Anda di halaman 1dari 62

KASUS 1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA DENGAN PERUBAHAN


KARDIOVASKULER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Ns. Nourmayansa Vidya AnggrainiM.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :
Widya Novira Anwar 1701711064
Clara Widya Mulya 1710711070
Fenny Andriani 1710711077
Refiana Gunawan 1710711083
Siti Luthfia Awanda 1710711084
Annisa Hilmy Nurarifah 1710711087

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Denganmemanjatkanpujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkanrahmat dan


karunia-Nya kepadapenyusunsehinggaakhirnyapenyusundapatmenyelesaikanmakalahinitepat pada
waktunya.

Makalah yang berjudulAsuhanKeperawatanGerontik pada


LansiadenganPerubahanKardiovaskuleriniditulisuntukmemenuhi salah
satutugasmatakuliahKeperawatanGerontik.

Pada kesempatan yang baikini, izinkanlahpenyusunmenyampaikan rasa hormat dan


ucapanterimakasihkepadasemuapihak yang dengantulusikhlastelahmemberikanbantuan dan
dorongankepadapenyusundalammenyelesaikanmakalahinidengansebaik-baiknya. Selain itu, kami
pun berterima kasih kepada Ns. Nourmayansa Vidya AnggrainiM.Kep, Sp.Kep.Kom selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah memberikan bimbingan dan juga masukan kepada
penyusun makalah.

Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi mahasiswa fakultas ilmu
kesehatan UPN Veteran Jakarta.Kami menyadariisimakalahinimasihjauhdarikategorisempurna,
baikdarisegikalimat, isi, maupundalampenyusunan. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang
membangundaridosenmatakuliah yang bersangkutan dan rekan-rekansemuanya, sangat kami
harapkan demi kesempurnaanmakalahini dan makalah-makalahselanjutnya.

Jakarta, 4Mei 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Konsep Dasar

A. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia.


Adapunpeningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia).Tahun 1960an,
Indonesia berada pada era tambahan jumlah bayi yang luar biasa, yang dikenal dengan baby
boom. Masa ini berlangsung sampai dengan digerakkannya program KB di tahun 1970an yang
kemudian berhasil menekan pertumbuhan penduduk melalui kelahiran. Perbaikan ketersediaan
sumber pangan dan perbaikan kesehatan mengurangi risiko penyakit dan menambah usia
harapan hidup penduduk. Hasil perbaikan tersebut, kini membawa bayi-bayi pada era baby
boom menua, sehingga memperlebar piramida kelompok penduduk tua. Era ini diperkirakan
akan terus berlangsung, dan pada tahun 2050 diperkirakan jumlah mereka mencapai 2,1 miliar
di seluruh dunia (UN, 2017 dalam Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019, 2019).

Lanjut Usia (Lansia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Secara
biologis lanjut usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).

Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi sepanjang hidup
manusia, dimulai sejak awal kehidupan. Proses menua merupakan akibat dari kehilangan yang
bersifat berrtahap (gradual loss) yang terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada
lansia. Proses penuaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fungsi pada lansia seperti
masalah kesehatannya.

Stroke adalahsuatukondisi yang terjadiketikapasokandarahkesuatubagianotaktiba-


tibaterganggu, karenasebagiansel-
selotakmengalamikematianakibatgangguanalirandarahkarenasumbatanataupecahnyapembuluhda
rahotak. Dalamjaringanotak, kurangnyaalirandarahmenyebabkanserangkaianreaksibiokimia yang
dapatmerusakanataumematikansel-
selsarafotak.Kematianjaringanotakdapatmenyebabkanhilangnyafungsi yang dikendalikanoleh
jaringanitu. Alirandarah yang berhentimembuatsuplaioksigen dan zatmakanankeotakberhenti,
sehinggasebagianotaktidakbisaberfungsisebagaimanamestinya (Nabyl, 2012).

Stroke merupakanpenyebabkematianketiga di dunia setelahpenyakitjantungkoroner dan


kanker,baik di negara majumaupun negara berkembang. Satudari 10 kematiandisebabkanoleh
stroke (Marsh&Keyrouz, 2010;American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015).Secara
global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya
mengalami kecacatan permanen (Stroke Forum, 2015). Stroke merupakan penyebab kecacatan
yang dapat dicegah (American Health Association, 2014).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018 berdasarkan diagnosis
Dokter, prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi yaitu dari 7 per mil
menjadi 10.9 per mil. Daerah yang paling tinggitingkatkejadian stroke berada di Kalimantan
Timur, naik menjadi 14,7% (sebelumnya 10 %) dan daerahterendahada di
papuadengankenaikanmenjadi 4,1%. Sedangkan berdasarkan karakteristik prevalensipenyakit
stroke meningkat seiring dengan bertambahnya umur, kejadian terbanyak pada kelompok umur
≥75 tahunyaitu sebesar 50,2%.
Stroke memiliki faktor risiko yang cukup banyak, namun secara dikenal dua faktor risiko
yaitu faktor yang diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah
diantar lain merokok, diabetes mellitus, kelainan jantungm kegemukan, konsumsi alkohol,
hiperkolesterolemia , latihan fisik gangguan pola tidur dan hipertensi (AHA/SHA, 2006,
Primary prevention of ischemic stroke).
Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memilikitekanandarahtinggi. Hipertensiadalah salah
satupenyebabutamakematiandinidiseluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasaakanhidupdenganhipertensi. Hipertensimembunuhhampir 8 miliyar orang setiaptahun di
dunia dan hampir 1,5 juta orang setiaptahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.
Sekitarsepertigadari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderitahipertensi (WHO, 2015).

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 diperoleh hasil prevalensi stroke menurut diagnosis
dokter , diagnosis atau minum obat antihipertensi, dan hasil pengukuran untuk angka nasional
nya sebesar 8,4% (diagnosis dokter), 8,8 (diagnosis atau minum obat antihipertensi) dan 34,1
(hasil pengukuran).

Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan untukberdiri.
Faktorrisikojatuh pada usialanjutdapatdigolongkandalamduagoonganyaitufaktorintrinsik dan
faktorekstrinsik. Faktorintrinsikfaktor yang
berasaldaridalamtubuhlanjutusiasendirisepertikelemahanototekstremitasbawah, kekakuansendi,
gangguansensorik. Sedangkanfaktorekstrinsikmerupakanfaktordariluar (lingkungansekitar)
(Darmojo, 2009).

A. RumusanMasalah
1. Bagaimanaprevalensimengenaikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
di Indonesia?
2. Apadefinisidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia?
3. Apaetiologidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia?
4. Apasajakomplikasi yang timbul pada kasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada
lansia?
5. Apasaja yang harusditanyakansaatpengkajianindividukesehatankeperawatan pada
lansia?
6. Bagaimanapenilaianpsikososial dan spiritual pada lansia?
7. Apasajapenilaiandalamkemandirianlansia?
8. Bagaimanamengkaji status mental lansia?
9. Bagaimanamengkajiskaladepresilansia?
10. Apasajaanalisa data darikasuslansia yang didapatkan?
11. Apasajadiagnosa yang di dapatdalamkasuslansia?
12. Apasajaintervensi yang dilakukan pada kasuslansiatersebut?

B. TujuanPenulisan
1. Mengetahuiprevalensimengenaikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada
lansia di Indonesia
2. Mengetahuidefinisidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
3. MengetahuiEtiologidarikasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh pada lansia
4. Mengetahuikomplikasi yang timbul pada kasus Stroke, Hipertensi, dan Resikojatuh
pada lansia
5. Mengetahuicarapengkajianindividukesehatankeperawatan pada lansia
6. Mengetahuipenilaianpsikososial dan spiritual pada lansia
7. Mengetahuipenilaiandalamkemandirianlansia
8. Mengetahuipengkajian status mental pada lansia
9. Mengetahuipengkajianskaladepresipada lansia
10. Mengetahuianalisa data darikasuslansia yang didapatkan
11. Mengetahuidiagnosa yang di dapatdalamkasuslansia
12. Mengetahuiintervensi yang dilakukan pada kasuslansia
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR

A. Prevalensi

1. Prevalensi Stroke

Stroke adalahsuatukondisi yang terjadiketikapasokandarahkesuatubagianotaktiba-


tibaterganggu, karenasebagiansel-
selotakmengalamikematianakibatgangguanalirandarahkarenasumbatanataupecahnyapembuluhda
rahotak. Dalamjaringanotak, kurangnyaalirandarahmenyebabkanserangkaianreaksibiokimia yang
dapatmerusakanataumematikansel-
selsarafotak.Kematianjaringanotakdapatmenyebabkanhilangnyafungsi yang dikendalikanoleh
jaringanitu. Alirandarah yang berhentimembuatsuplaioksigen dan zatmakanankeotakberhenti,
sehinggasebagianotaktidakbisaberfungsisebagaimanamestinya (Nabyl, 2012).

Stroke merupakanpenyebabkematianketiga di dunia setelahpenyakitjantungkoroner dan


kanker,baik di negara majumaupun negara berkembang. Satudari 10 kematiandisebabkanoleh
stroke (Marsh&Keyrouz, 2010;American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015).Secara
global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya
mengalami kecacatan permanen (Stroke Forum, 2015). Stroke merupakan penyebab kecacatan
yang dapat dicegah (American Health Association, 2014).

Menurut WHO, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 5 juta
menderita kelumpuhan permanen. Di kawasan Asia Tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami
stroke (WHO,2010).

Angka kejadian stroke didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di
indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke dan
sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan
bisa menjadi cacat berat. (Pudiastuti,2011).
Berdasarkan data yang berhasildikumpulkan oleh Yayasan StrokeIndonesia (Yastroki),
masalah stroke semakinpenting dan mendesakkarenakinijumlahpenderita stroke di Indonesia
adalahterbanyak dan mendudukiurutanpertama di Asia. Jumlahkematian yang disebabkan oleh
stroke mendudukiurutankedua pada usiadiatas 60 tahun dan urutankelima pada usia 15-59
tahun(Yastroki, 2012).
Penyakit stroke dulu sering dianggap sebagai penyakit yang didominasi oleh orang tua.
Dulu, stroke hanya terjadi pada mulai usia 60 tahun namun sekarang mulai usia 40 tahun sudah
memiliki faktor risiko stroke. Meningkatnya penderita stroke pada usia muda lebih disebabkan
oleh pola hidup, terutama pola makan tinggi kolesterol. Berdasarkan pengamatan di berbagai
rumah sakit, justru stroke di usia produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang
menyebabkan seseorang jarang olahrga, kurang tidur, stres berat, yang juga jadi faktor penyebab
kejadian stroke (Dourman, 2013).
Journal of the American Hearth (JAHA) 2016 menyatakan terjadinya peningkatan individu
yang berusia 25 tahun sampai 44 tahun menjadi (43,8%) (JAHA, 2016). Pada konferensi ahli
saraf internasional di Inggris dilaporkan bahwa terdapat 1000 penderita stroke yang berusia
kurang dari 30 tahun (American Hearth Association, 2010).

Prevalensi Stroke di Indonesia berdasarkan Hasil Riskesdas 2018


BerdasarkanRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013,prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan diagnosis tenagakesehatansebesarsebesar 12,1%. Prevalensistroke
berdasarkan diagnosis nakes dan gejalatertinggiterdapat di SulawesiSelatan (17,9%), DI
Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikutiJawaTimur sebesar(16 %) sedangkan
Sumatera Barat sebesar(12,2 %). Daerah ternedah terkena stoke
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018 berdasarkan diagnosis
Dokter, prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi yaitu dari 7 per mil
menjadi 10.9 per mil. Daerah yang paling tinggitingkatkejadian stroke berada di Kalimantan
Timur, naik menjadi 14,7% (sebelumnya 10 %) dan daerahterendahada di
papuadengankenaikanmenjadi 4,1%.
Kenaikaninidihubungkandenganpolahidupsepertimerokok, konsumsi alcohol, aktivitasfisik,
dan konsumsinutrisi,stres dll.
Berdasarkan hasil Riskesdastahun 2018 berdasarkan Diagnosis Dokter menurut
karakteristik. Prevalensipenyakit stroke meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
kejadian terbanyak pada kelompok umur ≥75 tahunyaitu sebesar 50,2%.
Sedangkan untuk jenis kelamin yang terbesaradalah laki-lakisebanyak11
%.Berdasarkanhasilsuatupenelitianmenyatakanjeniskelaminprialebihberisikoterkena stroke dari
pada wanita, tetapipenelitianmenyimpulkanbahwalebihbanyakwanita yang meninggalkarena
stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebihtinggidari pada wanita, serangan stroke pada priaterjadi
pada priaterjadi di usialebihmudasedangkanwanitalebihberpotensiterserang stroke pada
usialanjuthinggakemungkinanmeninggalkarenapenyakititulebihbesar (Abdul G, 2009).
Selain itu kejadian stroke cenderunglebihtinggi pada masyarakatdenganpendidikanrendah
(tidak/belum sekolah) dan juga tidak bekerja yaitu sebesar 21,2% dan 21,8%. Sedangkan untuk
daerah pemukiman, prevalensi kejadian stroke lebih tinggi di perkotaan dibandingkan pedesaan
sebesar 12,6%

2. Prevalensi Hipertensi

Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memilikitekanandarahtinggi. Hipertensiadalah salah


satupenyebabutamakematiandinidiseluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasaakanhidupdenganhipertensi. Hipertensimembunuhhampir 8 miliyar orang setiaptahun di
dunia dan hampir 1,5 juta orang setiaptahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.
Sekitarsepertigadari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderitahipertensi (WHO, 2015).

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, menyatakanbahwadari 53,3
jutakematiandiduniadidapatkanpenyebabkematianakibatpenyakitkardiovaskulersebesar 33,1%,
kankersebesar 16,7%, DM dan gangguanendokrin 6% dan infeksisalurannapasbawahsebesar
4,8%.Data penyebabkematian di Indonesia pada tahun 2016 didapatkan total kematiansebesar
1,5 jutadenganpenyebabkematianterbanyakadalahpenyakitkardiovaskuler 36,9%, kanker 9,7%,
penyakit DM dan endokrin 9,3% dan Tuberkulosa 5,9%. IHME juga menyebutkanbahwadari
total 1,7 jutakematian di Indonesia didapatkanfaktorrisiko yang
menyebabkankematianadalahtekanandarah (hipertensi) sebesar 23,7%, Hiperglikemiasebesar
18,4%, Merokoksebesar 12,7% dan obesitassebesar 7,7%.

Prevalensi hipertensi berdasarkanhasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 :

 Prevalensi angka nasional (Indonesia) menurut diagnosis , diagnosis atau minum


obat dan hasil pengukuran pada penduduk > 18 tahun (2013-2018)
 Prevalensi Hipertensi berdasarkan diagnosis dokter, diagnosis dokter atau minum obat
hipertensi menurtu provinsi

Prevalensi hipertensi berdasarkan dignosis dokter atau minum obat antihipertensi pada
penduduk umur ≥ 18 tahun menurut provinsi ,daerah terbanyak dengan angka kejadian
hipertensiberdasarkan diagnosis dokteryaitu Sulawesi Utara (13,21 %), DIY Yogyakarta
(10,68) dan Kalimantan Timur (10,57%). Sedangkan untuk daerah dengan terendah angka
kejadian hipertensi yaitu Papua (4,39%). Dan untuk angka nasional nya sebesar 8,4 %.

Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis atau minum obat hipertensi


diperoleh hasil daerah terbanyak yaitu Sulawesi Utara (13,53), Gorontalo (11,10) dan
Kalimantan Timur (11,07) dan untuk daerah terendah yaitu Papua (4,75%). Dan untuk angka
nasional nya sebesar 8,8 %.

Prevalensi hipertensi berdasarkan Diagnosis Dokter diperoleh angka kejadian paling


banyak pada kelompok umur 75 tahun keatas yaitu 24,04% ,Jenis kelamin perempuan
(10,95). Untuk pendidikan tidak atau belum pernah sekolah (14,88%), pekerjaan tidak
bekerja (12,70%) dan tempat tinggal perkotaan (9,10%).
Prevalensi hipertensi berdasarkan Diagnosis atau minum obat hipertensi diperoleh
angka kejadian paling banyak pada kelompok umur 75 tahun keatas yaitu 25,26 % , Jenis
kelamin perempuan (11,57). Untuk pendidikan tidak atau belum pernah sekolah (15,80%),
pekerjaan tidak bekerja (12,70%) dan tempat tinggal perkotaan (9,46%).

 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Hasil Pengukuran

Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 18 tahun


menurut provinsi , daerah terbanyak dengan angka kejadian hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran yaitu Kalimantan Selatan (44,13 %), Jawa Barat (39,60) dan Kalimantan Timur
(39,30%). Sedangkan untuk daerah dengan terendah angka kejadian hipertensi yaitu Papua
(22,22%). Dan untuk angka nasional nya sebesar 34,1 %.
Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran menurut karakteristik diperoleh
angka kejadian paling banyak pada kelompok umur 75 tahun keatas yaitu sebesar 69,53% ,
Jenis kelamin perempuan (36,85%), Pendidikan tidak atau belum pernah sekolah (51,55%),
Pekerjaan tidak bekerja (39,73%) dan Tempat tinggal perkotaan (34,43%).
Dari prevalensihipertensisebesar8,8% berdasarkan diagnosis dokter atau minum
obatdiketahuidimana masih terdapat 32,3 % tidak rutin minum obat dan 13,3% tidak
minum obat antihipertensi.
Alasanpenderitahipertensitidakminumobatantara lain karena :
1) Penderitahipertensimerasasehat (59,8%),
2) Kunjungantidakteraturkefasyankes (31,3%),
3) Minumobattradisional (14,5%),
4) Menggunakanterapi lain (12,5%),
5) Lupaminumobat (11,5%),
6) Tidakmampubeliobat (8,1%),
7) Terdapatefeksampingobat (4,5%) dan
8) Obathipertensitidaktersedia di Fasyankes (2%).
Untukmengendalikannya, Pemerintahmelaksanakan Program Indonesia
SehatdenganPendekatanKeluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat HidupSehat (Germas).
Harapannya,
seluruhkomponenbangsadengansadarmaumembudayakanperilakuhidupsehatdimulaidarikeluarg
a.Germasdilakukandenganmelakukanaktifitasfisik, menerapkanperilakuhidupsehat,
konsumsipangansehat dan bergizi, melakukanpencegahan dan deteksidinipenyakit,
meningkatkankualitaslingkunganmenjadilebihbaik, dan meningkatkanedukasihidupsehat.
Kementerian Kesehatan mengimbauseluruhmasyarakat agar
melakukandeteksidinihipertensisecarateratur. Selainitu juga
menerapkanpolahidupsehatdenganperilaku CERDIK (Cek kesehatansecaraberkala, Enyahkan
asap rokok, Rajinaktifitasfisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola
stres).

3. Prevalensi LansiaJatuh

Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Secara biologis lanjut
usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).
WHO menyatakan di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142
juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan jumlah lansia meningkat 30 kali lipat. Pada tahun 2000
jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah
lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia
sekitar 80.000.000 jiwa. Berdasarkan data jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia sebanyak
18.861.820 jiwa, untuk Sumatra Barat yaitu sebanyak 595.305 jiwa penduduk usia lanjut
(Depkes RI, 2013).

Pada tahun 2019, persentase lansia mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah penuaan
penduduk karena persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7 persen dari
keseluruhan penduduk dan akan menjadi negara dengan struktur penduduk tua (ageing
population) jika sudah berada lebih dari 10 persen. Fenomena ini merupakan cerminan dari
meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia. Apabila diimbangi dengan
kemampuan kelompok lanjut usia yang bisa mandiri, berkualitas, dan tidak menjadi beban
masyarakat, maka secara tidak langsung ageing population akan memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan nasional. (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2019).

Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan untukberdiri.
Faktorrisikojatuh pada usialanjutdapatdigolongkandalamduagoonganyaitufaktorintrinsik dan
faktorekstrinsik. Faktorintrinsikfaktor yang
berasaldaridalamtubuhlanjutusiasendirisepertikelemahanototekstremitasbawah, kekakuansendi,
gangguansensorik. Sedangkanfaktorekstrinsikmerupakanfaktordariluar (lingkungansekitar)
(Darmojo, 2009).

Nadzam (2009), melaporkansurvei yang dilakukan oleh Morse pada tahun 2008
tentangkejadianpasienjatuh di Amerika Serikat yang menunjukan 2,3-7% per 1000
lansiajatuhdaritempattidursetiaphari. Survey tersebutmenunjukanbahwa 29-48%
pasienmengalamiluka dan 7,5% denganluka-lukaserius.

Di Indonesia prevalensiciderajatuh pada pendudukdiatasusia 65 tahuntahunmencapai30%,


dan pada pasien lebih dari 80 tahun sebesar50% setiap tahunnnya. Semakin meningkat usia,
risiko untuk jatuh juga semakin meningkat (Kemenkes, RI, 2018).
Kejadianjatuh pada lansiasemakinmeningkatapabilatidakditanganidenganserius dan
bahkanbisamenyebabkankematian. Frekuensijatuhusia 65 tahunsekitar 28-35% atau 2-4 kali
setiaptahunnya dan meningkat di usia 70 tahunmencapai 32-42% jatuhsampai 5-7 kali. Lansia
yang tinggal di pantijompolebihseringjatuhdari pada lansia yang tinggal di rumah yang
mencapai 30-50% setiaptahunnya dan meningkat 40% yang mengalamijatuhberulang.
Insidenjatuh di Indonesia sendiriterdapat 43,47% untuklansia yang tinggal di panti,
kejadianinidalam 1 tahunterjadisampai 1-2 kali (Darmojo, 2015, p. 179) dan (Nugroho, 2015,
pp. 41-42).

Insidenjatuh di Indonesia tercatatdari 115 penghunipantisebanyak 30lansiaatausekitar


43,47% mengalamijatuh 5 (Darmojo, 2009).Kejadianjatuh juga merupakan salah satumasalah
yang seringterjadi di panti. Idealnyafrekuensijatuhlansiadalam 1 tahunterjadi 1 - 2 kali
namunfaktanyafrekuensikejadianjatuh yang terjadi pada lansia di
rumahperawatansepertipantiwredha rata–rata 3 kali lebihbanyakterjadi (Darmojo, 2009).

Jatuhdapatdicegahdenganmelakukanidentifikasiterhadapkeberadaanfaktor-
faktorrisikojatuhbaik internal maupuneksternal. Proses
identifikasidapatdilakukanmenggunakan instrument pengkajian (screening tools) yang
sudahbakuantara lain Modified Falls-Efficacy Scale (MFES), The Morse Falls Scale
Assessment, the Falls Risk for Older People in the Community (FROP-Com) tool, Get-Up and
Go Test, the Short Falls Efficacy Scale International (Short FESI) dan Tinetti Balance and Gate
yang digunakanuntukmengidentifikasiadanyagejala fear of falling. Hasil
pengkajianumumnyaakanmengkategorikanlansiaberdasarkan level risikojatuh yang
dimilikinya. Berdasarkan level tersebut,
intervensipencegahanataupenanggulanganmasalahjatuhdapatdisusun dan
diimplementasikankepadalansia.

B. Pengertian, Etiologi , Faktor Risiko dan Komplikasi

1. STROKE
 Pengertian Stroke
Stroke adalah suatukeadaan yang
mengakibatkanseseorangmengalamikelumpuhanataukematiankarenaterjadinyagangguanpendar
ahan di otak yang menyebabkankematianjaringanotak (batticaca,2009).
Stroke adalahsuatusindromklinis yang ditandaidenganhilangnyafungsiotaksecaraakut dan
dapatmenimbulkankematian (world health organization,2014)
Stroke terjadiakibatpembuludarah yang membawadarah dan
oksigenkeotakmengalamipenyumbatanatauruptur, kekuranganoksigenmenyebabkanfungsi
control gerakantubuh yang dikendalikan oleh otaktidakberfungsi (American Heart Association
{AHA}, 2015)

 Etiologi Stroke
 Trombosis

Penggumpalan (trombus) mulaiterjadidariadanyakerusakan pada


bagiangarisendotialdaripembuluhdarah. Ateroskelorismerupakanpenyebabutama.
Ateroskelorismenyebabkanzat lemak tertumpuk dan membentukplak pada
dindingpembuluhdarah. Plakiniterusmembesar dan menyebabkanpenyempitan (stenosis) pada
arteri. Stenosis menghambatalirandarah yang biasanyalancar pada arteri. Darah akanberputar-
putar di bagianpermukaan yang terdapatplak, menyebabkanpenggumpalan yang akanmelekat
pada plaktersebut. Akhirnyaronggapembuluhdarahmenjaditersumbat. Selainitu,
penyumbatandapatterjadikarenainflamasi pada arteriataudisebut arteritis
atauvaskulitistetapihalinijarangterjadi.

Trombusbisaterjadi di semuabagiansepanjangarterikarotidatau pada cabang-cabangnya.


Bagian yang biasaterjadipenyumbatanadalah pada bagian yang mengarah pada
percabangandarikarotidutamakebagiandalan dan luardariarterikarotid. Stroke
karenatrombosisadalahtipe yang paling seringterjadi pada orang denyan diabetes.

 Embolisme
Sumbatan pada arteriserebral yang disebabkan oleh embolus menyebabkan stroke
emblolik. Embolus terbentuk di bagianluarotak, kemudiaterlepas dan
mengalirmelaluisirkulasiserebralsampai embolus tersebutmelekat pada pembuluhdarah dan
menyumbatarteri. Embolus yang paling seringterjadiadalahplak.
Trombusdapatterlepasdariarterikarotisbagiandalam pada bagianlukaplak dan
bergerakkedalansirkulasiserebral. Kejadianfibrilasi atrial
kronikdapatberhubungandengantingginyakejadiab stroke embolik, yaitudarahterkumpul di
dalam atrium yang kosong. Gumpalandarah yang sangatkecilterbentukdalam atrium kiri dan
bergerakmenujujantung dan masukkedalansirkulasiserebral.
Pompamekanikjantungbuatanmemilikipermukaan yang lebihkasardibandingkanototjantung
yang normal dan dapat juga menyebabkanpeningkatanrisikoterjadinyapenggumpalan.
Endokarditis yang disebabkan oleh bakterimaupu. yang non
bakteridapatmenjadisumberterjadinya emboli. Sumber-sumberpenyebab emboli
lainnyaadalagtumor, lemak, bakteri dan udara. Emboli biasaterhadi pada
seluruhbagianpembuluhdarahserebral. Kejadianembolu pada
serebralmeningkatbersamaandenganmeningkatnyausia.
 Pendarahan (Hemoragik)
Pendarahanintraserebral paling banyakdisebabkan oleh adanyarupturarteriosklerotik dan
hipertensipembuluhdarah, yang bisamenyebabkanperdarahankedalamjaringanotak.
Perdarahanintraserebral paling seringterjadiakibatdaripenyakithipertensi dan
umumnyaterjadisetelahusia 50tahun. Akibat lain dariperdarahanadalahaneurisma.
Aneurismaadalahpembengkakan pada pembuluhdarah.
Walaupunaneurismaserebralbiasanyakecil (diameternya 2-6mm),
halinihisamenyebabkanruptur. Diperkirakansekitar 6% dariseluruh stroke disebabkan oleh
rupturaneurisma.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahansering kali
menyebabkanspasmepembuluhdarahserebral dan iskemik pada serebralkarenadarah yang
berada di luarpembuluhdarahmembuatiritasioadapjaringan. Stroke
hemoragikbiasanyamenyebabkanterjadinyakehilanganfungsi yang banyak dan
penyembuhannya paling lambatdibandingkandengantipe stroke yang lain.
Keseluruhanangkakematiankarena stroke hemoragikberkisarantara 25% sampai 60%. Jumlah
volume perdarahanmerupakansatu-satunyaprediktor yang paling
pentinguntukmelihatkondisiklien. Oleh sebabitu, tidakmengherankanbahwaperdarahan pada
otakpenyebab paling fatal darisemuajenis stroke.
 Penyebab lain

Spasmearteriserebral yang disebabkan oleh infeksi, menurunkanalirandarahkearahotak


yang disuplai oleh pembulugdarah yang menyempit. Spasme yang
berdurasipendektidakselamanyamenyebabkankerusakanotoak yang permanen.

Kondisi hiperkoagulasi adalahkondisiterjadipenggumpalab yang berlebihan pada


pembuluhdarah yang bisaterjadi pada ksondisikekurangan protein C dan protein S,
serragangguanalirangumpalandarah yang dapatmenyebabkabterjadinya stroke trombosis dan
stroke iskemik. Tekanan pada pembuluhdarahserebralbisadisebabkan oleh tumor,
gumpalandarah yang besar, pembengkakan pada jaringanotak, perlukaan pada otak,
ataugangguanlain. Namun, penyebab-penyebabtersebutjarangterjadi pada kerjadian stroke.

 Fakto Risiko Stroke


Faktorrisiko yang tidakdapatdimodifikasi :
a) Usia
Stroke dapatterjadi pada semua orang dan pada semuausia, termasukanak-anak.
Kejadianpenderita stroke iskemikbiasanyaberusialanjut (60 tahunkeatas) dan resiko stroke
meningkatseiringbertambahnyausiadikarenakanmengalaminyadegeneratif organ-organ
dalamtubuh (Nurarif et all, 2013).
b) Jeniskelamin
Priamemilikikecenderunganlebihbesaruntukterkena stroke pada
usiadewasaawaldibandingkandenganwanitadenganperbandingan 2:1. Insiden stroke
lebihtinggiterjadi pada laki-lakidaripadaperempuandengan rata-rata 25%-30% Walaupun para
prialebihrawandaripadawanita pada usia yang lebihmuda, tetapi para
wanitaakanmenyusulsetelahusiamerekamencapai menopause. Hal ini, hormonmerupakan yang
berperandapatmelindungiwanitasampaimerekamelewati masa melahirkananak (Burhanuddin,
Wahidudin, Jumriani, 2012).
Stroke diketahui lebih banyak diderita laki-laki dibanding perempuan. Kecuali umur 35-
44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih banyak diderita perempuan. Hal ini diperkirakan karena
pemakaian obat kontrasepsi oral dan usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi
dibanding laki-laki. Perempuan indonesia mempunyai usia harapan hidup tiga sampai empat
tahun lebih tinggi dari usia harapan hidup laki-laki.
c) Genetik (herediter)
Adanya riwayat stroke pada orang tua, meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke. Hal
ini diperkiraan melalui beberapa mekanisme antara lain ; 1) faktor genetik 2) faktor
kultur/lingkungan dan life style 3) interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. (AHA/ASA,
2006, Primary prevention of ischemic stroke)
Namun, sampaisaatinibelumdiketahuisecarapasti gen mana yang berperandalamterjadinya
stroke.
d) Ras dan etnis
Penduduk Afrika-Amerika dan Hispanic-Amerika berportensi stroke lebih tinggi dibanding
Eropa-Amerika. Pada penelitiian penyakit aterosklerosis terlihat bahwa penduduk kulit hitam
mendapatkan stroke 38% lebih tinggi dibandingkan kulit putih (AHA/SHA 2006, Primary
prevention of ischemic stroke)

Faktorrisiko yang dapatdimodifikasi :

a) Hipertensi
Hipertensimengakibatkanpecahnyapembuluhdarahotaksehinggatimbulperdarahanotak.
Hipertensidapatmempengaruhihampirseluruh organ tubuh, terutamaotak, jantung, ginjal, mata,
dan pembuluhdarahperifer. Kemungkinanterjadinyakomplikasitergantungkepadaseberapa 16
besartekanandarahitu, seberapa lama dibiarkan, seberapabesarkenaikandarikondisisebelumnya,
dan kehadiranfaktorrisikolain.
Insiden stroke dapatbertambahdenganmeningkatnyatekanandarah dan
berkurangbilatekanandarahdapatdipertahankan di bawah 140/90 mmHg, baik pada stroke
iskemik, perdarahanintrakranial, maupunperdarahansubaraknoid.
Pengendalian tekanan darah dapat mengurangi 38% insiden stroke (Black & Hawks, 2005).
b) Hiperkolestrolemia

Secaraalamiahtubuhkitalewatfungsihatimembentukkolesterolsekitar 1000 mg
setiapharidari lemak jenuh. Selainitu,
tubuhbanyakdipenuhikolesteroljikamengkonsumsimakananberbasishewani, kolesterolinilah
yang menempel pada permukaandindingpembuluhdarah yang semakinharisemakinmenebal dan
dapatmenyebabkanpenyempitandindingpembuluhdarah yang disebutaterosklerosis. Bila di
daerahpembuluhdarahmenujukeototjantungterhalangkarenapenumpukankolesterolmakaakanterj
adiseranganjantung. Sementarabila yang 17 tersumbatadalahpembuluhdarah pada
bagianotakmakaseringdisebut stroke.

Kolestrolmerupakanzat di dalamalirandarah di mana


semakintinggikolestrolsemakinbesarkolestroltertimbun pada dindingpembuluhdarah. Hal
inimenyebabkansaluranpembuluhdarahmenjadilebihsempitsehinggamengganggusuplaidarahke
otak. Hiperkolestrolakanmeningkatkanya LDL (lemak jahat) yang
akanmengakibatkanterbentuknyaarterosklerosis yang
kemudiandiikutidenganpenurunanelastisitaspembuluhdarah yang akanmenghambatalirandarah.

c) Diabetes Mellitus (DM)


Diabetes melitusmempercepatterjadinyaarteriskelorosisbaik pada
pembuluhdarahkecilmaupunpembuluhdarahbesarataupembuluhdarahotak dan jantung. Kadar
glukosadarah yang tinggiakanmenghambatalirandarahdikarenakan pada
kadarguladarahtinggiterjadinyapengentalandarahsehinggamenghamabatalirandarahkeotak.
Hiperglikemiadapatmenurunkansintesisprostasiklin yang berfungsimelebarkansaluranarteri,
meningkatkanyapembentukantrombosis dan menyebabkanglikolisis protein pada dindingarteri.
Diabetes melitus juga dapatmenimbulkanperubahan pada sistemvaskular (pembuluhdarah
dan jantung), diabetes melitusmempercepatterjadinyaarteriosklerosis yang lebihberat,
lebihtersebarsehinggarisikopenderita stroke meninggallebihbesar. Pasien yang memilikiriwayat
diabetes melitus dan menderita stroke mungkindiakibatkankarenariwayat 18 diabetes
melitusditurunkansecaragenetikdarikeluarga dan diperparahdenganpolahidup yang
kurangsehatsepertibanyakmengkonsumsimakanan yang manis dan makanansiapsaji yang
tidakdiimbangidenganberolahragateraturataucenderung malas bergerak.
d) Obesitas
Obesitasmerupakanfaktorpredisposisipenyakitkardiovaskuler dan stroke
.Jikaseseorangmemilikiberat badan yang berlebihan,
makajantungbekerjalebihkerasuntukmemompadarahkeseluruhtubuh,
sehinggadapatmeningkatkantekanandaraH. Obesitasdapat juga mempercepatterjadinya proses
aterosklerosis pada remaja dan dewasamuda
Olehkarenaitu, penurunanberat badan dapatmengurangirisikoterserang stroke.
Penurunanberat badan menjadiberat badan yang normal merupakancerminandariaktivitasfisik
dan polamakan yang baik.
e) Merokok
Merokok merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara berkembang (termasuk
Indonesia). Rokok mengandung lebih 4000 jenis bahan kimia yang diantaranya bersifat
karsinogensik atau memengaruhi sistem vaskular. Penelitian menunjukkan bahwa merokok
merupakan faktor risiko terjadinya stroke, terutam dalam kombinasi dengan faktor risiko lain
misalnya pada kombinasi merokok dan pemakaian obat kontrasepsi oral. Hal ini juga
ditujukkan pada perokok pasif. Merokok meningkatkan terjadinya trombos, karena terjadinya
aterosklerosis (AHA/ASA, 2006, Primary prevention of ischemic stroke)
Merokokadalahpenyebabnyatakejadian stroke yang lebihbanyakterjadi pada
usiadewasaawaldibandingkanlebihtua. Risiko stroke akanmenurunsetelahberhentimerokok dan
terlihatjelasdalamperiode 2-4
tahunsetelahberhentimerokok.Perludiketahuibahwamerokokmemicuproduksi fibrinogen
(faktorpenggumpaldarah) lebihbanyaksehinggamerangsangtimbulnyaaterosklerosis.
Arterisklerosisdapatmenyebabkanpembuluhdarahmenyempit dan alirandarah yang
lambatkarenaterjadiviskositas (kekentalan).
Sehinggadapatmenimbulkantekananpembuluhdarahataupembekuaandarah pada
bagiandimanaaliranmelambat dan menyempit. Merokokmeningkatkan juga oksidasi lemak
yang berperan pada perkembanganarteriskelorosis dan menurunkanjumlah HDL (kolestrolbaik)
ataumenurunkankemampuan HDL dalammenyingkirkankolesterol LDL yang berlebihan.
 Komplikasi Stroke
 Perdarahan
Setelah pemberianrt-PA (pemecahgumpalandarah), klienberpotensimengalamiperdarahan
intracranial dan perdarahansistemik. Penyebarangumpalandariperdarahan intracranial bias
merusakjaringanotak. Tekanandarigumpalantersebut juga mengganggualirandarah dan
menyebabkaniskemiatambahan. Peningkatantekanan intracranial (TIK)
terjadikarenagumpalandarahmemenuhiruang dan sekelilingjaringanedemaiskemia,
sertadapatmengarahkepadakondisiisi intracranial berpindahmelewatigaristengah,
kemungkinanterjadi hernia pada batangotak, dan kematian.
 EdemaSerebral
Peningkatan TIK adalahkomplikasipotensialdari stroke iskemik yang luas. Peningkatan TIK
juga merupakankomplikasipotensialuntukperdarahanintraserebral,
baikmerupakankondisiutamamaupunsekunderdariterapitrombolisis.

 Stroke Berulang
Kejadian stroke berulangdalamempatminggupertamasetelah stroke
iskemikakutberkisarantara 0,6% - 2,2% per minggu. Resiko anti koagulasitermasukperdarahan
intracranial, perdarahansistemik, dan kematian. Resikojangkapanjangdari stroke
berulangadalah 4% - 14% per tahun.

 Aspirasi
Kliendengan stroke akanberesikomengalamiaspirasi pneumonia yang
merupakanpenyebablangsungkematian pada 6% klien. Aspirasi paling seringterjadi pada
periodeawal dan dihubungkandenganhilangnyasensasifaringeal, hilangnya control motoric
orifaringeal, dan penurunankesadaran.

PotensialKomplikasiLainnya :

Komplikasi lain dari stroke bergantung pada lokasiataujaringan yang terkena (infark). Jika
batangotak yang terkena, tekanandarahmenjadifluktuasi,
polanapasterganggu,dandisritmiajantungdapatterjadi.Cederafisikiniterjadiberhubungandengank
etidakmampuanklienuntukmenyadariketerbatasannya. Komplikasidariimobilitas juga
bisaterjadi.

Komabisaterjadikarenasuplaidarahkebatangotakataukesistemformasioretikularis
yangmengontrolkesadaran, mungkinsecaralangsungtersumbat.Demikian pula pada
strukturbagiandalamdari thalamus yang menerima dan
menyampaikaninformasikekorteksserebralbisaterlibatdalamkondisiini. Sumbatan vascular
dariarterikarotis internal atau pada salah satucabangutamanyabisa juga
menurunkantingkatkesadaran.
Ketika stroke yang terjadiadalah fatal, kematianmungkinterjadiantara 3 jam – 12 jam,
tapilebihseringterjadiantara 1 – 14 harisetelah episode yang pertama. Secarakhusus,
dengansemuajenistipe stroke yang fatal, peningkatansuhutubuh, denyutjantung, dan rata-rata
pernapasanterjadibersamaandengankomadalambeberapaatauharisebelumkematian.
Manifestasiiniterjadiakibatdarikerusakan pada vasomotor dan pusatpengaturanpanas.

2. Hipertensi

 Pengertian Hipertensi
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahsistoliklebihdari 140 mmHg dan
tekanandarahdiastoliklebihdari 90 mmHg pada dua kali pengukurandenganselangwaktu lima
menitdalamkeadaancukupistirahat/tenang (kemenkes RI,2013).
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahdariarteri yang bersifatsistemik alias
berlangsungterus-menerusuntukjangkawaktu lama. Hipertensitidakterjaditiba-tiba,
melaikanmelalui proses yang cukup lama. Tekanandarahtinggi yang
tidakterkontroluntukpriodetertentuakanmenyebabkantekanandarahtinggipermanen yang
disebuthipertensi (lingga,2012).

 Etiologi Hipertensi
1) Primer/Esensial/Idiopatik
Adalahhipertensi yang tidakdiketahuipenyebabnya. Dan terdapatsekitar 95% kasus yang
menyebabkanhipertensi pada masyarakat di dunia. Walaubelumdiketahuipenyebabnya,
banyakfaktor yang mempengaruhinya, seperti :
a) Peningkatankonsumsi garam
Konsumsi natrium dalamjumlah yang banyakdipercayadapatmenggangguregulasi
natrium alamitubuh. Peningkatan natrium dapatberakibat pada peningkatan volume
cairankarena natrium mengikat air. Volume cairan yang berlebihan juga
dapatmembuatbebanjantungmeningkat dan akhirnya yang
akanmembuattekanandarahmeningkat.
b) Stress
Pada individu yang stress akanmelepaskansejumlahhormon yang dikeluarkan oleh
medula adrenal, sepertikortikosteroid, epineprin dan norepineprin yang
akanberakibatlangsung pada penyempitanpembuluhdarah. Semakinsempit diameter
pembuluhdarahakansemakinbesarresistenperiperalnya, makatekanandarah pun
akanmeningkat.
c) Obesitas
Semakinbesartubuhseseorang,
bebanjantunguntukmemompadarahkeseluruhtubuhakanmeningkat,
akibatnyatekanandarahakanmeningkat.
Pada usia + 50 tahun dan
dewasalanjutasupankalorimengimbangipenurunankebutuhanenergikarenakurangnyaaktivi
tas. Itusebabnyaberat badan meningkat. Obesitasdapatmemperburukkondisilansia.
Kelompoklansiadapatmemicutimbulnyaberbagaipenyakitsepertiartritis, jantung dan
pembuluhdarah, hipertensi. Indeks masa tubuh (IMT)
berkorelasilangsungdengantekanandarah, terutamatekanandarahsistolik.
Risikorelatifuntukmenderitahipertensi pada orang obes 5 kali
lebihtinggidibandingkandenganseorang yang beratbadannya normal. Pada
penderitahipertensiditemukansekitar 20-30% memilikiberat badan lebih.
d) Hiperkolestrol
Kolestrol yang berlebihanakanmengakibatkantumbuhnyaplak pada pembuluhdarah dan
menyebabkanaterosklerosis. Akibatnya, tekanandarahharustinggi agar
darahsampaikeseluruhtubuh.
e) Merokok
Nikotinberakibatlangsunguntukmelepaskanhormonketikolamin, hormoninilah yang
akanmembuatpembuluhdarahkontriksi dan tekanandarahharusikuttinggi pula.
f) Kurang Olahraga
Olahragabanyakdihubungkandenganpengelolaanpenyakittidakmenular,
karenaolahragaisotonik dan teraturdapatmenurunkantahananperifer yang
akanmenurunkantekanandarah (untukhipertensi) dan
melatihototjantungsehinggamenjaditerbiasaapabilajantungharusmelakukanpekerjaan
yang
lebihberatkarenaadanyakondisitertentuKurangnyaaktivitasfisikmenaikanrisikotekanandar
ahtinggikarenabertambahnyarisikountukmenjadigemuk. Orang-orang yang
tidakaktifcenderungmempunyaidetakjantunglebihcepat dan
ototjantungmerekaharusbekerjalebihkeras pada setiapkontraksi, semakinkeras dan
seringjantungharusmemompasemakinbesar pula kekuaan yang mendesakarteri.

g.) MinumAlkohol
Banyak penelitianmembuktikanbahwaalkoholdapatmerusakjantung dan organ-organ lain,
termasukpembuluhdarah. Kebiasaanminumalkoholberlebihantermasuk salah
satufaktorresikohipertensi.
h.) Minum Kopi
Faktorkebiasaanminum kopi didapatkandarisatucangkir kopi mengandung 75 – 200 mg
kafein, di mana dalamsatucangkirtersebutberpotensimeningkatkantekanandarah 5 -10
mmHg.

2) Sekunder
Terjadi pada 5% kasushipertensi yang ada di dunia. Pada
hipertensisekunderdiketahuipenyebabpastinya, sepertipenggunaanesterogenataupenyakit
pada ginjal. Banyak penilitimengungkapkanbahwapenyababpastinyaberasaldariginjal yang
mengalamimasalah. Karena ginjalberfungsimeregulasi natrium dan cairan yang
akanberakibat pada tekanandarah. SepertipenyakitRenovascular Hypertention,
penyakitginjaliniadakarenaterjadipenyempitanarteri di ginjal,
akibatnyaginjalmengintrepetasikanbahwatubuhkekurangancairan dan menahancairan yang
dikeluarkanseminimalmungkin. Akibatnya, volume cairanmeningkat dan kardiak output
akanikutmeningkat, bebanjantungmeningkat, tekanandarah pun akanmeningkat.
Selainituterdapatpenyakit lain sepertipolysystic kidney disease, glomerular disease, cushing
syndrome, dll.

 FaktorResiko Hipertensi
a. Faktorresiko yang tidakdapatdiatasi
1) Riwayat keluarga
Hipertensidianggappoligenik dan multifaktorialyaitu pada
seseorangdenganriwayathipertensikeluarga,beberapa gen mungkinberinteraksidengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapatmenyebabkantekanandarah naik
dariwaktukewaktu.Kecenderungangenetis yang
membuatkeluargatertentulebihrentanterhadaphipertensimungkinberhubungandenganpening
katankadaar natrium intraseluler dan penurunanrasiokalsium-
natrium,yanglebihseringditemukan pada orang berkulithitam.Kliendengan orang tua yang
memilikihipertensiberada pada resikohipertensi yang lebihtinggi pada usiamuda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanyamunculantarausia 30-50
tahun.peristiwahipertensimeningkatdengan usia;50-60% klien yang berumurlebihdari 60
tahunmemilikitekanandarahlebihdari 140/90
mmHg.Penelitianepidimiologibagaimanapunjuga,telahmenunjukka prognosis yang
lebihburuk pada klien yang hipertensinyamulai pada
usiamuda.Hipertensisistolikterisolasiumumnyaterjasi pada orang yang berusialebihdari 50
tahun,denganhampir 24% dari orang yang terkena pada usia 80 tahun.Diantaran orang
dewasa,pembacaan TDS lebihbaikdaripada TDD k arena merupakanprediktor yang
lebihbaikuntukkemungkinankejadiandimasadepansepertipenyakitjantungkoroner,stroke,gaga
ljantung,danpenyakitginjal.
3) Jeniskelamin
Pada keseluruhaninsiden,hipertensilebihbanyakterjadi pada
priadibandingkanwanitasampaikira-kirausia 55 tahun.Resiko pada pria dan
wanitahampirsamaantara 55 sampai 74 tahun.Setelahusia 74
tahun,wanitaberesikolebihbesar.
4) Etnis
Statikmortalitasmengindikasikanbahwaangkakematian pada
wanitaberkulitputihdewasadenganhipertensilebihrendah pada angka 4,7% priaberkulitputih
pada tingkatterendahberikutnyayaitu 6,3% dan priaberkulithitam pada
tingkatterendahberikutnya denga 22,5 %.Alasanpeningkatanprevelensihipertensidiantara
orang berkulithitamtidaklahjelas,akantetapipeningkatannyadikaitkandengankadar renin yang
lebihrendah,sensitivitas yang
lebihbesarterhadapvasopresin,tingginyaasupangaram,dantingginya stress lingkungan.
b. Faktorresiko yang dapatdiubah
1) Diabetes
Hipertensitelahterbuktiterjadilebihdaridua kali lipat pada kliendengan diabetes
menurutbeberapastudipenelitianterkini.Diabetesmempercepataterosklerosis dan
menyebabkanhipertensikarenakerusakan pada
pembuluhdarahbesar.Olehkarenaitu,hipertensiakanmenjadi diagnosis yang lazim pada
diabetes meskipundiabetesnyaterkontroldenganbaik.Ketikaseorangpasien diabetes
didiagnosishipertensimakakeputusanpengobatan dan perawatantindaklanjutharusbenar-benar
individual dan agresif.
2) Stress
Stress
meningkatkanresistensivaskularperifercurahjantungsertamenstimulasiaktivitassistemsarafsi
mpatis.Dariwakukewaktuhipertensidapatberkembang. Stressor bisabanyakhal,
mulaidarisuara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnyasuplaioksigen, panas, dingin,
trauma, pengerahantenagaberkepanjangan, respon pada peristiwakehidupan, obesitas,
usiatua, obat-obatan, penyakit, pembedahan dan
pengobatanmedisdapatmenjadipemicurespon stress. Ransanganberbahayainidianggap oleh
seseorangsebagaancamanataudapatmenyebabkanbahayakemudiansebuahresponpsikopatolog
is”melawaanataulari” diprakasai di dalamtubuh. Jika respon stress
menjadiberlebihanatauberkepanjangan, disfungsi organ sasaranataupenyakitakandihasilkan.
3) Obesitas

Obesitas,terutama pada tubuhbagianatasdenganmeningkatyajumlah lemak


sekitardiafragma, pinggang, dan perut ,dihubungkandenganpengembanganhipertensi. Orang
dengankelebihanberat badan teteapimemilikikelebihan paling banyakdipantat, pinggul dan
pahaberada pada
resikojauhlebihsedikituntukpengembanganhipertensisekuderdaripadapeningkatanberat
badan saja. Kombinasiobesitasdenganfaktor-faktor lain
dapatditandaidengansindrommetabolis yang juga meningkatkanresikohipertensi.
4) Nutrisi
Konsumsinutrisibissamenjadifaktorpentingdalamperkembanganhipertensiesensial
.Paling tidak 40% dariklien yang akhirnyaterkenahipertensiakansensitifterhadap garam dan
kelebihan dan kelbihan garam mungkinmenjadipenyebabpencetushipertensi pada
individuini.Diettinggi garam mungkinmenyebabkanpelepasanhormonnatriuretik yang
berlebihan,yangmungkinsecaratidaklangsungmeningkatkantekanandarah.muatan natrium
juga menstimulasimekanisme vasopressor didalamsistemsaarafpusat.

 Komplikasi Hipertensi

Pasiendenganhipertensidapatmeninggaldengancepat;
penyebabterserangkematianadalahpenyakitjantung, sedangkan stroke dan
gagalginjalseringditemukan, dan sebagiankecil pada pasiendenganretinopati. Pada
hipertensiberatyaituapabilatekanandarah diastolic samaataulebihbesardari
130mmHg,ataukenaikantekanandarah yang terjadisecaramendadak, alat-alattubuh yang
seringterseranghipertensiantara lain:
- Mata :Berupaperdarahan retina, gangguanpenglihatansampaidengankebutaann.
- Ginjal :Berupagagalginjal
- Jantung :Berupapayahjantung, jantungkoroner.
- Otak :Berupapendarahanakibatpecahnyamikroanerisma yang
dapatmenggakibatkankematian, iskemia dan proses emboli

3. Lansia Jatuh

 Pengertian Lansia Jatuh


Lansiaadalahseseorang yang mencapaiberusia 55 tahun yang merupakankelompok
orang lansia yang mengalami proses penuan yang terjadisecarabertahap dan merupakan
proses alami yang tidakdapatdihandari (UU no.4 tahun 1945).
Lanjutusiaadalahseseorang yang berusia 60 tahunataulebih. Pada
usiainiadalahfasemenurunkankemampuanakanakal dan fisik, yang di
mulaidenganadanyaperubahanhidup. (kemenkes RI 2010).
Jatuhadalahkejadian yang tidakdisadari oleh seseorang yang terduduk di tempat yang
lebihrendahtanpadisebabkan oleh hilangnyakesadaran, stroke ataukekuatan yang berlebihan
(boedhi-Darmojo, 2011).
Jatuh pada lansiasebagaianbesardisebabkan oleh kondisilingkungan yang
tidakmenguntungkan. Sebaliknya, penurunan pada orang yang berusialebihdari 75
tahunbiasanyadikaitkandenganfaktorobat dan terkaitpenyakit (miller,2012).
Jatuhadalahkondisimedisserius yang mempengaruhikesehatanlansia. Jatuhmerupakan
salah satusindromgeriatri yang paling umum yang mengancamkemandirianlansia (kamel,
Abdulmajeed&ismail, 2013)

 Etiologi Lansia Jatuh


Penyebabjatuh pada lansiabiasanyamerupakangabunganbeberapafaktor, antara lain:
1) Kecelakaan
Merupakanpenyebabjatuh yang utama( 30 – 50% kasusjatuhlansia ),
Murnikecelakaanmisalnyaterpeleset, tersandung.Gabunganantaralingkungan yang
jelekdengankelainan-kelainanakibat proses menuamisalnyakarenamatakurangawas,
benda-benda yang ada di rumahtertabrak, lalujatuh, nyerikepala dan atau vertigo,
hipotensi orthostatic, hipovilemia/curahjantungrendah, disfungsiotonom,
penurunankembalinyadarah vena kejantung, terlalu lama berbaring, pengaruhobat-
obathipotensi, hipotensisesudahmakan.
2) Obat – obatan :Diuretik / antihipertensi, Antidepresentrisiklik, Sedativa, Antipsikotik,
Obat – obathipoglikemia, Alkohol
3) Proses penyakit yang spesifik
Penyakit – penyakitakutseperti :
a) Kardiovaskuler:Stenosis aorta, Sinkope sinus carotis, hipotensi orthostatic
b) Neurologi:TIA, Stroke, Serangankejang, Parkinson, Penyakitserebelum
4) Idiopatik (TakJelasSebabnya)
5) Sinkope :KehilanganKesadaransecaraTiba-Tiba
 Drop attack (Seranganroboh)
 Penurunandarahkeotaksecaratiba-tiba
Secarasingkatfaktorrisikojatuh pada lanjutusiadibagidalamduagolongan
a. Faktorinstrinsik
Faktorinstrinsikadalahvariabel-variabel yang
menentukanmengapaseseorangdapatjatuh pada waktutertentu dan orang lain dalamkondisi
yang samamungkintidakjatuh (Gardner, 2000). Faktorintrinsiktersebutantara lain
adalahgangguanmuskuloskeletalmisalnyamenyebabkangangguangayaberjalan,
kelemahanekstremitasbawah, kekakuansendi, sinkopeyaitukehilangankesadaransecaratiba-
tiba yang disebabkan oleh berkurangnyaalirandarahkeotakdengangejalalemah,
penglihatangelap, keringatdingin, pucat dan pusing.
b. Faktorekstrinsik
Faktorekstrinsikmerupakanfaktordariluar (lingkungansekitarnya)
diantaranyacahayaruangan yang kurangterang, lantai yang licin, tersandungbenda-
benda.Faktor-faktorekstrinsiktersebutantara lain lingkungan yang
tidakmendukungmeliputicahayaruangan yang kurangterang, lantai yang licin,
tempatberpegangan yang tidakkuat, tidakstabil, atautergeletak di bawah, tempattiduratau
WC yang rendahataujongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan.
(Darmojo, 2009).

 Komplikasi Lansia Jatuh

Jatuh pada lansiamenimbulkankomplikasi – komplikasiseperti :


a. sindromakecemasansetelahjatuh,
b. perlukaanbaikjaringanlunakataupatahtulang,
c. disabilitas (Penurunanmobilitas),
d. penurunan status fungsional /penurunankemandirian,
e. pasienmeninggal dunia.

2. ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
Seoranglansialaki-lakiberusia 78 tahun post stroke dan afasiasejak 2 tahun yang lalu.
Lansiatinggal di pantijompo. Hasil pengkajianperawatterhadapterhadap care giver
:lansiaseringmarah-marah dan melemparbenda-benda di sekitarnya.
Lansiakesaljukapetugastidakpahamapa yang diinginkanlansia. Care giver dan
petugaspantiseringberkomunikasidengan nada tinggi, cepat, berteriak dan menggunakankalimat
yang panjangdenganposisiberdiri di sampinglansia. Lansiamengalamikelumpuhan di
ekstremitaskiri, sehinggabanyakaktivitaslansiadibantu oleh care giver.
Makanandisajikandipotong-potongkecil, lansiamampumakanwalaupunagaklambat: mandi,
menggosokgigi dan berpakaiandibantu, biasanyalansiadidorongdengankursirodakekamar mandi,
care giver mengatakanlansiamemakai diapers
karenasudahtidakbisamerasakansensasiingiinberkemihatau BAB (Barthel Index : 5 : Katz Index :
1).

Care giver mengtakanlansiatidakmaumengikutisenamataupunkegiatan lain yang ada di


panti. Lansiamasihseringmerokokjikateman-temannyaada yang merokok, apabiladilarang,
lansiamelemparbarang yang ada di dekatnya. Lansiasejakmudasudahmerokok dan
seorangperokokberat. LansiaPernahjatuhdarikursiroda 3 bulan yang lalu,
saatberpindahdarikursirodaketempattidur. Lansiaterpelesetkarenalantailicin dan
lansiagemarmenggunakan sandal yang lebihbesardariukurankakinya dan sol yang tipis. Hasil
pemeriksaanTTV : TD 180/100 mmHg, N : 89 x/mnt, S : 36,7 C, RR : 13 x/mnt.

PENGKAJIAN

PENGKAJIAN INDIVIDU

KEPERAWATAN KESEHATAN LANSIA

Tanggalmasuk :11 Januari 2020

Nama Panti :Panti Sosial Karya Kasih

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : Tn. X
Umur : 78 Tahun
JenisKelamin : Laki – Laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan Terakhir : SMP
SumberInformasi : Klien dan Care Giver
Keluarga yang dapatdihubungi : Tidak Ada
Diagnosis medis (bilaada) : Post Stroke dan Afasia

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama

Klienseringmarah-marah dan melemparbenda-benda di sekitarnya,


klienkesaljikapetugastidakpahamapa yang diinginkanklien, dan klien sering berteriak
dengan nada tinggi pada pada petugas.klienmengalamikelumpuhan di extremitaskiri,
sehinggabanyakaktivitaslansiadibantu ,klienmampumakanwalaupunagaklambat,
klienmemakai diapers karenasudahtidakbisamerasakansensasiinginberkemihatau BAB.

2. Kronologikeluhan
a. Faktorpencetus : Lansia adalah perokok aktif sejak muda, dan bahkan
sekarang masih sering merokok dengan teman-temannya
b. Timbulnyakeluhan : ( )mendadak (√) bertahap
c. Lamanya : 9 bulan
d. Tindakan utamamengatasi : Tidak melakukan apapun

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


a. Lansia post stroke dan afasia sejak 2 tahun lalu
b. Lansia perokok aktif sejak muda
c. Lansia pernah jatuh dari kurs roda 3 bulan yang lalu, saat berpindah dari kursi roda
ke tempat tidur
d. Lansia pernah terpeleset karena lantai licin dan lansia gemar menggunakan sandal
yang lebih besar dari ukuran kakinya dan sol yang tipis

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tn. X mengatakan bahwa di keluarganya ada yang mengidap hipertensi atau darah tinggi
yaitu ibu nya

V. STATUS PEMERIKSAAN FISIK


A. KeadaanUmum
1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah (TD) : 180/100 mmHg
b. Nadi : 89x/menit
c. RR : 13x/menit
d. Suhu : 36,7 ̊C
e. Tinggi Badan : 169 cm
f. Berat Badan : 57 Kg
2. Kepala dan Rambut
Inspeksi : Bentukkepalabulat, distribusirambutmerata, warnarambuthitamkeputihan
Palpasi : Kepalatidakadabenjolan
3. Mata
Inspeksi : Simetris, skleraberwarnaputih, konjungtivatidakanemis
Palpasi : Tidakadanyeri, tidakadabenjolan
4. Hidung
Inspeksi : Bentuksimetris, buluhidungmerata
Palpasi : Tidakadanyeri,tidakadabenjolan
5. Telinga
Inspeksi : Simetris,Tampakbersih, pendengaranbaik,tidakadacairankeluar
Palpasi : Tidaknyeri, tidakadabenjolan
6. Mulut
Inspeksi : Mulut bersih , mukosa bibir terlihat kering, gigi tampak sedikit kuning dan
gigi banyak yang tanggal tersisa 8 buah
7. Leher
Inspeksi : nampaktidakadapembesaran pada kelenjartiroid
Palpasi : Tidakadapembesaran pada kelenjartiroid
B. SistemPernafasan
Inspeksi : Tarik napas dada, pernapasan lambat , RR 13x/mnt , pegerakan dada simetris
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri, vokal premitus : normal ( paru kanan-kiri
seimbang getaranya
Perkusi : Batas paru ics 4-ics 6 , suara sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler, tidak ada suara tambahan
C. SistemKardiovaskuler
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada pembengkakkan
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
Perkusi :
Auskultasi :
D. SistemPencernaan
Inspeksi : Bentuk perut simetris,tidak ada pembengkakan, warna kulit perut sawo
matang,tidak ada inflamasi,tidak ada pengeluaran umbilikus,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada acites
Perkusi : adanya suara timpani
Auskultasi : Bising usus 10 x/menit
E. SistemPerkemihan
Inspeksi : urin berwarna kuning, tidak ada bau yang menyengat, ada inkontinensia urin
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada pelvis
F. SistemIntegumen
Inspeksi : ada lesi , tidak ada inflamasi, kulit sawo matang
Palpasi : tidak ada nyeri , turgor kulit tidak elastis
G. Ekstremitas
1. Ekstremitasatas
2222 | 4444
2. Ekstremitasbawah
2222 | 4444
VI. PENILAIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
A. Pola interaksidenganlingkungan
Kemampuanberinteraksisaatinikurangbaikkadangngobroldengantemansatukamarnya
,terkadangsukamarah-marahdengan caregiver dan klientidakpernahmengikutisenamatau
pun kegiatan lain yang dilaksanakan di pantisetiapharinya.
Kliensukamasihmerokokjikateman- temannyaada yang merokok.
B. Bahasa
Klien biasa menggunakan bahasa sunda atau bahasa indonesia.
C. Perhatiandengan orang lain/lawanbicara
Klien saat bicara terkadang melihat langsung mata lawan bicara, kadang juga tidak
menatap mata lawan bicaranya.
D. Keadaanemosi
Keadaan emosi klien kurang stabil, klien sering marah-marah pada caregiver bila apa
yang dinginkannya tidak di berikan, sering berbicara dengan nada yang tinggi, dan
melempar barang yang ada di dekatnya.
E. Persepsikliententangkondisinya
Klien mengatakan bahwa penyakitnya sulit sembuh karena dia merasa sudah tua , ini
adalah penyakit orang tua, dan karena dia sering marah- marah.
F. Konsepdiri
1. Gambaran diri
Ekstremitas kiri klien lumpuh.
2. Ideal diri
Klien bercita – cita dulu ingin menjadi pembalap , harapan klien saat ini dia ingin
sembuh dan bisa bergaul dengan teman –temannya dengan baik.
3. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tua dan tidak berguna lagi.
4. Peran diri
Lansia berperan sebagai kepala keluarga , sedangkan pada lingkungan anak dia
berperan sebagai kakak tertua.
5. Identitasdiri
Klienseoranglaki- laki, berusia 78 tahun, ditemukan di pinggirjalan oleh dinassosial
dan dibawakepantisosialkarya kasih.
G. Spiritual
Klienberagamaislam dan kadangmelakukansholat di panti.
Klienjarangmengikutikegiatankeagamaan yang dilakukan di panti..

PenilaianKemandirianLansia
INDEKSKATZ
 Format Pengkajian Katz Indeks dengan Skoring Huruf (A-G)

Nama : Tn. X Golongan Darah : B


Jenis Kelamin : L/P Umur : 78Th TB/BB : 169cm/ 57 kg
Agama : Islam............... Alamat :-
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT Tanggal : ..................
Suku : Sunda Perawat : Ns. B

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1. Mandi

Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
misalnya menggosok /membersihkan
sebagian tertentu dari anggota tubuhnya
(seperti punggung atau ekstremitas yang tidak
mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
Tergantung:
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh
atau tidak mampu keluar masuk bath up
sendiri, serta tidak mampu mandi sendiri.
2. Berpakaian

Mandiri :
Mengambil baju dari lemari atau laci,
memakai pakaian, melepas / mengancingi/
mengikat pakaian sendiri.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian.
3. Ke Toilet / Kamar Mandi

Mandiri :
masuk dan keluar kamar mandi sendiri,
membersihkan genetalianya sendiri, bila
harus menggunkan bed pan/pispot hanya
digunakan dimalam hari.
Tergantung :
Menerima bantuan saat masuk dan keluar
kamar mandi, menggunakan pispot/bed pan.
4. Berpindah

Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi/kursi roda sendiri.
Bila menggunakan alat bantu mekanis
diperbolehkan.
Tergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu atau
lebih perpindahan.
5. Kontinensia (BAK/BAB)

Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dapat dikontrol
sendiri.
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total ; penggunaan
kateter, pispot atau bedpan, pempers, enema.
6. Makan
Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri (tidak termasuk dalam
memotong atau mengiris daging, mengoles
roti atau mentega)
Tergantung :
Bantuan dalam mengambil makanan dari
piring dan menyuapininya , tidak makan sama
sekali ; makan parenteral (NGT)

Keterangan :
Beri tanda (√) pada poin (mandiri/tergantung) yang sesuai dengan kondisi klien.
Dari kemampuan melaksanakan 6 aktivitas diatas, kemudian diklasifikasikan menjadi
7 tahapan. Tahapan aktivitas diatas kemudian disebut dengan Indeks Katz secara
berurutan sebagai berikut :

Skor Interpretasi
A Kemandrian dalam hal mandi, berpakian, ke toilet/kamar
mandi,berpindah, kontinensia (BAB/BAK), makan
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar mandi dan satu fungsi tambahan
F Kemandiran dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar mandi, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan dalam ke enam aktivitas diatas
Lain-Lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D dan E

KESIMPULAN

Lansia ketergantungan pada ke 5 aktivitas kecuali makan, maka lansia masuk kategor
F.

 Pengkajian Katz Indeks dengan Skoring Angka (0-6)


Nama : Tn. X Golongan Darah : B
Jenis Kelamin : L/P Umur : 78Th TB/BB : 169cm/ 57 kg
Agama : Islam Alamat : Jl.Dewa
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT Tanggal : 14 mei 2020
Suku : Sunda Perawat : Ns. B

Activities (Aktivitas) Independence (Mandiri) Dependence (Tergantung)


Poin ( 1 atau 0) (1 poin) ( 0 poin)
TIDAK memerlukan Memerlukan pengawasan,
pengawasan, bantuan atau bantuan atau arahan orang
arahan orang lain lain.
Mandi Mampu mandi secara penuh Mandi memerlukan bantuan
(Bathing) dengan mandiri atau mandi untuk lebih dari satu bagian
memerlukan bantuan di satu badannya atau tidak mampu
Poin = 0 bagian tubuh tertentu seperti masuk keluar bath up secara
punggung, area genital atau mandiri atau memerlukan
ekstremitas yang tidak mampu bantuan total dalam mandi
Berpakaian Mampu mengambil pakaian dari Membutuhkan bantuan
(Dressing) lemari dan laci dan mampu sebagian dalam berpakaian
memakai, mengancing, sendiri atau total
Poin = 0 reseleting dan mengikat pakian.
Mengikat tali sepatu dapat
dibantu.
Ke Kamar Mandi Mampu masuk dan keluar Memerlukan bantuan dalam
(Toileting) kamar mandi, naik dan turun, keluar masuk kamar mandi,
mengatur pakaian, membersihkan area genital
Poin = 0 membersihkan area genital atau menggunakan
tanpa bantuan bedpan/pispot

Berpindah Berpindah dari tempat tidur ke Memerlukan bantuan dalam


(Transferring) kursi ataupun sebaliknya tanpa berpindah dari tempat tidur
bantuan. ke kursi atau sebaliknya atau
Poin = 0 Menggunkan alat bantu mekanis memerlukan bantuan total
diperbolehkan atau dapat dalam berpindah
diterima
Kontinensia Mampu mengontrol diri Inkontinensia parsial atau
(BAK/BAB) sepenuhnya atas BAK dan BAB total dari usus atau kandung
(Continence) kemih

Poin = 0
Feeding Mampu mengambil makanan Memerlukan bantuan
(Makan) dari piring ke mulut (menyuapi) sebagian atau total dalam
tanpa bantuan. makan atau memerlukan
Poin = 1 Menyiapkan makanan dapat bantuan makan secara
dibantu atau disiapkan oleh parenteral (memakai NGT)
orang lain.
TOTAL POIN = 1 , 6 = High (Mandiri) 0 = Low(Sangat Tergantung/Bergantung)

Format Pengkajian Barthel Indeks


Nama : Tn. X Golongan Darah : B
Jenis Kelamin : L/P Umur : 78Th TB/BB : 169cm/ 57 kg
Agama : Islam Alamat : Jl.Dewa
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT Tanggal : 14 Mei 2020
Suku : Sunda Perawat : Ns. B

No. Aktivitas Penilaian Nilai


1. Makan 0 = tidak mampu 5
5 = memerlukan bantuan, seperti memotong
makanan, mengoleskan mentega atu memerlukan
diet khusus
10 = mandiri/tanpa bantuan
2. Mandi 0 = tergantung 0
5 = mandiri
3. Perawatan diri 0 = perlu bantuan untuk menata penampilan diri 0
5 = mampu secara mandiri
4. Berpakaian 0 = tergantung atau tidak mampu 5
5 = perlu dibantu tapi dapat melakukannya sebagian
10 = mandiri (mampu mengancingkan baju,
menutup reseleting, merapihkan dll)
5. Buang air besar 0 = inkontinensia atau tergantung pada enema 5
5 = kadang inkontinensia (sekali seminggu)
10 = normal
6. Buang air kecil 0 = inkontinensia atau dipasang kateter atau tidak 0
mampu mengontrol BAK secara mandiri
5 = kadang inkontinensia
10 = normal
7. Penggunaan kamar 0 = tergantung atau tidak mampu 5
mandi
5 = perlu dibantu tapi tidak tergantung penuh
10 = mandiri
8. Berpindah tempat / 0 = tidak mampu atau mengalami gangguan 5
transfer keseimbangan
(berpindah tempat 5 = memerlukan banyak bantuan (satu atau dua
dari tempat tidur ke orang) untuk bisa duduk
tempat duduk atau
10 = memerlukan sedikit bantuan (hanya diarahkan
sebaliknya)
secara verbal)
15 = mandiri
9. Mobilitas (berjalan 0 = tidak mampu berjalan 5
pada permukaan yang
5 = hanya bisa bergerak dengan kursi roda
rata)
10 = berjalan dengan bantuan orang lain
15 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10. Menaiki atau 0 = tidak mampu 0
menuruni tangga
5 = memerlukan bantuan
10 = mandiri
Keterangan :
0 – 20 : Ketergantungan Total
21 – 40 : Ketergantungan Berat
41 – 60 : Ketergantungan Sedang
61 – 90 : Ketergantungan Ringan
91 – 100 : Mandiri

Kesimpulan
Score yang di dapat sebesar 30 , sehinga masuk kategori ketergantungan berat.

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Care giver mengatakanklienmemakai 1. Klienmengalamikelumpuhan di
diapers extremitaskiri.
karenasudahtidakbisamerasakansensasii 2. Banyak aktivitaskliendibantu oleh care
nginberkemihatau BAB giver
2. Care giver 3. Makanandisajikandipotong-potongkecil,
mengatakanKlientidakmaumengikutisen Klienmampumakanwalaupunagaklambat
amataupunkegiatan lain yang ada di 4. Mandi, menggosokgigi dan
panti. berpakaindibantu.
3. Care giver mengatakankliensering kali 5. BiasanyaKliendidorongdengankursirodake
berbicaratidakjelas kamar mandi
4. Klienmengatakanmemilikiriwayathipert 6. Klien Riwayat post stroke dan afasiasejak
ensi 2 tahun yang lalu
5. Klienmengatakansejakmudasudahmerok 7. Lansiakesaljikapetugastidakpahamapa
ok dan seorangperokokberat yang diinginkanlansia
6. Kliengemarmenggunakan sandal yang 8. Lansiaseringmarah-marah dan
lebihbesardariukurankakinya dan sol melemparbenda-benda di sekitarnya.
yang tipis. 9. Care giver dan
petugaspantiseringberkomunikasidengan
nada tinggi, cepat, berteriak dan
menggunakankalimat yang
panjangdenganposisiberdiri di
sampinglansia.
10. Nilai Barthel Index : 5
11. Nilai Katz Index : 1
12. Klienpernahjatuhdarikursiroda 3 bulan
yang lalu,
saatberpindahdarikursirodaketempattidur.
13. Klienterpelesetkarenalantailicin
14. Klienseringmarah-marah dan
melemparbendadisekitarnya
15. Klienterlihatmasihseringmerokokjikaadate
mannya yang merokok
16. TTV:
TD : 180/100 mmHg
N : 89 x/mnt
S : 36
RR : 13 x/mnt
17. Kekuatanotot:
2222 4444
2222 4444

ANALISA DATA

Data Fokus Masalah


Data Subjektif:
1. Care giver mengatakanklienmemakai diapers HambatanMobilitasFisikb.d
karenasudahtidakbisamerasakansensasiinginberkemihat penurunan kekuatan otot
au BAB (Domain 4, Kode 00085)
2. Care giver
mengatakanKlientidakmaumengikutisenamataupunkegi
atan lain yang ada di panti.

Data Objektif:
a. Klienmengalamikelumpuhan di extremitaskiri.
b. Banyak aktivitasKliendibantu oleh care giver
c. Makanandisajikandipotong-potongkecil,
Klienmampumakanwalaupunagaklambat
d. Mandi, menggosokgigi dan berpakaindibantu.
e. BiasanyaKliendidorongdengankursirodakekamar mandi
f. Nilai Barthel Index : 5
g. Nilai Katz Index : 1
h. KekuatanOtot
2222 4444
2222 4444
Data Subjektif: Hambatankomunikasi verbal bd.
1. Care giver mengatakankliensering kali gangguansistemsarafpusat
berbicaratidakjelas (Domain 5. Kode 00051)
2. Klienmengatakanmemilikiriwayathipertensi

Data Objektif:
1. Klien Riwayat post stroke dan afasiasejak 2 tahun yang
lalu
2. Lansiakesaljikapetugastidakpahamapa yang
diinginkanlansia

3. Lansiaseringmarah-marah dan melemparbenda-benda


di sekitarnya.
4. Care giver dan
petugaspantiseringberkomunikasidengan nada tinggi,
cepat, berteriak dan menggunakankalimat yang
panjangdenganposisiberdiri di sampinglansia.
Data Subjektif:
1. Kliengemarmenggunakan sandal yang
lebihbesardariukurankakinya dan sol yang tipis.
Data Objektif:
1. Klienpernahjatuhdarikursiroda 3 bulan yang lalu,
saatberpindahdarikursirodaketempattidur. RisikoJatuhriwayatjatuh
2. Klienterpelesetkarenalantailicin dd.penggunaanalat bantu
3. Klienseringmarah-marah dan (kursiroda), usia>65 th
melemparbendadisekitarnya (Domain 11, Kode 00155)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. HambatanMobilitasFisikb.dpenurunankekuatanotot (Domain 4, Kode 00085)


2. Hambatankomunikasi verbal bd. gangguansistemsarafpusat (Domain 5. Kode 00051)
3. RisikoJatuh dd. riwayatjatuh, penggunaanalat bantu (kursiroda), usia>65 th (Domain 11,
Kode 00155)
RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa NOC NIC


1. HambatanMobilitasFis Tujuanumum : 1. Terapilatihan: ambulasi
ikb.d penurunan Setelah (Kode 0221)
kekuatan otot dilakukantindakankeperawatans  Terapkan/sediakanalat
(Domain 4, Kode elama 3x24 jam bantu (kursiroda,
00085) lansiadiharapkanmampumelaku tongkat) untukambulasi,
Ditandaidengan: kangerakanfisiksecaramandiri jikapasientidakstabil
Data Subjektif: dan terarah  Instruksikanpasien/caregi
1. Care giver ver
mengatakanklien TujuanKhusus : mengenaipemindahan
memakai diapers 1. Ambulasi :kursiroda dan teknikambulasi yang
karenasudahtidak (Kode 0200) aman
bisamerasakanse  Perpindahanke dan  Bantu pasienuntukberdiri
nsasiinginberke darikursirodadipertahan dan
mihatau BAB kan pada ambulasidenganjaraktert
2. Care giver sangatterganggu (1) dan entu dan
mengatakanKlie ditingkatkankecukupter dengansejumlahstafterten
ntidakmaumengi ganggu (3) tu
kutisenamataupu  Menjalankankursirodad 2. Pengaturanposisi
nkegiatan lain enganamandipertahanka :kursiroda (Kode 0846)
yang ada di n pada sangatterganggu  Pilihkursiroda yang
panti. (1) dan sesuaiuntukpasien
ditingkatkankesedikitter  Cek
Data Objektif:
ganggu (4) posisipasiendikursirodas
1. Klienmengalami
kelumpuhan di  Menjalankankursirodad aatpasien duduk pada

extremitaskiri alamjarakdekatdipertaha bantalan yang dipilih dan

2. Banyak nkan pada pakai alas kaki yang

aktivitasKliendib sangatterganggu (1) dan sesuai

antu oleh care ditingkatkankesedikitter  Instruksikanpasienmenge


giver ganggu (4) naibagaimanacaraberpin
3. Makanandisajika 2. Kemampuanberpindah dahdaritempattidurkekur
ndipotong- (Kode 0210) siroda, sesuaikebutuhan
potongkecil,  Berpindahdaritempattid 3. Bantuanperawatandiri
Klienmampumak urkekursidipertahankan (Kode 1800)
anwalaupunagakl pada sangatterganggu  Pertimbangkanusiapasien
ambat (1) dan ditingkatkan ketikameningkatkanaktiv
4. Mandi, pada cukupterganggu itasperawatandiri
menggosokgigi (3)  Monitor
dan  Berpindahdarikursiroda kemampuanmerawatdiris
berpakaindibantu ke toilet dipertahankan ecaramandiri
. pada sangatterganggu  Berikanbantuansampaipa
5. BiasanyaKliendi (1) dan sienmampumeakukanper
dorongdenganku ditingkatkankecukupter awatandirimandiri
rsirodakekamar ganggu (3)  Dorongkemandirianpasie
mandi  Berpindahdari toilet n, tapi bantu
6. Nilai Barthel kekursirodadipertahanka ketikapasientakmampum
Index : 5 n pada sangatterganggu elakukannya
7. Nilai Katz (1) dan 4. Terapiaktivitas (Kode 4310)
Index : 1 ditingkatkankecukupter  Bantu
8. KekuatanOtot ganggu (3) klienuntuktetapfokus
2222 4444 3. Partisipasidalamlatihan pada kekuatan,

2222 4444 (Kode 1633) deiabndingkandengankel


 Merencanakanlatihan emahan
yang  Bantu
tepatdengantenagakeseh denganaktivitassecarater
atansebelummemulailati atur (ambulasi,
handipertahankan pada berpindah,dankebersihan
tidakpernahmenunjukka diri)
n (1) dan ditingkatkan sesuaidengankebutuhan
pada kadang-
kadangmenunjukkan (3)
 Mengidentifikasihambat
andalam program
latihandipertahankan
pada
tidakpernahmenunjukka
n (1) dan
ditingkatkankekadang-
kadangmenunjukkan (3)
 Menggunakanstrategiun
tukmenghadapihambata
ndalamolahragadipertah
ankan pada
tidakpernahmenunjukka
n (1) dan
ditingkatkankeseringme
nunjukkan (4)
4. Toleransiterhadapaktivit
as (Kode 0005)
 Kemudahandalammelak
ukanaktivitashidupharia
n (ADL) dipertahankan
pada sangatterganggu
(1) dan
ditingkatkankecukupter
ganggu (3)
2. Hambatankomunikasi TujuanUmum : 1. Mendengaraktif (Kode 4920)
verbal bd. Setelah  Fokuspenuhkepadainterak
gangguansistemsarafp dilakukantindakankeperawatans si yang
usat(Domain 5. Kode elama 3x24 jam, terjalindenganmenekanper
00051) diharapkantidakadahambatan asaanmenghakimi, bias,
di tandaidengan : pada komunikasi verbal pasien asumsimaupunmenggunak
Data Subjektif: anpendapat personal
1. Care giver TujuanKhusus : sertadistraksi-
mengatakanklien 1.Komunikasi distraksilainnya.
sering kali :Mengekspresikan (Kode  Tunjukkankesadaran dan
berbicaratidakjel 0930) rasa sensitifterhadapemosi
as  Menggunakanbahasalisa yang ditunjukkanklien.
2. Klienmengataka n :vokaldipertahankan  Sadari tempo suara,
nmemilikiriwaya pada volume, kecepatan,
thipertensi sangattergangguditingka maupuntekanansuara.
tkankesedikitterganggu  Beresponsegerasehinggam
Data Objektif:
(1-4) enunjukkanpemahamanter
1. Klien Riwayat
 Kejelasanberbicaradiper hadappesan yang diterima
post stroke dan
tahankan pada (daripasien)
afasiasejak 2
sangattergangguditingka  Verifikasipemahamanmen
tahun yang lalu
tkan pada genaipesan-pesan yang
2. Lansiakesaljikap
sedikitterganggu (1-4) disampaikandenganmengg
etugastidakpaha
2.Komunikasi :Penerimaan unakanpertanyaanmaupun
mapa yang
(Kode 0204) memberikanumpanbalik.
diinginkanlansia
 Interpretasibahasalisandi 2. Peningkatankomunikasi :
3. Lansiaseringmar pertahankan pada Kurang bicara (Kode 4976)
ah-marah dan sangattergangguditingka  Monitor
melemparbenda- tkan pada pasienterkaitdenganperasa
benda di sedikitterganggu (1-4) anfrustasi, kemarahan,
sekitarnya. 3.Status kenyamanan depresi, ataurespon-respon
4. Care giver dan :Sosiokultural (Kode 2012) lain
petugaspantiserin  Mampu disebabkankarenaadanyag
gberkomunikasid mengkomunikasikankeb angguankemampuanberbic
engan nada utuhandipertahankan ara.
tinggi, cepat, pada  Kenaliemosi dan
berteriak dan sangattergangguditingka peilakufisik (pasien)
menggunakankal tkan pada sebagaibentukkomunikasi
imat yang sedikitterganggu (1-4) (mereka).
panjangdenganp 4.Kepuasan klien  Sediakanmetodealternatifu
osisiberdiri di :Komunikasii (Kode 3002) ntukberkomunikasidengan
sampinglansia  Stafmenggunakankomu berbicara (misalnya,
nikasi yang menulis di meja,
tidakmenghakimidiperta menggunakankartu,
hankan pada kedipanmata,
tidakpuasditingkatkan papankomunikasidengang
pada sangatpuas (1-4) ambar dan huruf,
 Nilai-nilai personal tandadengantanganataupos
dipertimbangkandalamk tur, dan
omunikasidipertahankan menggunakankomputer).
pada  Sesuaikangayakomunikasi
tidakpuasditingkatkan untukmemenuhikebutuhan
pada sangatpuas (1-4) klien (misalnya, berdiri I
5.Keseimbangan depanpasiensaatberbicara,
alamperasaan (Kode 1204) mendengarkandenganpenu
 Menunjukkanalampersa hperhatian,
an yang menyampaikansatu ide
stabildipertahankan pada ataupemikiran pada
dipertahankan pada satuwaktu,
tidakpernahmenunjukka bicarapelanuntukmenghin
nditingkatkan pada dariberteriak,
seringmenunjukkan (1- gunakankomunikasitertuli
4) s,
ataubantuankeluargadalam
memahamipembicaraanpa
sien).
 Ulangiapa yang
disampaikanpasienuntukm
enjaminakurasi.
 Ungkapkanpertanyaandim
anapasiendapatmenjawabd
enganmenggunakanjawab
ansederhana ‘ya’ atau
‘tidak’,
waspadaakanpasiendengan
kondisiexpressive aphasia
yang
mungkinmemberikanrespo
notomatis yang tidaktepat.
3. Manajemenlingkungan
(Kode 6480)
 Individualisasikanrutinitas
sehari-
hariuntukmemenuhikebutu
hanpasien.
4. Menghadirkandiri (Kode
5340)
 Tunjukkanperilakumeneri
ma
 Bina rasa percaya dan
penghargaanpositif
 Dengarkanapa yang
menjadiperhatianpasien
3. RisikoJatuhriwayatjatu TujuanUmum : 1.Pencegahan jatuh(Kode 6490)
h dd.penggunaanalat Setelah  Identifikasiperilaku dan
bantu (kursiroda), dilakukantindakankeperawatan faktor yang
usia>65 th(Domain 3x24 jam diharapkanresikojatuh mempengaruhiresikojatuh
11, Kode 00155) pada klientidakterjadi  Identifikasikarakteristikdariln
ditandaidengan : gkungan yang
Data Subjektif: TujuanKhusus : mungkinmeningkatkanpotens
1. Kliengemarmeng 1. Pengetahuan: ijatuh
gunakan sandal Pencegahanjatuh(Kode  Letakanbenda – benda yang
yang 1828) mudahdijangkau oleh pasien
lebihbesardariuk  Penggunaanalat bantu  Gunakanteknik yang
urankakinya dan yang tepatuntukmemindahkanpasie
sol yang tipis. benardipertahankan ndari dan kekursiroda,
pada tempattidur, toilet, dll.
Data Objektif:
pengetahuansedang (3) 2.Manajemen Lingkungan:
1. Klienpernahjatuh
dan Keselamatan(Kode 6468)
darikursiroda 3
ditingkatkankepengetah  Identifikasihalhal yang
bulan yang lalu,
uansangatbanyak (5) membahayakan di
saatberpindahdar
 Penggunaan Alas kaki lingkungan
ikursirodaketemp
yang tepatdipertahankan  Modifikasilingkunganuntukm
attidur.
pada eminimalkanhal yang
2. Klienterpeleset
pengetahuansedang (3) berbahaya dan beresiko
karenalantailici
dan  Bantu
n
ditingkatkankepengetah pasiensaatmelakukanperpind
3. Klienseringmar
uansangatbanyak (5) ahankelingkungan yang
ah-marah dan
melemparbend  Latihan lebihaman.

adisekitarnya untukmengurangiresikoj 3.Bantuan perawatandiri(Kode


atuhdipertahankan pada 1800)
pengetahuansedang (3)  Monitor
dan kemampuanperawatandiris
ditingkatkankepengetah ecaramandiri
uansangatbanyak (5)  Bantu
pasienmenerimakebutuhan
2. Ambulasi: terakaitdengankondisiketer
kursiroda(Kode 0201) gantunganpasien.
 Perpindahanke dan  Dorongpasienuntukmelaku
darikursirodadipertahan kanaktivitas normal
kan pada sehari-
banyakterganggu (2) harisampaibataskemampua
dan npasien.
ditingkatkantidaktergan 4. Terapi Latihan:
ggu (5) Keseimbangan (Kode
 Menjalankankursirodad 0221)
enganamandipertahanka  Tentukan kemampuan
n pada sedikitterganggu pasien untuk berpartisipasi
(4) dan dalam kegiatan yang
ditingkatkanketidakterg membutuhkan
anggu (5) keseimbangan
 Kolaborasi dengan terapis
3. Perilakupencegahanjatuh fisik, okupasional dan
(Kode 1909) terapis rekreasi dalam
 Menempatkanpenghalan mengembangkan dan
guntukmencegahjatuhdi melaksanakan program
pertahankan pada latihan yang sesuai.
jarangmenunjukkan (2)  Berikan kesempatan untuk
dan mendiskusikan faktor-
ditingkatkanketseringme faktor yang mempengaruhi
nunjukkan (4) ketakutan akan jatuh.
 Menggunakanprosedurp  Sediakan lingkungan yang
emindahan yang aman untuk latihan.
amandipertahankan 5. Peningkatan latihan:
pada latihan kekuatan (Kode
jarangmenunjukkan (2) 0201)
dan  Lakukan skrining
ditingkatkankeseringme kesehatan sebelum
nunjukkan (4) memulai latihan untuk
 Menggunakanalat bantu mengidentifikasi ressiko
denganbenardipertahank dengan skala kesiapan
an pada kadang- latihan fisik terstandar.
kadangmenunjukkan (3)  Beri informasi mengenai
dan jenis latihan daya tahan
ditingkatkankeseringme otot yang bisa dilakukan
nunjukkan (4)  Modifikasi gerakan dan
metode dalam
mengaplikasikan resistensi
untuk pasien yang harus
tetap duduk di kurdi
maupun di tempat tidur.
 Instruksikan untuk
melakukan sesi latihan
pada kelompok otot
tertentu secara berselang-
seling setiap harinya untuk
memfasilitasi adaptasi otot
terhadap latihan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Lanjut Usia (Lansia) adalah kelompok pendu duk yang berusia 60 tahun keatas. Secara
biologis lanjut usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ (Roubenoff et al., 2000).
Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi sepanjang hidup
manusia, dimulai sejak awal kehidupan. Proses menua merupakan akibat dari kehilangan
yang bersifat berrtahap (gradual loss) yang terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi
pada lansia. Proses penuaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fungsi pada lansia
seperti masalah kesehatannya.
Stroke adalahsuatusindromklinis yang ditandaidenganhilangnyafungsiotaksecaraakut
dan dapatmenimbulkankematian (world health organization,2014). Angka kejadian stroke
didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di indonesia diperkirakan
setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000
orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan bisa menjadi cacat
berat. (Pudiastuti,2011).
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahsistoliklebihdari 140 mmHg dan
tekanandarahdiastoliklebihdari 90 mmHg pada dua kali pengukurandenganselangwaktu lima
menitdalamkeadaancukupistirahat/tenang (kemenkes RI,2013).

Salah satu permasalahan lansia adalah tingginya angka prevalensi kejadian jatuh.
Jatuhmerupakankegagalanmanusiauntukmempertahankankeseimbangan badan
untukberdiri.Kejadianjatuh pada lansiasemakinmeningkatapabilatidakditanganidenganserius
dan bahkanbisamenyebabkankematian. Frekuensijatuhusia 65 tahunsekitar 28-35% atau 2-4
kali setiaptahunnya dan meningkat di usia 70 tahunmencapai 32-42% jatuhsampai 5-7 kali.
Lansia yang tinggal di pantijompolebihseringjatuhdari pada lansia yang tinggal di rumah
yang mencapai 30-50% setiaptahunnya dan meningkat 40% yang mengalamijatuhberulang.
Insidenjatuh di Indonesia sendiriterdapat 43,47% untuklansia yang tinggal di panti,
kejadianinidalam 1 tahunterjadisampai 1-2 kali (Darmojo, 2015, p. 179) dan (Nugroho,
2015, pp. 41-42).

B. Saran
Masa tuaadalahsesuatu yang akan dan harusdihadapi oleh setiapmanusia,
untukmenjalani proses kehidupanmereka. Tidakadasatupun orang yang dapatmenghindarinya
dan berusaha agar tetapdapatterlihatawetmuda.Berbagai proses harusdilewati, namunbeberapa
orang ada yang dapatmelaluiprosesnyadenganbaik, namunada pula yang tidakcukuplancar.
Ditinjaudariberbagaiaspek dan sudutpandang, darisegifisik dan kejiwaan.
Mencegahlebihbaikdaripadamengobati. Istilahinisudahsangatlumrah di kalangankita. Oleh
karenaitu, untukmencegahterjadinya stroke, maka yang
haruskitaubahmulaisekarangadalahpolahidup dan polamakan yang sehat dan teratur. Jika
kitamembiasakanhidupsehat, makakitatidakakanmudahterserangpenyakit.
Maka, perawat yang melakukantindakanasuhankeperawatan pada
berbagaitingkatanusiaharus dan wajibtahubagaimanakonidisifisiologispasiennya. Termasuk
pada usialanjut. Semogamakalahinidapatmenjadi salah satureferensinya.
Baiksebagaiacuandalampembelajaran,
ataupunsebagaipedomandalamtindakanasuhankeperawatan pada klienusialanjut.
Selain itu untukmengendalikannya, Pemerintah jugamelaksanakan Program Indonesia
SehatdenganPendekatanKeluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat HidupSehat (Germas).
Harapannya,
seluruhkomponenbangsadengansadarmaumembudayakanperilakuhidupsehatdimulaidarikeluarg
a.Germasdilakukandenganmelakukanaktifitasfisik, menerapkanperilakuhidupsehat,
konsumsipangansehat dan bergizi, melakukanpencegahan dan deteksidinipenyakit,
meningkatkankualitaslingkunganmenjadilebihbaik, dan meningkatkanedukasihidupsehat.
Kementerian Kesehatan mengimbauseluruhmasyarakat agar
melakukandeteksidinihipertensisecarateratur. Selainitu juga
menerapkanpolahidupsehatdenganperilaku CERDIK (Cek kesehatansecaraberkala, Enyahkan
asap rokok, Rajinaktifitasfisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola
stres).
DAFTAR PUSTAKA

American Hearth Association/American Stroke Association (AHA ASA).2006. Primary Prevention


of Ischemic Stroke. http://stroke.ahajournals.org/cgi/content/full/37/6/1583#FIG1173987

American Hearth Association/American Stroke Association (AHA/ASA).2012. Hearth Disease


and stroke statistics.

Badan Pusat Statistik.2019.Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019. Jakarta : Badan Pusat Statistik

Darmojo, B. (2015). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Darmojo RB, Martono H. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi 4.Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gardner MM, Robertson MC, Campbell AJ. Exercise in preventing falls and falls related injuries in
older people: a review of randomised controlled trials. Br J Sport Med 2000;34:7-17.

Kementerian Kesehatan RI (2013) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI (2018) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta:
Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI (2018) Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehtan RI Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan.

Nably.R.A2012.Deteksi dini gejala dan pengobatan stroke. Yogyakarta : Aulia Publishing

Nugroho, W.2015.Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC


P2PTM Kemenkes RI.2019.Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number Kendalikan
Tekanan Darahmu dengan CERDIK”. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-hari-
hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik

Stroke Forum.2015. Epidemiology of stroke. http://www.strokeforum.com/stroke-


background/epidemiology.html

Yastroki.2009. Indonesia tempati urutan pertama didunia dalam jumlah terbanyak penderita
stroke. http://www/.yastroki.or.od/read.php?id=341

Anda mungkin juga menyukai