, sehinggabanyakaktivitaslansiadibantu oleh care giver.
Makanandisajikandipotong-potongkecil, lansiamampumakanwalaupunagaklambat: mandi,
menggosokgigi dan berpakaiandibantu, biasanyalansiadidorongdengankursirodakekamar mandi,
care giver mengatakanlansiamemakai diapers
karenasudahtidakbisamerasakansensasiingiinberkemihatau BAB (Barthel Index : 5 : Katz Index :
1).
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN INDIVIDU
2. Kronologikeluhan
a. Faktorpencetus : Lansia adalah perokok aktif sejak muda, dan bahkan
sekarang masih sering merokok dengan teman-temannya
b. Timbulnyakeluhan : ( )mendadak (√) bertahap
c. Lamanya : 9 bulan
d. Tindakan utamamengatasi : Tidak melakukan apapun
PenilaianKemandirianLansia
INDEKSKATZ
Format Pengkajian Katz Indeks dengan Skoring Huruf (A-G)
Keterangan :
Beri tanda (√) pada poin (mandiri/tergantung) yang sesuai dengan kondisi klien.
Dari kemampuan melaksanakan 6 aktivitas diatas, kemudian diklasifikasikan menjadi
7 tahapan. Tahapan aktivitas diatas kemudian disebut dengan Indeks Katz secara
berurutan sebagai berikut :
Skor Interpretasi
A Kemandrian dalam hal mandi, berpakian, ke toilet/kamar
mandi,berpindah, kontinensia (BAB/BAK), makan
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar mandi dan satu fungsi tambahan
F Kemandiran dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar mandi, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan dalam ke enam aktivitas diatas
Lain-Lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D dan E
KESIMPULAN
Lansia ketergantungan pada ke 5 aktivitas kecuali makan, maka lansia masuk kategor
F.
Poin = 0
Feeding Mampu mengambil makanan Memerlukan bantuan
(Makan) dari piring ke mulut (menyuapi) sebagian atau total dalam
tanpa bantuan. makan atau memerlukan
Poin = 1 Menyiapkan makanan dapat bantuan makan secara
dibantu atau disiapkan oleh parenteral (memakai NGT)
orang lain.
TOTAL POIN = 1 , 6 = High (Mandiri) 0 = Low(Sangat Tergantung/Bergantung)
Kesimpulan
Score yang di dapat sebesar 30 , sehinga masuk kategori ketergantungan berat.
DATA FOKUS
ANALISA DATA
Data Objektif:
a. Klienmengalamikelumpuhan di extremitaskiri.
b. Banyak aktivitasKliendibantu oleh care giver
c. Makanandisajikandipotong-potongkecil,
Klienmampumakanwalaupunagaklambat
d. Mandi, menggosokgigi dan berpakaindibantu.
e. BiasanyaKliendidorongdengankursirodakekamar mandi
f. Nilai Barthel Index : 5
g. Nilai Katz Index : 1
h. KekuatanOtot
2222 4444
2222 4444
Data Subjektif: Hambatankomunikasi verbal bd.
1. Care giver mengatakankliensering kali gangguansistemsarafpusat
berbicaratidakjelas (Domain 5. Kode 00051)
2. Klienmengatakanmemilikiriwayathipertensi
Data Objektif:
1. Klien Riwayat post stroke dan afasiasejak 2 tahun yang
lalu
2. Lansiakesaljikapetugastidakpahamapa yang
diinginkanlansia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENUTUP
A. Simpulan
Lanjut Usia (Lansia) adalah kelompok pendu duk yang berusia 60 tahun keatas. Secara
biologis lanjut usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).
Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi sepanjang hidup
manusia, dimulai sejak awal kehidupan. Proses menua merupakan akibat dari kehilangan
yang bersifat berrtahap (gradual loss) yang terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi
pada lansia. Proses penuaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fungsi pada lansia
seperti masalah kesehatannya.
Stroke adalahsuatusindromklinis yang ditandaidenganhilangnyafungsiotaksecaraakut
dan dapatmenimbulkankematian (world health organization,2014). Angka kejadian stroke
didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di indonesia diperkirakan
setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000
orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan bisa menjadi cacat
berat. (Pudiastuti,2011).
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahsistoliklebihdari 140 mmHg dan
tekanandarahdiastoliklebihdari 90 mmHg pada dua kali pengukurandenganselangwaktu lima
menitdalamkeadaancukupistirahat/tenang (kemenkes RI,2013).
Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan
untukberdiri.Kejadianjatuh pada lansiasemakinmeningkatapabilatidakditanganidenganserius
dan bahkanbisamenyebabkankematian. Frekuensijatuhusia 65 tahunsekitar 28-35% atau 2-4
kali setiaptahunnya dan meningkat di usia 70 tahunmencapai 32-42% jatuhsampai 5-7 kali.
Lansia yang tinggal di pantijompolebihseringjatuhdari pada lansia yang tinggal di rumah
yang mencapai 30-50% setiaptahunnya dan meningkat 40% yang mengalamijatuhberulang.
Insidenjatuh di Indonesia sendiriterdapat 43,47% untuklansia yang tinggal di panti,
kejadianinidalam 1 tahunterjadisampai 1-2 kali (Darmojo, 2015, p. 179) dan (Nugroho,
2015, pp. 41-42).
B. Saran
Masa tuaadalahsesuatu yang akan dan harusdihadapi oleh setiapmanusia,
untukmenjalani proses kehidupanmereka. Tidakadasatupun orang yang dapatmenghindarinya
dan berusaha agar tetapdapatterlihatawetmuda.Berbagai proses harusdilewati, namunbeberapa
orang ada yang dapatmelaluiprosesnyadenganbaik, namunada pula yang tidakcukuplancar.
Ditinjaudariberbagaiaspek dan sudutpandang, darisegifisik dan kejiwaan.
Mencegahlebihbaikdaripadamengobati. Istilahinisudahsangatlumrah di kalangankita. Oleh
karenaitu, untukmencegahterjadinya stroke, maka yang
haruskitaubahmulaisekarangadalahpolahidup dan polamakan yang sehat dan teratur. Jika
kitamembiasakanhidupsehat, makakitatidakakanmudahterserangpenyakit.
Maka, perawat yang melakukantindakanasuhankeperawatan pada
berbagaitingkatanusiaharus dan wajibtahubagaimanakonidisifisiologispasiennya. Termasuk
pada usialanjut. Semogamakalahinidapatmenjadi salah satureferensinya.
Baiksebagaiacuandalampembelajaran,
ataupunsebagaipedomandalamtindakanasuhankeperawatan pada klienusialanjut.
Selain itu untukmengendalikannya, Pemerintah jugamelaksanakan Program Indonesia
SehatdenganPendekatanKeluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat HidupSehat (Germas).
Harapannya,
seluruhkomponenbangsadengansadarmaumembudayakanperilakuhidupsehatdimulaidarikeluarg
a.Germasdilakukandenganmelakukanaktifitasfisik, menerapkanperilakuhidupsehat,
konsumsipangansehat dan bergizi, melakukanpencegahan dan deteksidinipenyakit,
meningkatkankualitaslingkunganmenjadilebihbaik, dan meningkatkanedukasihidupsehat.
Kementerian Kesehatan mengimbauseluruhmasyarakat agar
melakukandeteksidinihipertensisecarateratur. Selainitu juga
menerapkanpolahidupsehatdenganperilaku CERDIK (Cek kesehatansecaraberkala, Enyahkan
asap rokok, Rajinaktifitasfisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola
stres).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik.2019.Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Darmojo, B. (2015). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Darmojo RB, Martono H. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi 4.Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gardner MM, Robertson MC, Campbell AJ. Exercise in preventing falls and falls related injuries in
older people: a review of randomised controlled trials. Br J Sport Med 2000;34:7-17.
Kementerian Kesehatan RI (2013) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI (2018) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta:
Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI (2018) Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehtan RI Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan.
Yastroki.2009. Indonesia tempati urutan pertama didunia dalam jumlah terbanyak penderita
stroke. http://www/.yastroki.or.od/read.php?id=341