DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUKARAJA
Jl. Cibalanarik Km.1 Tlp (0265) 566034 Email :
uptpuskesmassukaraja@gmail.com
Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja 46183
I.PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja
tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan
ini warga masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari
masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan negara, karena masalah-masalah tersebut dapat
mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada
kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau gangguan di lingkungan
masyarakat.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah
terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular
yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa
daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan
sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas
sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial.
Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang,
dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan
pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial
ekonomi pada masyarakat. Di Indonesia, pengobatan dari perawatan penderita
kusta secara terintegrasi dengan unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, sudah
dilakukan sejak pelita I). Adapun sistem pengobatan yang dilakukan sampai awal
pelita III yakni tahun 1992, pengobatan dengan kombinasi (MDT) mulai digunakan di
Indonesia.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita
sendiri, tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara. Hal ini yang mendasari
konsep perilaku penerimaan periderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi
ini penderita masih banyak menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit
menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan
menyebabkan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa
putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kenyataan bahwa penyakit mempunyai kedudukan yang khusus diantara
penyakitpenyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena adanya leprophobia (rasa takut
yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia ini timbul karena pengertian
penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang ditimbulkan sangat
menakutkan.
Dari sudut pengalaman nilai budaya sehubungan dengan upaya
pengendalian leprophobia yang bermanifestasi sebagai rasa jijik dan takut pada
penderita kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat kecenderungan bahwa
masalah kusta telah beralih dari masalah kesehatan ke masalah sosial.
Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seluruh lapisan masyarakat
karena dipengaruhi oleh segi agama,sosial,budaya dan dihantui dengan
kepercayaan takhayul,fobia kustatidak hanya ada dikalangan masyarakat
jelata,tetapi tidak sedikit dokter,perawat,bidan yang belum mempunyai pendidikan
objektif terhadap penyakit kusta dan masih takut dengan kusta.
A. Latar Belakang
Penyakit Morbus Hansen/Kusta/Lepra adalah salah satu penyakit
menular yang sifatnya kronik dan dapat menimbulkan masalah yang sangat
kompleks.Masalah yang di maksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas
sampai masalah sosial,ekonomi,budaya,keamanan dan ketahanan nasional.
Kuman Kusta (Morbus Hansen) biasanya menyerang saraf tepi kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Penyebab penyakit Morbus Hansen ialah suatu kuman
yang disebut Mycobaterium leprae.
Sumber penularan penyakit ini adalah penderita kusta Multi Basiler(MB)
atau kusta basah.
Penyakit Morbus Hansen sampai saat ini masih di takuti
masyarakat,keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini di sebabkan
masih kurangnya pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan
cacat yang di timbulkannya
Dengan teratasinya penyakit Morbus Hansen ini seharusnya tidak lagi
menjadi masalah kesehatan masyarakat, tetapi sampai saat ini penyakit Morbus
Hansen masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan
oleh pihak yang terkait,karena mengingat kompleksnya penyakit ini,maka
diperlukan program penanggulangan secara terpadu dan menyeluruh dalam hal
pemberantasan,rehabilitasi medis,rehabilitasi sosial ekonomi dan
pemasyarakatandari bekas penderita Morbus Hansen.
Suatu pernyataan bahwa sebagian besar penderita Morbus Hansen
adalah dari golongan ekonomi lemah.Perkembangan penyakit pada diri penderita
apabila tidak ditangani secara cermat dapat menimbulkan cacat dan keadaan ini
menjadi halangan bagi penderita Morbus Hansen dalam kehidupan
bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi mereka,juga tidak
dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
(drh.Hiswani,2001)
Disahkan oleh,
Kepala Puskesmas Sukaraja